PENGARUH DUKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP STRES AKADEMIK DI SEKOLAH BERASRAMA YANG MENERAPKAN HOUSE SYSTEM
MUHAMMAD RIZKITA LOLA AMELIA LAPORAN PENELITIAN KARYA ILMIAH REMAJA (LKIR) LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI) 2018
LEMBAR PERSETUJUAN KEPALA SEKOLAH Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama
: Nanang Adi Prayitno
Sebagai
: Wakil Kesiswaan bidang P2M-A SMAN Sumatera Selatan
Menyatakan makalah penelitian yang berjudul “PENGARUH DUKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP STRES AKADEMIK DI SEKOLAH BERASRAMA YANG MENERAPKAN HOUSE SYSTEM” telah memenuhi standar yang ilmiah yang ditetapkan sekolah dan menyetujui karya ini untuk diikutkan pada ajang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ke- 50. Palembang, 05 Oktober 2018 Wakil Kepala bidang P2M-A
Nanang Adi Prayitno S.Pd.
i
LEMBAR PERSETUJUAN MENTOR Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Deshinta Vibriyanti S.Psi, M.Si.
Sebagai
: Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Pusat Penelitian Kependudukan
Menyatakan bahwa makalah penelitian yang berjudul ” PENGARUH DUKUNGAN TEMAN
SEBAYA
TERHADAP
STRES
AKADEMIK
DI
SEKOLAH
BERASRAMA YANG MENERAPKAN HOUSE SYSTEM “ telah sesuai dengan kaidah ilmiah dan menyetujui karya ini diikuti sertakan pada ajang Lomba Karya Remaja yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI) ke – 50. Mengetahui,
Palembang, 05 Oktober 2018
Guru Pembimbing,
Mentor Penelitian,
Fina Herlina S.Psi.
Deshinta Vibriyanti S.Psi. M.Si
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt. atas bimbingan dan taufikNya sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “PENGARUH DUKUNGAN
TEMAN
SEBAYA
TERHADAP
STRES
AKADEMIK
DI
SEKOLAH BERASRAMA YANG MENERAPKAN HOUSE SYSTEM”. Shalawat beserta salam juga semoga senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad Saw atas jasanya membawa umat ini dari zaman kegelapan menuju zaman seperti saat ini. Dewasa ini, kebutuhan kita akan pendidikan yang berkualitas semakin mendesak. Berbagai kemajuan di-era teknologi menuntut setiap negara memiliki perkembangan dalam hal kependidikan. Kekhawatiran akan bobroknya kualitas generasi penerus bangsa kian hari kian menuntut jalan keluar yang lebih solutif dan komperhensif dengan kebutuhan zaman saat ini. Kekhawatiran ini bukanlah tanpa alasan, bonus demografi 2045 menunggu Indonesia sebagai negara dengan populasi pemuda terbesar di dunia. Hal inilah yang menuntut pengembangan kurikulum kependidikan agar terus ditingkankan supaya dapat menciptakan generasi penerus yang kompeten dalam keilmuan juga memiliki karakter yang kuat. Sekolah berasrama sebagai salah satu jalan dalam mewujudkan generasi bangsa yang berilmu disertai juga dengan pendidikan karakter yang menghujam dalam membuat sekolah berasrama menjadi salah satu metode yang dilirik oleh para orang tua untuk mendidik anaknya. Namun, bukannya tanpa hambatan berbagai permasalahan tentu saja muncul, salah satunya dari diri siswa didik. Bukan merupakan hal yang gampang untung menyesuaikan diri dengan perbedaan lingkungan yang mereka hadapi ketika berasrama lm9lsehingga dampak dari proses adaptasi itu muncul. Salah satunya stres. Kurikulum asrama tentu saja harus secara kontinyu diperhatikan dan perlu dibangun agar permasalahan-perrmasalahan terkait child oriented dapat ditekan bahkan
iii
diatasi.Sehingga, penelitian-penelitian sebagai bentuk upaya peningkatan mutu pendidikan harus senantiasa gencar dilakukkan. Penelitian ini merupakan salah satunya, sebagai langkah peneliti dalam berupaya untuk meningkatkan kurikulum sekolah berasrama dengan menguji program house system di SMAN Sumatera Selatan. Peneliti berharap penelitian ini dapat mengundang semangat peneliti-peneliti lain untuk melirik dan ikut bergabung mencurahkan pikiran dan waktunya demi peningkatan kualitas pendidikan Indonesia melalui penelitianpenelitian mereka. Akhirnya, peneliti mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas kontribusi pihak-pihak yang mendukung jalannya penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti haturkan kepada, Bapak M.Ridwan Azis M.Pd selaku Kepala SMAN Sumatera Selatan, Ibu Nur Padmi Tyastuti M.Pd, Ibu Eti Yuniarti S.T, Ibu Iftita selaku Pembina KIR Klub Ibu Fina Herlina S.Psi selaku pembimbing peneliti dan semua pihak terkait yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semoga apa yang telah mereka distribusikan dapat menjadi amal ibadah sekaligus kontribusi dalam mewujudkan pendidikan Indonesia yang semakin baik.
iv
ABSTRAK Stresor akademik merupakan salah satu dari faktor utama stres seorang remaja. Di sekolah berasrama, stresor akademik semakin banyak salah satunya tuntutan untuk menyesuaikan diri. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan remaja dalam mengatasi stres akademik yang mereka alami adalah melalui dukungan sosial. Berbagai studi juga menunjukkan bahwa seseorang dengan physicological resources rendah seperti dukungan sosial lebih rentan terhadap penyakit dan gangguan suasana hati ketika sedang dalam kondisi stres. Salah satu sumber social support bagi remaja berasal dari orang tua, di sekolah berasrama, interaksi siswa dengan orang tua menjadi terbatas. Tetapi, orang tua bukan satusatunya sumber dukungan sosial. Teman sebaya adalah salah satu sumber social support bagi remaja. House system adalah salah satu model sekolah berasrama dengan mengelompokkan siswa sebagai pengganti keluarga sehingga sekolah berasrama bersuasana “home base”. Penelitian dilakukan di SMA Negeri Sumatera Selatan dengan 60 responden menggunakan alat ukur Child and Adolescent Social Support-Academic (CASSS-A) dengan nilai α=0.97 yang memiliki dan Educational Stress Scale forAdolescents (ESSA) dengan nilai α =.82. Hasil penelitian menunjukkan 12 siswa mengalami stress tinggi, 39 sedang dan 9 siswa rendah. Sedangkan, dukungan teman sebaya memperlihatkan 11 siswa mendapatkan dukungan teman sebaya tinggi, 38 sedang, dan 11 siswa rendah. Hasil regresi linear tidak menunjukkan hasil yang signifikan antara dukungan teman sebaya terhadap stres akademik. Tim peneliti mengkaji hasil penelitian dan menemukan variabel moderator yakni self-eficacy Kata kunci : Stres akademik, dukungan teman sebaya, house system, sekolah berasrama
v
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN KEPALA SEKOLAH.......................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN MENTOR ........................................................................... ii KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii ABSTRAK ....................................................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ......................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... x BAB I................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 5 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................. 5 1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................................................. 5 BAB II .............................................................................................................................. 6 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 6 2.1 Stres Akademik ..................................................................................................... 6 2.2 House System di Sekolah Berasrama ...................................................................... 8 2.3 Dukungan Teman Sebaya .................................................................................... 10 BAB III ........................................................................................................................... 12 METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................................... 12 3.1 Desain Penelitian .................................................................................................. 12 3.2 Variabel Penelitian ............................................................................................... 13 3.3 Responden Penelitian ........................................................................................... 13 3.5 Metode Pengolahan Data ...................................................................................... 18 3.6 Hasil Analisis Alat Ukur....................................................................................... 19 3.7. Prosedur Penelitian .............................................................................................. 21 BAB IV ........................................................................................................................... 23
vi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................................. 23 4.1 Analisis Deskriptif ................................................................................................ 23 4.2 Hasil Penelitian ..................................................................................................... 26 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................ 28 BAB V ............................................................................................................................ 29 KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 29 5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 29 5.2 Saran ..................................................................................................................... 29 Daftar Pustaka ................................................................................................................ 31 LAMPIRAN ................................................................................................................... 33
vii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Dimensi stres akademik……………………………………………………….7 Tabel 3.1 Blueprint Child and Adolesents Social Support Scale- Academic………......16 Tabel 3.2 Blueprint Educational Stress Scale for Adolescents…………………...……17 Tabel 3.3 Reliabilitas Child and Adolesents Social Support Scale-Academic…………20 Tabel 3.4 Reliabilitas Educational Stress Scale for Adolescents………………………20 Tabel 4.1 Gambaran hasil analisis deskriptif CASSS-A……………………………….23 Tabel 4.2 Gambaran hasil analisis deskriptif ESSA……………………………………24 Tabel 4.3 Gambaran tingkat stress siswa di SMAN Sumatera Selatan………………...26 Tabel 4.4 Gambaran tingkat dukungan teman sebaya di Sman Sumatera Selatan……..26 Tabel 4.5 Gambaran analisis inferensial dukungan teman sebaya terhadap stres akademik……………………………………..…………………………………………27
viii
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Desain penelitian………………………………………………………….12
ix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 hasil analisis butir item dan realibilitas variabel penelitian………………………………………………………………………......33 LAMPIRAN 2 analisis deskriptif casss-a dan essa………………………………..42 LAMPIRAN 3 analisis tingkat stres dan dukungan teman sebaya…………...……48 LAMPIRAN 4 Analisis regrresi inferensial……………………………………….54
x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres merupakan salah satu permasalahan umum yang menjangkiti semua kalangan usia. Salah satunya adalah remaja. Remaja merupakan masa krusial bagi perkembangan seorang individu. “Early adolescent represents a crucial time in the delevopment of the individual. It is a period of rapid cognitive, social, emotional, and physical changes. This period of accelerated development also brings varying amounts of stress into the lives of these young inviduals” (Compas, 1987; Hauser & Bowlds, 1990; Petterson dan McMubbin, 1987; Copeland dan Hess 1995) Cohen S. dkk. dalam Salleh (2008) menjelaskan bahwa stres diartikan sebagai proses penyesuaian individu terhadap tuntutan lingkungan yang menekan kemampuan adaptasi sehingga berpotensi membahayakan kondisi psikologis maupun biologis seseorang. Pada usia remaja, stres sering terjadi sebagai output dari kondisi biologis mereka, seperti yang disebutkan Hall Stanley (dalam Kaushal et al. 2018) bahwa secara biologis remaja dianggap sebagai masa badai emosional. Meningginya emosi pada remaja laki-laki maupun perempuan dapat terjadi sebagai dampak dari kondisi sosial sebagai reaksi perubahan yang terjadi pada diri remaja. Kaushal et al. (2018) mengatakan bahwa stresor akademik merupakan salah satu dari faktor utama stres seorang remaja.
