Laporan Kasus. Ca Tiroid.pdf

  • Uploaded by: Ananda
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Kasus. Ca Tiroid.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 6,285
  • Pages: 44
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kankertiroid merupakan neoplasma ganas sistem endokrin yang terbanyak dijumpai. Berdasarkan dari Pathologycal Based Registration di Indonesia kanker tiroid merupakan kanker dengan insidensi tertinggi urutan ke sembilan. Menurut statistik dari National Cancer Institute (NCI), insidensi kanker tiroid pada pria sekitar 2,5 per 100.000 populasi dan wanita sekitar 6,7 per 100.000 populasi. Kanker tiroid dapat mengenai seluruh kelompok usia dan frekuensinya menngkat setelah usia diatas 50 tahun. Hanya sekitar 5% dapat mengenai usia 15-20 tahun. NCI juga menyebutkan bahwa kanker tiroid ini dapat mengenai 16.000 orang per tahunnya.7 Prevalensi nodul (tumor) tiroid meningkat secara linier dengan bertambahnya usia, ekspos dengan radiasi pengion dan defisiensi iodium. Secara keseluruhan nodul tiroid lebih sering terdapat pada wanita daripada pria. Studi Framingham pada kelompok usia 30-59 tahun, mendapatkan angka prevalensi nodul tiroid sebesar 6,4% pada wanita dan 1,5% pada pria. Pada studi di RSUPN-CM jakarta sebesar 50,3% dengan rasio pria:wanita sekitar 8:1, sementara di RS Hasan Sadikin Bandung, melaporkan kasus noodul tiroid sebesar 60% dari seluruh penyakit tiroid. Kelompok usia diatas 60 tahun disamping mempunyai prevalensi keganasan lebih tinggi, juga mempunyai tingkat agresivitas penyakit yang lebih berat.

1 Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

2

Banyak yang menjadi faktor risiko terjadinya kelainan atau keganasan pada tiroid, bisa karena tinggal didaerah pegunungan yang berhubungan dengan kadar iodium, terkena radiasi, usia lebih dari 50 tahun, kebiasaan merokok dan lain-lain.

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi B. Epidemiologi Nodul tiroid pada umumnya jinak. Prevalensi yang dilaporkan penyakit tiroid nodular tergantung pada populasi yang diteliti dan metode yang

digunakan

untuk

mendeteksi

nodul.

Insiden

meningkat

dengan

bertambahnya usia dan angka kejadian tinggi pada wanita dengan faktor resiko defisiensi yodium dan setelah paparan radiasi. Sejumlah penelitian menunjukkan dengan

prevalensi USG

2-6%

dan

terdiagnosis 8-65%

dengan dalam

palpasi,

19-35%

data

otopsi.1

Prevalensi gondok nodular meningkat seiring bertambahnya usia dari 2,7% pada wanita

dan

2,0%

pada

pria

menjadi

8,7%

pada

wanita

dan

6,7% pada pria dengan rentang usia 26-30 tahun. Sedangkan usia 36-40 tahun bisa meningkat menjadi 14,1% wanita dan 12,4% pria. Untuk usia 45-50 tahun

bisa

mencapai

18,0%

pada

wanita

dan

14,5%

pada

pria

.2,3 Karsinoma tiroid menempati

urutan ke-9 dari sepuluh keganasan

tersering. National Cancer Institute dalam survei yang telah dilakukan melaporkan bahwa dari 100.000 orang ditemukan kasus karsinoma tiroid sebesar 12,9% per tahun baik pria maupun wanita. Angka kematian yaitu 0,5% dari 100.000 orang per tahun. Insidensi umur karsinoma tiroid yaitu

5 Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

6

umur <20 tahun sebesar 1,8%, 20-34 tahun sebesar 15,1%, umur 35-44 tahun sebesar 19,6%, umur 75-84 tahun turun sampai 1,4% dan puncaknya pada umur 45-54 tahun yaitu 24,2%. Angka kematian tertinggi terletak pada umur 75-84 tahun yaitu 28,9%. Estimasi kasus baru karsinoma tiroid 18 adalah 62.980 orang pada tahun 2014. Sedangkan estimasi kematian pada tahun

2014

Angka

insidensi

sebesar tahunan

kanker

1.890 tiroid

4

orang.

bervariasi

di

seluruh

dunia

yaitu dari 0,5-10% per 100.000 populasi. Karsinoma tiroid mempunyai angka prevalensi yang sama dengan multipel mieloma. Karsinoma tiroid ini merupakan jenis keganasan jaringan endokrin yang terbanyak, yaitu 90% dari seluruh kanker endokrin .5 C. Klasifikasi 1.Tumor Tiroid Jinak a. Gambaran Umum Adenoma Follikular Tumor jinak adenoma menunjukkan adanya folikel cell diffirentiation. Adenoma masih

folikular

memiliki

kapsul

biasanya

berupa

fibrosa.

