Makalah Ikan Bilihh.docx

  • Uploaded by: Yayuk Canna
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Ikan Bilihh.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,062
  • Pages: 12
MAKALAH REPRODUKSI IKAN BILIH DI SUSUN OLEH: ANITA NIM : 1705904020013

UNIVERSITAS TEUKU UMAR FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN MANAJEMEN SUMBERDAYA AKUATIK ALUE PEUNYARENG - MEULABOH 2019- 2020

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat sertakaruniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “REPRODUKSI IKAN BILIH” Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah biologi perikanan. Makalah ini membahas mengenai alat reproduksi ikan bilih dan siklus hidup dari ikan bilih. Pada kesempatan ini kami tak lupa mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah biologi perikanan,semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang ibu bapak berikan, demikianlah harapan kami' semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Adanya saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya sangat dihargai' kami mengucapkan terima kasih.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Mamfaat Dan Tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Ikan Bilih 2.2 Seksualitas dan Fenkuditas ikan bilih 2.3 Metodologi penilitian BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Nisbah Kelamin Ikan Bilih 3.2 Fekunditas Ikan Bilih BAB IV PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau singkarak merupakan salah satu dari lima danau yang terdapat di sumatra barat yang mempunyai beberapa fungsi diantara lain: daerag tujuan wisata, perikanan, pembangkita tenaga listerik dan irigasi. Di danau ini hudup spesies ikan yang khas, yaitu ikan bilih ( Mystacoleucus padangensi Blkr). Ikan bilih merupakan jenis ikan yang penyebaranyanya terbatas di danau singkarak (Weber dan Beaufor, 1916). Jenis ikan ini perlu di lindungi untuk di lestarikan ( Syandri, 1993 ),karna bersifat endermik (PSLH Unad, 1984 ) dan berstatus langka (DPPA, 1980). Saat ini ikan bilih terus di ekploitasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik pemenuhan kebutuhan pangan maupun sebagai sumber penghasilan. Kegiatan penangkapan ikan bilih di lakukan sepanjang musim.pada musim panen hasil tangkapan ikan bilih dapat mencapai 1,0 ton/hari. Hasil tangkapan selain di jual pada konsumen lokal, juga di ekspor ke malaysia dan singapura dalam bentuk ikan olahan ( Syandri, 1993) Permintaan ikan bilih terus meningkat, baik masyarakat lokal maupun masyarakat non lokal,sehinga mengakibatkan kegiatan penangkapan ikan bilih juga meningkat. Peningkatan kegiatan penangkapan ini akan menimbulkan terjadinya ‘’overfishing’’ yang di tandai dengan penangkapan ikan melebihi potensi maksimum lestarinya. Dikawatirkan populasi ikan bilih akan menurun pada masa yang akan datang sehingga upaya pengelolaan sangat penting di lakukan, agar kelestarian populasi ikan bilih tetap terjamin. Salah satu informasi yang di perlukan dalam pengelolaan populasi ikan bilih adalah kondisi reproduksi ikan bilih di danau tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Ikan bilih (Mystacoleucus padangens) saat ini banyak di gemari oleh masyarakat,selain dengan harga yang murah dan denga protein yang cukup tinggi dan juga mudah di dapat dan sangat cepat berkembang. Ikan bilih di introduksi dari danau singkarak sebagai habitat asak ke danau toba, sebagai habitat baru sangat mudah berkembang dan sangat mudah beradaptasi dengan habitat baru.

