LAPORAN MAGANG BIMBINGAN DAN KONSELING 1 SMA BOPKRI BANGUNTAPAN Dosen Pendamping: Drs. Budi Sarwono, M.A
Oleh: 1. Yerista Anfrida Natalia 151114017 2. Lucia Kripsi Anindita 151114025
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaikan Laporan Magang Bimbingan dan Konseling 1 ini. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Joko Wigati selaku Kepala SMA BOPKRI Banguntapan yang sudah mengizinkan kami untuk melaksanakan Magang Bimbingan dan Konseling 1 di tempat ini. Bapak Yanuarius Yala AP, S.Pd selaku koordinator Bimbingan dan Konseling yang sabar mendampingi kami selama proses Magang Bimbingan dan Konseling 1 di SMA BOPKRI Banguntapan. Serta Bapak Drs. Budi Sarwono, M.A selaku dosen pendamping kami yang selalu siap dalam mendampingi kami saat proses penyelesaian hingga akhirnya bisa terselesaikan Laporan Magang Bimbingan dan Konseling 1 dengan baik. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik yang disengaja atau pun tidak disengaja dari penulisan Laporan Magang Bimbingan dan Konseling 1 ini. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Laporan Magang Bimbingan dan Konseling 1 ini. Akhir kata kami berharap semoga Laporan Magang Bimbingan dan Konseling 1 ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Yogyakarta, Juni 2017
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang SMA BOPKRI Banguntapan Di tahun 2017 ini, SMA BOPKRI Banguntapan dengan jenjang akreditasi A genap berusia 58 tahun sejak didirikan pada tahun 1954 dengan nama SMA BOPKRI III Yogyakarta oleh sekelompok pemuda Kristen yang ingin ikut serta mencerdaskan, memajukan bangsanya. Kini SMA tersebut lebih dikenal dengan sebutan “BOBAYO” (BOPKRI Banguntapan Yogyakarta). Awalnya SMA tersebut diselenggarakan pada siang hari (pukul 14.00-19.00 WIB) dengan misi utama yaitu memberikan kesempatan kepada para pegawai yang masih ingin meneruskan studinya melalui pendidikan yang didasari iman Kristen. Pada era tahun 70-an, SMA BOPKRI III menjadi sekolah biasa yaitu hanya menerima siswa. Dengan adanya peraturan pemerintah yang mengharuskan pergantian nama sekolah di seluruh DIY, pada tahun pelajaran 1996–1997, nama SMA BOPKRI III Yogyakarta diubah menjadi SMA BOPKRI Banguntapan.
B. Visi dan Misi Sekolah 1. Visi Sekolah: Menjadi sekolah menengah atas swasta kristiani di DIY yang diminati, dicari, berkualitas dan berkompetitif berdasarkan kasih. 2. Misi Sekolah: Menyelenggarakan pendidikan menengah atas secara profesional, berkualitas IPTEK dan iman. Misi sekolah dapat diurakan menjadi: a. Meningkatkan kualitas pelayanan sekolah. b. Meningkatkan presentase kelulusan dan kualitas lulusan. c. Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. d. Meningkatkan relasi yang harmonis antar warga sekolah. e. Meningkatkan kesadaran akan tugas dan tanggung jawab yang diemban sebagai wujud pelayanan kepada Tuhan.
C. Tujuan SMA BOPKRI Banguntapan 1. Meningkatkan relasi yang harmonis antar warga sekolah. 2. Membangun kesadaran bahwa pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang diemban sebagai bentuk pelayanan kepada Tuhan. 3. Meningkatkan ketertiban dan kedisiplinan. 4. Meningkatkan kompetensi siswa (peningkatan kenaikan kelas 100% melalui pembelajaran remedial dan pengayaan). 5. Meningkatkan kompetensi guru dan pegawai. 6. Menambah jumlah dan jenis sarana prasarana pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa. 7. Menumbuhkan rasa “krasan” kepada warga sekolah berada di lingkungan sekolah. 8. Menjadikan peserta didik memiliki budi pekerti yang luhur melalui kegiatan pengembangan diri.
