Laporan Observasi Pengendalian Hama Terpadu

  • Uploaded by: Esty
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Observasi Pengendalian Hama Terpadu as PDF for free.

More details

  • Words: 1,912
  • Pages: 40
LAPORAN OBSERVASI PENGENDALIAN HAMA TERPADU KELOMPOK 2 ANGGOTA : 1. AFNI NUR APIPAH 2. HANNA SRI HANDAYANI 3. DIAN YUSUP 4. SAHVA FEBRIYANTI 5. PIPIH MASFIYYAH 6. DETI MARYANI 7. TSANIA ULFAH FADILLAH 8. NITA NUR APIPAH

WAKTU PELAKSANAAN OBSERVASI

Hari/tanggal : Kamis,18 Oktober 2018 Lokasi : Balai Penyuluhan Pertanian (Bpp) Kecamatan Baregbeg Jalan R.E Martadinata Kode Pos 46274

LATAR BELAKANG

Pengendalian hama dengan penyemprotan pestisida bukanlah satu-satunya cara yang tepat tetapi harus dilihat secara komprehensif dengan memperhatikan nilai-nilai ekologis, ekonomi dan kesehatan lingkungan. Maka dari itu melalui observasi ini kita dapat mengetahui permasalahan yang terdapat di BPP Kecamatan Baregbeg yang menyangkut masalah-masalah pertanian.

RUMUSAN MASALAH 1. 2.

Apa saja masalah pertanian yang dihadapi di BP3K Kecamatan Baregbeg? Bagaimana usaha pengendalian masalah pertanian di BP3K Kecamatan Baregbeg?

TUJUAN OBSERVASI 3. 4.

Mengetahui masalah pertanian yang dihadapi di BP3K Kecamatan Baregbeg. Mengetahui usaha pengendalian masalah pertanian di BP3K Kecamatan Baregbeg.

Profil Badan Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan(BP3K)

BP3K Kecamatan Baregbeg terletak di wilayah bagian utara Kabupaten Ciamis. Batas administrative sebagai berikut: 1.Sebelah utara berbatasan dengan Desa Muktisari Kecamatan Cipaku 2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Utama Kecamatan Cijeungjing 3.Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Maleber Kecamatan Ciamis 4.Sebelah barat berbatasan dengan Desa Welasari Kecamatan Sadananya.

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Wibin/WKPK Wilbin Baregbeg Wilbin Saguling Wilbin Mekarjaya Wilbin Sukamulya Wilbin Sukamaju Wilbin Petirhilir Wilbin Pusakanagara Wilbin Jelat Wilbin Karangampel

Desa

Nama Petugas/penyuluh

Pangkat/gol

Baregbeg

Dika Aulia

THL-P2BN

Saguling

Iim Nurhalimah

THL-P2BN

Mekarjaya

Dian Nurdiana

THL-P2BN

Sukamulya

Solehudin

Penata Tk.I (III/d)

Sukamaju

Tias Mentari

THL-P2BN

Petirhilir

Reni Lestari

THL-P2BN

Agus Nira

THL-TBPP

Agus Nira

THL-TBPP

Rizka Siti Mulyani

THL-P2BN

Pusakanaga ra Jelat Karangamp el

Data Penduduk

Penduduk merupakan sumber daya yang sangat potensial dalam pembangunan pertanian. Sampai dengan Desember 2015 jumlah penduduk di BP3K Kecamatan Baregbeg sebanyak 42.076 orang, terdiri dari laki-laki sebanyak 21.473 orang dan perempuan sebanyak 20.603 orang.

Luas panen ,rata-rata produksi, dan produksi sector pertanian Komoditas Tanaman Pangan. No 1

Jenis Komoditas

Luas Panen (ha) Produktivitas (ton/ha)

Peningkatan (%)

912,10

8.800,41

248

145

1.398

-

62,90

62,95

2,48

-

21,18

18,27

-

5

12,78

-

42,36

4,86

33,60

1.288,40

9,82

5

190

3,65

67,15

67,81

5,95

Padi Gogo Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produktivitas (ton/ha)

3

Tahun 2015

Padi Produksi (ton)

2

Tahun 2014

Jagung Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produktivitas (ton/ha)

4.

Kacang Tanah Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produktivitas (ton/ha)

5.

224,50

10,70

4

53

2,82

40,70

42,36

7,66

26,20

712,90

0,64

3

79

0,26

87,20

90,24

0,38

13,90

51,50

10,70

3

11

8,00

46,20

46,81

2,50

Ubi Kayu Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produktivitas (ton/ha)

6.

16,30

Ubi Jalar Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produktivitas (ton/ha)

Data Hasil Observasi

Permasalahan Yang Dihadapi Dari hasil observasi yang kami lakukan ke BP3K Kecamatan Baregbeg terdapat permasalahan yang dihadapi oleh para petani ,pelaku usaha,dan petugas di lingkungan Kecamatan Baregbeg sebagai berikut :

1. Tanaman pangan a. Masalah Umum - Keterbatasan pengetahuan,keterampilan sikap (PKS). Pelaku utama dalam penggunaan komponen teknologi SLPTT.,Pengembangan kemitraan usaha,menumbuhkan kelembagaan benih unggul bersertifikat, memanfaatkan SDA untuk kompos. - Keterbatasan pengetahuan ,keterampilan dan sikap pelaku utama dalam hal pengembangan data informasi pelaksanaan system budidaya tanaman pangan, penganekaragaman,dan standar keamanan pangan.

