HALAMAN DEPAN LAPORAN LEMBAR KARTU PRAKTIKUM DAFTAR ISI............................................................................................................ 1 PENDAHULUAN.................................................................................................... 2 BAB I TATA TERTIB DAN KESELAMATAN.................................................. 4 BAB II KOMPRESOR............................................................................................ 7 - Teori kompresi - Proses kompresi gas - Siklus kerja kompresor - Spesifikasi kompresor - Menjalankan kompresor - Tugas - Percobaan - Flowchart pengujian BAB III PENYELESAIAN..................................................................................... 14 - Kesimpulan - Saran BAB VI PENUTUP................................................................................................. 29 - Lampiran
1
PENDAHULUAN Kompresor secara sederhana bisa diartikan sebagai alat untuk memasukkan udara dan atau mengirim udara dengan tekanan tinggi. Kompresor bisa kita temukan pada alat pengungkit, kendaraan roda empat, pendingin ruangan, lemari es serta alat-alat mengengkat beban yang menggunakan tekanan untuk mengangkatnya.
Sekalipun sama-sama sebagai alat untuk memasukkan dan mengirim udara dengan tekanan tinggi, pada masing-masing peralatan yang berbeda, cara kerja kompresor pun bisa berbeda pula.
Secara umum
kompresor digunakan atau
berfungsi
menyediakan udara
dengan tekanan tinggi. Prinsip kerja kompresor seperti ini biasa kita temukan pada mesin otomotif. Fungsi kedua dari kompresor adalah untuk membantu reaksi kimia dengan cara meningkatkan sistem tekanan.
Kompresor seperti ini bisa ditemukan pada industri kimia atau yang berhubungan dengan itu. Kompresor juga bertugas untuk membagi-bagikan gas dan bahan bakar cair melalui instalasi pipa-pipa gas. Selain itu, dalam peralatan pengangkat berat yang bekerja secara pneumatik, kompresor digunakan dalam fungsinya sebagai pengirim udara untuk sumber tenaga.
Sebuah kompresor apabila dilihat dari cara kerjanya, maka akan ada dua jenis kompresor yang masing-masing metode kerjanya berbeda. Jenis pertama adalah kompresor dengan metode kerja positif displacement dan yang kedua adalah kompresor dengan metode kerja dynamic.
Di mana letak perbedaan metode kera dari kedua jenis kompresor ini? Yang pertama, kompresor jenis positif displacement. Kompresor model ini bekerja dengan cara memasukkan udara ke dalam ruang tertutup, lalu pada saat yang sama volume ruangnya diperkecil, dengan demikian tekanan di dalam dengan sendirinya akan naik.
2
Tekanan yang tinggi inilah yang digunakan untuk berbagai keperluan sesuai dengan peruntukkan kompresor tadi. Kompresor model positif displacement ini digunakan dalam reciprocating compressor dan rotary.
Sementara itu pada kompresor model dinamik, volume ruangnya tetap tapi udara yang ada didalam ruang tersebut diberi kecepatan. Kemudian pada saat yang sama kecepatan tersebut diubah menjadi tekanan. Hal ini bisa terjadi karena udara pada ruang yang volumenya tetap mengalami tekanan. Kompresor yang menggunakan model dynamic ini biasanya pada alat turbo axial flow.
3
BAB I TATA TERTIB DAN KESELAMATAN KERJA Materi Pratikum ini disesuaikan berdasarkan kebutuhan bagi mahasiswa jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Mercu Buana. A. Tata Tertib Praktikum 1
Pada saat praktikum wajib membawa kartu praktikum.
2
Wajib dating dan pulang tepat pada waktu yang telah ditentukan.
3
Mengisi daftar hadir.
4
Jenis materi praktikum, hari, jam untuk masing-masing mahasiswa ditentukan dan diikuti sesuai dengan jadwal.
5
Seluruh peralatan menjadi tanggung jawab masing-masing mahasiswa baik dari kerusakan maupun kehilangan.