Stres akademik diartikan sebagai suatu
keadaan individu mengalami tekanan hasil persepsi dan penilaian tentang stresor akademik, yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Gejala stres dapat berupa permasalahan biologis berupa sulit tidur, gejala kognitif berupa lupa materi yang sudah dipelajari, dan gejala emosional berupa perasaan takut dan cemas yang berlebihan (Lilis & Diana, 2015). Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan remaja dalam mengatasi stres akademik yang mereka alami adalah melalui dukungan sosial. “The beneficial impact of social support has been associated with both physical and mental health outcomes.
1
Greater levels of social support are associated with lower levels of depression, fewer episodes of negative life events, more positive mood, and greater life satisfaction” (Aldwin, 1994; Balk, 1995; Demakis & McAdams, 1994; Ford & Procidano, 1990; Wilks. 2008). Berbagai studi juga menunjukkan bahwa seseorang dengan physicological resources rendah seperti dukungan sosial lebih rentan terhadap penyakit dan gangguan suasana hati ketika sedang dalam kondisi stres. (Sonia S. 2014; Cohen, Janicki-Deverts, & Miller, 2007; DeLongis, Lazarus, & Folkman, 1998. et al) Losel & Bliesener, 1990; Sarason, Shearin, Pierce, & Sarason, 1987). 1988). Semakin besar dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua maka semakin baik pula self efficacy yang dimiliki oleh remaja yang dalam hal ini adalah siswa. Hal ini juga didukung oleh pendapat Syah (2003), bahwa lingkungan keluarga bisa berpengaruh terhadap kinerja akademik (academic performance) seorang siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara dukungan sosial keluarga terhadap self efficacy yang kemudian berpengaruh kepada kemampuan siswa mengatasi stresor akademik. Namun, bagi remaja yang hidup di sekolah berasrama, tentu saja dukungan yang diberikan keluarga menjadi lebih terbatas, seperti yang dinyatakan Fisher et al. (1986) “For a person who leaves home to reside in a new place for educational or vocational reasons both aspects may be influential: there is distancing from the support normally given by familly and friends, loss of familiar ‘routine’ pattern of life and exposure to an implosion of new enviromental and psychosocial factors and the need to adjust to adjust to change in residence resulting in loss of direct contact with familly and with the home enviroment.” Kendati demikian, orang tua bukan merupakan satu-satunya sumber dukungan sosial yang dapat membantu siswa mengatasi stres. Cauce and Srebnik dalam Sonia S (2014) mengidentifikasikan tiga sumber dukungan sosial bagi remaja, yakni keluarga, teman dan anggota sekolah. Menurut Wang dan Yeh (dalam Santrock,
2
2007) menyatakan selain anggota keluarga yakni orang tua, hubungan dengan sahabat dan mentor secara konsisten dapat menjadi peredam stres. Berdasarkan hal itu, tim peneliti menyimpulkan bahwa potensi dukungan sosial teman sebaya dalam membantu siswa beradaptasi dengan berbagai stresor akademik perlu diperhatikan. Apalagi mengingat siswa di sekolah berasrama akan tinggal dan menghabiskan keseluruhan harinya berada di asrama dan berinteraksi dengan teman sebayanya. Para peneliti menyatakan interaksi terbesar yang mempengaruhi permasalahan emosional dan behaviorial remaja berada di pengaturan sekolah (Koot dan Verhulst, 1992; Zahner et al., 1992; Srebnik et al., 1996) Sehingga peran sekolah dalam menciptakan atmosfer dukungan sosial yang ideal tentu saja diperlukan mengingat pentingnya peran dukungan teman sebaya, apalagi di sekolah berasrama yang berarti keseluruhan waktu siswa berada di lingkungan sekolah. Salah satu konsep sekolah yang menekankan dukungan sosial adalah house system. House system adalah salah satu bentuk manajemen sekolah yang banyak diadopsi di negara Inggris dan Amerika. Para pelajar di sekolah yang menerapkan house system ini akan disebar ke dalam beberapa kelompok yang selanjutnya disebut “house”. Siswa dalam setiap house di berbagai sekolah pun berbeda. Seperti pada Mscracken County School di US yang terdiri atas 350 lebih siswa setiap house-nya. Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
R.D
Dieferenfied
(1976)
menyimpulkan bahwa konsep sekolah dengan house system memiliki relasi positif dalam hal pengembangan pribadi dan pelatihan kepemimpian siswa selain itu melatih siswa untuk merasa saling memiliki. Sekolah diatur sedemikian rupa sehingga bersuasana “home base” selayaknya situasi di rumah. Setiap house memiliki house parents, yang memiliki peran lebih seperti memperhatikan kedisiplinan, kegiatan sosial, dan juga memainkan peranan sebagai konselor. Sejalan dengan Fisher (1986) istilah “home base” erat kaitannya dengan penyesuaian diri remaja di lingkungan baru sekolah berasrama.
3
Ditinjau dari segi aktivitas, menurut penelitian pada tahun 1976 oleh R.D Dieferenfied, kegiatan-kegiatan yang menyangkut house, seperti sport competition, house assembly, dan berbagai kegiatan sosial yang dilakukan antar anggota house. Secara fundamental, house system bertujuan untuk memberikan layanan konseling dengan membantu siswa mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi di sekolah. Melalui penciptaan iklim sekolah layaknya di rumah atau ‘home base’ menurut R.D Diefrenfied (1976) layanan terebut antara lain pupils conseling , konferensi orang tua, tutor grup, dan aktivitas lainnya. Setiap house memiliki house parents, yang memiliki peran lebih seperti memperhatikan kedisiplinan, kegiatan sosial, dan juga memainkan peranan sebagai konselor. SMAN Sumatera Selatan sebagai salah satu sekolah berasrama yang menerapkan house system di Indonesia. Berbagai stresor akademik yang menuntut kemampuan adaptasi ini disikapi oleh SMAN Sumatera Selatan dengan menerapkan konsep house system di dalam kehidupan berasramanya. House system di SMAN Sumatera Selatan adalah sistem pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang selanjutnya disebut house. Setiap house dinamai dengan nama hewan yang terdiri atas, Dolphin house, Dove house, Eagle house, Hornbill house, Komodo house, Lion house, Mantaray house, Rhino house, dan Shark house. Penerapan konsep house system ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam membantu siswa beradaptasi dengan berbagai perubahan lingkungan yang mereka alami dengan menciptakan situasi sekolah yang bersuasana “home base” Seperti pernyataan AR, salah satu siswa kelas 10 yang menyatakan khawatir jika tidak mampu untuk beradaptasi dan kesulitan mencari teman. Setelah pembagian house ia menjadi lebih mudah untuk mendapatkan teman berbagi. Melalui house system siswa dilatih agar memiliki perasaan kekeluargaan dan saling memiliki sehingga dapat menjadi sumber dukungan sosial seperti menurut Cobb (dalam Sonia S., 2014) bahwa dukungan sosial adalah sebuah konsep yang didefinisikan sebagai perasaan peduli, penghargaan, penilaian dan perasaan saling memiliki. Pada penelitian ini tim peneliti berusaha menguji sejauh mana apakah pengelelompokkan siswa dengan
house system
4
dapat
berpengaruh terhadap
keberhasilan dukungan teman sebaya sebagai salah satu upaya untuk mengatasi stres akademik. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat stres akademik siswa sekolah berasrama yang menerapkan house system? 2. Bagaimana tingkat dukungan teman sebaya di sekolah berasrama yang menerapkan house system? 3. Bagaimana pengaruh dukungan teman sebaya terhadap stres akademik di sekolah berasrama yang menerapkan house system? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui tingkat stress akademik dan dukungan teman sebaya sekolah berasrama yang menerapkan house system 2. Mengetahui pengaruh dukungan teman sebaya terhadap stress akademik di sekolah berasrama yang menerapkan house system 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan pada bidang psikologi khususnya psikologi pendidikan dan klinis sebagai sebuah usaha mempelajari masalah-masalah yang terkait dengan permasalahan yang sering dialami remaja yakni stres akademik dan meneliti pengaruh dukungan teman sebaya sebagai upaya mengatasi stres akademik. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat referensi bagi sekolah-sekolah yang memiliki tuntutan akademik tinggi yang mengharuskan siswa beradaptasi sehingga dapat memberdayakan kemampuan siswa menangani tekanan-tekanan akademik melalui dukungan teman sebaya untuk mencegah stres akademik. Juga untuk mengenalkan cara kerja dan keunggulan dari penerapan house system itu sendiri.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres Akademik 2.1.1 Pengertian Stres Stres merupakan bagian yang tidak terhindarkan dari kehidupan. Menurut Lazarus & Folkman (dalam Copeland dan Hess 1995) bahwa stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh (kondisi penyakit, latihan, dll) atau oleh kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk melakukan coping. Sebagian besar masalah mental yang didiagnosa pada orang dewasa berasal dari masa remaja. “Some of these stressorts include fitting in, academic performance, peer relationships, and familly relationship. Being unfamiliar with ways to identify and cope with such stressors, adolescents may be coping in negative way” (Knopf et al., 2008) 2.1.2 Stres Akademik Remaja adalah tahapan transisi dari kanak-kanak menuju masa remaja dan merupakan waktu bagi perubahan besar di semua aspek. Anak-anak dan remaja bisa mengalami berbagai stres mulai yang berasal dari peristiwa kehidupan yang buruk atau traumatis (diantaranya kematian orang tua dan menderita penyakit parah), peregangan persistan (diantaranya kemiskinan keluarga, degradasi lingkungan atau perkeloncoan yang parah) dan konflik sehari-hari (seperti perkalian antara teman atau saudara) (Hess dan Copeland dalam Sun, 2012). Nilai akademik adalah aspek paling penting yang menjadi sumber dari stres kronis dan sporadis di antara anak muda di Barat. (Brown, et al. 2006; Christy dan MacMillin, 1998, Gallagher dan Miller, 1996; Kouzma dan Kennedy, 2004; Sun, 2012) dan Negara di Asia. (Dodds dan Linn, 1993;Luan et al, 2008; Tang & Westwood, 2007; Sun 2012). Menurut Kouzma dan Kennedy dalam Sun, 2012) bahwa berbagai hal yang dapat menyebabkan stres akademik antara lain : situasi di sekolah, ranking, terlalu banyak tugas, kekhawatiran tentang masa depan, membuat pilihan tentang karir, terlalu banyak
