Laporan Praktikum Limnologi : Danau Aneuk Laot Maret 23, 2019
LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI
DANAU ANEUK LAOT
ANITA 1705904020013
PROGRAM STUDI SUMBER DAYA AKUATIK FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2019
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Limnologi. Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan laporan ini.Adanya saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makala selanjutnya sangat dihargai' kami mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................. DAFTAR GAMBAR.................................................................................... DAFTAR TABEL......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................
i ii iv v 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1.2 Tujuan...................................................................................................... 1.3 Manfaat...................................................................................................
1 2 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................
3
2.1 Ekosistem Danau...................................................................................... 3 2.2 Kualitas Air.............................................................................................. 3 2.3 Parameter Fisika....................................................................................... 4 2.3.1 Kecepatan Arus.................................................................................. 2.3.2 Suhu................................................................................................... 2.3.3 Kedalamn........................................................................................... 2.4 Parameter Kimia....................................................................................... 5 2.4.1 Oksigen Terlarut................................................................................. 2.4.2 pH....................................................................................................... BAB III : METODE PRAKTIKUM.............................................................
4 4 5 5 6
7
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................. 7 3.2 Alat dan Bahan....................................................................................... 7 3.2.1 Alat..................................................................................................... 7 3.2.2 Bahan................................................................................................. 9 3.3 Metode Praktikum................................................................................... 9 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................
10
4.1 Hasil......................................................................................................... 10 4.1.1 Jenis Danau........................................................................................ 4.1.2 Faktor Biotik......................................................................................
10 10
4.1.3 Faktor Abiotik.................................................................................... 4.1.4 Pemanfaatan....................................................................................... 4.2 Pembahasan.............................................................................................. 10 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 5.1 Kesimpulan............................................................................................... 5.2 Saran........................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
16 16 16
10 10
DAFTAR GAMBAR No
Teks
Halaman
1
Lokasi stasiun praktikum di Danau ANEUK LAOT
2
pH meter
3
DO meter
4
Thermometer
5
Secchi disk, meteran
6
Meteran dan pemberat
7
Lokasi Stasiun
Lampiran
8
Kegiatan di Sekitar stasiun
Lampiran
9
Pengukuran kedalaman air
Lampiran
10
Pengambilan sampel
DAFTAR TABEL no Teks Hal 1 Hasil pengukuran kedalaman, oksigen terlarut, suhu, kekeruhan, kedalaman, dan Ph
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Sistem perairan menutupi 70% bagian dari permukaan bumi yang dibagi dalam dua kategori utama, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Dari kedua sistem perairan tersebut air laut mempunyai bagian yang paling besar yaitu lebih dari 97%, sisanya adalah air tawar yang sangat penting artinya bagi manusia untuk aktivitas hidupnya (Barus, 1996). Ditinjau dari kedudukannya, ekosistem air tawar dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu air diam misalnya kolam, dana dan waduk serta air yang mengalir misalnya sungai. Air diam digolongkan sebagai perairan lentik sedangkan air yang mengalir deras disebut lotik (Barus, 2004). Menurut Brotowidjoyo et al., (1995), ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri seperti kadar garam rendah karena itu tekanan osmosis rendah, menyebabkan organisme yang hidup dalam air tawar itu berorgan tubuh yang dapat mengatur tekanan osmosis. Biasanya habitat air tawar itu mengering secara periodik dan berlangsung lama atau sering ada stagnasi
(bendung air, tingkat kekeruhan tinggi, fluktuasi, suhu dan konsentrasi gas yang larut dalam air tawar lebih besar dari air laut). Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai atau karena adanya mata air (Anonim, 2009://id.wikipedia.org/wiki/Danau). Menurut Jorgensen (1989) perairan danau merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang ada di permukaan bumi, Secara fisik, danau merupakan suatu tempat yang luas, mempunyai air yang tetap, jernih atau beragam dengan aliran tertentu, selanjutnya Wulandari (2006) mengatakan danau adalah badan air yang dikelilingi daratan dan dikelompokkan sebagai salah sata jenis lahan basah. Danau digolongkan ke dalam lahan basah alami bersama hutan mangrove, rawa gambut, rawa air tawar, padang lemon dan terumbu karang. Indonesia merupakan negara yang banyak terdapat danau yang tersebar diberbagai daerah salah satunya danau Ngade.Danau Ngade merupakan danau yang terletak di bagian selatan dari pusat Kota Ternate. yang mudah dijangkau (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tenate). Danau Ngade dimanfaatkan sebagai tempat budidaya ikan, kegiatan parawisata, dan media edukasi, oleh karena itu Danau Ngade merupakan tempat yang tepat untuk melakukan praktikum mata kuliah Limnologi. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu 1. Mahasiswa mampu menganalisis faktor biotik dan abiotik di lingkungan danau Aneuk Laot. 2. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran parameter kualitis air.