6
Pada saat praktikum, mahasiswa dilarang : a. Merokok di dalam Labolatorium. b. Bergurau, bermain, apalagi menggunakan peralatan praktek. c. Hanya memakai kaos dalam (singlet), disarankan memakai pakaian kerja (werpack). d. Memakai sandal.
7
Setelah selesai praktikum, mahasiswa harus : a. Mengembalikan peralatan yang dipinjam. b. Membersihkan masing-masing peralatan yang digunakan. c. Menyerahkan benda kerja yang telah diberi nomor induk kepada Instruktur atau Asisten mahasiswa.
8
Menaati peraturan keselamatan kerja dalam Labolatorium dan bagi yang melanggar akan dikenakan sangsi akademis sesuai peraturan yang berlaku di Jurusan Teknik Mesin.
4
B. Keselamatan Kerja 1. Petunjuk Umum : a. Tanyakan segera kepada Instruktur dan Asisten mahasiswa, apabila ada keragu-raguan. b. Gunakan perkakas dan peralatan yang benar. c. Simpan peralatan dan perkakas pada tempat yang tidak membahayakan atau pada tempatnya apabila tidak digunakan. d. Sediakan alat pemadam kebakaran dan tempatkan di sekitar daerah kerja. e. Jangan berlari-lari dan bercanda gurau di dalam Labolatorium dan jaga agar Labolatorium tetap bersih. f. Jangan meninggalkan mesin yang sedang bekerja. g. Sediakan kotak obat P3K dengan isinya yang lengkap. h. Laporkan segera apabila terjadi kecelakaan walaupun kecil. i. Gunakan selalu kaca mata pengaman pada waktu bekerja dengan mesin-mesin atau peralatan tertentu. j. Gunakan sepatu tertutup dan gunakan pelindung bila dibutuhkan. k. Pakaian kerja selama praktikum harus terkancing, gulung lengan baju yang panjang atau lipat. l. Jaga rambut tetap pendek atau gunakan tutup kepala. m. Periksalah daerah kerja dan hati-hati terhadap bram. n. Jaga tangan terhadap putaran roda gigi. o. Jangan menyimpan alat alat tajam seperti obeng, penggores, dan lain-lain di dalam kantong pakaian kerja. p. Jangan coba-coba menghentikan putaran mesin dengan tangan. q. Jangan bersandar pada mesin.
2. Pengamanan Mesin a. Peliharalah agar mesin tetap bersih dan dalam kondisi baik. b. Matikan mesin segera apabila ada sesuatu kesalahan. c. Periksa batas minyak pelumas mesin sebelum menghidupkan. d. Laporan segera apabila ada kerusakan dan gangguan listrik. 5
e. Matikan sakelar utama/ induk apabila pemakaian mesin telah selesai. f. Yakini bahwa benda kerja sudah diklem dengan kuat. g. Jangan
coba-coba
menggunakan
mesin
apabila
anda
belum
bisa
mengoparsikannya h. Jangan memasang atau menggunakan batu gerinda yang retak i. Perbaiki segera apabila ada bagian-bagian yang rusak
6
BAB II KOMPRESOR 1. Teori Kompresi Hukum Boyle mengatakan bahwa jika gas dikompresikan atau diekspansikan pada temperatur tetap maka tekanannya akan berbanding terbalik dengan volumenya.Pada hukum Charles berbunyi pada proses tekanan tetap volume gas berbanding lurus dengan temperatur mutlak. a) Proses Kompresi Gas
Kompresi gas dapat dilakukan menurut tiga cara yaitu dengan proses isoermal, adiabatic dan politropik:
a. Kompresi Isotermal Bila suatu gas dikompresikan , maka ada energy mekanik yang diberikan dari luar kepada gas .Energi ini diubah menjad energi panas sehingga temperature gas akan sangat naik jika tekanan semakin tinggi.Jika kompresi dibarengi dengan pendinginan untuk mengeluarkan panas yang terjadi,temperatur dapat dijaga dengan tetap.Kompresi dengan cara ini disebut kompresi isothermal ( tempertur tetap ).
