LAPORAN PRAKTIKUM HAMA TANAMAN PERKEBUNAN DAN INDUSTRI “Hama Pada Tanaman Kelapa”
RANITA NIM. 1606115995 KELOMPOK 1 AGROTEKNOLOGI-B
JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2019
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa (Cocos nucifera, L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan dan komoditas unggulan disamping tanaman perkebunan lainnya seperti, kakao, kopi, lada, dan vanili. Komoditas kelapa ini telah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna, karena semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan oleh manusia. Daging buah kelapa digunakan untuk konsumsi rumah tangga sehari-hari, juga dapat dibuat kopra dan minyak. Kandungan gizi daging buah kelapa perseratus gram adalah: protein 3,3 g, karbohidrat 15,23 g, vitamin C 3,3 mg, dan energi 350 mg. Luas areal pertanaman kelapa di Indonesia pada tahun 2009 adalah 3.799.124 ha dengan produksi sebesar 3.257.969 ton. Tahun 2010 luas areal sebesar 3.739.350 ha dengan produksi sebesar 3.166.666 ton. Tahun 2011 luas areal sebesar 3.752.144 ha dengan produksi sebesar 3.203.635 ton (BBPPTP, 2012). Produksi di atas belum memberikan indikasi yang menggembirakan kepada pemerintah maupun petani kelapa, karena tanaman kelapa telah melewati umur produktif, pemeliharaan tanaman kelapa tidak dilaksanakan dengan baik serta serangan hama dan penyakit. Menurut Setyamidjaja (1993), ada beberapa hama penting yang menyerang tanaman kelapa, diantaranya adalah hama Sexava sp. dan O. rhinoceros. Kerugian yang ditimbulkan hama ini cukup berarti, sehingga perlu diperhitungkan dalam usaha perkebunan kelapa di Indonesia.
Hama Sexava sp. pertama kali ditemukan di daerah Sangihe Talaud pada tahun 1927. Hama O. rhinoceros pertama kali ditemukan di daerah Asia Tenggara, dan serangan berat terjadi pada tahun 1946 (Kalshoven, 1981). Menurut Setyamidjaja (1993), gejala serangan yang ditimbulkan hama Sexava sp. pada daun kelapa yang mencapai pertumbuhan sempurna (tua), dan dalam keadaan terpaksa dapat juga menyerang daun-daun muda, kulit buah dan bunga-bunganya. Pada serangan berat kelapa tinggal lidi saja, sehingga buahnya berguguran dan tanaman tidak dapat menghasilkan buah selama dua tahun. Menurut pendapat Umiarsih (2011), daun yang terserang hama O. rhinoceros nampak seperti tergunting akan lebih jelas terlihat sesudah pelepah daun terbuka dan bentuk guntingan berbentuk huruf “V”, hal ini merupakan ciri khas dari serangan hama O. rhinoceros. Hama Sexava nubila memakan anak daun yang dimulai dari pinggir ke bagian tengah, kadang-kadang dimakan sebagian atau sampai ke lidi. Bekas gigitan biasanya tidak rata, danpada serangan berat terlihat pada pelepah daun bagian bawah tinggal lidi saja (Hosang, 2005). Menurut Kalshoven (1991) jenis belalang Sexava spp biasanya merusak dengan cara memakan helaian daun, dan selain merusak tanaman kelapa, juga merusak tanaman lainnya seperti sagu, pinang,
salak,
dan
lain
sebagainya.
Selanjutnya
Setyamidjaja
(1995)
menambahkan, bahwa belalang Sexava nubila juga merusak bagian daun muda, kulit buah, dan bunga-bunganya. Ciri-ciri tersebut sesuai dengan yang dikemukakanoleh Hosang (2005), yaitu bentuk dan warna telur Sexava nubila. seperti buah padi masak (gabah),
salah satu ujung telur lancip dan lainnya bulat, telur tua panjangnya sampai 13mm dan lebarnya 3mm. Nimfa muda dan tua berwarna hijau, tetapi kadang-kadang berwarna coklat. Imago berwarna hijau, antena merah muda dan matanya abu-abu. Alat peletak telur (ovipositor) berwarna hijau pada bagian pangkalnya yaitu sepertiga dari panjang ovipositor, sepertiga lagi berwarna kemerahan dan bagian ujungnya berwarna hitam. Panjang imago betina (kepala + badan + ovipositor) antara 9.5 – 10.5 cm. Panjang ovipositor 3 – 4.5 cm dan panjang antena 16 cm. Panjang imago jantan 6 – 9.5 cm dan antenanya 14-16 cm.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Pengamatan beberapa sampel kelapa yang terserang hama dan perbandingannya di internet. Gambar Sampel Di Lapangan
Gambar Di Internet
Serangan kumbang dewasa dengan Gambar sampel 1. Daun kelapa yang terserang O.rhinocerus berbentuk “V”.
ciri khas tanda serangan berbentuk "V" Sumber: Arnold H. Hara, 2014.
Gambar sampel 2. Daun kelapa yang
Serangan kumbang dewasa dengan
terserang hama O.rhinocerus mulai
ciri khas tanda serangan berbentuk
mengering dan melidi.
"V" Sumber: Arnold H. Hara, 2014.
Gambar sampel 3. Bagian tepi daun kelapa habis dimakan hama belalang.
Gambar sampel 4. Daun kelapa menjadi berlubang dan lubangnya cukup teratur
Hama Belalang(Sexava spp.) Source: perkebunan.litbang.pertanian.g o.id Pingiran daun hingga ke tulang daun habis.
Gambar. Ulat kantong Metisa plana Daun berlubang dan tajuk tanaman yang kering seperti terbakar.
diserang oleh hama ulat kantong.
Gambar sampel 5. Daun yang terserang kumbang tanduk O.rhinocerus berbentuk “V”.
Serangan kumbang dewasa dengan ciri khas tanda serangan berbentuk "V" Sumber: Arnold H. Hara, 2014.
DAFTAR PUSTAKA BBPPTP. 2012. Kelapa Indonesia. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Maluku. Kalshoven, L.G.E. 1981. Pest of Crop in Indonesia. PT. Ichtiar Baru-Van Houve Jakarta. Kartasapoetra, A.C. 1987. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara Jakarta. Natawigena, H. 1989. Pestisida dan Kegunaannya. CV Armico Bandung. Palungkun, R. 2004. Aneka Produk Olahan Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta Setyamidjaja. D. 1993. Bertanam Kelapa. Kanisius Yogyakarta. Sukman, Y. & Yakup. 1995. Gulma dan Teknik Pengendalian. Ed. 1. Cetakan ke2. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Umiarsih. 2011. Hama Kumbang Badak (Oryctes rhinoceros L.) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq) di Indonesia. https://umiarsih.wordpress.com/2011/12/.