1.2
Manfaat Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui cara pengukuran parameter kualitas air.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Danau Danau adalah suatu badan air alami yang selalu tergenang sepanjang tahun dan mempunyai mutu air tertentu yang beragam dari satu danau ke danau yang lain serta mempunyai produktivitas biologi yang tinggi. (Satari 2001). Ekosistem danau termasuk habitat air tawar yang memiliki perairan tenang yang dicirikan oleh adanya arus yang sangat lambat sekitar 0,1-1 cm/detik atau tidak ada arus sama sekali. Oleh karena itu residence time (waktu tinggal) air bias berlangsung lebih lama. Pada dasarnya proses terjadinya danau dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : danau alami dan danau buatan (Odum 1994). Danau alami merupakan danau yang terbentuk sebagai akibat dari kegiatan alamiah, misalnya bencana alam, kegiatan vulkanik dan kegiatan tektonik. Sedangkan danau buatan adalah danau yang dibentuk dengan sengaja oleh kegiatan manusia dengan tujuan tertentu dengan cara membuat bendungan pada daerah dataran rendah.
2.2 Kualitas Air Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum (Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990). Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O2 terlarut, CO2 bebas, pH, konduktivitas, kecerahan, alkalinitas ), sedangkan yang kedua adalah pengukuran kualitas air dengan parameter biologi (plankton dan benthos) (Sihotang, 2006) 2.3 Parameter Fisika 2.3.1
Kecepatan Arus Arus adalah gerakan molekul air yang pada umumnya dengan arah horisontal dan vertikal yang menyebabkan terjadinya sirkulasi air, bisa berskala kecil tetapi bisa pula berukuran sangat besar. Menurut Barus (2001), arus air adalah faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting baik pada periran letik maupun pada perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat tusbulen yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan. Menurut Gross 1972, arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Metode paling sering digunakan dalam pengukuran kecepatan arus adalah metode Lagrangian. Metode lagrangian adalah suatu cara
mengukur aliran massa air dengan melepas benda apung atau drifter ke laut, kemudian mengikuti gerakan aliran massa air laut. 2.3.2
Suhu Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyerapan organisme. Proses kehidupan vital yang sering disebut proses metabolisme. Hanya berfungsi dalam kisaran suhu yang relatif sempit. Biasanya 00C-40C (Nybakken 1992 dalam sembiring, 2008) Menurut Handjojo dan Djoko Setianto (2005) dalam Irawan (2009), suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan metabolisme dan berkembang biak. Suhu merupakan faktor fisik yang sangat penting di air. Dalam Pengukuran suhu, alat yang digunakan adalah Thermometer. 2.3.3