b. Kompresi Adiabatik Jika silinder secara sempurna terhadap panas,maka kompresi akan berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gasatau masuk ke dalam gas.kompresi seperti ini disebut kompresi adiabatic.dalam prakteknya, kompresi adiabatic tidak ada yang sempurna ,karena isolasi silinder tidak pernah sempurna .Untuk pengecilan volume yang sama , kompresi adiabatic menghasilkan tekanan lebih tinggi daripada kompresi isothermal,sehingga kompresi adiabatic lebih besar dari kerja isothermal. 7
c. Kompresi Politropik Kompresi pada kompresor sesungguhnya bukan merupakan proses isothermal,karena ada kenaikan temperature,namun juga bukan proses adiabatic karena ada panas yang dipancarkan keluar.jadi proses kompresi yang sesungguhnya ada diantara kedua yag disebut kompresi politropik.
3. Siklus Kerja Kompresor Apabila gas di hisap masuk dan dikompresikan ke dalam silinder kompresor perubahan tekanan terjadi sesuai dengan perubahan volume.
a. Langkah Isap 1) Pada waktu torak berada di Titik Mati Atas ( TMA ) atau (a) ,katup buang dan katup isap dalam keadaan menutup.pada waktu torak mulai bergerak dari TMA ke TMB ( Titik Mti Bawah ) katup isap akan membuka. 2) Selama pergerakan torak dari a ke b ,gas yang ada di dalam silinder akan berekspansi,tetapi gas sebenarnya baru terisap masuk ke dalam silinder setelah tekanan didalam silinder mencapai tekanan penguapan.Oleh Karena itu
sela gerakan torak dari titik a ke titik b tidak terjadi
pengisapan. 3) Setelah torak mencapai titik bdan meneruskan gerakannya menuju TMB, gas mulai dihisap ke dalam silinder .Pada waktu torak berada di TMB ,katup isap menutup dan proes penghisapan selesai.
b. Langkah Kompresi 1) Pada waktu torak berada di TMB , katup isap dan buang berada dalam keadaan menutup. 2) Selama gerakan torak dari c ke d , gas di dalam silinder mengalami proses kompresi sehingga tekanan naik secara berangsur-angsur. 3) Setelah dicapai tekanan buang,pada titik d ,katup buang mulai membuka sehingga gas keluar dari silinder. 8
4) Selama gerakan trak dari d ke titik a,gas keluar pada tekanan konstan,pada waktu torak berada pad TMA ,proses kompresi selesai.
4. Spesifikasi Kompresor a. Diameter piston
: 50 mm
b. Langkah
: 40 mm
c. Volume Langkah ( Vs) : 78500 mm3 d. Jarak Clearance ( Vc )
: 1,65 mm
e. Jumlah Silender
: 2 buah
f. Putaran Motor
: 2900 rpm
g. Putaran Kompresor
: 1935 rpm 9
5. Menjalankan Kompressor a. Buka katup pengontrol aliran udara pada instrument .Periksa apakah tekanan udara pada tangki penampungan menunjukan angka nol. b. Gerakan tombol pengaturan aliran udara unuk menaikan tekanan pada tangki penampung. c. Bila tekanan mencapai yang diingkan (misal 2 bar), putar katup perlahanlahan sampai tekanan setimbang kembali d. Untuk maksud pemanasan,biarkan kompresor berjalan dengan tekanan penampung dibawah 2 bar. e. Untuk menghentikan motor tekan tombol off f. Bila telah selesai,buang air kondensat melalui katup pembuangan.