6
hal yang harus dipelajari, ekspetasi dari orang lain dan diri sendiri dimana atmosfer di sekolah merupakan faktor yang paling berpengaruh. Hal-hal yang menyebabkan stres akademik ini selanjutnya disebut stressor akademik. Istilah stresor diperkenalkan pertama kali oleh Selye (Rice dalam Indri Kemala, 2007). 2.1.3 Dimensi Stres Akademik Pada awal penelitian, Sun et al. (2011) mengajukan enam dimensi sebagai sumber penyebab stress akademik. a. Attitudes towards study and grades: sikap terhadap berajar dan nilai akademik. b. Perceived pressure: tekanan-tekanan yang diterima yang mempengaruhi pembelajaran. c. Perceived burden: beban yang dirasakan yang mempengaruhi pembelajaran. d. Expectations from others: ekspektasi dari orang lain. e. Self expectations: ekspetasi dari diri sendiri. f. Difficulties in study: kesulitan dalam belajar. Tabel 2.1 Dimensi stres akademik Individual factors Self-efficacy Health status Physical exercise Internet use, video games Educational Stress Negative attitudes Perceived pressure Study burden Expectations from others Self-expectation Difficulties in study
Parenting and family factors Parenting styles Familly conncectedness Confiict with parents School and study factors School connectedness Confilct with teachers Academic grades Study Burden Peer relationship factors Peer popularity Friends Romantic relationship Confict with peers
7
Sun et al. kemudian melakukan penelitian mengenai hubungan dimensi-dimensi tersebut dengan stress akademik dengan menyusun sebuah alat ukur yang dinamakan Educational Stress Scale for Adolescent (ESSA). Yang terdiri atas 30 butir pertanyaan yang mewakili dimensi sumber stres akademik yang diajukan. Setelah dilakukan serangkaian pengujian maka didapatkan bahwa 16 item pertanyaan yang memenuhi kriteria validitas dan reabilitas maka Sun merumuskan kembali dimensi stres akademik. a. Pressure from study, tekanan belajar yang dirasakan sehari-hari; b. Workload, beban yang dihasilkan dari pekerjaan rumah, tugas sekolah dan ujian; c. Worry about grades, stress akibat ketidakpuasan dengan nilai akademik; d. Self expectation, merasa kecewa ketika tidak dapat mencapai target pribadi e. Study despondency, ketidakpuasan dan rendahnya konsentrasi dan kepercayaan diri. 2.2 House System di Sekolah Berasrama 2.2.1 Sekolah Berasrama Setiap orang tua berharap anak-anaknya berhasil dalam belajar dan lingkungan sosial serta memiliki kekuatan nilai dan karakter yang baik sehingga mereka siap menghadapi tantangan kehidupan di masa yang akan datang. Dalam satu dekade terakhir terdapat perkembangan dalam bidang pendidikan khususnya terkait dengan berdirinya sekolah berasrama (Sri Maslihah, 2011). Sekolah berasrama saat ini diyakini memiliki kelebihan apabila dipandang dari berbagai aspek, diantaranya kurikulum, kedisiplinan, ekstrakulikuler, serta keamanan dari sudut pandang moral dan psikologis. Seperti telah diketahui bersama bahwa pada usia tersebut anak masih sangat bergantung kepada kedua orang tuanya. (Wahyu Suci. 2017). Ketika anak telah tinggal di asrama, mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selama proses penyesuaian diri anak terjadi bermacam dinamika, tidak semua anak berhasil menyesuaikan diri dengan sempurna. Tentu saja, kelebihan di berbagai aspek mesti dibarengi oleh pengontrolan di berbagai lini pada sekolah berasrama. Sehingga membutuhkan penyesuaian.
8
Menurut Widiastono (2001) , sekolah menengah asrama merupakan model sekolah yang memiliki tuntutan yang lebih tinggi jika dibanding sekolah menengah biasa. Transisi remaja ke sekolah asrama menghadapkan remaja pada perubahan-perubahan dan tuntutan-tuntutan baru. Perubahan tersebut adalah lingkungan sekolah dan asrama yang baru, pengajar dan teman baru, aturan dan irama kehidupan asrama, serta perubahan lain sebagai akibat jauh dari orang tua. Jika seorang siswa gagal untuk menyesuaikan diri tentu saja stresor-stresor tersebut dapat mengakibatkan stres akademik. Seperti yang dikatakan Santrock dalam bukunya Remaja (2007) bahwa salah satu jenis penyebab stres adalah perpindahan ke sebuah suasana budaya berbeda dapat mengakibatkan stress. Sehingga berbagai bentuk dorongan dibutuhkan untuk membantu siswa mengatasi masa transisinya. Salah satunya melalui dukungan sosial yang bisa didapatkan dari orang tua dan teman sebaya. 2.2.2 House System Menurut R.D Dieferenfied (1976) house system diterapkan demi menyediakan pastoral care bagi para siswa ketika menempuh pendidikan. Sekolah diatur sedemikian rupa sehingga bersuasana “home base” selayaknya situasi di rumah. Setiap house memiliki house parents, yang memiliki peran lebih seperti memperhatikan kedisiplinan, kegiatan sosial, dan juga memainkan peranan sebagai konselor. Ditinjau dari segi aktivitas, menurut penelitian pada tahun 1976 oleh R.D Dieferenfied, kegiatan-kegiatan yang menyangkut house seperti sport competition, house assembly, berbagai kegiatan sosial yang dilakukan antar anggota house. Secara fundamental house system bertujuan untuk memberikan layanan konseling dengan membantu siswa mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi di sekolah. Melalui pembutan iklim sekolah layaknya di rumah atau ‘home base’ menurut R.D Diefrenfied (1976) layanan terebut antara lain pupils conseling , konferensi orang tua, tutor grup, dan aktivitas lainnya.
9
2.3 Dukungan Teman Sebaya Dukungan teman sebaya adalah salah satu jenis dukungan sosial. Menurut Cobb (dalam Sonia S., 2014) dukungan sosial adalah sebuah konsep yang didefinisikan sebagai perasaan peduli, penghargaan, penilaian dan perasaan saling memiliki. Teman sebaya bisa merupakan kelompok yang memberikan pengaruh negatif terhadap anak remaja. Mereka mendorong ke arah kualitas yang tidak diharapkan seperti minum-minuman keras atau kenakalan remaja lainnya, terutama pada anak-anak yang kurang mendapatkan pengarahan dari orang tua (Dawen, 1985. Synder, Dishion & Palterson, 1986. Hendrianti, 2006). Dari sudut pandang lain menganggap bahwa kelompok teman sebaya memberikan pengaruh yang baik seperti yang diungkapkan Sullivan (1953) dan Pieget (1932) dikatakan bahwa relasi dengan teman sebaya akan mengembangkan kematangan dari “self” seorang remaja (Youniss & Smollar dalam Hendrianti, 2006). Terlepas dari dimensi postif dan negatif dukungan teman sebaya, dukungan teman sebaya yang bersifat positif tentu saja dapat membantu remaja mengatasi stres, dalam hal ini merupakan siswa sekolah berasrama.
Dalam sebuah studi yang dilakukan
O’Brien menunjukkan bahwa kawan-kawan sebaya paling sering dijadikan sumber dukungan bagi remaja disusul dengan ibu (Santrock, 1990). 2.3.1 Dimensi Dukungan Teman Sebaya Weiss dalam Sonia (2014) ada 6 dimensi dukungan sosial: Attacment (emotional closeness); a. Reliable alliance (assurance that others can be counted on times of stress); b. Enhancement of worth (recognition of one’s competence); c. Social integration (a sense of belonging to a group of friends); d. Guidance (advice or information); e. Opportunity for nurturance (providing assistance to others) Sonia (2014) kemudian mencoba mencocokan dimensi-dimesi dukungan sosial dengan empat sumber dukungan akademik bagi remaja yakni guru, orang tua, teman
10
satu kelas, dan teman dekat, dimensi dukungan akademik bagi remaja menurut Sonia (2014): a. Emotional,
teman
sebaya
memberikan
dukungan
emosional
dengan
mendengarkan permasalahan akademik masing-masing dan saling mendorong untuk berusaha keras di sekolah; b. Instrumental, teman sebaya dapat memberikan dukungan materil untuk tugas sekolah. Mereka juga bisa membantu menjelaskan konsep yang tidak dimengerti; c. Informational,
menyediakan
informasi
dan
saran
tentang
bagaimana
mengerjakan tugas, mempersiapkan ujian atau cara mengatur waktu di sekolah; d. Appraisal, memberikan penilaian dan apresiasi ketika temannya berhasil di sekolah dan tidak saling mengejek ketika temannya tidak menyelesaikan soal yang diberikan dengan benar.
