LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS PADA KLIEN DENGAN B20
Dosen Pembimbing : Sahuri Teguh Kurniawan S.Kep ,. Ns ,. M.kep
Disusun Oleh : KELOMPOK 2 1. 2. 3. 4. 5.
Satria Bagas Bayu Ramadhan Meta Mulyandari Fitri Poniasih Sujarwati Dian Nopita Sari Novita Juniati
(S16056) (S16040) (S16022) (S16079) (S16172)
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2018
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Berdasarkan data statistik, peningkatan jumlah penderita B20/HIV diindonesia begitu cepat. Ternyata dasar penularan awal epidemi ini disebabkan oleh jarum suntik. Diperkirakan saat ini terdapatlebih dari 1,3 juta penderita B20/HIV akibat jarum suntik. Jika terus berlanjut makan diperkirakan tahun 2020 jumlah itu akan meningkat menjadi 2,3 juta orang. Adapun yang melatarbelakangi penulisan makalah ini selain tugas kelompok dan juga merupakan materi bahasa mata kuliah KMB . dimana mahasiswa dari setiap kelompok akan membahas materi, sesuai judul masing-masing yang telah ditugaskan kepada masing-masing kelompok. Dalam makalah ini akan dibahas tentang Asuhan keperawatan pada pasien B20/HIV yang merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebln tubuh manusia, yang dapat memudahkan atau membuat rentan si penderita terhadap penyakit dari luar maupun dari dalam tubuh.
B. Rumusan Masalah 1. Apa Defenisi dari B20/HIV ? 2. Bagaimanya etiologi dari B20/HIV ? 3. Bagaimana patofisiologi dari B20/HIV ? 4. Apa tanda dan gejala dari B20/HIV ? 5. Bagaimana cara penularan dari B20/ HIV ? 6. Apa komplikasi dari B20/HIV ? 7. Apa saja pemeriksaan Diagnostik dari B20/HIV ? 8. Bagaimana penatalaksanaan Medis dari B20/HIV ? 9. Bagaimana pencegahan dari B20/ HIV ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum : 1. Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III. Tujuan Khusus : 1. agar bisa mengerti dan memahami konsep dasar B20/HIV ? 2. agar bisa mengerti dan memahami Asuhan Keperawatan Pada Pasien B20/HIV ? 3. agar dapat melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Pasien B20/HIV ?
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan infeksi retrovirus RNA yang dulunya disebut sebagai “human T lymphotrophic virus III” (HTL-III). Infeksi HIV akan merusak limfosit T, terutama CD4+, yang akan menyebabkan imunodefisiensi. Hal ini akan menjadi predisposisi terhadap infeksi virus, fungi, mycobacteria atau parasit. Seiring dengan waktu, HIV akan menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), apabila limfosit T CD4+ di bawah 200 cells/μl disertai infeksi HIV (Scully, 2004). Terdapat dua virus utama pada infeksi HIV yaitu HIV-1 yang sejauh ini paling umum di dunia dan HIV-2 yang menyebar terutama di Afrika Barat. Pintu masuk utama HIV ke dalam tubuh adalah melalui darah dan mukosa yang terbuka pada vagina, vulva, rectum, penis dan juga pada oral cavity (Scully, 2002). B. Etiologi Terdapat dua virus utama pada infeksi HIV, yang hanya mempunyai sedikit perbedaan pada pathogenesis, manifestasi infeksi, perawatan dan prognosis yaitu HIV-1 yang sejauh ini paling umum di dunia dan HIV-2 yang menyebar terutama di Afrika Barat (Scully, 2004). Pada individu yang terinfeksi, biasanya virus akan membentuk antibody dalam waktu 6-12 minggu. Kebanyakan individu yang terinfeksi HIV akan berada dalam fase viremia selama 2-6 minggu. Pada kasus yang langka, bisa selama 35 bulan.periode inkubasi AIDS pada kebanyakan individu yang terinfeksi HIV adalah 10-12 tahun. Kirakira 30% penderita AIDS yang meninggal setelah 3 tahun didiagnosa AIDS dan kira-kira 50% hidup selama 10 tahun (Little dkk., 2002).
Kemudian terjadi sindrom retroviral akut seperti flu disertai viremia hebat dengan keterlibatan berbagai kelenjar limfe. Sindrom ini akan hilang sendirir setelah 1-3 minggu, karena kadar virus yang tinggi dalam darah dapat diturunkan oleh sistem imun tubuh. Proses ini berlangsung berminggu-minggu sampai terjadi keseimbangan antara pembentukan virus baru dan upaya eliminasi respon imun. Titik keseimbangan disebut set point. Apabila angka ini tinggi, perjalanan penyakit menuju AIDS akan berlangsung cepat (Tjay, 2000). Tahap selanjutnya adalah serokonversi yaitu perubahan antibodi negative menjadi positif, terjadi 1-3 bulan setelah infeksi dan pasien akan memasuki masa tanpa gejala. Pada masa ini terjadi penurunan CD4 secara bertahap (CD4 normal = 800-1.000/mm3) yang terjadi setelah replikasi persisten HIV dengan kadar RNA virus realtif konstan. Mula-mula penurunan jumlah CD4 sekitar 30-60/tahun, tetapi pada 2 tahun terakhir penurunan jumlah menjadi cepat sekitar 50-100/tahun sehingga jika tanpa pengobatan, rata-rata masa infeksi HIV sampai masa AIDS adalah 8-10 tahun saat jumlah CD4 akan mencapai di bawah 200 (Tjay, 2000). C. Manifestasi Klinis a. Gejala mirip flu, termasuk demam ringan, nyeri badan, menggigil, dapat muncul beberapa minggu sampai bulan setelah infeksi. Gejala menghilang setelah respons imun awal menurunkan jumlah partikel virus. (Corwin, 2009). b. Selama periode laten, orang yang terinfeksi HIV mungkin tidak memperhatikan gejala, atau pada sebagian kasus mengalami limfadenopati. c. Antara 2 sampai 10 tahun setelah infeksi HIV, sebagian besar pasien mulai mengalami berbagai infeksi oportunistik, bila tidak ditangani. (Corwin, 2009). d. Setelah terbentuk AIDS, sering terjadi infeksi saluran napas oleh organisme oportunistik Pneumocystis carinii. (Corwin, 2009). e. Gejala pada Susunan Saraf Pusat adalah sakit kepala, defek sarkoma, kejang, perubahan kepribadian, dan demensia. Pasien dapat menjadi buta dan akhirnya koma.