6. Tugas a. Buat diagram P-V b. Grafik kerja politropik vs beda tekanan c. Grafik efisiensi ishotermal vs beda tekanan d. Grafik efisiensi politropik vs beda tekanan e. Grafik efisiensi volumetrik vs beda tekanan f. Grafik lau aliran masa uap air masuk-keluar vs beda tekanan 7. Percobaan 1. Nyalakan kompresor dengan menekan tombol on 2. Posisikan jarum pada tekanan yang diinginkan (P1), 3. Baca tekanan pada P1, P2, P3, ∆P, T, Tdb in, Tdb out, Twb in, Volt dan Ampere. 4. Sesudah itu ubah tekanan pada P1 sampai percobaan ke-3
10
8. Flow Chart Pengujian
Mulai
Periksa alat-alat ukur dan kompresor
Hubungkan kontak ke jala-jala listrik
Switch ON
Tunggu beberapa menit ( tangki udara terisi )
Putar katup pada posisi tekanan P23 kg /cm2
a ,Twb ( pada Ukur P1,P3,∆P,Tdb orifice ) pada masing-masing tekanan
a
b 11
a
b
Naikan katup pada posisi P2 3,5 kg/cm2
Naikan katup pada posisi P2 4 kg/cm2
Naikan katup pada posisi P2 4,5 kg/cm2
Naikan katup pada posisi P2 5 kg/cm2
selesai
12
Tdb
∆P
Twb
keluaran P3 P2T2
P1T1 Tdb Twb masukan
katu p
N 1
Tangki udara
13
BAB III PENYELESAIAN A. Tabel Pengambilan Data Percobaan P1
1
2
1.6 kg/cm2
3.4 kg/cm2
3 4 kg/cm2
P2
30 mmH2O
17 mmH2O
0 mmH2O
P3
17 mmH2O
5 mmH2O
1 mmH2O
∆P
30 mmH2O
17 mmH2O
3 mmH2O
T=T2
32 oC
61 oC
65 oC
Tdb In = T1
31 oC
31.2 oC
32 oC
Twb In
30 oC
30.1 oC
29.9 oC
Tdb Out = T3 V
32 oC 220 V
31.9 oC 240 V
32.1 oC 220 V
5A
5A
5A
A
B. Pengolahan Data Hasil Pengamatan 1) Mengkonversikan P1 yang dikonversikan ke dalam satuan atm absolute P1= 1.6 kg/cm2 P1= Po – 9.678 × 10-5 × P1 P1= 1 atm – 9.678 × 10-5 × 1.6 kg/cm2 P1= 0.9998 atm abs 2) Mengkonversikan P2 yang dikonversikan ke dalam satuan atm absolute P2= 9 mmH2O P2= Po + 9.678 × 10-1 × P2 P2= 1 atm + 9.678 × 10-1 × 30 mmH2O
P2= 30.034 atm abs
14
3) Mengkonversikan P3 yang dikonversikan ke dalam satuan atm absolute P3= 11 mmH2O P3= Po + 9.678 × 10-1 × P3 P3= 1 atm + 9.678 × 10-1 × 17 mmH2O P3= 17.45 atm abs
C. Menentukan Indeks Politropik : Percobaan Ke-1 xi
yi
𝑃2
= ln ( 𝑃1)
Percobaan Ke-2 xi
𝑃2
= ln ( 𝑃1)
Percobaan ke-3 xi
𝑃2
= ln ( 𝑃1)
= ln (30/1.6)
= ln (17/3.4)
= ln (0/4)
= 0.03
= 0.67
= ~
𝑇2
= ln ( 𝑇1)
yi
𝑇2
= ln ( 𝑇1)
yi
𝑇2
= ln ( 𝑇1)
= ln (32/31)
= ln (61/31.2)
= ln (65/32)
= 0.03
= 0.67
= 0.70
𝑃2
rp = ( 𝑃1)
rp
𝑃2
𝑃2
= ( 𝑃1)
rp = ( 𝑃1)
= 30/1.6
= 17/3.4
= 0
= 18.75
=5
15
Tabel 1. P1
NO