Beberapa

tumor nodul

soliter

dapat

dan

menunjukkan

satu atau lebih perbedaan morfologi tetapi biasanya akan sama jika memiliki yang

tipe adenoma

homogen,

edema,

yang sama. Morfologinya terdiri

atas

fibrosis,

tulang

kalsifikasi,

pembentukan

sel-sel dan

pembentukan kista dapat terjadi. Berbagai pola perubahan sel terjadi pada adenoma folikular. Setiap satu tumor dapat menunjukkan bentuk

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

7

seragam atau campuran dari dua atau lebih pola. Sementara perbedaan histologis

yang

Normofollicular

dominan

terletak

(sederhana),

pada

bentuk

Macrofollicular

folikel,

(koloid),

yaitu

Microfollicular

(janin).6 Evaluasi diagnostik pasien dengan nodul tiroid terdiri dari biopsi rutin aspirasi jarum halus, pemeriksaan USG leher dan skrining tingkat TSH

serum.

paling

Biopsi

penting

Keterbatasan

aspirasi

untuk

utama

ketidakmampuan

jarum

halus

mengevaluasi dari

untuk

biopsi

termasuk

pasien aspirasi

membedakan

diagnostik

yang

dengan

nodul

tiroid.

jarum

halus

adalah

adenoma

folikular

dari

karsinoma folikular .6 Biopsi folikular

dan

aspirasi

jarum

pasien

dengan

halus

pada

karsinoma

pasien folikular

dengan

adenoma

ditandai

dengan

adanya sel-sel epitel folikel yang sangat banyak dan tumpang tindih. Masih

ditemukan

mulai

berkurang.

sitopatologi

pembentukan

tiroid,

Menurut

mikrofolikel sistem

penampilan

sitologi

tetapi

Bethesda ini

jumlah untuk

koloid pelaporan

diklasifikasikan

sebagai

neoplasma folikular atau mencurigakan untuk neoplasma folikular.6 Hurthle cell adenoma dan Teratoma Neoplasma sel hurthle adalah tumor heterogen yang dapat muncul dengan berbagai aspek klinis. Neoplasma ini berasal dari sel folikel dan terdiri dari sel oncocytic, juga disebut oncocytes. Oncocytes yang mikroskopis

ditandai

dengan

sitoplasma

granular

yang

berlimpah.

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

8

Studi

ultrastruktural

berlimpah

ini

telah

disebabkan

menunjukkan

karena

bahwa

banyaknya

granular

mitokondria

yang

dalam

intra

sitoplasmik sel. Sel adenoma hurthle unilateral dapat diobati dengan lobektomi/isthmusectomy.7 Teratoma adalah tumor yang berasal dari sel germinal dari

jaringan

ectoderm, gonad,

yang

menyusun

endoderm, wilayah

dan

fetus

mesoderm.

sacrococcygeal,

pada

masa

Predileksi

mediastinum

yang terdiri

embriologi, tersering

dan

yaitu:

terjadi

wilayah

di

pineal,

meskipun juga terjadi pada daerah leher rahim dan juga kelenjar tiroid.8 Bentuk kehadiran

diferensiasi

dan

proporsi

sel

germinal

komponen

serta ukuran tumor pada saat

yang

ini

belum

presentasi

awal.

tergantung matang, Eksisi

pada

usia

pasien

bedah

adalah

pengobatan pilihan. 7 Graves disease Penyakit Graves adalah gangguan autoimun yang mengarah ke hiperaktifitas autoimun tubuh

dari

adalah

menyerang

kelenjar

suatu

tiroid

kondisi

jaringan

(hipertiroidisme).

yang terjadi

sehat.

Penyakit

Gangguan

ketika

sistem

kekebalan

Graves

adalah

penyebab

paling umum dari hipertiroid. Hal ini disebabkan oleh respon sistem kekebalan tubuh yang abnormal sehingga menyebabkan kelenjar tiroid menghasilkan

terlalu

banyak

hormon

tiroid.

Penyakit

Graves

paling

sering terjadi pada wanita di atas usia 20 tahun namun gangguan juga dapat terjadi pada usia berapa pun dan dapat juga terjadi pada laki-laki.

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

9

Pengobatannya adalah diberikan obat antitiroid, yodium radioaktif dan tindakan bedah. 9 Thyroid cystic Kista tiroid adalah cairan yang dibungkus kantong yang terdapat di

kelenjar

tiroid.

kemungkinan degenerasi

Patogenesis

disebabkan

kistik

oleh

dari folikel

dari

kista

proses

tiroid

infark,

belum

destruksi

tiroid dan proses

diketahui,

folikel

nekrosis

tiroid,

dari

tumor

jinak atau ganas. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk kasus dicurigai fungsi

adanya tiroid,

Ultrasonografi Tomografi Emission

kelainan Biopsi

(USG)

tiroid,

nodul

tiroid

Aspirasi dan

Magnetic

Tomografi

Penatalaksanaan

di

(PET)

adalah

Jarum

Skintigrafi. Resonance

yang

Halus

laboratorium

(BAJAH)/

Pemeriksaan Image

meskipun

tiroid

pemeriksaan

(MRI),

lain dan

FNAB, adalah Positron

ini

tidak

rutin

dilakukan.

berupa

kista

dapat

dilakukan

aspirasi dan tindakan operatif. Operator harus familiar dengan neuro anatomi

dari

laring.