11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif non-eksperimental (metode survey). Menurut Sugiyono (2013) bahwa, Metode survey adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi di masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat karakteristik, perilaku, hubungan antar variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu, tehnik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuesioner) dan hasil penelitian cenderung digeneralisasikan. Desain penelitian ini yaitu desain penelitian studi regresional. Winarsunu (dalam Fina, 2016) menjelaskan bahwa peneliti menggunakan studi regresional dilakukan untuk melihat besarnya variasi yang terjadi pada variabel terikat (Y) berdasarkan data yang terdapat pada variabel bebas (X). Adapun desain pada penelitian ini adalah seperti bagan berikut :
X
Y
Gambar 3.1 Desain penelitian Sumber: peneliti
12
Penelitian ini terdiri atas satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas (X) yaitu dukungan teman sebaya dan variabel terikat (Y) yaitu stres akademik. 3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian kuantitatif merupakan simbol atau lambang yang memiliki nilai atau bilangan di dalamnya (Kerlinger, 2004).
Dalam penelitian ini
terdapat dua jenis variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas ialah sebab yang dipandang sebagai sebab kemunculan variabel terikat yang dipandang (atau diduga) sebagai akibatnya. Variabel bebas adalah anteseden; variabel terikat adalah konsekuensi. Kalau kita katakan: Jika A, maka B, kita mengungkapkan pesambungan kondisional antara variabel bebas (A) dengan variabel terikat (B) (Kerlinger, 2006:58). Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Variabel Bebas Dukungan teman sebaya, dukungan teman sebaya adalah salah satu jenis dukungan sosial. Menurut Cobb (dalam Sonia S., 2014) dukungan sosial adalah sebuah konsep yang didefinisikan sebagai perasaan peduli, penghargaan, penilaian dan perasaan saling memiliki. b. Variabel terikat Stres akademik adalah tekanan yang dapat mengakibatkan prustasi terkait dengan kegagalan nilai atau perasaan tidak perduli terhadap kegagalan tersebut (Lal, 2014) 3.3 Responden Penelitian 3.3.1 Karakter Responden Karakteristik individu yang menjadi responden pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Merupakan siswa SMA berasrama yang masih aktif; b. Tinggal dan hidup di asrama;
13
c. Menerapkan sekolah berasrama dengan house system. Sedangkan, karakteristik sekolah sebagai lokus penelitian adalah SMA berasrama penuh selama tiga tahun masa sekolah. 3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah keseluruhan sampel atau individu yang menjadi fokus penelitian (Kerlinger, 2004). Dalam penelitian ini, populasi terdiri atas keseluruhan siswa sekolah berasrama di SMAN Sumatera Selatan dan MAN Insan Cendekia (IC) Organ Komering Ilir (OKI). Selanjutnya, sampel merupakan bagian dari popolasi yang karakteristiknya mewakili populasi tersebut (Kerlinger, 2004). Cresswell (dalam Fina, 2016) menjelaskan bahwa sampel harus representatif, maksudnya karakteristik yang dimiliki sampel mewakili karakteristik populasi. Hal tersebut penting agar hasil penelitian pada sampel dapat digeneralisasikan pada populasi. Pada penelitian ini, pengambilan sampel akan dilakukan dengan tehnik simple random sampling . Noor (2011) menjelaskan, bahwa teknik simple random sampling adalah teknik yang paling sederhana. Sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi, tiap elemen populasi memiliki peluang yang sama dan diketahui untuk terpilih sebagai subjek. Meskipun demikian, tim peneliti tetap memperhatikan etika pengambilan data dengan memohon kesediaan responden secara moral untuk ikut menjadi responden penelitian. 3.3.3 Jumlah Responden Responden dalam penelitian ini akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok uji coba alat ukur (pilot study) dan kelompok pengambilan data penelitian (field sudy). Karlinger (2004) mengemukakan bahwa jumlah minimal responden adalah sebanyak 30 responden. 30 Responden merupakan jumlah yang cukup ideal karena dengan total responden tersebut akan lebih meminimalisir bias. Adapun pada penelitian ini, peneliti mneggunakan sebanyak 60 respoden pada uji coba alat ukur (pilot study) Setelah menguji alat ukur, peneliti selanjutnya mengambil data penelitian sebanyak 60 yang merupakan siswa SMAN Sumatera Selatan.
14
3.4 Alat Ukur Alat ukur yang digunakakn dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Sugiyono (2009) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Selanjutnya penelitian ini menggunakan skala likert sesuai dengan kuesioner hild And Adolesent Social Support Scale-Academic (CASSS-A) yang disusun oleh Sonia (2014) dan Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA) yang disusun oleh Sun (2012). 3.4.1 Alat Dukungan Teman Sebaya Alat ukur Adolescent Social Support Scale-Academic (CASSS-A) digunakan untuk mengukur dukungan teman sebaya khususnya yang berkaitan dengan hal akademik. CASSS-A terdiri atas empat dimensi, yaitu emotional, instrumental, informational, dan appraisal. Pada awal pembuatannya CASSS-A terdiri atas 79 item pertanyaan, lalu setelah dilakukan analisis psikometri, terdapat 50 item yang gugur dan menyisahkan 31 item sebagai total akhir item. Masing-masing item terbagi ke dalam sumber-sumber dukungan akademik yang berbeda. Kemudian, diambil 12 item dipilih mewakili dukungan akademik yang berasal dari teman sebaya yakni close friend dengan nilai alpha croanbach yakni α=0.97, . Validitas CASSS-A dengan subscale yakni close friend diuji validitasnya melalui teknik Simple Pearson Correlations. Menurut hasil uji validitas yang dilakukan Sonia (2014) menghasilkan nilai validitas sebesar r =.56.p<.01. Pada kuesioner alat ukur CASS-A ini, responden akan dihadapkan dengan 6 pilihan jawaban mulai dari 1 =”Tidak Pernah” hingga 6 = ”Selalu”. Nilai CASS-A akan dilihat dari nilai mean dan standar deviasi dalam analisis statistik deskriptif. Selain itu, skor total dari keempat dimensi dukungan teman sebaya.
15
Tabel 3.1 Blueprint Child and Adolesents Social Support Scale-Academic No Dimensi 1 Emotional
Deskripsi Emotional, teman sebaya
Nomor Item 1,2,3
Jumlah Item 3
4,5,6
3
7,8,9
3
10,11,12
3
memberikan dukungan emosional dengan mendengarkan permasalahan akademik masing-masing dan saling mendorong untuk berusaha keras di sekolah 2
Instrumental
teman sebaya dapat memberikan dukungan materil untuk tugas sekolah. Mereka juga bisa membantu menjelaskan konsep yang tidak dimengerti
3
Informational menyediakan informasi dan saran tentang bagaimana mengerjakan tugas, mempersiapkan ujian atau cara mengatur waktu di sekolah.
4
Appraisal
memberikan penilaian dan apresiasi ketika temannya berhasil di sekolah dan tidak saling mengejek ketika temannya tidak menyelesaikan soal yang diberikan dengan benar.
16
3.4.2 Alat Ukur Educational Stress Scale for Adolescents Alat ukur Educational Stress Scale for Adolescents yang disusun oleh Sun (2012) digunakan untuk mengukur tingkat stres akademik remaja. ESSA terdiri atas empat dimensi, yakni pressure from study, workload, worry about grades, self-expectation stress, dan despondency. Alat ukur ESSA pada awalnya terdiri atas 30 item, lalu setelah dilakukan analisis psikometri, terdapat 14 item yang gugur sehingga menyisakan 16 item sebagai total akhir item. Berdasarkan factor analysis validitas dan reabilitas instrumen ESSA memiliki konsistensi nilai yang bagus dengan Cronbach α =.82 untuk keseluruhan skala, α=79, α=.73, α=.69, α=.65, α=.64 untuk setiap masing-masing dimensi Pada kuesioner alat ukur ESSA ini, responden akan dihadapkan dengan 5 pilihan jawaban, yaitu 1 =”Sangat tidak setuju”, 2 =”Tidak setuju”, 3 =”Netral”, 4 =”Setuju”, 5 =”Sangat setuju”. Stres akademik yang dimiliki pelajar akan dilihat dari nilai mean dan standar deviasi dalam analisis statistik deskriptif. Tabel 3.2 Blueprint Educational Stress Scale for Adolescents No Dimensi 1 Pressure from study
Deskripsi Empat item tentang tekanan
Nomor Item 1,2,3,4
Jumlah Item 4
5,6,7
3
8,9,10
3
11,12,13
3
yang berasal dari pembelajaran sehari-hari.
2
Workload
Tiga item tentang tekanan yang berasal dari pekerjaan rumah, tugas sekolah, dan ujian.