BAB II DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG BK 1
A. Manajemen Persekolahan Manajemen Persekolahan di SMA BOPKRI Banguntapan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya demi untuk meningkatkan mutu sekolah yang lebih baik lagi dengan mengingat daya saing sekolah yang semakin kuat untuk berlomba-lomba meningkatkan mutu sekolah. 1. Kesiswaan Pihak yang bertanggung jawab dalam bidang kesiswaan ialah Bapak Drs. Bambang Rahardjo dan kerjasama dengan guru lain dalam mendampingi siswa dan kegiatan lainnya. Tabel 1. Jumlah Siswa SMA BOPKRI Banguntapan tahun 2016/2017 No
Kelas
Jumlah Ruang Kelas
Jumlah Siswa
1.
X
1 ruang
26 siswa
2.
XI IPA
1 ruang
9 siswa
3.
XI IPS
1 ruang
16 siswa
4.
XII IPA
1 ruang
12 siswa
5.
XII IPS
1 ruang
16 siswa
5 ruang
79 siswa
Jumlah
2. Guru SMA BOKRI Banguntapan Berikut daftar nama guru yang terlibat dalam upaya pengelolaan manajemen persekolahan di SMA BOPKRI Banguntapan: Tabel 2. Guru SMA BOPKRI Banguntapan tahun pelajaran 2016/2017 No
NAMA
1.
Drs. Joko Wigati
2.
3.
Dra. Amurwani Rahayu Dra. Fl. Sruning Mawarni
NIP/NIY 054620133 196401271990032003
196002031987032004
JABATAN Kepala Sekolah WAKA Kurikulum Guru Guru
4.
5.
6.
7. 8. 9.
10.
11. 12. 13.
14.
Dra. Yasingta Prapti Kliwon Santosa, S. Kom Agnes Ismiyati, S. Pd Drs. Bambang Rahardjo Dra. Ari Saptarini Yanuarius Yala AP, S.Pd Maria Agustina, S.Pd Ign. Astrianto, S. Pd Kor Rinda Marlita, SS Febriantama Saputra, S.Pd Yuni Vonti Ria Sinaga
196404091994032004
196912031992011002
197007222007012014
054610117 054620226 054840392
WAKA Humas Guru Guru WAKA Sarpras Guru WAKA Kesiswaan Guru Guru Koordinator BK Guru Guru
Guru Guru Guru
Guru
15.
Dra. Rara Agustin
Guru
16.
Sarjono, A.Md
Guru
C. Ika 17.
Sulistiyanti, S.Pd,
Guru
M.Pd 18.
Dra. Yidi Merakati
Guru
P. Linawati 19.
Cahya P, S.Pd, M.Pd
Guru
20.
21.
22. 23. 24.
25.
Dra. Ratnaningsih Sudiro Fransisca Ditawati NP, S.Pd Drs. R. Pandu Wicaksono Sukarno, S.Pd Yustina Ismiyati, S.Pd Dra. Agustina Eria Budiati
Guru
Guru
Guru Guru Guru
Guru
3. Jadwal Kegiatan Pembelajaran Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SMA BOPKRI Banguntapan dilaksanakan pada hari Senin-Sabtu. Kegiatan belajar mengajar pada hari SeninKamis dimulai pukul 07.15-13.45 WIB dan hari Jum’at-Sabtu kegiatan dimulai pada pukul 07.15-12.35 WIB.