kg/cm2
P2
P3
mmH2O mmH2O
TI
T2
T3
o
o
o
C
C
RP
C
1
1.6
30
17
31
32
32
18.75
2
3.4
17
5
31.2
61
31.9
5
3
4
0
1
32
65
32.1
0
Tabel 2. No
X
Y
x.y
x2
1. 2. 3. ∑
2.93 1.60 0 4.53
0.03 0.67 0.70 1.4
0.0879 1.072 0 1.1599
8.5849 2.56 0 11.1449
D. Percobaan Pertama a = = =
N ∑(x.y)−(∑ x.∑ y) 𝑁 ∑ 𝑥2−(∑ 𝑥)2 3(1.1599)−(6.342) 3( 11.1449)−(20.5209) −2.862 0.012.9134
= -0.2216
16
n = =
1 1−𝑎 1 1+0.2216
= 1.28
1. Menentukan Laju Massa Aliran Udara : ma
= 4.289 × 10-5 √
𝛥𝑃.𝑃3 𝑇3 510
= 4.289 × 10-5 √ 32
= 4.289 × 10-5 x 3.99 = 17.122 × 10-5
2. Menentukan Aliran Massa Uap Air Masuk (mvin) : Untuk Twb =320C dan Tdb =310C pada kondisi masukan,maka dari diagram psikometrik rasio kandungan air per udara kering = 0,01 kg air per kg udara sehingga laju aliran massa uap air
mvin =
𝑦𝑖 𝑦+1
=
0,01 1,03
× ma ( 17.122 × 10-5 )
= 0.1662 × 10-5 Kg/s
3. Menentukan Laju Aliran Massa Uap Air Keluar (mvout) : Untuk Twb =350C dan Tdb =370C pada kondisi keluaran ,maka dari diagram psikometrik rasio kandungan air per udara kering = 0,009 kg air per kg udara sehingga laju aliran massa uap air
mvout = mvout =
𝑦𝑖 𝑦+1
× ma
0,009 1,03
( 17.122 × 10-5 )
= 0.1496 × 10-5 Kg/s
17
4. Menentukan Kerja Politropik : 𝑛
Wpol =
× ma.RT1 × (rp
𝑛−1
−0.8
=
−0.8−1
𝑛−1 𝑛
– 1)
× 17.122 × 10-5× 0.287 × (18.75
−0.8−1 −0.8
– 1)
= 89.95× 10-5
5. Menentukan Kerja Isotermik : Wiso
= ma RT1. In(rp) = 17.122 × 10-5 × 0.287 (In 18.75) = 14.40 × 10-5
6. Menentukan Kerja Mekanis Wmek = V.A = 220 × 5 = 1100 7. Menentukan Efisiensi Politropik ŋpol
Wpol
= =
𝑊𝑚𝑒𝑘
x 100%
= 89,95 × 10−5 1100
x 100%
= 2.429 x 10-5 % 8. Menentukan Efisiensi Isotermal ŋiso
W
= 𝑊 iso x 100% 𝑚𝑒𝑘
=
3.962× 10−5 1100
x 100%
= 0.003 × 10-5 % 9. Menentukan Efisiensi Volumetrik ŋvol
= =
ma 𝑊𝑚𝑒𝑘
x 100%
17.122 × 10−5 1100
x 100%
= 0.015 x 10-5 % 10. Performance Kompresor
Menentukan Volume Langkah :
18
Vs
𝜋(𝐷2)
=
4
× S
3,14(50)2
=
4
× 40
= 78500
Menentukan Volume Sisa
Vc = =
𝜋(𝐷)2 4
× SC
3,14(50)2 4
× 1.65
= 3238.125
Volume Kompresor V1 = Vc + Vs = 3238.125 + 78500 = 81738.125
V2 = (A/P2)n = (15.275 x 10-5/9) -0.8 = 6549.243
A = P1 × V1n = 1.3 × 81738.125-0.8 = 15.275 x 10-5
E. Percobaan Kedua
a = = =
N ∑(x.y)−(∑ x.∑ y) 𝑁 ∑ 𝑥2−(∑ 𝑥)2 3(1.1599)−(6.342) 3( 11.1449)−(20.5209) −2862 12.913
= -0.2216
n = =
1 1−𝑎 1 1+0.2216
= 1.28
19
1. Menentukan Laju Massa Aliran Udara : ma
= 4.289 × 10-5 √