- Kurangnya pengetahuan,keterampilan dan sikap pelaku utama dalam menjaga kesuburan tanah melalui konservasi dan reklamasi lahan, pengendalian alih Flkn ungsi lahan dan pengolaan irigasi. - Protas padi sawah baru mencapai 6,48 ton/ha/msm - Protas jagung baru mencapai 6,78 ton/ha/msm biji kering - Protas kacang tanah baru mencapai 4,23 ton/ha/msm polong

b. Masalah sosial - Kerukunan dan keakraban antar kelompok baru mencapai 38% - Kehadiran anggota pada pertemuan rutin baru mencapai 49% - Kerjasama dalam kelompok baru mencapai 55%

c. Masalah ekonomi - Cara melaksankan penjualan hasil baru mencapai 29% - Pengemasan hasil baru mencapai 37% - Pemupukan modal baru mencapai 46%

d. Masalah khusus Masalah yang terdapat di lingkungan BP3K kecamatan baregbeg , yaitu terdapatnya Organisme Penganggu Tanaman Utama ( OPT) , Diantaranya adalah; 1. Hama wereng batang coklat 2. Tikus 3. Penggerek batang atau ulat yang menyerang batang padi 4. Blast 5.Tungro(virus) dari wereng batang yang mengakibatkan tanaman padi tersebut menjadi kerdil.

SOLUSI PERMASALAHAN

BP3K( Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan ) kecamatan baregbeg melakukan upaya pengendalian masalah-masalah yang muncul dan terjadi di lingkungan balai tersebut, dengan cara : Menanam bibit Padi Varietas Unggul ( Padi IR Lokal ; ciherang ), sehingga tumbuhan tersebut tahan terhadap gangguan-gangguan hama dan penyakit. BP3K juga mempunyai solusi lain untuk pertanian Padi , yaitu dengan cara Tanam Serempak , Dimana seluruh petani di arahkan untuk melakukan penanaman dalam waktu yang bersamaan , untuk menghindari adanya hama.

Balai ini juga mengadakan sekolah lapangan atau

sering disebut juga Saung Kelompok Tani, dimana di dalam nya berisi pengarahan –pengarahan tentang penyelesaian dalam permasalahan pertannian Padi. Pernah Juga Dilakukan PHT Sebanyak 3x. Kegiatan ini dilaksanakan tergantung pada anggaran yang keluar dari pusat provinsi yang dilaksanakan 1 tahun 1x.

Permasalahan yang sering terjadi di lingkungan BP3K hanya mencakup gangguan pada pertanian Padi , dikarenakan pertanian padi sangat dominan dikelola oleh masyarakat. Selain tanaman padi di lingkungan BP3K juga mengelolan tanaman lain , seperti ; Jagung, Kacang-kacangan,Umbiumbian, Sayuran, dan Buah-buahan. Permasalahan yang terjadi pada tanaman-tanaman tersebut hanya terdapat pada penggunaan pestisida yang berlebihan, tidak ada masalah yang signifikan yang terjadi pada tanaman-tanaman tersebut.

Analisis Data Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan, permasalahan yang dihadapi oleh petani, pelaku usaha yang ada di lingkungan BP3K ada satu permasalahan yang dominan terjadi yaitu , gangguan oleh hama. Ditemukan ada 5 OPT ( Organisme Pengganggu tanaman) diantaranya: 1. Hama wereng batang coklat 2.Tikus 3.Ulat yang menyerang batang padi 4.Tungro(virus) dari wereng batang yang mengakibatkan tanaman padi tersebut menjadi kerdil.

Semua permasalahan yang terjadi pada tanamantanaman tersebut diatasi dengan bebagai macam cara di mulai dari penanaman bibit unggul, penanaman bersama, dan sekolah umum. Usaha-usaha yang dilakukan oleh BP3K ini berhasil menyelesaikan berbagai permasalahanpermasalahan tersebut, sehingga tidak ditemukan lagi hama-hama dan penyakit yang menyerang tanaman-tanaman tersebut.

BP3K (Balai Penyuluhan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan) tidak bisa melakukan kegiatan PHT secara rutin, dikarekan pendanaan yang terbatas sesuai dengan anggaran yang diberikan oleh pemerintah kepada BP3K, sehingga para petani tidak bisa mendapatkan pelatihan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) yang rutin. PHT di BP3K sudah dilaksanakan namun tidak dilaksanakan secara rutin

KESIMPULAN

- BP3K (Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan) telah berhasil menanggulangi berbagai macam hama dan penyakit yang menyerang tanamantanaman petani yang ada di lingkungan sekitar BP3K dengan berbagai macam solusi yang telah dilaksanakan. Sehingga hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman –tanaman tersebut tidak muncul lagi. - Penyuluhan, Sekolah Umum, Pelatihan, dan PHT telah dilaksanakan oleh BP3K meskipun tidak secara rutin, karena terbatas oleh pendanaan dan sebagian masyarakat yang kurang berpartisipasi pada kegiatan tersebut .

REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka kami mengajukan rekomendasi yang dipandang berguna dan dapat dijadikan pertimbangan guna untuk meningkatkan pengendalian hama ataupun permasalahan yang terkait dengan BP3K Kecamatan Baregbeg diantaranya yaitu :

Pastikan layanan pengendalian hama yang telah dilaksanakan di BP3K Kecamatan Baregbeg hendaknya dilaksanakan secara rutin dan banyak melibatkan masyarakat terkait agar masyarakat sekitar lingkungan Kecamatan Baregbeg dapat lebih mengerti dan mengetahui cara pengendalian hama yang baik dan benar, tidak hanya menggunakan bahan-bahan kimiawi.

ARTIKEL “Pestisida Kimiawi” EFEKTIFITAS PESTISIDA NABATI SEBAGAI PENGGANTI PESTISIDA PADA KONSEP PHT

PENGERTIAN PESTISIDA

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.

JENIS-JENIS PESTISIDA

1. Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu. 2. Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge. 3. Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung.

4. Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri. 5. Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan. 6. Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu). 7. Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.

8. Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva 9. Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput. 10. Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar). 11. Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh telur.

Dampak Negatif Penggunaan Pestisida 1. Tanaman Yang Ditanam Rusak 2. Pertumbuhan Tanaman Tidak Normal 3.Kandungan Nutrisi Tanaman Bercampur Dengan Pestisida 4. Predator Alami Berkurang 5. Muncul Hama Baru 6. Biaya Perawatan Lebih Mahal

PESTISIDA NABATI

Pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya dari tumbuhan. Pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia karena mengandung biotoksin. Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik. Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat pertahanan alami terhadap pengganggunya. Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan metabolit sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat pertahanan dari serangan organisme pengganggu.

Keuntungan yang didapat dari penggunaan pestisida nabati antara lain (Suriana N.,2012) : - Mempunyai cara kerja unik yaitu tidak meracuni (non toksik). - Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan secara relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya mudah hilang. - Penggunaan dalam jumlah (dosis) kecil / rendah. - Mudah diperoleh di alam. -Cara pembuatan relatif mudah dan secara sosial ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani kecil di negara berkembang.

Pengaruh Pestisida Nabati Terhadap Organisme Non Target

1. Pengaruh Pestisida Nabati Terhadap Musuh Alami : Beberapa ekstrak tumbuhan dapat mematikan serangga, seperti tumbuhan chrysanthemum spp., nicotiana spp., dan derris spp. Yang menghasilkan berturut-turut viretrin, nicotin, dan rotenon. Selain tumbuhan diatas senyawa-senyawa aktif dari family meliaceae seperti rokaglamid yang di isolasi dari A. Odorata menunjukan efek kematian pada peridroma saucia, menghambat pertumbuhan penggerek jagung ostrinia nubilalis.

2. Pengaruh Pestisida Nabati Terhadap Serangga Non Target Penggunaan pestisida nabati mempunyai keuntungan dan manfaat untuk menjaga daya tahan tanaman aman bagi musuh alami dan organisme non target. Pestisida nabati rendah residu karena bahan yang jatuh ke tanah dapat di dekomposisi seperti bahan organik biasa.

Pengaruh Pestisida Nabati Terhadap Lingkungan Dan Kesehatan

1. Pengaruh Pestisida Nabati Terhadap Lingkungan Pestisida Nabati bisa mengatasi masalah hama dengan cepat, penggunaan bahan-bahan alami untuk mengusir atau menghalau musuh-musuh alami yang menyerang tanaman tanpa harus mematikannya sehingga siklus ekosistem masih tetap terjaga.

2. Pengaruh Pestisida Nabati Terhadap Kesehatan Meskipun pestisida nabati berbahan dasar alami namun tidak semua bahan bisa dijadikan pembentuk pestisida, sisa-sisa pestisida organik yang tertinggal di tanah akan menjadi mudah terurai dan hilang, karena dianggap lebih ramah lingkungan. Meskipun pestisida nabati berlabel organik, bukan berarti produk tersebut aman bagi kesehatan tapi kenyataannya pemahaman tersebut belum tentu benar dan harus ada penelitian yang berlanjut.

Prospek Pestisida Nabati Dalam Pengelolaan Hama Terpadu Pemanfaatan tumbuhan pestisida nabati dalam pengendalian hama terutama dibidang pertanian dan perkebunan dan hasilnya efektif. Penggunaan suatu pestisida nabati akan lebih baik hasilnya atau lebih efektif apabila dipadukan dengan pestisida nabati lainnya. Penggunaan pestisida nabati juga dapat dipaduka dengan musuh alami bila bahan pestisida nabati tersebut tidak beracun bagi musuh alami

DOKUMENTASI

TERIMAKASIH   

Related Documents


More Documents from "RickyDwiKristian"