Informed

consent

sangat

diperlukan

sebelum

operasi terutama pada pasien yang profesinya tergantung pada suara. Solid cell nests Solid cell nests (SCN) adalah struktur yang tidak teratur dengan diameter sekitar 1 mm, biasanya ditemukan di tengah lobus lateral tiroid. SCN pada dasarnya terdiri dari sel epidermoid non-keratinisasi dengan jembatan interseluler dan imunohistokimia positif pada protein dengan berat molekul keratin tinggi dan rendah serta untuk antigen

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

10

carcinoembryonic. musin,

sel

dilapisi

oleh

Lumen

deskuamasi, sel

SCN sel

biasanya

debris,

epidermoid

dari

dikelilingi

oleh

mucosubstances

SCN

dan

epitel

sel-sel

asam,

struktur

folikular,

sering

ditemukan sebagai komponen tambahan dari sisa-sisa ultimobranchial. 10 Ectopic Thyroid tissue Dapat ditemukan di mana saja antara sekum foramen dan posisi normal kelenjar tiroid. Meskipun sangat jarang, hal ini paling sering ditemukan

di

wilayah

foramen

sekum

pada

pasien

yang

mengalami

kegagalan turunnya kelenjar. Kelenjar tiroid ektopik umumnya sangat langka dan muncul biasanya di garis tengah leher rahim (90% kasus) dan bahkan lebih jarang di lokasi anatomi lainnya (10%). 11 Hashimoto thyroiditis Pembengkakan kronis tiroid (inflamasi) dari kelenjar tiroid yang sering

menyebabkan

penurunan

fungsi

tiroid

(hipotiroidisme).

Penyakit ini dimulai perlahan-lahan. Waktu yang dibutuhkan berbulanbulan atau

bahkan

bertahun-tahun

untuk

bisa

dideteksi.

Tiroiditis

kronis yang paling umum terjadi pada wanita dan pada orang dengan riwayat keluarga penyakit tiroid. Terapi yang diberikan berupa hormon tiroid atau

(levothyroxine) jika

peningkatan

tubuh TSH).

jika

memiliki Kondisi

tubuh

tidak

tanda-tanda ini

juga

memproduksi gagal dikenal

cukup

tiroid sebagai

ringan

hormone (seperti

hipotiroidisme

subklinis. 9

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

11

b. Diagnosis Pemeriksaan penunjang dalam langkah menegakkan diagnosis klinis meliputi: 1. Pemeriksaan laboratorium Hormon pasien

(TSH) untuk

hipotiroid.

tiroid

menentukan Ketika

dipertimbangkan. hipertiroidisme

stimulating

orang-orang

tingkat Ketika

harus

hormon

TSH kadar

harus

diperiksa

pada

dengan

tirotoksikosis

atau

normal,

aspirasi

harus

hormon

dipertimbangkan.

Serum

rendah, kalsitonin

diagnosis harus

diukur

pada pasien dengan riwayat keluarga kanker tiroid meduler. Tes fungsi tiroid tidak boleh digunakan untuk membedakan apakah nodul tiroid jinak

atau

tiroglobulin

ganas. tidak

T4,

antibodi

peroksidase

dalam

menentukan

membantu

antitiroid apakah

dan

nodul

tes tiroid

jinak atau ganas, tetapi mungkin membantu dalam diagnosis penyakit Graves atau tiroiditis Hashimoto. 12 2. Pemeriksaan radiologi (Rontgen dan USG) a. Foto rontgen Pemeriksaan

dilakukan

pada

anteroposterior

posisi

dengan (AP)

melakukan untuk

sinar

dapat

rontgen

menilai

dan

ke

paru

berperan

dalam menentukan luasnya tumor dan ada metastasis atau tidak.13 b. Ultrasonography (USG) Pemeriksaan

dilakukan

dengan

posisi

transduser

yaitu

secara

transversal mulai dari pole bawah digeser ke arah cephalad sampai

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

12

pole

atas

dilakukan oblik

sehingga

seluruh

pemeriksaan

dimulai

dari

foto

polaroid

dengan

tiroid

dengan

lateral atau

ke

dapat

posisi arah

film

dinilai.

transduser medial.

multiformat,

Kemudian

dapat

longitudinal

atau

Dilakukan serta

pemotretan

diambil

ukuran

tiroid dan ukuran tumor yang Nampak. 14 3. Pemeriksaan sidik tiroid Dasar

pemeriksaan

yodium

radioaktif

ini dalam

adalah

pengambilan

kelenjar

tiroid

dan

yang

dapat

pendistribusian dilihat

dari

pemeriksaan ini adalah besar, bentuk, dan letak kelenjar tiroid serta distribusi

dalam

kelenjar

serta

dapat

diukur

pengambilan

yodium

dalam waktu 3, 12, 24 dan 48 jam. 14

Hasil dapat dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu : 1. nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan sekitarnya. Hal ini menunjukkan fungsi yang rendah.