Kedalaman Kedalaman merupakan parameter yang penting dalam memecahkan masalah teknik berbagai pesisir seperti erosi. Pertambahan stabilitas garis pantai, pelabuhan dan kontraksi, pelabuhan, evaluasi, penyimpanan pasang surut, pergerakan, pemeliharaan, rute navigasi (Roonawale et al, 2010) Batimetti (dari bahasa Yunani. Barus, berarti kedalam dan ukuran) adalah ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga dimensi lantai samudra atau danau. Sebuah peta gatimetri umumnya menampilkan relief pantai atau daratan dengan garisgaris kontor (Contor lines) yang disebut kontor kedalaman (depth contous atau subath) (Aridianto, 2010). Kedalaman berhubungan erat dengan kecerahan. Dalam mengukur kedalaman dapat menggunakan secchi disk atau memanipulasi dengan menggunakan tali dan pemberat. 2.4 Parameter Kimia 2.4.1
Oksigen Terlarut Oksigen Terlarut adalah Oksigen yang terlarut dalam air. Merupakan faktor penting bagi kehidupan mikro dan makro organisme akuatik. Karena diperlukan untuk proses pernafasan, oksigen dalam suatu perairan berasal dari difusi langsung dari udara. Hujan yang jatuh dalam air ataupun dari proses asimilasi tumbuh – tumbuhan berklorofil ( Odum,1971 dalam Arfiati, 1989 ). Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter penting dalam penentuan kualitas air. Oksigen terlarut akan langsung berpengaruh pada kemampuan organisme untuk bertahan di perairan tercemar. Pada perairan yang jenuh biasanya mengandung oksigen dalam rentang 8-15 mg / l. Tergantung pada salinitas dan tempertur bagi organisme – organisme akuatik biasanya membutuhkan dengan konsentrasi 5-8 mg/l untuk dapat hidup secara normal ( Naster,1991 dalam Wibowo, 2004). Dalam pengukuran oksigen terlarut, alat yang digunakan adalah DO Mete
2.4.2
pH
Nilai pH menunjukkan derajat keasaman atau kebebasan suatu perairan. Di dalam air pH di pengaruhi oleh kapasitas penyangga “ buffer” yaitu adanya garam-garam karbohidrat dan bikarbonat ( Ruttreat et al ., 1993 dalam Arfiati, 1989 ). pH adalah cerminan dari derajat keasaman yang di ukur dan jumlah ion hidrogen menggunakan rumus pH = -log (H⁺). Air murni terdiri dari ion H⁺ dan ion OH⁻ dalam jumlah berimbang hingga pH air murni biasa 7. Makin banyak ion H⁻dalam larutan cairan makin rendah ion H⁺ dan makin tinggi pH, cairan demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya makin ttinggi ion H⁺ makin rendah pH dan cairan tersebut bersifat asam ( Andayani, 2005). pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik perairan asam atau kurang produktif. Malah dapat menumbuhkan hewan budidaya. Pada pH rendah ( keasaman yang tinggi ) kandungan oksigen terlarut akan berkurang. Hal yang sebaliknya menjadi pada suasana basa . Atas dasar ini maka usaha budidaya di perairan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9,0 dan kisaran optimal pH 7,8 – 8,7 (Kardi dan Andi, 2007).
BAB III METODOLOGI 3.1
Waktu dan Tempat Praktikum limnologi dilakukan pada 23 Maret 2019 di Danau Aneuk Laot
3.2 3.2.1 -
Gambar 1. Lokasi Stasiun praktikum di danau Ngade Alat Dan Bahan Alat Alatyang digunakan dalam praktikum adalah Alat tulis Camera dokumentasi pH meter
-
Gambar 2. pH meter DO meter
-
Gambar 3. DO meter Thermometer
-
Gambar 4. Thermometer Tali Pemberat Botol Sampel
3.2.2 -
Gambar 5. Botol sampel Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah Air Danau Aneuk Laot
3.3
Metode Praktikum Metode yang digunakan adalah metode survey, yaitu pengukuran atau penelitian yang dilakukan secara langsung.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil
4.1.1
Jenis Danau Danau aneuk laot merupakan Danau dengan sistem perairan tertutup.