4. Kegiatan Piket Jadwal piket di SMA BOPKRI Banguntapan tersusun rapi dan jelas. Jadwal piket tersebut dilaksanakan secara bergilir oleh guru-guru yang bersangkutan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Apabila ada guru yang berhalangan melaksanakan kegiatan piket tersebut, guru yang bersangkutan akan mengganti jadwal sesuai dengan guru yang bersedia digantikan jadwal piketnya. Tugas guru piket antara lain mengawali kegiatan dengan membacakan renungan pagi, mengabsen kehadiran guru, karyawan, dan daftar siswa. Kemudian, mengecek siswa yang datang terlambat dan memberikan persetujuan apakah siswa tersebut boleh mengikuti kegiatan pembelajaran atau tidak, dan mencatat siswa yang izin kegiatan atau izin pulang.
B. Administrasi Persekolahan 1. Tata Tertib Bagian 1: Kewajiban Siswa diwajibkaan: 1. Datang ke sekolah sebelum pukul 07.10 WIB. 2. Menjaga keamanan, kebersihan, ketertiban, kekeluargaan, dan kerindangan sekolah. 3. Bersikap sopan santun kepada sesama atau warga sekolah. 4. Menjaga nama baik sekolah. 5. Mengikuti renungan di gereja/upacara bendera di sekolah, dengan berseragam lengkap. 6. Menyampaikan surat keterangan dari orangtua/wali, kepala sekolah/wali kelas jika berhalangan datang/tidak masuk kelas dan jika sakit lebih dari 3 hari diharapkan membawa surat dari dokter. 7. Meminta izin kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan atau guru piket jika meninggalkan kelas selama pelajaran berlangsung. 8. Minta izin dan menyerahkan surat keterangan dari orangtua/wali kepada kepala sekolah jika meninggalkan sekolah sebelum kegiatan belajar mengajar berakhir. 9. Merawat rambut dengan teratur dan rapi (tidak menutupi daun telinga, kerah baju, dan menutupi alis bagi siswa putra). 10. Berpakaian seragam setiap hari, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh sekolah: a. Untuk putri, rok dibawah lutut dan tidak terlalu ketat, dan ikat pinggang tampak. b. Untuk putra, pipa celana tidak terlalu ketat, atau tidak terlalu lebar, ikat pinggang tampak. c. Jika hem putih atau tipis, diseyogyakan menggunakan pakaian dalam, hem tidak ketat dan tidak terlalu pendek. 11. Mengikuti ekstrakurikuler sesuai ketetapan sekolah. 12. Menghubungi guru piket jika ada jam pelajaran kosong.
Bagian 2: Larangan Siswa dilarang: 1. Datang terlambat. 2. Masuk kelas jika terlambat (seizin guru piket). 3. Meninggalkan kelas saat pelajaran berlangsung, kecuali ada izin dari guru pelajaran yang bersangkutan. 4. Membawa rokok atau merokok di lingkungan sekolah. 5. Membawa atau minum-minuman keras atau obat terlarang. 6. Membawa atau meghisap ganja heroin dan sejenisnya. 7. Membawa senjata tajam, senjata api, atau sejenisnya yang membahayakan sesama. 8. Membawa buku bacaan, buku bergambar, gambar/lukisan, radio, tape, dan kaset dengan segala bentuknya yang tidak pantas ditinjau dari segi pendidikan. 9. Membawa teman dan atau menerima tamu dari luar tanpa izin dari guru piket dan atau kepala sekolah. 10. Membuat keributan, berkelahi, kekacauan dalam bentuk atau alasan apapun. 11. Memakai perhiasan dan berhias berlebihan yang tidak pantas ditinjau dari segi pendidikan. 12. Membuat corat-coret di meja, bangku, kursi, tembok, atau tempat-tempat lain. 13. Menempatkan sepeda/sepeda motor tidak pada tempatnya dan tidak rapih.
Bagian 3: Sanksi-Sanksi Siswa mendapatkan: 1. Teguran lisan dari pihak sekolah. 2. Peringatan tertulis dari sekolah dengan tembusan orang tua atau wali. 3. Skorsing/tidak boleh mengikuti pelajaran dalam waktu tertentu, selama skorsing mengerjakan tugas di perpustakaan. 4. Dikeluarkan dari sekolah.