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

13

2. Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada sekitarnya. Keadaan ini memperlihatkan aktivitas yang berlebih 3. Nodul hangat bila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. Ini berarti fungsi nodul sama dengan bagian tiroid yang lain. 4. Pemeriksaan FNAB Penggunaan pemeriksaan sitologi ini sebagai alat bantu diagnostik dapat digunakan untuk

menegakkan

anaplastik,

medular,

diagnostik tiroiditis

dan

karsinoma kebanyakan

tipe koloid

nodul

papilar, jinak.

Namun demikian FNAB tidak bisa membedakan adenoma folikular dan karsinoma folikular dan nodul koloid yang hiperseluler. 15 Biopsi aspirasi maupun biopsi biasa memiliki dua macam hasil yaitu positif dan negatif. Dikenal ada dua istilah positif yaitu “true positive” dan “false positive”, demikian pula dengan hasil negatif, terdapat “true negative” dan “false negative”. a. True positive : bila memberikan hasil yang sesuai dengan keadaan penyakitnya, misalnya menemukan keganasan pada keadaan yang benar-benar ganas. True positive inilah yang seringkali disebut sensitivitas suatu pemeriksaan. b. True negative : tidak ditemukannya suatu hasil pada keadaan yang emang benar-benar tidak ada penyakitnya. c. False positive : Adalah bila memberikan hasil pada keadaan yang idak ada penyakitnya seperti misalnya memberikan hasil keganasan padahal sebenarnya hanya pertumbuhan yang jinak. d. False negative : yaitu tidak ditemukannya keganasan pada keadaan yang sebenarnya ada keganasan.

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

14

5. Pemeriksaan histopatologi Merupakan

pemeriksaan

diagnostik

setelah dilakukan tindakan lobektomi

utama. atau

Jaringan

diperiksa

isthmolobektomi.

Kemudian

di warnai degangan Hematoksilin Eosin (HE) dan diamati di bawah mikroskop

lalu

ditentukan

diagnosa

berdasarkan

gambaran

pada

peparat. 15 2. Karsinoma Tiroid a. Etiologi dan Patogenesis Etiologi karsinoma

yang

(papilar

berperan

dan

khususnya

folikular)

adalah

untuk radiasi

well dan

differentiated goiter

endemis

sedangkan untuk jenis medular adalah faktor genetik. Belum diketahui suatu karsinogen yang berperan untuk kanker anaplastik dan medular. Diperkirakan kanker tiroid anaplastik berasal dari perubahan kanker tiroid berdiferensiasi baik (papilar dan folikular) dengan kemungkinan jenis folikular dua kali lebih besar. Sedangkan limfoma pada tiroid diperkirakan karena perubahan-perubahan degenerasi ganas dari tiroiditis Hashimoto.

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

15

Faktor risiko seseorang menderita karsinoma tiroid antara lain : (1) Pengaruh usia dan jenis kelamin, resiko pada usia dibawah 20 tahun dan diatas 50 tahun. Demikian pula dengan jenis kelamin, penderita laki-laki memiliki resiko keganasan lebih tinggi daripada penderita perempuan. (2)Pengaruh radiasi

di

daerah

leher

dan

kepala

pada

masa

lampau

(3)

Kecepatan tumbuh tumor. (4) Riwayat gangguan mekanik di daerah leher. (5) Riwayat penyakit serupa dalam keluarga. 16 b. Klasifikasi Berdasarkan histopatologinya karsinoma tiroid dibagi menjadi 4 jenis, yaitu : karsinoma papilar, karsinoma folikular, karsinoma medular, dan karsinoma anaplastik. 17

Karsinoma Papilar Karsinoma

papilar

adalah

jenis

keganasan

tiroid

yang

paling

sering ditemukan (75-85%) yang timbul pada akhir masa kanak- kanak atau

awal

kehidupan

dewasa.

Merupakan

karsinoma

tiroid

yang

terutama berkaitan dengan riwayat terpapar radiasi pengion. Tumor ini tumbuh

lambat,

prognosis

yang

Faktor

yang

tahun,

wanita

penyebaran

melalui

kelenjar

lebih

diantara

jenis

karsinoma

prognosis

baik

adalah

baik

mempengaruhi dan

jenis

histologik

dominan

limfe

dan

tiroid

usia

papilar.

mempunyai lainnya.

dibawah Sifat

40

biologik

daripada tumor jenis papilar ini yakni tumor atau tumor primer yang

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

16

kecil bahkan mungkin tidak teraba tetapi metastasis ke kelenjar getah bening dengan massa atau tumor yang besar atau nyata. Tumor ini sering tampil sebagai nodul tiroid soliter dan biasanya diagnosis dapat ditegakkan

dengan

pemeriksaan

angka

ketahanan

Secara

mikroskopis,

berkapsul

dengan

hidup

10

karsinoma

struktur

sitologi

biopsi

jarum

tahun

papilar

berpapil

mencapai

berupa

dan

halus,

95%

tumor

bercabang.