1.3 Mamfaat dan Tujuan Untuk mengetahui reproduksi ikan bilih serta populasi ikan bilih di alam agar tidak punah dan untuk membedakan jenis alat kelamin pada ikan bilih.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Ikan Bilih Sistematika ikan bilih menurut saanin (1998), adalah : Kelas :osteichthyes Ordo :Cyprinidormes Sub ordo :Cyprinoidae Family : Cyprinidae Sub family :Cyprininae Genus : Mystacoleucus Spesies : Mystoleuscus padangensis Bleeker Nama indonesia ikan bilih adalah baako ( saanin 1989 ), atau lebih populer dengan nama bilih ( Anhariah, 1988; Azhar, 1993).bentuk tubuh ikan bilih kecil hampir mirip dengan ikan tawes ( puntius binotatus CV), tetapi ukuran nya lebih kecil, ramping dan tubuh di tutupi dengan sisik dengan tipe sikloid dengan warna keperak perakan. Sirip dada dan sirip perut ikan bilih agak miring, mulut lebih kebawah dan tidak mempunyai sungut.di depan sirip pungung terdapat duri. Rumus jari jari sirip ikna bilih adalah D .4.8 ; A3.8 ; P1.1.14-15; V.3.8.37-39. 2.2 Seksualitas dan Fenkuditas Ikan Bilih Pengetahuan seksualitas ikan bertujuan untuk membedakan antara ikan jantan dan ikan betina. Ikan jantan adalah ikan yang menghasilkan spermatozoa, sedangkan ikan betina menghasilkan sel telur. Jika ikan jantan dan ikan betina terdapat dalam individu yang berbeda, maka ikna tersebut bersifat heteroseksual. Selanjutnya jika dalam suatujenis ikan terdapat dua jenis kelamin, maka ikan tersebut besifat hemafrodit (Effendi,1978). Untuk membedakan ikan jantan dan betina dapat di lihat dari ciri seksual primer dan skunder. Ciri seksual primer pada ikan di tandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Untuk ikan betina ciri seksual primer nya adalah adanya ovari dan saluram salurannya dan ikan jantan di dapatkan testis dengan salurannya. Ciri seksual skunder meliputi warna, morfologi tubuh dan ukuran tubuh.

Pengertian umum prekunditas adalah jumlah ikan telur betina sebelum di keluarkan pada aktu akan memijah. Hunter et al (1992) menyatakkan bahwa frkuenditas total adalah jumlah telur yang terdapat dalam ovi yang akan di keluarkan pada waktu pemijahan.frekuenditas tahunan adalah jumlah telur yang di keluarkan pertahun. Pada ikan yang memijah beberapa kali dalam setahun, fekunditas adalah rataan jumlah telur setiap kali pemijahan. Jumlah telur prsatuan panjang atau berat tubuh di sebut fekunditas relatif. Fekunditas mempunyai keterpautan dengan umur, panjang atau berat tubuh individu dan spesies ikan. Bagenal (1978) menyatakan bahwa petambahan berat tubuh dan panjang ikan cenderung meningkatkan fekunditas secara linear. Sebagai contoh pada ikan mas ( Cyprinus carpio) dengan panjang tubuh 15 cm mempunyai fekunditas 13.512 butir yang panjang 60 cm mempunyai fekunditas 2.945.00 butir (Bardach et al 1972). Fekunditas satu spesies ikan selain di pengaruhi oleh faktor lingkungan dan genetik, juga di pengaruhi oleh keter sediaan makanan bagi induk ikan. 2.3 Metodelogi Penilitian 1. Waktu dan Tempat penilitian Penilitian dilakukan pada bulan maret- Agustus 1999 yang bertepat di Danau Singkarak, Sumatra barat. Pengambilan sampel ikan bilih dilakukan dengan mengunakan gilnet dengan ukuran mata jaring 0,75 inci pada jam 18.00- 06;00 WIB sebanyak satu kali perstasiun penilitian. Sampel ikan yang di dapatkan dipisahkan antara ikan ikan bilih dan jenis ikan lainnya serta di maksukkan kedalam wadah pendingin, kemudian di bawa ke laboratorium Unit perikanan Perairan Umumm Danau Singkarak untuk proses selanjutnya.di laboratorium ikan bilih di hitung jumlahnya, di ukur panjang total dengan mistar ukur dan di timbang beat nya dengan timbangan elektronik. Panjang ikan dinyatakan dalam mm dan berat ikan dalam gram. Penentuan jenis kelamin ikan bilih dilakukan dengan cara mengurut bagian perut ikan. Jika di lakukan pengurutan maka ikan betina yang matang gonat akan mengeluarkan butiran sel telur yang berwarna hijau ke abu abuan, sedangkan ikan jantan mengeluarkan mani, cairan yang bewarna putih ( Syandri 1993). Untuk mengetahui fekunditas ikan bilih di lakukan perhitungan jumlah telur ikan yang berada pada tingkat kematangan gonat IV dengan metode grfemetrik ( Nikolsky, 1963).