4.1.2 -
Faktor Abiotik Faktor abiotik yang kami teliliti adalah : Kedalaman
-
Arus
-
Suhu
-
pH
-
Oksigen terlarut
4.1.4
Pemanfaatan Pemanfaatan yang dilakukan didanau Ngade adalah kegiatan budidaya dengan KJA dan Parawisata. 4.2 Pembahasan Praktikum dimulai pada pukul 10:00 hari minggu 23 maret 2019. Praktikum diawali dengan pengamatan jenis danau, pengamatan faktor biotik. Untuk faktor biotik, kami menemukan berbagai spesies hewan, untuk spesies tumbuhan terutama air tidak kami temukan. Gambar 6. Siput murbai yang ditemukan didanau Ngade Menurut Lamarck (1819), Klasifikasi siput murbai menurut adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Mollusca Kelas : Gastropoda Super Famili : Ampullarioidea Famili : Ampullariidae
Genus Upagenus Spesies
: Pomacea : Pomacea : Pomacea canaliculata
Gambar 7. sulcospira ebenina yang ditemukan didanau Ngade Menurut Troschel (1858), Klasifikasi sulcospira ebenina adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Mollusca Kelas : Gastropoda Super Famili : Cerithioidea Famili : Pachychilidae Genus : Sulcospira Spesies : sulcospira ebenina
Gambar 8. Ikan Gupi yang ditemukan di danau Ngade Menurut Peters (1859), klasifikasi ikan Gupi adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Cyprinodontiformes Famili : Poeciliidae Genus : Poecilia Spesies : Poecilia reticulata
Gambar 9. Ikan Nila yang di temukan di danau Ngade Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Osteichtyes Subkelas : Acanthopterygii Ordo : Percomorphi Subordo : Percoidea Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis niloticus
Gambar 10. Udang putih yang ditemukan di danau Ngade Menurut Haliman dan Dian (2006), klasifikasi udang putih (Litopenaeus vannamei) adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Sub kingdom : Metazoa Filum : Arthropoda Subfilum : Crustacea Kelas : Malacostraca Subkelas : Eumalacostraca Superordo : Eucarida Ordo : Decapodas Subordo : Dendrobrachiata Familia : Penaeidae Sub genus : Litopenaeus Spesies : Litopenaeus vannamei Untuk faktor abiotik kami melakukan pengukuran pada kedalam air, kecepatan arus, oksigen terlarut, suhu, dan pH. Pengukuran kedalaman air menggunakan tali dengan pemberat. Oksigen terlarut, menggunakan DO meter. Suhu menggunakan Thermometer. pH
menggunakan pH meter. Kecepatan arus, menggunakan tali dengan benda yang mengapung dan stopwatch. Hasil pengukuran arus dapat di lihat di tabel 1 sementara kedalaman, oksigen terlarut, suhu, dan pH dapat dilihat pada tabel 2.
Gambar 11. Alat yang digunakan untuk pengukuran kedalaman air. Tabel 1. Hasil pengukuran kecepatan arus. Panjang Tali Waktu Kecepatan Arus 50 cm 00:15:42 0,0005 m/s Dalam pengukuran kecepatan arus adalah sebagai berikut :
ket :
Arah NW
Panjang tali dalam satuan m (meter) Waktu dalam satuan s (detik) Berikut ini adalah hasil penghitungan : Diketahui : Panjang tali = 50 cm dikonvensi ke m = 50 / 100 = 0,5 meter Waktu = 15 menit 42 detik = 15 menit x 60 = 900 detik = 900 + 42 = 942
Penyelesaian :
Gambar 11. Pengukuran kecepatan arus Tabel 2. Hasil pengukuran kedalaman, oksigen terlarut, suhu, dan pH. Parameter Kedalaman Air Oksigen Terlarut Suhu Ph
Hasil Pengukuran 1,415 meter 4,66 ppm 37°C 6,43