dengan

yang

Sel

. tidak

karakteristik

dengan inti sel yang berlapis-lapis dan sitoplasma yang jernih. Ada beberapa

varian

encapsulated,

dari

folikular,

karsinoma tall-cell,

papilar

yaitu

columnar-cell,

microcarcinoma,

clear-cell

dan

diffuse

sclerosing carcinoma. Dua puluh sampai delapan puluh persen berupa tumor yang multisentrik dan bilateral pada 1/3 kasus. 18

Karsinoma Folikular Karsinoma folikular meliputi sekitar 10-20% keganasan tiroid dan biasa ditemukan pada usia dewasa pertengahan atau diatas 40 tahun. Pada

kasus

(tirotoksikosis).

yang

jarang,

Insiden

dengan

tumor

karsinoma

ini folikular

defisiensi

Diagnosis

tumor

ini

secara

mungkin

hiperfungsional

meningkat

di

18

yodium. sitologi

sulit

daerah

dibedakan

dengan

adenoma folikular, diagnosis pasti dengan pemeriksaan frozen section pada melihat

durante adanya

operasi invasi

atau ke

dengan kapsul

pemeriksaan atau

pembuluh

histopatologi darah.

untuk

Karsinoma

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

17

folikular

bermetastasis

terutama

melalui

pembuluh

darah

ke

paru,

tulang, hati dan jaringan lunak. Karsinoma folikular diterapi dengan tiroidektomi total diikuti pemberian iodin radioaktif. Juga karena sel karsinoma dapat

ini

menangkap

digunakan

bahwa

dosis

dengan

yang

yodium

maka

pengukuran

digunakan

radioterapi

kadar

bersifat

TSH

supresif

dengan

sebagai

dan

Y

131

follow

untuk

up

memantau

kekambuhan tumor. Angka ketahanan hidup 10 tahun mencapai 85%. 18 Karsinoma Medular Karsinoma

medular

meliputi

sekitar

5%

keganasan

tiroid

dan

berasal dari sel parafolikular atau sel C yang memproduksi kalsitonin. Karsinoma dimana

ini

timbul

tumor

berhubungan

ini

secara

sporadik

diturunkan

dengan

sebagai

MEN-2a

atau

(80%) sifat

dan

familial

dominan

MEN-2b

autosom

atau

(20%), yang

endokrinopati

lainnnya . Massa tumor berbatas tegas dan keras pada perabaan, pada tumor yang lebih

luas

meluas

tampak

sampai

ke

daerah kapsul.

nekrosis Mikroskopis

dan

perdarahan

tampak

dan

dapat

kelompokan

sel-sel

bentuk poligonal sampai lonjong dan membentuk folikel atau trabekula. Tampak

adanya

deposit

amiloid

pada

stromanya

yang

merupakan

gambaran khas pada karsinoma tipe medular ini .18 Karsinoma Anaplastik Karsinoma anaplastik tiroid merupakan salah satu keganasan pada manusia yang paling agresif dan jarang dijumpai yaitu kurang dari 5%. Karsinoma anaplastik ini berkembang dengan menginfiltrasi ke jaringan

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

18

sekitarnya. Tumor ini terutama timbul pada usia lanjut, terutama di daerah endemik gondok dan lebih banyak pada wanita. Sebagian besar kasus pada

muncul leher,

dengan

disertai

riwayat

dengan

pembengkakan

adanya

kesulitan

yang

cepat

bernafas

membesar

dan

menelan,

serta suara serak karena infiltrasi ke nervus rekurens. Pertumbuhannya sangat

cepat

walaupun

diterapi.

terjadi,

tetapi

umumnya

kematian

Metastasis terjadi

ke

dalam

tempat

jauh

waktu

kurang

sering dari

setahun. Angka ketahanan hidup 5 tahun <5%.19 Tampak massa tumor yang tumbuh meluas ke daerah sekitarnya. Gambaran dengan

mikroskopis, gambaran

tampak

morfologi

sel-sel

yang

anaplastik

sangat

(undifferentiated)

pleomorfik,

serta

tidak

terbentuknya gambaran folikel, papil maupun trabekula (Livolsi, 2004).

c. Klasifikasi Berdasarkan Sistem Lain Klasifikasi Karsinoma Tiroid (National Cancer Institute, 2014): Tumor epitel maligna Karsinoma folikular Karsinoma papilar Campuran karsinoma folikular-papilar Karsinoma anaplastik ( undifferentiated ) Karsinoma sel skuamosa Karsinoma tiroid medular Tumor non-epitel maligna

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

19

Fibrosarkoma Lain-lain Tumor maligna lainnya Sarkoma Limfoma maligna Haemangiothelioma maligna Teratoma maligna Klasifikasi Klinik TNM (National Cancer Institute, 2014) : T Tumor Primer Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai T0 : Tidak didapat tumor primer T1 : Tumor dengan ukuran terbesar 2 cm atau kurang masih terbatas pada tiroid T2 : Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 4 cm masih terbatas pada tiroid T3:

Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 4 cm masih terbatas pada

tiroid

atau

tumor

yang

minimal

ukuran

(misalnya

berapa ke

otot

saja

dengan

sternotiroid

ekstensi atau

ekstra

tiroid

jaringan

lunak

peritiroid) T4a: Tumor telah keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke tempat berikut : jaringan lunak subkutan, laring, trakhea, esofagus, n.laringeus T4b:

Tumor menginvasi fasia prevertebra, pembuluh mediastinal atau

arteri karotis

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

20

T4a* (karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) masih terbatas pada tiroid# T4b* (karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) berekstensi keluar kapsul tiroid$ Catatan : Tumor multifokal dari semua tipe histologi harus diberi tanda (m) (ukuran terbesar menentukan klasifikasi), contoh : T2(m) *Semua karsinoma tiroid anaplastik/undifferentiated termasuk T4 #Karsinoma anaplastik intratiroid – resektabel secara bedah $Karsinoma anaplastik ekstra tiroid irresektabel secara bedah N Kelenjar Getah Bening Regional Nx : Kelenjar Getah Bening tidak dapat dinilai N0 : Tidak didapat metastasis ke kelenjar getah bening N1 : Terdapat metastasis ke kelenjar getah bening N1a

:

Metastasis

pada

kelenjar

getah

bening

cervical

Level

VI

(pretrakheal dan paratrakheal, termasuk prelaringeal dan Delphian) N1b : Metastasis pada kelenjar getah bening cervical unilateral, bilateral atau

kontralateral

atau

ke

kelenjar

getah

bening

mediastinal

atas/superior M Metastasis jauh Mx: Metastasis jauh tidak dapat dinilai M0 : Tidak terdapat metastasis jauh M1 : Terdapat metastasis jauh

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

21

Terdapat empat tipe histopatologi mayor : - Papilar karsinoma - Folikular karsinoma - Medular karsinoma - Anaplastik karsinoma Stadium klinis (National Cancer Institute, 2014): Karsinoma Tiroid Papilar atau Folikular Umur < 45 th Stadium I Tiap T Tiap N M0 Stadium I Tiap T Tiap N M1 Papilar atau Folikular umur > 45 tahun dan Medular Stadium I T1 N0 M0 Stadium II T2 N0 M0 Stadium III T3 N0 M0 T1,T2,T3 N1a M0 Stadium IVA T1,T2,T3 N1b M0 T4a N0,N1 M0 Stadium IVB T4b Tiap N M0 Stadium IVC Tiap T Tiap N M1 Anaplastik (Semua kasus stadium IV) Stadium IVA T4a Tiap N M0 Stadium IVB T4b Tiap N M0 Stadium IVC TiapT Tiap N M1 d. Diagnosis dan Gambaran Klinis

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

22

Langkah pertama dalam mendiagnosis adalah dengan melakukan anamnesis. Pada langkah anamnesis awal, kita berusaha mengumpulkan data untuk menentukan apakah nodul tiroid tersebut toksik atau non toksik. Biasanya nodul tiroid tidak disertai rasa nyeri kecuali

pada

kelainan tiroiditis akut/subakut. Sebagian besar keganasan pada tiroid tidak memberikan gejala yang berat, kecuali jenis anaplastik yang sangat cepat membesar bahkan dalam hitungan minggu. Pada pasien dengan nodul tiroid yang besar, kadang disertai dengan adanya gejala penekanan pada esofagus dan trakea.18 Nodul diidentifikasi berdasarkan konsistensinya keras atau lunak, ukurannya, terdapat tidaknya nyeri, permukaan nodul rata atau berbenjolbenjol, berjumlah tunggal atau ganda, memiliki batas yang tegas atau tidak dan

keadaan

mobilitas

nodul.

Pemeriksaan

laboratorium

yang

membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada yang khusus. Kecuali karsinoma

medular,

yaitu

pemeriksaan

kalsitonin

(tumor

marker)

dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tirotoksikosis walaupun jarang. Human Thyroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan sebagai penanda tumor terutama pada karsinoma berdiferensiasi baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak

khas

untuk

karsinoma

tiroid,

namun

peninggian

HTG

setelah

tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif .18 Setelah pemeriksaan

dilakukan fisik.

anamnesis,

Pemeriksaan

fisik

maka nodul

selanjutnya mencakup

tujuh

dilakukan kriteria.