f. Diare dan berkurangnya lemak tubuh sering terjadi pada pasien AIDS. Diare terjadi akibat infeksi virus dan protozoa. Infeksi jamur (thrush) di mulut dan sarcoma Kaposi dan menyebabkan nyeri hebat saat menelan dan mengunyah. (Corwin, 2009). D. Komplikasi a. Oral Lesi karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat. Kandidiasis oral ditandai oleh bercak-bercak putih seperti krim dalam rongga mulut. b. Neurologik a.ensefalopati HIV atau disebut pula sebagai kompleks dimensia AIDS (ADC; AIDS dementia complex). c. Gastrointestinal Wasting syndrome kini diikutsertakan dalam definisi kasus yang diperbarui untuk penyakit AIDS. Kriteria diagnostiknya mencakup penurunan BB > 10% dari BB awal, diare yang kronis selama lebih dari 30 hari atau kelemahan yang kronis, dan demam yang kambuhan atau menetap tanpa adanya penyakit lain yang dapat menjelaskan gejala ini. d. Respirasi Pneumocystic Carinii. Gejala napas yang pendek, sesak nafas (dispnea), batuk-batuk, nyeri dada, hipoksia, keletihan dan demam akan menyertai pelbagi infeksi oportunis, seperti yang disebabkan oleh Mycobacterium Intracellulare (MAI). e. Dermatologik Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi sekunder dan sepsis.
E. Patofisiologi dan Pathway Patofisiologi Tubuh mempunyai suatu mekanisme untuk membasmi suatu infeksi dari benda asing, misalnya : virus, bakteri, bahan kimia, dan jaringan asing dari binatang maupun manusia lain. Mekanisme ini disebut sebagai tanggap kebal (immune response) yang terdiri dari 2 proses yang kompleks yaitu : Kekebalan humoral dan kekebalan cell-mediated. Virus AIDS (HIV) mempunyai cara tersendiri, sehingga dapat menghindari mekanisme pertahanan tubuh. “ber-aksi” bahkan kemudian dilumpuhkan.
Virus AIDS (HIV) masuk ke dalam tubuh seseorang dalam keadaan bebas atau berada di dalam sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4. Sel-sel CD4-positif (CD4+) mencakup monosit, makrofag dan limfosit T4 helper. Saat virus memasuki tubuh, benda asing ini segera dikenal oleh sel T helper (T4), tetapi begitu sel T helper menempel pada benda asing tersebut, reseptor sel T helper .tidak berdaya; bahkan HIV bisa pindah dari sel induk ke dalam sel T helper tersebut. Jadi, sebelum sel T helper dapat mengenal benda asing HIV, ia lebih dahulu sudah dilumpuhkan. HIV kemudian mengubah fungsi reseptor di permukaan sel T helper sehingga reseptor ini dapat menempel dan melebur ke sembarang sel lainnya sekaligus memindahkan HIV. Sesudah terikat dengan membran sel T4 helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA yang identik ke dalam sel T4 helper Dengan menggunakan enzim yang dikenal sebagai reverse transcriptase, HIV akan melakukan pemrograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA (DNA utas-ganda). DNA ini akan disatukan ke dalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen. Fungsi T helper dalam mekanisme pertahanan tubuh sudah dilumpuhkan, genom dari HIV - proviral DNA - dibentuk dan diintegrasikan pada DNA sel T helper sehingga menumpang ikut berkembang biak sesuai dengan perkembangan biakan sel T helper. Sampai suatu saat ada mekanisme pencetus (mungkin karena infeksi virus lain) maka HIV akan aktif membentuk RNA, ke luar dari T helper dan menyerang sel lainnya untuk menimbulkan penyakit AIDS. Karena sel T helper sudah lumpuh maka tidak ada mekanisme pembentukan sel T killer, sel B dan sel fagosit lainnya. Kelumpuhan mekanisme kekebalan inilah yang disebut AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) atau Sindroma Kegagalan Kekebalan. Sumber : Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta ; Media Aesculapius
PATHWAY HIV masuk ke dalam tubuh Menginfeksi sel yg mempunyai molekul CD4 (limfosit,T4, Monosit, sel dendrite) Mengikat molekul CD4 Memiliki sel target dan memproduksi virus Sel limfosit T4 hancur Imunitas tubuh menurun Infeksi opurtinistik
System pernafasan
system pencernaan
system integument
Peradangan pada
infeksi jamur peristaltic
system neurologis
peradangan kulit
infeksi ssp
Jaringan paru perdangan mulut diare kronis
lesi bercak putih
Peningkatan Kejang, nyeri kepala
gg. pertukaran gas
sulit menelan
pningktan suhu
mual, muntah
cairan output gatal, nyeri, sisik
bibir kering gg. nutrisi
prbhn prss pikir
gg. Rasa nyaman
kekurangn cairan