3
Worry about Tiga item berhubungan dengan grades
emosi stres akibat ketidakpuasan dengan nilai akademik
4
Self-
Tiga item stres akibat tidak
17
expectation 5
dapat mencapai target pribadi
Despondency Tiga item tentang kekecewaan,
14,15,16
3
ketidakpercayaaan diri dan lemahnya konsentrasi di dalam belajar Sumber:peneliti 3.5 Metode Pengolahan Data 3.5.1 Uji Validitas Validitas merupakan suatu informasi ilmiah mengenai hasil evaluasi dari suatu skor tes yang didasari oleh teori dan bukti-bukti yang ilmiah untuk keperluan interpretasi menggunakan tes skor (Osterlind,dalam Fina 2016). Creswell (2005) menjelaskan bahwa terdapat beberapa bentuk uji validitas, yaitu content validity, criterioon-related, dan construct validity. Pada penelitian ini, alat ukur yang digunakan diuji validitasnya menggunakan bentuk content validity. Content-validity merupakan bentuk pengujian validitas suatu alat ukur dengan cara meminta kepada suatu ahli untuk melihat kesesuaian antara item-item pada alat ukur dan dimensi yang hendak diukur. 3.5.2 Uji Reliabilitas Realibitas didefinisikan sebagai derajat konsistensi dari hasil pengukuran paralel yang dilakukan secara acak (Osterlind dalam Fina, 2016). Suatu alat ukur harus diuji realibilitasnya untuk melihat taraf konsistensi atau kepercayaan dari hasil tes yang dilakukan (Azwar, 2012). Terdapat beberapa cara untuk menguji reliabilitas alat ukur, yaitu test-retest reliability, alternate forms reliability, interater reliability, dan internal consistency reliability (Creswell, 2005). Pada penelitian ini, tim peneliti menggunakan internl consistency reliability dengan cara melihat nilai coefficient cronbach’s alpha dari masing-masing alat ukur yakni Child and Adolescents Social Support-Academic (CASSS-A) dan Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA).
18
3.5.3 Tehnik Analisis Data Pada penelitian ini, tim peneliti ingin melihat pengaruh dari dukungan teman sebaya terhadap stres akademik siswa berasrama. Selain itu, tim peneliti juga ingin mendeskripsikan stres akademik berasrama yang menerapkan house system. Untuk itu, data yang diperoleh pada penelitian ini akan dianalisis menggunakan tehnik statistika regresi linear sederhana dan tehnik statistika analisis deskriptif. 3.6 Hasil Analisis Alat Ukur 3.6.1 Hasil Reliabilitas Child and Adolescents Social Support Scale –A Tabel di bawah ini merupakan hasil uji reliabilitas butir item alat ukur Child and Adolescents Social Support Scale-A Tabel 3.3 Reliabilitas Child and Adolescents Social Support Scale-A Item pertanyaan
Item-Total
Koefisien Relibialitas
Correlation
(Alpha Cronbach)
CASSSA1
.434
.913
CASSSA2
.718
.900
CASSSA3
.753
.897
CASSSA4
.656
.902
CASSSA5
.681
.902
CASSSA6
.622
.904
CASSSA7
.576
.906
CASSSA8
.710
.900
CASSSA9
.625
.903
19
CASSSA10
.650
.902
CASSSA11
.729
.899
CASSSA12
.622
.904
Sumber: Peneliti Berdasarkan tabel di atas dapat, dapat dilihat bahwa alat ukur CASSS dapat dikatakan memiliki koefisien reliabilitas alpha cronbach
yang baik, yakni nilai
koefisien alpha cronbach berada dalam rentang .897 - .913. 3.6.2 Hasil Reliabilitas Educational Stress Scale for Adolescents Tabel di bawah ini merupakan hasil uji reliabilitas butir item alat ukur Educational Stress Scale for Adolescents. Tabel 3.4 Reliabilitas Educational Stress Scale for Adolescents Item pertanyaan
Item-Total
Koefisien Relibialitas
Correlation
(Alpha Cronbach)
ESSA1*
.240
.848
ESSA2
.527
.835
ESSA3
.411
.841
ESSA4
.483
.838
ESSA5
.441
.840
ESSA6
.648
.830
ESSA7
.554
.834
ESSA8
.332
.848
ESSA9
.462
.839
ESSA10
.418
.841
20
ESSA11
.563
.834
ESSA12
.556
.834
ESSA13
.314
.846
ESSA14
.584
.832
ESSA15
.500
.837
ESSA16
.462
.839
Item (*) was deleted Sumber: Peneliti Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa alat ukur ESSA dapat dikatakan memiliki koefisien alpha cronbach yang baik, yakni nilai koefisien alpha cronbach berada dalam rentang .832 – 8.48. Di sisi lain, hasil analisis butir item menunjukkan bahwa terdapat satu item dibawah standar yaitu item nomor 1 (.204). Kedua item tersebut kemudian tidak diikutsertakan ke dalam field study. 3.7. Prosedur Penelitian 3.7.1 Persiapan Penelitian Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan sumber informasi mengenai fenomena yang diangkat, serta referensi dan kajian literatur terkait variabel yang menjadi topik utama dalam penelitian. Disamping itu, tim peneliti juga mengajukan surat permohonan pencarian data ke SMA Negeri Sumatera Selatan Pada tahap persiapan, tim peneliti juga mencari alat ukur dari variabel yang mnejadi kajian utama, yaitu: dukungan teman sebaya dan stres akademik. Peneliti mengadaptasi dua buah alat ukur, yakni Child and Adolesents Social Support Scale-Academic dan Educational Stress Scale for Adolescents, dengan cara menerjemahkan alat ukur tersebut ke dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan konteks penelitian dan kaidah-kaidah
21
penulisan skala sikap berdasarkan Azwar (2012). Kemudian, peneliti melakukan uji validitas dengan bentuk content validitu melalui teknik expert judgement melalui dua expert judgement untuk melihat apakah proses pengadaptasian item-item alat ukur telah sesuai dengan konstruk yang diukur. Setelah proses uji validitas selesai dilakukan, tim peneliti selanjutnya melakukan revisi terhadap pernyataan-peryataan pada kuesioner yang dinilai ambigu atau kurang sesuai dengan konstruk. 3.7.2 Pelaksanaan Penelitian Tim peneliti melakukkan pengambilan data pada tanggal 16 September dan 28 September hingga 4 September 2018 di SMAN Sumatera Selatan. Peneliti menyebar sebanyak 60 kuesioner di SMAN Sumatera Selatan. Dari jumlah kuesioner tersebut, semuanya kembali dan dapat digunakan sebagai data penelitian. Sebelum melakukan analisis data, peneliti terlebih dahulu menghitung nilai koefisien reliabilitas (alpha cronbach)
dan
nilai
item-total
correlation.
Tim
peneliti
Peneliti
tidak
mengikutsertakaan item-item yang nilai koefisien butir itemnya di bawah standar ke dalam proses penelitian. Terdapat satu ituem yang harus dibuang oleh tim peneliti karena memiliki nilai koefisien butir itemnya di bawah stadar, yaitu item nomor satu pada alat ukur Educational Stress Scale for Adolesents. Setelah itu, peneliti melakukan analisis deskriptif dan uji hipotesis penelitian berdasarkan data yang diambil saat field study. Analisis deskriptif dan uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan Statistical Package for Social Sciense (SPPS) for Windows 17.0 Selanjutnya, hasil dari data yang sudah diolah dianalisis dan dibahas secara teoritis sehingga dapat ditarik kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.
22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif 4.1.1 Gambaran Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah 60 orang siswa berasal dari SMAN Sumatera Selatan Peneliti melakukan analisis deskiptif pada beberapa aspek demografis responden yang terdiri dari kelas, jenis kelamin, dan jurusan. 4.1.1 Gambaran Hasil Analisis Statistik Deskiptif Child and Adolescents Social Support Scale-Academic Tabel di bawah ini berisi informasi mengenai gambaran nilai rata-rata dan standar teoretik deviasi pada variabel CASSS-A . Pada alat ukur CASSS-A, terdapat 12 item. Selain itu, skala yang digunakan, yaitu skala likert dengan pilihan jawaban 1 – 6. Dari skala tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata teoretik (µ) pada variabel CASSS-A, ialah 4,8. Tabel 4.1 Gambaran hasil analisis deskiptif CASSS-A Aspek
Jumlah Presentase 18
30%
45,66
10,63
XI
18
30%
50,66
11,59
XII
24
40%
48,66
7,92
60
100%
48,26
9.97
Laki-laki
30
50%
49,43
9,26
Perempuan
30
50%
47,10
10,67
60
100%
48,26
9,97
39
65%
48,66
9,88
Total
Total Jurusan
SD CASSS-A
X
Kelas
JK
Mean CASSS-A
IPA
23
IPS Total
21
35%
47,52
10,36
60
100%
48,26
9,97
Keterangan : CASSS-A= Child and Adolescents Social Support Scale-Academic; Mean= Nilai rata-rata; SD= Standar Deviasi; JK= Jenis Kelamin. Pada tabel 4.1, dapat diketahui nilai rata-rata teoretik CASSS-A ditinjau dari berbagai aspek demografis dengan hasil sebagai berikut: a. Berdasarkan kelas, CASSS-A di SMAN Sumatera Selatan berada di atas nilai rata-rata teoretik (µ=48). Adapun nilai rata-rata teoretik pada responden kelas X (µ=45,66) kelas XI (µ=50,66) dan kelas XII (µ=48,66). b. Berdasarkan jenis kelamin, CASSS-A di SMAN Sumatera Selatan berada di atas rata-rata teoretik (µ=48,26). Adapun nilai rata-rata teoretik yang paling tinggi diperoleh dari responden berjenis kelamin laki-laki dengan nilai rata-rata teoritik (µ=49,48) dan responden perempuan (µ=47,10). c. Berdasarkan jurusan, CASSS-A berada di atas nilai rata-rata teoretik (µ=48). Adapun nilai rata-rata teoretik CASSS-A yang paling tinggi diperoleh dari responden yang berasal dari jurusan ipa (µ=48,66) sedangkan nilai teoretik CASSS-A responden yang berasal dari jurusan IPS (µ=47,52). 4.1.1.2 Gambaran Hasil Analisis Statistik Deskriptif Educational Stress Scale for Adolescents Tabel di bawah ini berisi informasi mengenai gambaran nilai rata-rata dan standar teoretik deviasi pada variabel ESSA. Pada alat ukur ESSA, terdapat 11 item. Selain itu, skala yang digunakan, yaitu skala likert dengan pilihan jawaban 1 – 5. Dari skala tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata teoretik (µ) pada variabel ESSA, ialah 4,5. Tabel 4.2 Gambaran hasil analisis deskriptif Educational Stress Scale for Adolescents Aspek Kelas
Jumlah Presentase
Mean ESSA
SD ESSA
X
18
30%
44,22
8,69
XI
18
30%
50
9,08
24
24
40%
42,83
6,89
60
100%
45.40
8,58
Laki-laki
30
50%
44,36
9.62
Perempuan
30
50%
46,43
7,41
60
100%
45,40
8.58
IPA
39
65%
45,06
8,74
IPS
21
35%
46.00
8,44
60
100%
45,40
8,58
XII Total JK
Total Jurusan
Total
Keterangan: ESSA=Educational Stress Scale for Adolescents; Mean= Nilai rata-rata; SD= Standar Deviasi; JK= Jenis Kelamin Sumber:Peneliti Pada tabel 4.2, dapat diketahui nilai rata-rata teoritik ESSA siswa SMAN Sumatera Selatan ditinjau dari berbagai aspek demografis dengan hasil sebagai berikut: a. Berdasarkan kelas, ESSA berada di atas nilai rata-rata teoretik (µ=45,40). Adapun nilai rata-rata teoretik pada responden kelas X (µ=42,83) kelas XI (µ=50) kelas XII (µ=42,83). b. Berdasarkan jenis kelamin, ESSA berada di atas nillai rata-rata teoretik (µ=45,40). Adapun nilai rata-rata teoretik tertinggi pada responden yang berjenis kelamin perempuan sebesar (µ=46,40) dan laki-laki (µ=44,36) c. Berdasarkan jurusan, ESSA berada di atas nilai rata-rata teoretik (µ=45,40). Adapun nilai rata-rata teoretik IPS lebih besar daripada IPA dengan nilai (µ=46) dan IPA (µ=45,06).