C. Proses Pembelajaran di Kelas Kegiatan proses pembelajaran yang kami amati di SMA BOPKRI Banguntapan cukup kondusif. Hasil pengamatan meliputi pengelolaan kelas. Ketika guru sedang menjelaskan, siswa banyak yang kurang memperhatikan dan acuh dengan penjelasan yang sedang dijelaskan oleh guru yang bersangkutan. Namun ketika guru yang bersangkutan tersebut meminta siswa untuk mendengarkan sejenak, siswa pun yang tadinya acuh menjadi diam dan siap untuk mendengarkan. Guru yang sedang mengajar di kelas tersebut dengan sabar mengulangi dan memulai proses pembelajaran.
D. Situasi yang Mendukung dan Menghambat Perkembangan Peserta Didik di Kelas dan Luar Situasi yang mendukung perkembangan peserta didik di dalam kelas yang berhasil kami amati antara lain ialah lingkungan sekolah yang mendukung, tata letak antara ruang satu dengan yang lain cukup strategis, dan interaksi antara guru maupun karyawan dengan siswa dapat terjalin dengan baik karena rasa kekeluargaan yang tinggi. Kegiatan di luar jam pun sangat mendukung perkembangan peserta didik. Seperti kegiatan ekstrakurikuler yang sangat menunjang keaktifan siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya. Sedangkan, situasi yang menghambat perkembangan peserta didik ialah siswa yang datang terlambat ke sekolah. Hal tersebut menyebabkan siswa tidak mengikuti renungan pagi yang diadakan secara rutin sebelum jam pelajaran dimulai. Kejadian tersebut disebabkan karena banyak siswa yang jauh dari orang tua, mereka tinggal di kos. Sehingga perhatian dan didikan dari orang tua sangatlah kurang.
E. Karakteristik Perilaku Peserta Didik Berdasarkan Tugas Perkembangan Menurut Robert J. Havighurst ada beberapa tugas perkembangan yang perlu dicapai Siswa Menengah Atas sebagai remaja yaitu: mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, mencapai peranan sosial sebagai pria dan wanita, menerima keadaan fisik dan dapat menggunakannya secara efektif, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, mempersiapkan ke arah kemandirian ekonomi, memilih dan mempersiapkan pekerjaan, menghargai hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga, memiliki sikap dan perilaku sosial yang
bertanggung jawab,
serta
mampu
memahami
nilai-nilai
dan
etika
hidup
bermasyarakat. Berdasarkan teori tugas perkembangan tersebut, kami mengobservasi perilaku siswa melalui kegiatan Vocal Group di ruang multimedia. Kami mengamati bahwa tingkat emosional siswa masih sangat labil dan belum bisa terkondisikan dengan baik. Namun, perilaku positif yang sempat kami amati ialah ketika siswa saling menguatkan satu sama lain dan sangat terlihat sikap keakrabannya terhadap teman sebaya.
F. Praksis Kerjasama Guru dan Orangtua, Tenaga Ahli Lain Pihak sekolah rutin melakukan kerjasama dengan orang tua. Kegiatan kerjasama yang sempat kami amati ialah kegiatan pertemuan orang tua menjelang Ujian Nasional. Keterlibatan dari pihak orang tua pun sangat baik. Hampir semua orang tua siswa yang hadir dan hanya beberapa yang berhalangan hadir. Tidak hanya itu, orang tua siswa rutin datang ke sekolah di jam pelajaran. Orang tua yang datang baik dipanggil oleh pihak sekolah maupun datang sendiri. Orang tua yang dipanggil mungkin karena putra-putrinya datang terlambat dan sebagainya. Sedangkan orang tua yang datang sendiri kebanyakan konsultasi, konfirmasi, klarifikasi mengenai nilai, sikap, dan pergaulan putra-putrinya.