𝛥𝑃.𝑃3 𝑇3 289
= 4.289 × 10-5 √31.9 = 4.289 × 10-5 x 3.0099 = 12.909 × 10-5
2. Menentukan Aliran Massa Uap Air Masuk (mvin) : Untuk Twb =320C dan Tdb =310C pada kondisi masukan,maka dari diagram psikometrik rasio kandungan air per udara kering = 0,01 kg air per kg udara sehingga laju aliran massa uap air
mvin = =
𝑦𝑖
× ma
𝑦+1 0,01
( 17.122 × 10-5)
1,67
= 0.1025 × 10-5 Kg/s
3. Menentukan Laju Aliran Massa Uap Air Keluar (mvout) : Untuk Twb =350C dan Tdb =370C pada kondisi keluaran ,maka dari diagram psikometrik rasio kandungan air per udara kering = 0,009 kg air per kg udara sehingga laju aliran massa uap air
mout =
𝑦𝑖 𝑦+1
mvout =
× ma
0,009 1,67
( 17.122 × 10-5)
= 0.00922 × 10-5 Kg/s
4. Menentukan Kerja Politropik : Wpol =
𝑛 𝑛−1
× ma.RT1 × (rp
𝑛−1 𝑛
– 1)
20
−0.8
=
−0.8−1
× 17.122 × 10-5 × 0.287 × (5
−0.8−1 −0.8
– 1)
= 22.345 × 10-5
5. Menentukan Kerja Isotermik : Wiso
= ma RT1. In(rp) = 17.122 × 10-5 × 0.287 (In 5) = 7.9088 × 10-5
6. Menentukan Kerja Mekanis Wmek = V.A = 240 × 5 = 1200 7. Menentukan Efisiensi Politropik ŋpol
Wpol
=
𝑊𝑚𝑒𝑘
x 100%
22.345 × 10−5
=
x 100%
1200
= 0.0186 x 10-5 % 8. Menentukan Efisiensi Isotermal ŋiso
W
= 𝑊 iso x 100% 𝑚𝑒𝑘
=
7.9088 × 10−5 1200
x 100%
= 0.065906667 × 10-5 %
9. Menentukan Efisiensi Volumetrik ŋvol
= =
ma 𝑊𝑚𝑒𝑘
x 100%
17.122 × 10−5 1200
x 100%
= 0.01426 x 10-5 %
10. Performance Kompresor 21
Menentukan Volume Langkah :
Vs
𝜋(𝐷2)
=
4
× S
3,14(60)2
=
4
× 45
= 127170
Menentukan Volume Sisa Vc = =
𝜋(𝐷)2 4
× SC
3,14(60)2 4
× 1.65
= 4662,9
Volume Kompresor V2 = (A/P2)n
V1 = Vc + Vs = 4662.9 + 127170
= (16.033 x 10-5/17) -0.8
= 131832.9
= 10479.663
A = P1 × V1n = 2 × 131832.9-0.8 = 16.033 x 10-5
F. Grafik 1. Diagram P-V No 1. 2.
A(atm mm2) 118605147 429447669
P2=P3 (atm) 2.5 2.5
V2(mm)2 1031030645371.09 135234697074.6
2. Tabel kerja politropik (Wpol) vs Beda Tekanan (rp) No.
Kerja Politropik
Beda Tekanan
Wpol
(rp)
1.
-1.3999123 × 10-5
0.375
2.
- 1.5129049 × 10-5
0.142857
22
2 2
1 1 1 1 1 1 0
0.1
0.2
0.3
0.4
Beda Tekanan No
Kerja Politropik ( - 1.10-5 )
Beda Tekanan
1
1.3999123
0.375
2
1.5129049
0.142857
3. Grafik efisiensi ishotermal vs beda tekanan
No. 1.
Efisiensi Ishotermal - 5,68 × 10-7 %
Beda Tekanan 0.375
2.
- 10.47 × 10-7 %
0.142857
23
Efisiensi ishotermal vs beda tekanan 12
10
8
6
4
2
0 0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
No. 1.