25
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Gambaran Tingkat Stres dan dukungan teman sebaya Sekolah Berasrama yang menerapkan house system Tabel di bawah ini menampilkan kondisi stres akademik yang dialami siswa sekolah berasrama yang menerapkan house system yakni SMAN Sumatera Selatan. Tabel 4.3 Gambaran tingkat stres siswa di SMAN Sumatera Selatan Frequency
Percent
Valid percent
Cumulative percent
Tinggi
12
20
20
20.0
Sedang
39
65
65
85
Rendah
9
15
15
100
Total
60
100
100
Sumber:Peneliti Berdasarkan hasil analisis frekuensi menggunakan SPSS menunjukkan hasil 12 siswa mengalami stres ditingkat yang tinggi, 39 siswa mengalami stres ditingkat sedang dan 9 siswa berada pada level stres rendah. 4.2.2 Gambaran Tingkat Dukungan teman Sebaya di Sekolah Berasrama yang Menerapkan House System. Tabel di bawah ini menunjukkan gambaran tingkat dukungan teman sebaya di sekolah berasrama yang menerapkan house system. Tabel 4.4 Gambaran tingkat dukungan teman sebaya di SMAN Sumatera Selatan Frequency
Percent
Valid percent
Cumulative percent
Tinggi
11
18,3
18,3
18.3
Sedang
38
63
63
81,7
Rendah
11
18,3
18,3
18,3
26
Total
60
100
100
Sumber:Peneliti Berdasarkan hasil analisis frekuensi menggunakan SPSS menunjukkan hasil bahwa 11 orang siswa merasa mendapatkan dukungan sosial teman sebaya dalam rentang tinggi, 38 siswa sedang, dan 11 siswa rendah. 4.2.3 Gambaran Analisis Inferensial Dukungan Teman Sebaya terhadap Stres Akademik dan Hasil Uji Hipotesis Penelitian Tim peneliti menggunakan metode regresi sederhana untuk mengetahui hubungan antara variabel (X) Dukungan teman sebaya terhadap variabel (Y) stres akademik di SMAN Sumatera Selatan, berikut ini merupakan hasil yang diperoleh: Tabel 4.5 Gambaran Analisis Inferensial Dukungan Teman Sebaya terhadap Stres Akademik ESSA
R
Model Summary
.009a
R2
P
-.017
0,000
β
.009
CASSS-A
t
P
0.66
Keterangan : ESSA = Educational Stress Scale for Adolescents; Model Summary = Hasil uji regresi variabel bebas terhadap variabel terikat; CASSS-A= Child and Adolescents Social Support Scale-Academic; R= koefesien korelasi; R2 = total kontribusi variasi; p= nilai signifikansi (P<0,05); β= koefesien regresi terstandardisasi; t = koefesien korelasi. Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari dukungan teman sebaya terhadap tingkat stress akademik siswa sekolah berasrama. Hal ini dibuktikan oleh nilai p=0,000 (p<0,05). Total kontribusi yang diberikan oleh dukungan teman sebaya (CASSS-A) terhadap stres akademik (ESSA) yaitu sebesar 17% (R2= -0,17).
27
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan tabel 4.5 angka hasil regresi inferensial menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara dukungan teman sebaya dan stres akademik di sekolah berasrama yang menerapkan house system sehingga hipotesis penelitian yang menyatakan ada hubungan positif antara variabel (X) yakni dukungan teman sebaya terhadap variabel (Y) stres akademik tidak terpenuhi. Berdasarkan hal ini, tim peneliti perlu melakukan kajian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat berpengaruh positif terhadap stres akademik selain dukungan teman sebaya. Menurut penelitian yang dilakukan Kaushal et.al (2018) secara implisit membagi dua sumber copping stres. Pertama, berasal dari diri sendiri atau yang disebut self-eficacy atau dukungan dari dalam dan social support. Menurut Krystler (2011) menyatakan bahwa selfeficacy merupakan variabel moderator yang mempengaruhi perceived stress. Ia menemukan bahwa siswa yang memiliki self-eficacy yang rendah cenderung mengalami stres akademik yang tinggi walaupun di sisi lain menerima dukungan sosial yang tinggi. Berdasarkan hal ini, maka perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai self-eficacy di SMAN Sumatera Selatan untuk kemudian disesuaikan dengan tingkat stress akademik.
28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: a. Hipotesis penelitian bahwa terdapat pengaruh positif dari dukungan teman sebaya pada house system terhadap tingkat stres akademik siswa di SMAN Sumatera Selatan tidak terbukti dan tertolak. b. Gambaran mengenai stres akademik di SMAN Sumatera Selatan yakni 12 orang siswa mengalami stres pada rentang tinggi, 39 siswa dalam rentang sedang dan 9 siswa dalam rentang yang rendah. c. Gambaran mengenai dukungan teman sebaya di SMAN Sumatera Selatan yakni 11 siswa merasa menerima dukungan teman sebaya dalam rentang yang tinggi, 38 siswa sedang, dan 11 siswa rendah. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memiliki beberapa saran penelitian sebagai berikut: a. Saran untuk sekolah Berdasarkan hasil penelitian, dukungan teman sebaya di sekolah berasrama yang menerapkan house system, masih menunjukkan beberapa siswa berada ditingkat dukungan teman sebaya yang rendah. Padahal, teman sebaya adalah salah satu komponen sekolah yang setiap hari mereka jumpai. Perlu diadakan evaluasi program house system untuk memaksimalkan potensi house system pada sekolah berasrama. b. Saran untuk peneliti selanjutnya
29
1) Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih jauh self-eficacy sebagai salah satu sumber siswa dalam mengatasi stres yang berasal dari diri internal siswa. 2) Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengeksplorasi lebih banyak sekolah berasrama yang menerapkan house system untuk mengetahui lebih jauh potensi house system terhadap dukungan teman sebaya. 3) Untuk melanjutkan penelitian ini, peneliti selanjutnya disarankan untuk memasukan self-eficacy sebagai variabel moderator bagi dukungan teman sebaya dan stres akademik.
30
Daftar Pustaka Copeland, E. P., & Hess, R. S. (1995). Differences in Young Adolescents' Coping Strategies Based On Gender and Etnicity. Journal of Early Adolescence, 15, 203. Dipetik September 19, 2018 Creswell, J. (2005). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Dierenfied, R. (1976). THE HOUSE SYSTEM IN COMPREHENSIVE SCHOOLS: ITS CURRETS STATUS. BRITISH JOURNAL OF EDUCATIONAL STUDIES, 10. Fisher, S., Frazer, N., & Murray, K. (1986). HOMESICKNESS AND HEALTH IN BOARDING SCHOOL CHILDREN. Journal Of Enviromental Pyschology, 35. Hendrianti, A. (2006). Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: PT. Reflika Aditama. Herlina, F. (2016). PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP, TRANSACTIONAL LEADERSHIP, DAN PASSIVE-AVOIDANT LEADERSHIP) TERHADAP READINESS FOR CHANGE GURU DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN KURIKULUM. 246. Kerlinger, F. N. (2004). ASAS-ASAS PENELITIAN BEHAVIORAL. Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS. Knopf, D., Park, M., & Mulye, T. P. (n.d.). The Mental Health of Adolescent. National Adolesent Health Informaton Center. Lal, K. (2014). ACADEMIC STRESS AMONG ADOLESCENT IN RELATION TO INTELLIGENCE AND DEMOGRAPHIC FACTORS. American International Journal of Research in Humanities, Arts and Social Sciences, 123. Maslihah, S. (2011). Studi Tentang Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial di Lingkungan Sekolah dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Subang Jawa Barat. Jurnal Psikologi Undip. Nowakowska, S. S. (2014). MEASURING ADOLESENTS' PERCEPTIONS OF ACADEMIC SOSIAL SUPORT: THE RELATIONSHIP BETWEEN ACADEMIC SOCIAL SUPPORT, GLOBAL SOCIAL SUPPORT, AND LEVEL OF FUNCTIONING. Nurbiasianti, W. S. (2017). Penyesuaian Diri Anak di Sekolah Berasrama . S., A. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Santrock, J. W. (2007). REMAJA. Jakarta: Penerbit Eirlangga. Srebnik, D., Cause, A. M., & Baydar, N. (1986). Help-Seeking Pathways for Children and Adolescents. Journal of Emotional and Behaviorial Disorders, 211. Sun, J. (2012). Educational Stress among Chinese Adolesent: Measurement, Risk Factors and Associations with Mental Health. Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
31
Widiastono, T. (2001, Agustus 12). Sekolah Berasrama: Ketika Jakarta tak Lagi Dirasa Nyaman. Diambil kembali dari http://www.kompas.com/kompas.cetak/0105/dikbud/caloo35.html Wills, J. A., Sandy, J. M., Yaeger, A. M., Cleary, S. D., & Shinar, O. (2001). Coping Dimensions, Life Stress, and Adolescent Substance Use: A Latent Growth Analysis. Journal of Abnormal Pyschology. Yashovardha Kaushal, S. K. (t.thn.). Educational Stress and Copping Strategies in School Going Adolescents. International Journal Comtemporery Pediatric.