G. Penggunaan IT dan Sumber-Sumber Belajar Lain di Sekolah Adapun beberapa fasilitas pendukung yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran. Fasilitas tersebut terdiri dari terdapat hotspot area untuk pendukung dalam proses pembelajaran, sarana dan prasarana yang lengkap, dan kegiatan ekstrakulikuler yang terkonsep dengan baik. Berikut hal-hal yang kami dapatkan selama proses observasi, diantaranya: a. Tabel 3. Kelengkapan Sarana dan Prasarana 1.
Ruang Kepala Sekolah
11.
Ruang Multimedia (full AC)
2.
Ruang Guru
12.
Ruang Gudang
3.
Ruang Tata Usaha
13
Ruang Keterampilan Membatik
4.
Ruang OSIS
14.
Laboratorium Komputer & Intenet (Full AC)
5.
Ruang Kesehatan/UKS
15.
Laboratorium IPA
6.
Ruang BK
16.
Lapangan Basket
7.
Ruang Koperasi
17.
Perpustakaan
8.
Ruang Karawitan
18.
Kantin
9.
Ruang Penjaga
19.
Kamar Mandi Siswa dan Siswi
10.
Ruang Band
20.
Tempat Parkir
11.
Ruang Kelas
b. Tabel 4. Sumber Belajar Pendukung 1.
Kipas Angin
5.
Speaker
2.
Hot Spot Area
6.
Papan Mading
3.
LCD
7.
Alat Praktikum (IPA)
4.
Proyektor
8.
Alat Musik (Gitar, Alat Band, Gamelan Jawa, dan Keyboard)
c. Tabel 5. Kegiatan Ekstrakurikuler 1.
Pramuka
5.
Karawitan
2.
Band
6.
Modern Dance
3.
Futsal
7.
Jurnalistik
4.
Desain Grafis
H. Identifikasi Perilaku Guru yang Mendidik, Membimbing dan Memotivasi Peserta Didik Perilaku guru yang mendidik, membimbing, dan memotivasi peserta didik banyak yang dapat kami temukan. Di SMA BOPKRI Banguntapan, guru tidak hanya mendidik siswa dalam hal belajar saja. Tetapi guru-guru juga memberikan kasih sayang yang tulus kepada siswa. Sehingga siswa tidak menjadi sungkan dan merasa lebih nyaman serta dapat merasa diterima dengan baik.
BAB III PENUTUP
A. Refleksi 1.
Yerista Anfrida Natalia Kegiatan magang 1 saya merasa senang karena saya dan Lucia bisa diterima dengan baik oleh kepalas sekolah, guru-guru, pegawai, dan juga siswa-siswi. Ucapan selamat datang disampaikan oleh kepala sekolah dan guru BK di ruangan kepala sekolah. Saya dan Lucia langsung melakukan tugas kami pada magang 1 yaitu melakukan observasi lingkungan sekolah SMA BOPKRI Banguntapan. Lingkungan sekolah SMA BOPKRI Banguntapan sangat bersih sehingga membuat siswa-siswi merasa nyaman dan betah berada di sekolah. Letak ruangan pun sangat strategis dan jarak antara satu ruangan dan ruangan yang lain berdekatan, hal ingin sangat mendukung proses belajar mengajar di SMA BOPKRI Banguntapan. Adapun beberapa fasilitas mendukung yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran. Fasilitas tersebut terdiri dari sarana dan prasarana yang lengkap baik untuk sumber belajar di kelas dan kegiatan ekstrakurikuler. Pelaksanaan kegiatan magang 1 ini banyak menambah wawasan dan pengetahuan saya tentang kegiatan belajar mengajar yang ada di SMA BOPKRI Banguntapan. Saya menjadi tahu bahwa peran seorang guru tidak semudah yang saya bayangkan. Begitu juga dengan guru BK, peran guru BK sangat mempengaruhi perkembangan siswa-siswi, saya melihat begitu baik lerasi antara guru BK dan siswa-siswi sehingga membuat siswa-siswi tidak merasa segan untuk bertemu guru BK ketika memiliki hambatan dalam proses belajar dan juga ketika memiliki masalah pribadi. Selain itu peran guru BK juga sangat mempengaruhi kinerja guru-guru lain. Pelaksanaan magang 1 ini saya juga mendapat kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan pertemuan orang tua wali kelas X, Xl, Xll. Saya dan Lucia ditugaskan untuk among tamu, ini merupakan pengalaman yang paling mengesankan bagi saya karena saya bisa melihat adanya keakraban dan rasa kekeluargaan antara guru dan orang tua.