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

23

Nodul

diidentifikasi

ukurannya,

berdasarkan

terdapat

berdungkul-dungkul,

tidaknya berjumlah

konsistensinya

nyeri, tunggal

permukaan atau

keras

atau

nodul

multipel,

lunak,

rata

atau

memiliki

batas

yang tegas atau tidak dan keadaan mobilitas nodul. Secara klinis, nodul tiroid dicurigai ganas apabila: a. Usia penderita dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun b. Ada riwayat radiasi leher pada masa anak-anak c. Disfagia, sesak nafas, dan perubahan suara d. Nodul soliter, pertumbuhan cepat dan konsistensi keras e. Ada pembesaran kelenjar getah bening leher (jugular, servikal, atau submandibular) f. Ada tanda-tanda metastasis jauh

Pemeriksaan penunjang dalam langkah menegakkan diagnosis klinis meliputi: 1. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan dengan menilai kadar Human Thyroglobulin (HTG), suatu penanda tumor untuk karsinoma tiroid yang berdifferensiasi baik, terutama untuk follow up

2. Pemeriksaan radiologi (Rontgen dan USG) a. Foto rontgen

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

24

Pemeriksaan

dilakukan

pada

anteroposterior

posisi

dalam

menentukan

dengan

sudah

melakukan

(AP)

untuk

adanya

sinar

dapat

atau

rontgen

menilai

tidaknya

ke

dan

paru

berperan

metastasis

pada

tonjolan

tiroid

pasien .20 b. Ultrasonography (USG) Secara

khusus

peranan

adalah

:

dengan

(1)

USG

pada

cepat

pemeriksaan

dapat

menentukan

apakah

tonjolan

tersebut di dalam atau di luar tiroid. (2) dengan cepat dan akurat dapat membedakan tumor kistik dan tumor solid. (3) dengan lebih mudah dari terapi

dapat

satu.

dikenali

(4)

supresif.

metastasis

dapat (5)

yang

apakah

tonjolan

membantu

dapat tidak

penilaian

membantu diketahui

pemeriksaan

penyaring

terhadap

menemukan

keganasan

tiroid.

tersebut

respon

mencari tumor

golongan (7)

tunggal

atau

lebih

pengobatan

pada

keganasan

tiroid

pada

primernya.

(6)

resiko

tinggi

untuk

pengarah

pada

sebagai

sebagai

pemeriksaan FNAB.17 Selain itu menurut Horvart dkk menyarankan Thyroid Imaging Reporting and Data Syastem (TIRADS) yang bertujuan untuk mengembangkan karakteristik ultrasonografi standar dan sistem pelaporan untuk lesi tiroid. Pemeriksaan TIRADS dapat dipilih untuk deteksi dini dan sebagai pemeriksaan rutin pada penderita nodul tiroid karena USG tidak bersifat radiatif, sehingga seharusnya semua klinisi mengirim setiap lesi tiroid ke bagian radiologi untuk USG sehingga ahli patologi dapat mengarahkan FNAB lebih cepat

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

25

3. Pemeriksaan sidik tiroid Dasar yodium

pemeriksaan radioaktif

ini dalam

adalah

pengambilan

kelenjar

tiroid.

dan

Yang

pendistribusian

dapat

dilihat

dari

pemeriksaan ini adalah besar, bentuk, dan letak kelenjar tiroid serta distribusi

dalam

kelenjar.

Juga

dapat

diukur

ini

sebagai

pengambilan

yodiumnya

dalam waktu 3, 12, 24 dan 48 jam. 4. Pemeriksaan FNAB Penggunaan

pemeriksaan

sitologi

alat

bantu

diagnostik,

dapat digunakan untuk menegakkan diagnostik karsinoma tipe papilar, anaplastik, Namun

medular,

demikian,

tiroiditis FNAB

tidak

dan

kebanyakan

bisa

koloid

membedakan

nodul

adenoma

jinak. folikular

dan karsinoma folikular, dan nodul koloid yang hiperseluler.

5. Pemeriksaan histopatologi Merupakan

pemeriksaan

diagnostik

setelah dilakukan tindakan lobektomi

utama. atau

Jaringan

isthmolobektomi.

diperiksa Kemudian

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

26

di warnai degangan Hematoksilin Eosin (HE) dan diamati di bawah mikroskop

lalu

ditentukan

diagnosa

berdasarkan

gambaran

pada

peparat. e. Terapi Sebagian besar keganasan tiroid tidak memberikan gejala yang berat kecuali jenis anaplastik yang cepat membesar dalam hitungan minggu. Sebagian kecil pasien khususnya dengan nodul yang besar mengeluhkan penekanan pada esofagus dan trakea. Biasanya nodul tiroid tidak nyeri kecuali

adanya

perdarahan

dalam

nodul

atau

kelainan

tiroiditis

akut/subakut. Salah satu keluhan pada keganasan tiroid adalah suara serak. Saat ini telah

ditemukan

beberapa

metode

terapi

yang

tepat dalam penatalaksanaan karsinoma tiroid, yaitu : 1. Terapi pembedahan (Operatif) Bila

diagnosis

kemungkinan

telah

ditegakkan

dan

operabel,

operasi

yang dilakukan adalah lobektomi sisi yang patologik atau lobektomi subtotal dengan risiko bila ganas kemungkinan ada sel-sel karsinoma yang

tertinggal.

Pembedahan

umumnya

berupa

tiroidektomi

total.