32
LAMPIRAN Hasil Analisis Butir Item dan Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
33
Reliability
Notes Output Created
03-OCT-2018 16:38:36
Comments
Input
Data
F:\Data LKIR.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
60
Matrix Input User-defined missing values are
Definition of Missing
treated as missing.
Missing Value Handling
Statistics are based on all cases with Cases Used
valid data for all variables in the procedure. RELIABILITY /VARIABLES=CASSSA1 CASSSA2 CASSSA3 CASSSA4 CASSSA5 CASSSA6 CASSSA7 CASSSA8 CASSSA9 CASSSA10 CASSSA11
Syntax
CASSSA12 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR /SUMMARY=TOTAL CORR. Processor Time
00:00:00.02
Elapsed Time
00:00:00.06
Resources
34
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Valid Cases
% 60
100.0
0
.0
60
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items .910
.912
12
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
CASSSA1
3.83
1.304
60
CASSSA2
4.02
1.049
60
CASSSA3
4.42
1.253
60
CASSSA4
4.00
1.235
60
CASSSA5
4.02
.965
60
CASSSA6
3.77
1.254
60
CASSSA7
4.10
1.145
60
CASSSA8
4.13
1.127
60
CASSSA9
4.15
1.176
60
CASSSA10
4.40
1.167
60
CASSSA11
3.75
1.174
60
CASSSA12
3.68
1.186
60
35
Inter-Item Correlation Matrix CASSSA1
CASSSA2
CASSSA3
CASSSA4
CASSSA5
CASSSA6
CASSSA7
CASSSA1
1.000
.559
.334
.305
.406
.266
.306
CASSSA2
.559
1.000
.588
.588
.552
.480
.266
CASSSA3
.334
.588
1.000
.449
.513
.527
.526
CASSSA4
.305
.588
.449
1.000
.512
.569
.383
CASSSA5
.406
.552
.513
.512
1.000
.521
.474
CASSSA6
.266
.480
.527
.569
.521
1.000
.548
CASSSA7
.306
.266
.526
.383
.474
.548
1.000
CASSSA8
.327
.457
.608
.475
.465
.514
.725
CASSSA9
.348
.616
.589
.385
.371
.277
.265
CASSSA10
.301
.493
.695
.341
.430
.366
.350
CASSSA11
.238
.540
.568
.550
.617
.444
.410
CASSSA12
.163
.440
.467
.613
.478
.417
.311
Inter-Item Correlation Matrix CASSSA8
CASSSA9
CASSSA10
CASSSA11
CASSSA12
CASSSA1
.327
.348
.301
.238
.163
CASSSA2
.457
.616
.493
.540
.440
CASSSA3
.608
.589
.695
.568
.467
CASSSA4
.475
.385
.341
.550
.613
CASSSA5
.465
.371
.430
.617
.478
CASSSA6
.514
.277
.366
.444
.417
CASSSA7
.725
.265
.350
.410
.311
CASSSA8
1.000
.483
.474
.525
.489
CASSSA9
.483
1.000
.659
.519
.423
CASSSA10
.474
.659
1.000
.594
.411
CASSSA11
.525
.519
.594
1.000
.709
CASSSA12
.489
.423
.411
.709
1.000
Summary Item Statistics Mean
Minimum
Maximum
Range
Maximum / Minimum
36
Variance
Inter-Item Correlations
.464
.163
.725
.562
4.459
.015
Summary Item Statistics N of Items Inter-Item Correlations
12
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Deleted
CASSSA1
44.43
87.301
.434
.391
.913
CASSSA2
44.25
84.631
.718
.687
.900
CASSSA3
43.85
81.045
.753
.658
.897
CASSSA4
44.27
83.284
.656
.568
.902
CASSSA5
44.25
86.428
.681
.535
.902
CASSSA6
44.50
83.746
.622
.517
.904
CASSSA7
44.17
86.040
.576
.648
.906
CASSSA8
44.13
83.677
.710
.661
.900
CASSSA9
44.12
84.681
.625
.586
.903
CASSSA10
43.87
84.287
.650
.620
.902
CASSSA11
44.52
82.661
.729
.680
.899
CASSSA12
44.58
84.620
.622
.602
.904
Scale Statistics Mean 48.27
Variance 99.589
Std. Deviation
N of Items
9.979
12
37
Reliability Notes Output Created
03-OCT-2018 16:40:29
Comments
Input
Data
F:\Data LKIR.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
60
Matrix Input User-defined missing values are
Definition of Missing
treated as missing.
Missing Value Handling
Statistics are based on all cases with Cases Used
valid data for all variables in the procedure. RELIABILITY /VARIABLES=ESSA1 ESSA2 ESSA3 ESSA4 ESSA5 ESSA6 ESSA7 ESSA8 ESSA9 ESSA10 ESSA11 ESSA12 ESSA13 ESSA14 ESSA15 ESSA16
Syntax
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR /SUMMARY=TOTAL CORR. Processor Time
00:00:00.02
Elapsed Time
00:00:00.04
Resources
38
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Valid Cases
% 60
100.0
0
.0
60
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items .847
.849
16
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
ESSA1
3.27
.778
60
ESSA2
3.40
.960
60
ESSA3
3.20
.953
60
ESSA4
2.48
1.127
60
ESSA5
2.03
.938
60
ESSA6
2.52
.854
60
ESSA7
2.95
.891
60
ESSA8
3.38
1.223
60
ESSA9
3.97
1.073
60
ESSA10
3.97
.938
60
ESSA11
3.40
.906
60
ESSA12
2.67
1.020
60
ESSA13
2.57
.909
60
ESSA14
2.98
1.081
60
ESSA15
3.20
1.070
60
ESSA16
2.68
1.142
60
39
Inter-Item Correlation Matrix ESSA1
ESSA2
ESSA3
ESSA4
ESSA5
ESSA6
ESSA7
ESSA8
ESSA1
1.000
.036
-.027
.102
.104
.121
.044
.069
ESSA2
.036
1.000
.763
.476
.267
.405
.499
.387
ESSA3
-.027
.763
1.000
.413
.334
.308
.431
.253
ESSA4
.102
.476
.413
1.000
.561
.617
.463
.208
ESSA5
.104
.267
.334
.561
1.000
.507
.286
.077
ESSA6
.121
.405
.308
.617
.507
1.000
.547
.164
ESSA7
.044
.499
.431
.463
.286
.547
1.000
.391
ESSA8
.069
.387
.253
.208
.077
.164
.391
1.000
ESSA9
.072
.227
.089
.084
.085
.186
.264
.294
ESSA10
.128
.297
.159
.096
-.037
.128
.140
.174
ESSA11
.423
.378
.259
.339
.343
.408
.172
.211
ESSA12
.370
.312
.157
.393
.313
.415
.336
.131
ESSA13
.142
-.109
-.113
.026
.077
.446
.203
.106
ESSA14
.207
.186
.168
.215
.234
.450
.210
.107
ESSA15
.118
.168
.159
.129
.246
.312
.366
.044
ESSA16
.154
.071
.090
.029
.295
.310
.184
.210
ESSA14
ESSA15
Inter-Item Correlation Matrix ESSA9
ESSA10
ESSA11
ESSA12
ESSA13
ESSA16
ESSA1
.072
.128
.423
.370
.142
.207
.118
.154
ESSA2
.227
.297
.378
.312
-.109
.186
.168
.071
ESSA3
.089
.159
.259
.157
-.113
.168
.159
.090
ESSA4
.084
.096
.339
.393
.026
.215
.129
.029
ESSA5
.085
-.037
.343
.313
.077
.234
.246
.295
ESSA6
.186
.128
.408
.415
.446
.450
.312
.310
ESSA7
.264
.140
.172
.336
.203
.210
.366
.184
ESSA8
.294
.174
.211
.131
.106
.107
.044
.210
ESSA9
1.000
.773
.241
.176
.159
.394
.360
.392
ESSA10
.773
1.000
.375
.289
.082
.367
.294
.164
ESSA11
.241
.375
1.000
.440
.255
.422
.161
.288
ESSA12
.176
.289
.440
1.000
.262
.318
.419
.330
ESSA13
.159
.082
.255
.262
1.000
.493
.247
.372
ESSA14
.394
.367
.422
.318
.493
1.000
.603
.448
40
ESSA15
.360
.294
.161
.419
.247
.603
1.000
.496
ESSA16
.392
.164
.288
.330
.372
.448
.496
1.000
Summary Item Statistics Mean
Minimum
Maximum
Range
Maximum /
Variance
Minimum Inter-Item Correlations
.260
-.113
.773
.887
-6.814
.027
Summary Item Statistics N of Items Inter-Item Correlations
16
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Deleted
ESSA1
45.40
73.634
.240
.268
.848
ESSA2
45.27
68.165
.527
.732
.835
ESSA3
45.47
69.982
.411
.655
.841
ESSA4
46.18
67.237
.483
.612
.838
ESSA5
46.63
69.660
.441
.508
.840
ESSA6
46.15
67.621
.648
.679
.830
ESSA7
45.72
68.478
.554
.576
.834
ESSA8
45.28
69.190
.332
.334
.848
ESSA9
44.70
68.112
.462
.753
.839
ESSA10
44.70
70.010
.418
.751
.841
ESSA11
45.27
68.199
.563
.542
.834
ESSA12
46.00
67.119
.556
.517
.834
ESSA13
46.10
71.786
.314
.523
.846
ESSA14
45.68
66.017
.584
.622
.832
ESSA15
45.47
67.507
.500
.597
.837
ESSA16
45.98
67.474
.462
.523
.839
41
Scale Statistics Mean 48.67
Variance 77.446
Std. Deviation
N of Items
8.800
16
42
LAMPIRAN 2 ANALISIS DESKRIPTIF CASSS-A DAN ESSA
43
Means
Notes Output Created
03-OCT-2018 16:55:53
Comments
Input
Data
F:\Data LKIR.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
60 For each dependent variable in a table, user-defined missing values for the
Definition of Missing
dependent and all grouping variables are treated as missing.