Di SMA BOPKRI Banguntapan saya juga mendapat kesempatan untuk melakukan observasi perpusatakaan dan pengelolaan administrasi perpustakaan. Ternyata pengelolaan administrasi perpustakaan tidak segampang yang saya bayangkan, semua itu butuh ketelitian. Salah satunya yaitu saat memberi penomoran dan cap pada buku-buku yang tersedia di ruang perpustakaan.
2.
Lucia Kripsi Anindita Pelaksanaan kegiatan magang BK 1 ini, menambah banyak sekali wawasan dan pengetahuan baru bagi saya. Saya menjadi tahu bahwa peran seorang konselor atau Guru BK itu tidak semudah apa yang saya bayangkan. Peran Guru BK juga sangat memengaruhi kinerja guru-guru lain dan terutama dalam perkembangan peserta didik. Ketika peran Guru BK yang sangat memengaruhi perkembangan peserta didik, itulah peran yang sangat penting. Di SMA BOPKRI Banguntapan inilah saya menjadi tahu dan paham akan banyak hal. Walaupun baru melaksanakan magang BK 1, saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk lebih mengenal lingkungan sekolah, administrasi dan manajemen sekolah secara umum. Terpenting ialah saya berusaha untuk memahami perkembangan peserta didik SMA BOPKRI Banguntapan ini baik di dalam maupun di luar kelas dan pemahaman akan proses pembelajaran yang berlangsung. Saya juga belajar akan pemahaman adanya proses layanan BK, pemahaman kompetensi pedagogik, pribadi, sosial, dan profesional tenaga pendidik. Di SMA BOPKRI Banguntapan, saya juga belajar tentang pengelolaan administrasi perpustakaan. Di dalam pengadministrasiannya, ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Pengadministrasian di dalam perpustakaan juga sangat butuh ketelitian. Terlebih pada saat memberi penomoran pada buku-buku yang sudah tersedia di perpustakaan. Apabila salah pada satu nomor saja, saya harus mengulang penomoran buku tersebut dari awal. Karena penomoran bukubuku tersebut harus runtut dan jelas sesuai pedoman buku perpustakaan yang sudah tersedia di dalam Perpustakaan SMA BOPKRI Banguntapan.
B. Kesimpulan Dari Laporan Magang ini, dapat kami simpulkan bahwa kegiatan magang 1 sangat bermanfaat karena kami dapat lebih bisa mengenal SMA BOPKRI Banguntapan secara lebih menyeluruh. Baik dilihat dari manajemen persekolahan; administrasi persekolahan; proses pembelajaran di kelas; situasi yang mendukung dan menghambat peserta didik; praksis kerjasama antara guru dan orangtua, tenaga ahli lain; penggunaan IT dan penggunaan sumber di sekolah; dan indentifikasi perilaku guru yang mendidik, membimbing, serta memotivasi peserta didik.
C. Kesan Adapun kesan yang kami rasakan selama kegiatan magang 1 yaitu senang dan berterimakasih, karena selama kegiatan magang 1 kami mendapat banyak sekali ilmu dan pengetahuan serta pengalaman dalam hal dunia pendidikan. Kami berterimakasih kepada semua pihak yang telah memberi ilmu dan pengalaman sehingga kami dapat mengembangkan ilmu yang sudah kami dapatkan.