sumber : Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta ; Media Aesculapiu F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Hoffmann dkk (2007), pengujian antibodi HIV paling tidak membutuhkan 2 uji, yaitu: a. Screening test, yaitu ELISA b. Confimatory test, yaitu Western blot atau immunofluorescence assay (IFT or IFA) Untuk mengekslusi terjadinya pencampuran sampel, sampel darah kedua dari pasien yang sama harus di uji. Baru kemudian diagnosis infeksi HIV dapat dikomunikasikan kepada pasien dengan hasil seropositif .Menurut Anonim (2010), tes HIV ELISA dan HIV Western blot digunakan untuk mendeteksi virus HIV dalam darah. Menurut Nisyrios (2005), ELISA dilakukan untuk mendeteksi HIV p24 antigen dan antibodi HIV. Beberapa interpretasi uji ELISA dan Western Blot, antara lain: a. Tes ELISA yang menunjukkan hasil positif harus dikonfirmasi dengan uji Western blot. Jika keduanya menunjukkan hasil yang positif maka menegaskan suatu infeksi HIV. Pemeriksaan lebih lanjut harus diulang dalam interval 3-6 bulan. b. Jika hasil Western blot menunjukkan hasil negatif, maka hasil ELISA dipertimbangkan sebagai hasil false positive, hal ini menunjukkan pasien tidak terinfeksi HIV. c. Jika Western blot menunjukkan hasil yang tidak tentu, pasien mungkin baru terinfeksi HIV dan dalam proses seroconverting. d. Jika HIV ELISA dan Western blot menunjukkan hasil positif, tes darah lainnya dapat dilakukan untuk menentukan banyaknya HIV pada aliran darah. (Anonim, 2010). G. Penatalaksanaan (Medis dan Keperawatan) a. Medis 1) Pengendalian Infeksi Opurtunistik Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien di lingkungan perawatan kritis. 2) Terapi AZT (Azidotimidin) Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3.
3) Terapi Antiviral Baru Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah : a) Didanosine b) Ribavirin c) Diedoxycytidine 4) Recombinant CD 4 dapat larut. Vaksin dan Rekonstruksi Virus Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang proses
keperawatan dan penelitian untuk
menunjang pemahaman dan
keberhasilan terapi AIDS. 5) Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang mengganggu fungsi imun. b. Perawatan Menurut Hidayat (2008) perawatan pada anak yang terinfeksi HIV antara lain: 1) Suportif dengan cara mengusahakan agar gizi cukup, hidup sehat dan mencegah kemungkinan terjadi infeksi 2) Menanggulangi infeksi opportunistic atau infeksi lain serta keganasan yang ada 3) Menghambat replikasi HIV dengan obat antivirus seperti golongan dideosinukleotid, yaitu azidomitidin (AZT) yang dapat menghambat enzim RT dengan berintegrasi ke DNA virus, sehingga tidak terjadi transkripsi DNA HIV 4) Mengatasi dampak psikososial 5) Konseling pada keluarga tentang cara penularan HIV, perjalanan penyakit, dan prosedur yang dilakukan oleh tenaga medis.
H. Asuhan Keperawatan Sesuai Teori
Pengkajian 1. Data Demografi Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, ras, status perkawinan, alamat, pekerjaan, status imigrasi, perilaku beresiko. Nama anggota keluarga atau orang yang dapat dihubungi 2. Riwayat social a. b. c. d. e. f.
Orientasi sexual: pria, wanita, MSM (gay), Aktifitas sexual tak aman: berganti ganti pasangan, tanpa pengaman Riwayat pekerjaan Riwayat traveling Homeless, gangguan mental Bantuan dari badan/lembaga social AIDS
3. Riwayat kesehatan terdahulu a. Riwayat Penyakit Terdahulu Cara terinfeksi HIV, TBC, Hepatitis A, B, C, sering mengalami infeksi virus dan jamur, hemofilia, riwayat transfuse, transplantasi, STD, b. Review semua sistem yang mungkin terganggu oleh HIV 4. Pola Kesehatan a. Persepsi tentang kesehatan, penanganan kesehatan: persepsi terhadap penyakit, penggunaan alkohol dan obat-obatan b. Nutrisi/metabolisme: kehilangan BB, anorexia, mual, muntah, lesi pada mulut, ulser pada rongga mulut, sulit menelan, kram abdomen c. Eliminasi: diare persisten, nyeri saat bak
d. Aktifitas dan olah raga: kelelahan kronik,kelemahan otot, kesulitan berjalan, batuk, sesak nafas, kemampuan melakukan ADL. e. Tidur dan istirahat: insomnia f. Gangguan kognitif dan persepsi: sakit kepala, nyeri dada, kehilangan memori, demensia, parestesis g. Kebutuhan klinis pasien: 1) Obat-obatan: alergi, riwayat pengobatan sekarang, cara memperoleh ARV. 2) Nutrisi: membutuhkan oral/enteral/parenteral 3) Terapi rehabilitasi: fisioterapi, terapi wicara 4) Perawatan khusus: apakah membutuhkan perawatan khusus karena mengalami mis. Dekubitus, inkontensia, oksigen atau suction 5) Alat bantu: walker, cructh,kursi roda, handled shower, seat bath, urinal. 6) Suplai barang-barang habis pakai: pampers, diapers, kasa, infus, kateter dan tube feeding 5. Pemeriksaan fisik a. Respirasi 1)
Sesak nafas (dispneu, takipneu)
2)
Batuk produktif dan batuk non produktif dengan SaO2 < 80% (PCP)
3)
Retraksi interkostalis
b. Gastrointestinal 1)
lesi pada mulut - Kapossi sarcoma
2)
Candida mulut - plag putih yang melapisi
3)
Rongga mulut dan lidah – kandidiasis
4)
Lesi putih pada lidah (hairy leukoplakia)
5)
Ginggivitis
6)
Muntah
7)
Diare
8)
Inkontinen alvi
9)
Hepatosplenomegali
c. Muskuloskeletal Muscle wasting d. Neurologis ataxia, tremor, sakit kepala (toxoplasmosis), kurang kordinasi (ADC), kehilangan sensori, apasia, kehilangan konsentrasi (ADC), kehilangan memori (ADC=AIDS Dementia Complex), apatis, depresi, penurunan kesadaran, kejang (Toxoplasmosis), paralysis, koma e.Reproduksi Adanya lesi atau keluaran dari genital (herpes simpleks) f.