Missing Value Handling
Cases used for each table have no missing values in any independent
Cases Used
variable, and not all dependent variables have missing values. MEANS TABLES=CASSSA BY Kelas JK Jurusan
Syntax
/CELLS MEAN COUNT STDDEV NPCT. Processor Time
00:00:00.03
Elapsed Time
00:00:00.02
Resources
Case Processing Summary Cases Included N
Percent
Excluded N
Total
Percent
N
Percent
CASSSA * Kelas
60
100.0%
0
0.0%
60
100.0%
CASSSA * JK
60
100.0%
0
0.0%
60
100.0%
CASSSA * Jurusan
60
100.0%
0
0.0%
60
100.0%
44
CASSSA * Kelas CASSSA Kelas
Mean
N
Std. Deviation
% of Total N
X
45.6667
18
10.63291
30.0%
XI
50.6667
18
11.59107
30.0%
XII
48.4167
24
7.92309
40.0%
Total
48.2667
60
9.97941
100.0%
CASSSA * JK CASSSA JK
Mean
N
Std. Deviation
% of Total N
Laki-Laki
49.4333
30
9.26872
50.0%
Perempuan
47.1000
30
10.67175
50.0%
Total
48.2667
60
9.97941
100.0%
CASSSA * Jurusan CASSSA Jurusan
Mean
N
Std. Deviation
% of Total N
IPA
48.6667
39
9.88176
65.0%
IPS
47.5238
21
10.36156
35.0%
Total
48.2667
60
9.97941
100.0%
MEANS TABLES=ESSA BY Kelas JK Jurusan /CELLS MEAN COUNT STDDEV NPCT.
Means
45
Notes Output Created
03-OCT-2018 16:58:49
Comments
Input
Data
F:\Data LKIR.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
60 For each dependent variable in a table, user-defined missing values for the
Definition of Missing
dependent and all grouping variables are treated as missing.
Missing Value Handling
Cases used for each table have no missing values in any independent
Cases Used
variable, and not all dependent variables have missing values. MEANS TABLES=ESSA BY Kelas JK Jurusan
Syntax
/CELLS MEAN COUNT STDDEV NPCT. Processor Time
00:00:00.00
Elapsed Time
00:00:00.03
Resources
Case Processing Summary Cases Included N
Percent
Excluded N
Total
Percent
N
Percent
ESSA * Kelas
60
100.0%
0
0.0%
60
100.0%
ESSA * JK
60
100.0%
0
0.0%
60
100.0%
ESSA * Jurusan
60
100.0%
0
0.0%
60
100.0%
ESSA * Kelas ESSA Kelas
Mean
N
Std. Deviation
% of Total N
46
X
44.2222
18
8.69453
30.0%
XI
50.0000
18
9.08133
30.0%
XII
42.8333
24
6.89465
40.0%
Total
45.4000
60
8.58102
100.0%
ESSA * JK ESSA JK
Mean
N
Std. Deviation
% of Total N
Laki-Laki
44.3667
30
9.62570
50.0%
Perempuan
46.4333
30
7.41240
50.0%
Total
45.4000
60
8.58102
100.0%
ESSA * Jurusan ESSA Jurusan
Mean
N
Std. Deviation
IPA
45.0769
39
8.74608
65.0%
IPS
46.0000
21
8.44393
35.0%
Total
45.4000
60
8.58102
100.0%
47
% of Total N
LAMPIRAN 3 ANALISIS TINGKAT STRES DAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA
48
Descriptives Notes Output Created
03-OCT-2018 17:30:15
Comments
Input
Data
F:\Data LKIR.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
User defined missing values are treated
Definition of Missing
Missing Value Handling
60
as missing.
Cases Used
All non-missing data are used. DESCRIPTIVES VARIABLES=EDUSTRESS
Syntax
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX. Processor Time
00:00:00.02
Elapsed Time
00:00:00.02
Resources
Descriptive Statistics N
Minimum
EDUSTRESS
60
Valid N (listwise)
60
Maximum
1.00
3.00
Mean
Std. Deviation
1.9500
.59447
Frequencies Notes Output Created
03-OCT-2018 17:32:26
Comments
Input
Data
F:\Data LKIR.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
49
N of Rows in Working Data File
60 User-defined missing values are
Definition of Missing
treated as missing.
Missing Value Handling
Statistics are based on all cases with
Cases Used
valid data. FREQUENCIES VARIABLES=EDUSTRESS
Syntax
/STATISTICS=STDDEV MEAN MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS. Processor Time
00:00:00.00
Elapsed Time
00:00:00.01
Resources
Statistics EDUSTRESS Valid
60
N Missing
0
Mean
1.9500
Median
2.0000
Mode
2.00
Std. Deviation
.59447
Sum
117.00
EDUSTRESS Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tinggi
12
20.0
20.0
20.0
Sedang
39
65.0
65.0
85.0
Rendah
9
15.0
15.0
100.0
60
100.0
100.0
Valid Total
50
Frequencies Notes Output Created
04-OCT-2018 14:23:46
Comments
Input
Data
D:\Data LKIR.sav
Active Dataset
DataSet3
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
60 User-defined missing values are
Definition of Missing
treated as missing.
Missing Value Handling
Statistics are based on all cases with
Cases Used
valid data. FREQUENCIES VARIABLES=Support /STATISTICS=STDDEV MEAN
Syntax
MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS. Processor Time
00:00:00.08
Elapsed Time
00:00:00.19
Resources
Statistics Support Valid
60
N Missing
0
Mean
2,0000
Median
2,0000
Mode
2,00
Std. Deviation
,61064
Sum
120,00
51
Support Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Rendah
11
18,3
18,3
18,3
Sedang
38
63,3
63,3
81,7
Tinggi
11
18,3
18,3
100,0
Total
60
100,0
100,0
Valid
Frequencies
Notes Output Created
04-OCT-2018 14:30:17
Comments
Input
Data
D:\Data LKIR.sav
Active Dataset
DataSet3
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
60 User-defined missing values are
Definition of Missing
treated as missing.
Missing Value Handling
Statistics are based on all cases with
Cases Used
valid data. FREQUENCIES VARIABLES=Support /STATISTICS=STDDEV MEAN
Syntax
MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS. Processor Time
00:00:00.05
Elapsed Time
00:00:00.08
Resources
52
Statistics Support Valid
60
N Missing
0
Mean
2,0000
Median
2,0000
Mode
2,00
Std. Deviation
,61064
Sum
120,00
Support Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Rendah
11
18,3
18,3
18,3
Sedang
38
63,3
63,3
81,7
Tinggi
11
18,3
18,3
100,0
Total
60
100,0
100,0
Valid
53
LAMPIRAN 4 ANALISIS REGRESI INFERENSIAL
54
Regression Notes Output Created Comments Data Active Dataset Input
Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File
Missing Value Handling
Definition of Missing Cases Used
Syntax Processor Time Elapsed Time Resources Memory Required Additional Memory Required for Residual Plots Notes Output Created
03-OCT-2018 17:01:44
Comments
Input
Data
F:\Data LKIR.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
60 User-defined missing values are
Definition of Missing
treated as missing.
Missing Value Handling
Statistics are based on cases with no
Cases Used
missing values for any variable used.
55
REGRESSION /DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R
Syntax
ANOVA CHANGE /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT ESSA /METHOD=ENTER CASSSA. Processor Time
00:00:00.00
Elapsed Time
00:00:00.04
Resources Memory Required
3760 bytes
Additional Memory Required for Residual Plots
0 bytes
Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
ESSA
45.4000
8.58102
60
CASSSA
48.2667
9.97941
60
Correlations ESSA ESSA
CASSSA
1.000
.009
.009
1.000
.
.474
.474
.
ESSA
60
60
CASSSA
60
60
Pearson Correlation CASSSA Sig. (1-tailed)
ESSA CASSSA
N
Variables Entered/Removeda
56
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
CASSSAb
Method
. Enter
a. Dependent Variable: ESSA b. All requested variables entered.
Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
Change Statistics R Square
F Change
df1
Change .009a
1
.000
-.017
8.65436
.000
.004
1
Model Summary Model
Change Statistics df2
Sig. F Change 58a
1
.948
a. Predictors: (Constant), CASSSA
ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
.324
1
.324
Residual
4344.076
58
74.898
Total
4344.400
59
F
Sig. .004
.948b
a. Dependent Variable: ESSA b. Predictors: (Constant), CASSSA
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
57
t
Sig.
B (Constant)
Std. Error
45.042
5.563
.007
.113
Beta 8.097
.000
.066
.948
1 CASSSA a. Dependent Variable: ESSA
58
.009