Fekunditas ikan bilih betina yang berada pada TKG IV di hitung berdasarkan metode gafemetrik ( Nikolsky,1963) dengan formula sbb: F:t =B : b ,dimana : F = Fekuntitas total t = jumlah telur dari contoh gonat (gram) B = berat gonat total ( gram ) B = beratcontoh gonat (gram)

BAB III HASIL DANPEMBAHASAN 3.1 Nisbah Kelamin Ikan Bilih Ikan bilih memiliki ciri seksual skunder yang dapar di jadikan petunjuk untuk membedakan ikan betina dan ikan jantan. Ukuran tubuh ikan bilih betina lebih gemuk, sedangka ikan jantan agak ramping. Ikan blih yang telah matang gonat memiliki sirip ekor yang berwarna keemasan, sedangkan pada ikan yang belum matang gonat tidak di temukan warna tersebut. Ciri seksual yang paling menentukan perbedaan ikan betina dan ikan jantan adalah melakukan gurutan pada bagian perut ikan. Jika di lakukan pengurutan maka ikan betina yang matang gonad mengeluarkan butiran sel telur berwarna hijau keabuan dab jika jantan mengeluarkan mani berupa cairan putih. Hasil tangkapan ikan bilih yang di dapat kan dari bulan maret –Agustus 1999 adalah 31751 ekor yang terdiri dari ikan bilih betina dengan ikan jantan 22495 ekor. Perbandingan ikan bilih betina dengan ikan bilih jantan secara keseluruhan adalah 1,00 : 2.430 (2915‰ : 70,85 ‰). Nisbah kelamin ikan bilih berdasarkan hasil tangkapan perbulan dapat dilihat pada table 1

Tabel 1. Nisbah kelamin ikan bilih berdasarkan hasil tangkapan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 1999. Stasiun

Ikan betina(ekor )

Ikan jantan Nisbah (ekor ) kelamin

Maret

1523

1160

1,31 : 1,00

April

960

1926

1,00 : 2,00

Mai

1265

2285

1,00 : 1,81

Juni

953

2928

1,00 : 3,07

Juli

832

2119

1,00 : 2,55

Agustus

3723

12077

1,00 : 3,24

Pada tabel 1 dapat di lihat secara umum hasil tangkapan ikan bilih betina setiap bulan sedikit di dapatkan dari pada ikan bilih jantan. Adanya perbedaan ikan bilih betina dan jantan yang tertangkap dalm penilitian ini di sebabkan karna ikan bilih betina sudah banyak tertangkap sebelumnya oleh nelayan dengan sistem alahan di muara sungai yang merupakan daerah pemijahan ikan bilih. Ikan bilih melakuka pemijahan pada kondisi perairan yang berarus, jernih, dangkal, dan substrat dasar berkerikil serta suhu berkisar 24 – 26 0C. Pada umum nya aktivitas pemijahan di lakukan di muara sungai dan badan sungai yang terdapat di sekitar danau. Pemijahan di lakukan setiap hari sepanjang tahun dan puncaknya pada musim hujan, dimulai sore hari hingga malam harinya. Telir yang di pijahkan pada air sungai di hanyutkan oleh arus ke danau, kemudian telur menetas dan tumbuh menjadi dewasa. Diduga ikan bilih bersifat “phisamophyl” yaitu melakukan pemijahan pada perairan yang memilki dasar perairan pasir dan melepaskan telurnya padakolom perairan tersebut. Telur yang di pijahkan kedanau dan larva berkembang di danau tersebut sampai jadi dewasa. Ikan yang matang gonad akan memasuki sungai untuk memijah ( Effendi ). Tipe migrasi ikan bilih melakukan pemijahan mengunakan “ orientasi visual “ dan “insting” untuk bergerak kehulu sungai di permukaan. Fifat pemijahan ikan bilih bersifat “parsial” yaitu tidak mengeluarkan telur matang sekaligus dalam proses pemijahan.