Kebutuhan Spritual
Agama : Partisipasi pasien dalam kegiatan keagamaan, Pentingnya agama bagi pasien
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup yang beresiko. 2. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV, adanya infeksi non opportunisitik yang dapat ditransmisikan. 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi, kelelahan. 4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi. 5. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang orang dicintai.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnos keperawatan : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup yang beresiko. Tujuan dan kriteria hasil : Pasien akan bebas infeksi oportunistik dan komplikasinya dengan kriteria tak ada tanda-tanda infeksi baru, lab tidak ada infeksi oportunis, tanda vital dalam batas normal, tidak ada luka atau eksudat.
Intervensi : a. Monitor tanda-tanda infeksi baru. Rasional : untuk pengobatan dini
b. Gunakan teknik aseptik pada setiap tindakan invasif. Cuci tangan sebelum meberikan tindakan. Rasional : mencegah pasien terpapar kuman pathogen dati rumah sakit c. Anjurkan pasien metoda mencegah terpapar terhadap lingkungan yang patogen. Rasional : mencegah bertambahnya infeksi d. Kumpulkan spesimen untuk tes lab sesuai. Rasional : Meyakinkan diagnosis akurat e. Atur pemberian antiinfeksi sesuai order Rasional : Mempertahankan kadar darah yang terapeutik
2. Diagnosa keperawatan : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi, kelelahan. Tujuan dan kriteria hasil : Pasien berpartisipasi dalam kegiatan, dengan kriteria bebas dyspnea dan takikardi selama aktivitas. Intervensi : a. Monitor respon fisiologis terhadap aktivitas Rasional : respon bervariasi dari hari ke hari b. Berikan bantuan perawatan yang pasien sendiri tidak mampu Rasional : mengurangi kebutuhan energi
c. Jadwalkan perawatan pasien sehingga tidak mengganggu isitirahat. Rasional : Ekstra istirahat perlu jika karena meningkatkan kebutuhan metabolik
3. Diagnosa keperawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi. Tujuan dan criteria hasil : Pasien mempunyai intake kalori dan protein yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya dengan kriteria mual dan muntah dikontrol, pasien makan TKTP, serum albumin dan protein dalam batas n ormal, BB mendekati seperti sebelum sakit. Intervensi : d. Monitor kemampuan mengunyah dan menelan. Rasional : intake menurun dihubungkan dengan nyeri tenggorokan dan mulut e. Monitor BB, intake dan ouput Rasional : Menentukan data dasar f. Atur antiemetik sesuai order Rasional : mengurangi muntah g. Rencanakan diet dengan pasien dan orang penting lainnya. Rasional : meyakinkan bahwa makanan sesuai dengan keinginan pasien
4. Diagnosa keperawatan : Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang orang dicintai. Tujuan dan criteria hasil : Keluarga atau orang penting lain mempertahankan suport sistem dan adaptasi terhadap perubahan akan kebutuhannya dengan kriteria pasien dan keluarga berinteraksi dengan cara yang konstruktif. Intervensi :
a. Kaji koping keluarga terhadap sakit pasein dan perawatannya Rasional : memulai suatu hubungan dalam bekerja secara konstruktif dengan keluarga b. Biarkan keluarga mengungkapkan perasaan secara verbal Rasional : agar apa yang dimaksud dapat dimengerti secara jelas
c. Ajarkan kepada keluaraga tentang penyakit dan transmisinya. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN B20 DI RUANG LAVENDER RS DR. R SOEJATI SOEMADIARJO
Tgl/Jam Masuk Rumah Sakit
: 04 November 2018 pukul 12.30 WIB
Tanggal/Jam Pengkajian
: 06 November 2018 pukul 09.00 WIB
Metode Pengkajian
: Autoanamnesa
Diagnosa Medis
: B20
No. Registrasi
: 01036xxx
A. PENGKAJIAN I.
BIODATA 1.
2.
Identitas Klien Nama Klien
: Tn.M
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Alamat
: Purwodadi
Umur
: 48 tahun
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Kawin
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Petani
Identitas Penanggung Jawab Nama
: Ny.Y
Jenis Kelamin
: perempuan
Umur
: 46 tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Alamat
: purwodadi
Hubungan dengan Klien: ISTRI II.
RIWAYAT KESEHATAN 1.
Keluhan Utama
Pasien mengatakan bahwa panas lebih dari 1 bulan 2.