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan praktikum dan penyusunan laporan ini dapat kami simpulkan. 1. Faktor biotik di lingkungan perairan danau Ngade adalah siput murbai, sulcospira ebenina, ikan gupi, ikan nila, dan udang putih. Faktor abiotik di lingkungan danau Ngade adalah suhu, arus, oksigen terlarut, tanah, air, batu, dsb. 2. Pengukuran parameter kualitas air pada praktikum adalah pengukuran parameter fisika dan parameter kimia. Parameter fisika yang diteliti kecepatan arus, suhu, dan kedalaman air. parameter kimia yang diteliti adalah pH dan oksigen terlarut. Hasil pengukuran kecepatan arus adalah 0,0005 m/s, suhu 37°C yang diukur menggunakan Thermometer, kedalaman 1,415 m, pH 6,43 yang diukur menggunakan pH meter, dan oksigen terlarut adalah 4,66 ppm yang diukur menggunakan DO meter. 5.2 Saran
Dalam praktikum kali ini hanya dilakukan pengukuran pada parameter fisika dan kimia, sementara untuk parameter biologi tidak dilakukan. Saran kami, harus ada praktikum untuk melakukan pengukuran parameter biologi agar kami dapat mengetahui bagaimana cara, metode, teknik, alat, dan bahan dalam pengukuran parameter biologi. DAFTAR PUSTAKA Budiman J. dkk., 2011, Pengaruh Posisi Utaman Dan Kecepatan Arus Terhadap Gerakan Swinging Dan Diving Dari Model Trolling Board, Manado, Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis. Happy R. A. dkk., 2012, Distribusi Kandungan Logam Berat Pb dan Cd Pada Kolom Air Dan Sedimen Daerah Aliran Sungai Citarum Hulu, , Jurnal Perikanan dan Kelautan. https://id.wikipedia.org/wiki/Poecilia_reticulata (diakses pada 22 November 2016) https://id.wikipedia.org/wiki/Siput_Murbai (diakses pada 22 November 2016) https://id.wikipedia.org/wiki/Sulcospira (diakses pada 22 November 2016) https://www.google.co.id/maps/place/Danau+Ngade,+Ternate+Sel.,+Kota+Ternate,+Maluku+Utara/ @0.7610299,127.34741,15z/data=!4m2!3m1!1s0x329cb45c5e3089af:0x86f3a5594c5cbd4d (Diakses pada 22 november 2016) Isnaini A., 2011, Penilaian Kualitas Air dan Kajian Potensi Situ Salam Sebagai Wisata Air Di Universitas Indonesia Depok, Depok, Tesis. Muhajir dkk., 2004, Variasi Kadar Oksigen Terlarut Di Perairan Tanibar Bagian Utara Dan Selatan, Maluku Tenggara. Jurnal Sorihi. Patty S. I. dkk., 2015, Zat Hara (Fosfat, Nitrat), Oksigen Terlarut Dan Ph Kaitannya Dengan Kesuburan Di Perairan Jikumerasa, Pulau Buru, Ambon, Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. Patty S. I., 2013, Distribusi Suhu, Salinitas Dan Oksigen Terlarut Di Perairan Kema, Sulawesi Utara, Jurnal Ilmiah Platax.
Simanjuntak M. Oksigen Terlarut dan Apparent Oxygen Utilization di Perairan Teluk Klabat, Pulau Bangka, 2007, Jurnal Ilmu Kelautan. Suhanda H., 2001, Penentuan Kadar Oksigen Terlarut Menggunakan Sensor Polarografi Bermembran Plastik, , Jurnal Pengajaran MIPA. Tatangindatu F. dkk., 2013, Studi Parameter Fisika Kimia Air pada Areal Budidaya Ikan di Danau Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa, jurnal Budidaya perairan.
Yuliyana dan Tamrin, 2001, Fluktuasi dan Kelimpahan Fitoplankton Di Danau Laguna Ternate Maluku Utara, Ternate, Jurnal Perikanan.
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 13. Lokasi Stasiun
Gambar 14. Kegiatan disekitar stasiun
Gambar 15. Pengukuran Kedalaman Air
Gambar 16. Pengambilan Sempel Air