Efisiensi Ishotermal (-1.10-7 ) 5.68 %
Beda Tekanan (RP) 0.375
2.
10.147 %
0.142857
0.4
4. Grafik efisiensi politropik vs beda tekanan
No. 1. 2.
Efisiensi Politropik -1.3999123 x 10-5 % - 1,5129049 x 10-5 %
Beda Tekanan 0.375 0.142857
24
Efisiensi Politropik
1.52 1.5 1.48 1.46 1.44 1.42 1.4 1.38
0
No. 1. 2.
0.05
0.1
0.15
0.2
Efisiensi Politropik (-1.10-5 ) 1.3999123 % 1,5129049 %
0.25
0.3
0.35
0.4
Beda Tekanan (RP) 0.375 0.142857
5. Grafik efisiensi volumetrik vs beda tekanan
No. 1. 2.
Efisiensi Volumetrik 2.0181 x 10-6 % 1.817 x 10-6 %
Beda Tekanan 0.375 0.142857
25
Efisiensi Volumetrik 2.05
2
1.95
1.9
1.85
1.8 0
No. 1. 2.
0.05
0.1
0.15
0.2
Efisiensi Volumetrik (1.10-6 ) 2.0181 % 1.817 %
0.25
0.3
0.35
0.4
Beda Tekanan (RP) 0.375 0.142857
6. Tabel Laju Aliran Massa Uap Air Masuk Vs Beda Tekanan (rp)
No. 1. 2.
Laju Aliran Massa Uap Air masuk 1.175 × 10-7 1.14 × 10-7
Beda Tekanan 0.375 0.142857
26
Laju Aliran Massa Uap Air masuk 1.18 1.175 1.17 1.165 1.16 1.155 1.15 1.145 1.14 1.135 0
No. 1. 2.
0.05
0.1
0.15
0.2
Laju Aliran Massa Uap Air ( 1.10-7 ) 1.175 1.14
0.25
0.3
0.35
0.4
Beda Tekanan (RP) 0.375 0.142857
7. Tabel Laju Aliran Massa Uap Air keluar Vs Beda Tekanan (rp)
No. 1. 2.
Laju Aliran Massa Uap Air masuk 1.057 × 10-7 Kg/s 1.026 × 10-7 Kg/s
Beda Tekanan 0.375 0.142857
27
Laju aliran massa uap air keluar 1.06 1.055 1.05 1.045 1.04 1.035 1.03 1.025 1.02 0
No. 1. 2.
0.05
0.1
0.15
0.2
Laju Aliran Massa Uap Air masuk 1.10-7 1.057 Kg/s 1.026 Kg/s
0.25
0.3
0.35
0.4
Beda Tekanan (RP) 0.375 0.142857
28
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan,dapat disimpulkan bahwa nilai laju aliran massa uap air masuk-keluar ditentukan oleh nilai yang berbeda dan dengan suhu yang berbeda pula.Sebelum menentukan laju aliran massa uap air masuk-keluar,hitung dulu kandungan air per udara kering baik pada aliran massa uap air masuk maupun aliran massa uap air keluar.Untuk aliran massa uap air masuk suhu yang dihitung pada suhu ruangan sementara untuk aliran massa uap air keluar suhu diperoleh dari kompresor.juga perlu diingat bahwa kandungan air per udara kering pada aliran massa uap air masuk yaitu 0,01kgair / kg udara,sementara kandungan air per udara kering pada aliran massa uap air keluar yaitu 0,009 kg air / kg udara Saran
Sebelum melakukan aliran massa uap air masuk maupun keluar, hendaknya diperhatikan terlebih dahulu pada alat pengukur,apakah sebelum melakukan pengujian ini alat pengukur tepat di angka nol.
Sebaiknya dalam melakukan percobaan uji aliran massa uap air ini dilakukan secara cepat dikarenakan pada P cepat berubah karena terus ada tekanan dari kompresor yang dihasilkan.
29
PENUTUP
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam laporan ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul laporan ini.
Saya banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
30
LAMPIRAN
31
32