Riwayat Penyakit Sekarang Klien mengatakan bahwa klien Batuk-batuk,Diare,Sesak napas,Sariawan dan nyeri saat menelan, ,
3.
Riwayat Penyakit Dahulu Klien mengatakan bahwa tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
4.
Riwayat Kesehatan Keluarga Klien mengatakan bahwa tidak memiliki riwayat penyakit keturunan yang menular, berbahaya dan mengancam jiwa. Genogram
III.
PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON
1.
Pola Persepsi dan Pemeriliharaan Kesehatan Klien mengatakan jika merasa sakit segera membeli obat ke apotik, dan apabila tidak segera membaik segera dibawa ke puskesmas.
2.
Pola Aktivitas dan Latihan (Sebelum dan Selama Sakit) Sebelum sakit Kemampuan perawatan
0
1
2
3
4
diri Makan/Minum
V
Mandi
V
Toileting
V
Berpakaian
V
Mobilitas ditempat tidur
V
Berpindah
V
Ambulasi/ROM
V
Selama sakit Kemampuan perawatan
0
1
2
diri Makan/Minum
V
Mandi
V
Toileting
V
Berpakaian
V
Mobilitas ditempat tidur
V
3
4
Berpindah
V
Ambulasi/ROM
V
Keterangan :
3.
0
: Mandiri
1
: Dengan alat bantu
2
: Dibantu Orang lain
3
: Dibantu Orang lain dan alat
4
: Tergantung total
Pola Istirahat dan Tidur a.
Sebelum sakit Klien mengatakan tidur selama 5-7 jam sehari, jarang tidur siang, tidur nyenyak, dan tidak mengalami kesulitan untuk memulai tidur.
b.
Sesudah sakit Klien mengatakan tidur selama 3-4 jam sehari, tidur siang selama 30 menit- 1 jam, dan sering terbangun saat tidur, tidak bisa tidur dengan nyenyak.
4.
Pola Nutrisi Metabolik a.
Pengkajian Nutrisi (ABCD) A (Antropometri) BB
: 70 kg
TB
: 160 cm
IMT
: BB/ (tinggi badan)2 70 / (1,6)2 27,3
B (Biochemical) Hb
: 15,4 Gr/dl
Trombosit
: 282.000/mm3
Eritrosit
: 5,10 juta/ mm3
C (Clinical sign) Membran mukosa kering,sariawan dirongga mulut, kulit kering D (Diet) Bubur habis 5-7 sendok porsi jatah rumah sakit makan 3x sehari merasa mual saat makan. b.
Pola Nutrisi Sebelum sakit 1) Frekuensi : makan 3x sehari 2) Jenis
: nasi, sayur, dan lauk pauk ( tahu, tempe, ikan)
3) Porsi
: 1 piring
4) Keluhan
: tidak ada
Selama Sakit 1) Frekuensi : makan 3x sehari 2) Jenis
: nasi bubur, sayur, lauk pauk ( tahu, tempe)
3) Porsi
: 5-7 sendok
4) Keluhan : sering merasa mual saat makan 5.
Pola Eliminasi a.
BAB Sebelum Sakit 1) Frekuensi
: 1-2 kali sehari
2) Konsistensi
: padat
3) Warna
: kuning kecoklatan
4) Keluhan/Kesulitan BAB
: tidak ada
Selama Sakit 1) Frekuensi
: 6-7 kali sehari
2) Konsistensi
: encer
3) Warna
: kekuningan
4) Keluhan/Kesulitan BAB
: nyeri abdomen
b. BAK Sebelum Sakit 1) Frekuensi
: 3 kali sehari
2) Jumlah Urine
: 1000 cc
3) Warna
:kuning
4) Keluhan
:tidak ada
Selama Sakit 1) Frekuensi
: 2 kali sehari
2) Jumlah Urine
: 1000 cc
3) Warna
: kuning
4) Keluhan
: tidak ada keluhan
ANALISA KESIMBANGAN CAIRAN SELAMA PERAWATAN INTAKE
OUTPUT
a. Minuman
a.
Intake :
1500 cc
800 cc b. Makanan
Urine
ANALISA
2900cc b.
Feses 400 cc
600 cc c.
Output :
IWL 15 x BB
2575 cc
15 X 45 = 675
Total : 1400 cc
6.
Total : 2575
Balance : 325
Pola Kognitif dan Perceptual a.
Fungsi Panca Indra 1) Penglihatan : klien tidak mengalami masalah penglihatan, dan fungsi penglihatan normal 2) Pendengaran : klien tidak mengalami masalah pada indra pendengaran, dank lien mampu mendengar dengan baik. 3) Pengecapan : klien tidak mengalami masalah pada organ pengecapan, dank klien mampu merasakan makanan dengan baik.
4) Perasa : klien tidak mengalami masalah dalam perabaan. b.
Kemampuan Berbicara Klien mampu berbicara dengan menggunakan bahasa jawa yang baik dan mudah dipahami.
c.
Kemampuan Membaca Klien mampu membaca petunjuk obat dengan baik.
7.
Pola Konsep Diri a.
Harga diri : pasien bisa menerima sakitnya sebagai cobaan dari allah swt
b.
Ideal diri : pasien berharap agar dirinya cepat sembuh dan dapt berkumpul dengan keluarga dan teman temannya.
c.
Identitas Diri : pasien mengatakan dirumah berperan sebagai kepala keluarga dan ayah dari anak anaknya
d.
Gambaran Diri: pasien percaya setelah pengobatan ini akan sembuh walaupun harus kontrol lagi
e. 8.