3.2 Fekunditas Ikan Bilih Nilai fekunditas ikan bilih betina yang berda pada tingkat kematanggan gonad IV di dapatkan bekisar 906-7434 butir \ ekor dengan nilai rata rata 2321 butir/ ekor. Nilai tersebut menunjukkan potensi telur yang di hasilkan untuk pemijahan. 3000 2500 2000 1500 1000 500 0

fekunditas (buti/ekor ) Column1 Column2

Gambar 2. Nilai rata-rata fekunditas ikan bilih betina dari bulan Maret sampai Agustus 1999. Pada gambar 2 dapat di lihat nilah fekunditas ikan bilih tertinggi ( 2769 butir / ekor ) di dapat pada bulan Agustus, sedangkan rataan rendah (1994 butir/ ekor) di da[at pada bulan juni. Hal ini di sebabkan karna ukuran ikan bilih yang te tangkap setiap bulan juga berbeda. Menurut Syandri ( 1993), perbedaan fenkuditas ikan bilih di sebabkan karna pengaruh umur, ukuran,jumla makanan yang di konsumsi dan kondisi lingkungan. Dalam penilitian ini ikan bilih dengan ukuran terbesar di dapatkan pada bulan Agustus dan ukuran terkecil pada bulan juni. Selain itu juga nilai fekunditas ikan bilih tetinggi juga di dapatkan pada bulan Agustus, hal ini di sebabkan oleh pengaruh curah hujan. Pada bulan Agustus di pulau singkarak merupakan awal musim hujan. Di duga pada musim hujan makana ikan bilih banyak tersedia dalam danau. Makanan tersebut sangat di perlukan dalam proses pematangan gonad ikan tersebut.

BABIV PENUTUP Ikan bilih memiliki ciri seksual sekunder yang dapat di jadikan petunjuk untuk membedakan ikan betina dan ikan jantan, di mana ikan bilih betina lebih gemuk sedangkan ikan bilih jantan lebih ramping. Ikan bilih betina yang berada dpada TKG IV populasinya memiliiki nilai fekunditas berkisar antara 902 – 7.434 butur \ekor. Kondisi ini menunjukan bahwa ikan bilih termaksud memiliki nilia fekunditas yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA Anhariah,1988. Studi Aspek Reproduksi Ikan Bilih, Mystacoleucus pdangensis Blkr di Danau Singkarak. Skripsi fakultas Perikanan IPB Ahzar, 1993. Studi Ekologi Ikan Bilih, Mystacoleucus pdangensis Blkr di Danau Singkarak,Sumatra Barat.Tesis Program Pascasarjana IPB,Bogor. Bagenal, T.B 1978.Aspects og Fish Fecundity Ecology of Freshwater Fish Reproduction. Blackwell Scientific Publications.Oxford Bardach, J.E; J.H.Ryher, and W.O. Me Larney.1972. Aquaculture. The Farming and Husbandry of freshwater and Marine Organisms. John Wiley and sons, Ine New York. DPPA, 1980. Pedoman Pengelolaan Satwa Langka Jilid III. Serangga. Ikan Serta Reptilia dan mamalia Laut. Direktorat Jendral Kehutanan. Bogor. Effendi, M.I. 1978. Biologi Perikanan. Bagian I. Studi Natural History. Fakultas Perikanan IPB,Bogor. Hunter, J.R, B.J. Macewicz,.N Chyan-hui lo, and C.A. Kimbrill.1992. Fecundity, Spawning and Maturity of female Dover Sole, microtumus pacificus, With ang Evaluation of Assumptions and Precision.Fishery Bulletin. Nikolsky, G.V. 1963.The Ecology of Fishes Academi Press.New York. PSLH, Unand. 1984.Studi Pendahuluan Ekologi Danau Singkarak. Pusat Studi Lingkungan Hidup. Universitas Andalas.Padang.

Saanin, H. 1989. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipt Bandung. Syandri, H. 1993. Ikan Bilih, Mystacoleucus pdangensis Blkr. Dan Permasalahannya di Danau Singkarak, Makalah yang di Sampaikan pada seminar kerja sama Pengembangan Indonesia dan Malaysia Faperi ( Universitas Bung Hatta. Padang. Weber, M dan L.F de beaufort.1916 the Fishes of The Indonesia Australia Archipelago Vol. III. Brill. Leiden.

Related Documents


More Documents from "Ga'e Messakh"

Foto Kegiatan Praktikum.docx
December 2019 29
Bab 1,2,3.docx
December 2019 20
Makalah Ikan Bilihh.docx
December 2019 25
Zooplankton.pptx
December 2019 21