Peran
: pasien mengatakan saat ini berperan menjadi ayah
Pola Koping Pasien ketika menghadapi sebuah masalah selaku meminta pendapat kepada anggota keluarganya.
9.
Pola Seksual-Reproduksi Pasien berperan sebagai suami
10.
Pola Peran Hubungan Klien mengatakan bahwa dirinya seorang kepala keluarga yang merasa sedih karena tidak dapat membantu keluarganya tetapi malah merepotkan anggota keluarganya karena harus menjaganya saat sedang sakit
11.
Pola Nilai dan Kepercayaan Klien beragama islam dan mejalankan sholat 5 waktu, akan tetapi saat dia sakit klien tidak mampu menjalakan ibadah sholat dengan rutin. Klien menganggap sakitnya ini merupakan ujian dari Allah SWT.
IV. PEMERIKSAAN FISIK I.
Keadaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis b. Tanda-Tanda Vital 1) Tekanan Darah :100/60 mmhg 2) Nadi - Frekuensi : 95x /menit - Irama
: teratur
- Kekuatan
: kuat
3) Pernafasan - Frekuensi : 45x / menit - Irama
: 39℃
4) Suhu II.
: teratu
Pemeriksaan Head Toe To a. Kepala 1) Bentuk
: Mesosepal
2) Pertumbuhan rambut : penyeberan rambut tidak merata 3) Kulit kepala
: tidak ada lesi
b. Muka 1) Mata a. b. Palpebra
: kelihatan hitam, tidak ada edema
c. Konjungtiva
: tidak anemis
d. Pupil
: isokor
e. Diameter ki / ka
: ki + / ka +
f. Reflek terhadp cahaya
: ki + / ka +
2) Hidung - Sekret - Polip
: tidak ada sekret : tidak ada polip
3) Mulut - Kemampuan berbicara
: lancar
- Keadaan bibir
: sedikit kering
- Warna lidah
: merah muda
- Keadaan gigi
: bersih
- Dahak
: tidak ada
4) Gigi - Jumlah
: 28 buah
- Kebersihan
: bersih
- Masalah
: tidak ada
5) Telinga - Fungsi pendengaran
: normal
- Bentuk
: simetris kanan kiri
- Kebersihan
: bersih
- Serumen
: tidak ada sekret
g. Leher - Pembesaran tyroid
: adanya pembessaran tyroid
- Nyeri waktu menelan
: ada , pasien sakit saat menelan
h. Dada (thorax) 1) Paru-paru - Inspeksi
: simetris,pengembangan dada kanan dan kiri seimbang
- Palpasi
: tidak ada nyeri tekan pada bagian kanan dan kiri
- Perkusi
: sonor
- Auskultasi : vesikuler 2) Jantung - Inspeksi
: ictus cordis tampak
- Palpasi
: IC teraba di v1
- Perkusi
: pekak
- Auskultasi : terdengar suara 1 suara 2 i. Abdomen - Inspeksi
: simetris
- Palpasi
: tidak ada nyeri tekan
- Perkusi
: thympani
- Auskultasi : penistaltik usus 26 x / menit j. Genetalia Tampak bersih dan tidak ada lesi k. Rektum
Tidak ada hemoroid / wasir pada bagian rektum dan anus l. Ekstremitas 1) Atas - Kekuatan otot kanan dan kiri
:5
- ROM kanan dan kiri
: aktif
- Perubahan bentuk tulang
: tidak ada
- Perabaan akral
: hangat
- Pitting edema
: tidak ada
- Terpasang infus
: kiri
2) Bawah
V.
- Kekuatan otot kanan dan kiri
:5
- ROM kanan dan kiri
: aktif
- Perubahan bentuk tulang
: tidak ada
- Perabaan akral
: hangat
- Pitting edema
: tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG Tanggal pemeriksaan : 22 Oktober 2018 Jenis Pemeriksaan
Nilai Normal
Satuan
Hasil
Keterangan Hasil
Pemeriksaan laboratorium : HB Lekosit Eritosit Trombosit GDS
L : 13,2-17
Gr/dL
9,1
Normal
L :3.800-10.600
Mm3
9,570
Normal
L : 4,4-5,9juta
Mm3
3,08
Kurang
150.000-400.000
Mm3
263.000 Nomal
Mg/Dl
100
80-150 Normal
VI.
TERAPI MEDIS Hari/tgl/jam
Rabu, 7 November 2018
Jenis terapi
Dosis
Golongan dan
Fungsi &
kandungan
farmakologi
Cairan IV : RL
6.00 , 12.00 , Obat peroral : 18.00 Diagie
20 tpm
3x1
Isotonik dan Sebagai kalium sumber elektrolit dan air untuk hidrasi
Kombinasi attapulgite dan pectin
Obat diare
Analgesik dan antipietik
06.00 , 12.00 Pamol , 18.00 Mecobalamin
3x1
2x1
Mengatasi kekurangan Vitamin obat vitamin B12 resep
1x1
Obat untuk Obat bebas , melindungi Lactobacillus sistem acidophilus pencernaan
06.00 , 18.00
L Bio 12.00
VII.
Vitamin obat resep
Meredakan demam
ANALISA DATA Nama : Tn . M
No. CM
: 01036XXX
Umur : 48 tahun No Hari / tgl / jam 1.
Selasa, 6 Nvember 2018 10.00
Diagnosa Medis Data fokus
Problem
: B20 Etiologi
Ds :
Ketidakseimbangan Asupan diet nutrisi kurang dari kurang - Pasien mengatakan kebutuhan tubuh mual saat makan - pasien mengatakan diare 6-7 x Do : - bising usus 26x menit - kurang minat pada makanan hanya 5-7 sendok dalam satu piring - mukosa kering - sariawan pada rongga mulut
2.
Selasa , 6 Ds : November - pasien mengatakan 2018 badan serasa panas 10.00 - pasien mengatakan malas untuk minum
Defisien volume cairan
Kurang pengetahuan tentang kebutuhan cairan
Ttd
air Do : - membran mukosakering - TD menurun 100/60 - nadi meningkat 95x/menit - suhu meningkat 39℃
3.
Selasa , 6 Ds : November - pasien mengatakan 2018 susah tidur selama 10.00 sakit hanya 2-3 jam semalam dan sering terbangun Do : - TD menurun 100/60 - nadi meningkat 95x /menit - suhu meningkat 39℃ - aktivitas pasien di bantu sebagian
Intoleran aktivitas
Imobilitas
VIII.
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan diet kurang 2. Defisien volume cairan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kebutuhan cairan 3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan imobilitas
IX.
RENCANA KEPERAWATAN / INTERVENSI
Nama
: Tn . M
No. CM
: 01036XXX
Umur
: 48 tahun
Diagnosa Medis
: B20
No
Tujuan dan kriteria
Intervensi
Dx
hasil (NOC)
(NIC)
1.
Setelah di
lakukan Manajemen
3x24
diharapkan
Ttd
a.Untuk
tindakan keperawatan Nutrisi (1100) selama
Rasional
mengetahui
jam a.Monitor kalori seberapa banyak dan
asupan kalori
dan
Mual&muntah (2106) makanan
asupan makanan
dapat teratasi dengan b.Anjurkan
yang masuk
kriteria hasil: a.Asupan
pasien
untuk b.untuk
makanan memantau kalori mengajarkan
berkurang dari angka dan 4 menjadi 3
intake pasien
makanan
b.Kehilangan
memantau kalori
selera (misilnya,
buku dan
makan dari angka 4 harian makanan) menjadi 3 c.Tidur
c.Beri terganggu obatan
d.Perubahan
obat- c.Untuk sebelum menghilangkan sakit,atau
:penghilang rasa perih status sakit,antiemetik)
nutrisi dari angka 4 jika diperlukan menjadi 3
intake
makanannya
dari angka 4 menjadi makan (misalnya rasa 3
untuk
d.Lakukan
makan
sebelum jika
memungkinkan
atau d.Untuk
bantu
pasien menjaga
terkait
dengan kebersihan
perawatan mulut mulut sebelum makan
sebelum
makan
dan
sesudah makan 2.
Setelah di
lakukan Monitor Tanda- a.Untuk
perawatan
selama Tanda
vital mengetahui
3x24 jam di harapkan (6680)
tekanan
Tanda-tanda
darah,nadi,suhu
a.Monitor
vital(0802)
dapat tekanan
teratasi
dengan ,nadi,suhu
kriteria hasil a.suhu
darah dan dan pernafasan
dari dengan tepat
angka 4 menjadi 2
angka 4 menjadi 2
tidak
b.Monitor irama b.Untuk
b.Tekanan nadi dari dan
tekanan mengetahui
jantung
irama
pernafasan c.Identifikasi
dan
tekanan jantung
dari angka 4 menjadi kemungkinan
ada
2
atau tidak
penyebab
d.Tingkat pernafasan perubahan tanda- c. dari angka 4 menjadi tanda vital 2
ada
status pernafasan perubahan atau
tubuh
c.Irama
status
d.Priksa
perubhan
Memeriksa
perubahan secara tanda-tanda vital
berkala
d.Memperiksa
keakuratan
instrumen yang
instrumen
yang digunakan untuk
digunakan untuk perolehan perolehan
data
data pasien
pasien 3.
Setelah di perawatan
lakukan Terapi Aktivitas a.Untuk selama (4310)
3x24 jam di harapkan a.Bantu
membantu klien pasien
dalam
Toleransi
terhadap untuk
aktifitas
aktivitas (0005) dapat mengidentifikasi teratasi
dengan aktifitas
kriteria hasil: a.Saturasi ketika
yang
diinginkan
yang b.Mendorong
diinginkan
aktivitas pasien
oksigen b.Dorong
yang tepat
beraktivitas aktivitas
kreatif c.Untuk
dari angka 2 menjadi yang tepat
menciptakan
4
lingkungan yang
c.Ciptakan
b.Frekuensi ketika
nadi lingkungan yang aman
beraktivitas aman
untuk
untuk olahraga pasien
dari angka 2 menjadi dapat melakukan d.Utuk 4
pergerakan
c.Frekuensi
secara
pernafasan
berkala kesempatan
ketika sesuai
beraktivitas
otot memeberikan
dengan keluarga
dari indikasi
angka 2 menjadi 4
terlibat
d.Berikan
dalam
aktivitas sehari-
d.Jarak berjalan dari kesempatan angka 2 menjadi 4
untuk
hari pasien.
keluarga
untuk
terlibat
dalam
aktivitas,dengan cara yang tepat
X.
TINDAKAN KEPERAWATAN/IMPLEMENTASI
Nama
: Tn . M
No. CM
: 01036XXX
Umur
: 48 tahun
Diagnosa Medis
: B20
Hari / tgl /
No
jam
Dx
Selasa,
06 1
November 2018 08.00 WIB
Implementasi
Monitor
kalori
asupan makanan
Respon
dan S : klien mengatakan mual O : klien tampak lemas
Ttd
Mukosa bibir kering 08.30 WIB
2
Monitor tekanan darah , S : klien mengatakan nadi,suhu
dan
status badan panas dan pusing
pernafasan dengan tepat
O : TD 100/60 mmHg Nadi 95x/menit Frekuensi
pernafasan
24x/menit Suhu 39oC 09.00 WIB
3
Bantu
klien
untuk S : klien mengatakan
mengidentifikasi aktifitas aktifitas yang diinginkan yang diinginkan
nya O : klien kooperatif
11.00 WIB
1
Beri obat-obatan sebelum S : klien mengatakan makan
mual
dan
bersedia
meminum obat sebelum makan O : obat masuk melalui oral Rabu,
07 1
Anjurkan pasien untuk
S : klien mengatakan
November
memantau kalori dan
sangat terbantu dengan
2018
intake makanan
adanya buku harian
08.30 WIB
(misilnya, buku harian
makanan
makanan)
09.00 WIB
2
Monitor
O : klien agak tenang irama
tekanan jantung
dan S : klien mengatakan jantung selalu berdebardebar O : Nadi klien 90x/menit
09.15 WIB
2
Identifikasi kemungkinan S : klien mengatakan penyebab perubahan
stress
tanda-tanda vital
O : klien tampak lemah
10.00 WIB
3
Dorong aktivitas kreatif S : klien mengatakan yang tepat
bersedia
melakukan
aktifitas yang sesuai O : klien koopeatif 11.00 WIB
1
Beri obat-obatan sebelum S : klien mengatakan makan
mual saat hendak makan O : klien tampak lemas Obat diminum
Kamis,
08 2
Periksa secara berkala S : klien mengatakan
November
keakuratan
2018
yang digunakan untuk makan
10.00 WIB
perolehan data pasien
10.30 WIB
3
Ciptakan
instrumen suddah
mulai
nafsu
O : klien tampak segar
lingkungan S : klien mengatakan
yang aman untuk dapat mengerti melakukan
pergerakan O : klien dan keluarga
otot secara berkala sesuai kooperatif dengan indikasi 11.00 WIB
3
Berikan
kesempatan S
:
keluarga
keluarga untuk terlibat mengatakan dalam
1
bersedia
aktivitas,dengan membantu klien
cara yang tepat 11.30 WIB
klien
O : klien tampak tenang
Lakukan atau bantu S : klien mengatakan pasien terkait dengan mulut tersa segar dan perawatan mulut sebelum nyaman makan O : mulut klien tampak bersih dan masih sedikit bau mulut
XI.
EVALUASI
Nama
: Tn . M
No. CM
: 01036XXX
Umur
: 48 tahun
Diagnosa Medis
: B20
No
Hari / tgl / jam
Evaluasi
Dx 1
Selasa, November
6 S : klien mengatakan mual saat hendak makan O : klien tampak lemas
2018
mukosa bibir kering
11.30 WIB
bising usus 26x/menit A : Masalah Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi P : Lanjutkan intervensi - Monitor kalori dan asupan makanan - Beri obat – obatan sebelum makan
2
12.00 WIB
S : klien mengatakan badan panas dan malas untuk minum air putih O : klien tampak pucat A : masalah Defisien volume cairan belum teratasi P : lanjutkan intervensi -
Monitor tekanan darah ,nadi,suhu dan status pernafasan dengan tepat
3
12.30
Monitor irama dan tekanan jantung
S : kien mengatakan susah beraktivitas karena badan terasa panas O : klien tamak lemah A : Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
Ttd
P : lanjutkan intervensi -
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang diinginkan
1
Dorong aktivitas kreatif yang tepat
Rabu,07
S : klien mengatakan masih merasa mual
November
O : mukosa bibir masih kering
2018
Bising usus 20x/menit
11.30 WIB
Masih tampak lemas A : masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh belum teratasi P : lanjutkan intervensi -
Anjurkan pasien untuk memantau kalori dan intake makanan (misilnya, buku harian makanan)
-
Beri obat-obatan sebelum makan (misalnya :penghilang
rasa
sakit,antiemetik)
jika
diperlukan 2
12.00 WIB
S : klien mengatakan badan masih panas dan sedikit – sedikit minum air putih O : kliem masih tampak pucat A : masalah defisien volume cairan belum teratasi P : lanjutkan intervensi -
Monitor irama dan tekanan jantung
-
Identifikasi
kemungkinan
penyebab
perubahan tanda-tanda vital 3
12.30 WIB
S : klien mengatakan sudah dapat beraktivitas namun belum sepenuhnya O : klien tampak tenang dan kooperatif A : masalah intileransi aktivitas teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi -
Dorong aktivitas kreatif yang tepat
-
Ciptakan lingkungan yang aman untuk dapat melakukan pergerakan otot secara berkala sesuai dengan indikasi
1
Kamis, November
08 S : klien mengatakan mual sudah berkurang O : klien tampak tenang
2018
Mukosa bibir lembab
12.00 WIB
Bising usus 15x/menit A : masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi -
Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut sebelum makan
-
Beri obat-obatan sebelum makan (misalnya :penghilang
rasa
sakit,antiemetik)
jika
diperlukan 12.30 WIB
S : klien mengatakan badan masih panas dan minum air putih sudah banyak O : klien sudah tampak segar A : masalah difisien volume cairan teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi -
Periksa secara berkala keakuratan instrumen yang digunakan untuk perolehan data pasien
13.00 WIB
S : klien mengatakan sudah dapat beraktivitas dengan baik O : klien tampak senang dan tenang A : Masalah intileransi aktivitas sudah teratasi P : hentikan intervensi
BAB IV PEBAHASAN
.