Enukleasi nodulnya saja adalah berbahaya karena bila ternyata nodul tersebut ganas, telah terjadi penyebaran (implantasi) sel-sel tumor dan operasi ulang untuk tiroidektomi secara teknis akan menjadi lebih sukar.21 2. Terapi radiasi Apabila

keadaan

tumor

sudah

inoperabel

atau

pasien

menolak

operasi lagi untuk lobus kontralateral, maka dapat dilakukan :

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

27

a. Radiasi interna dengan Iodine 131 b. Radiasi eksterna 21 f. Prognosis Prognosis dari karsinoma tiroid tergantung jenis keganasan. Khusus untuk karsinoma tiroid berdifferensiasi baik dapat digunakan skor AMES (Age,

Metastasis,

Ekstension,

Size),

AGES

(Age,

Grades,

Ekstension,

Size), atau MACIS (Metastases, Age, Complete excision, Invasion, Size).21 Secara

umum,

prognosis

lebih

baik

pada pasien-pasien yang lebih muda dibanding dengan pasien-pasien usia diatas 40 tahun. Pasien-pasien dengan karsinoma papilar yang disertai tumor primer memiliki prognosis sangat baik, hanya 1 dari setiap 100 pasien akan mati disebabkan karsinoma tiroid. Prognosis menjadi tidak baik pada pasien di atas usia 40 tahun, atau pasien dengan diameter tumor lebih dari 4 cm.

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

28

BAB III LAPORAN KASUS

A. Identitas Nama

: Tn. W

Usia

: 70 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki Suku

: Banjar

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Jalan A. Yani, Banjarmasin

MRS Ulin

: 01 April 2018

B. Anamnesis Autoanamnesis Keluhan Utama : Benjolan di depan leher Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang dengan keluhan ada benjolan di leher bagian depan. Benjolan dirasakan ikut bergerak pada saat pasien menelan. Benjolan awalnya sebesar kacang sejak 15 bulan yang lalu membesar menjadi seperti bola ping-pong. Perkiraan tumor doubling time (TDT) kasar pada pasien adalah ± 150 hari. Sebelum muncul benjolan ini kurang lebih 1 tahun suara pasien serak, batuk disangkal, sesak disangkal, nyeri menelan disangkal oleh pasien. Pasien merupakan perokok aktif, satu sampai dua bungkus per harinya sejak usia muda sampai 2 tahun terakhir sudah mulai mengurangi. Pasien sebelumnya belum ada berobat kemanapun, benjolan di

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

29

tempat lain, riwayat terkena paparan radiasi waktu kecil disangkal, riwayat tumor pada keluarga disangkal, dan tinggal di daerah pantai juga disangkal. Pasien tidak ada mengeluhkan nyeri kepala, rasa penuh pada perut ataupun sesak napas, dada berdebar-debar disangkal, keringat dingin disangkal, tangan gemetar disangkal dan penurunan berat badan juga disangkal oleh pasien. Pasien sebelumnya sudah dilakukan pemeriksaan pengambilan jaringan dan foto rontgen dada. Riwayat Penyakit Dahulu: Sakit kepala (-), sesak nafas (-), nyeri tulang (-) Riwayat Penyakit Keluarga: Keluhan serupa (-) C. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis

GCS

: E4V5M6

Tanda vital

: TD

Skala nyeri

= 110/80 mmHg

HR

= 76 x/menit

RR

= 18 x/menit

T

= 36,7 oC

: 0-1

Kepala dan leher Kepala

: Bentuk normal, simetris, nodul (-), rambut tipis

Mata

: Pupil isokor 3mm/3mm, RC (+/+), Konjungtiva anemis (-), brile hematom (-/-),exopthalmus (-)

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

30

Leher

: Pembesaran KGB (-/-), tidak terdapat peningkatan JVP, nodul (+)

Thorax Inspeksi

: Jejas (-), nodul (-)

Jantung

: S1S2 tunggal, murmur (-), batas jantung normal

Paru

: Simetris, sonor, vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen Inspeksi

: Datar, simetris, jejas (-), nodul (-)

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

Palpasi

: Distensi (-) hepar/lien tidak teraba, massa (-), nyeri tekan (-)

Perkusi

: timpani

Ekstremitas

: Nadi perifer kuat angkat, edema (-), sianosis (-) akral hangat (+/+) turgor kulit baik, ekstremitas lembab (-), tremor (-)

Status Lokalis A/r Leher I: benjolan (+), bergerak saat menelan (+), kemerahan (-), ulkus (-), venektasi (-) A: bruit (-) P: Nyeri tekan (-), massa (+) konsistensi kenyal berbatas tegas, permukaan licin, ukuran 6x5x2 cm, immobile (+), pembesaran KGB colli (-), pembesaran KGB regional (-).

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

31

Gambar 3.1 Foto Klinis Pasien D. Diagnosis Klinis Tumor tiroid dextra suspek malignant yang sudah infiltrasi NLR, belum infiltasi trakea dan esofagus, belum metastasis ke KGB regional dan belum metastasis jauh T4N0M0. E. Pemeriksaan Penunjang Hasil laboratorium darah rutin 06/03/2018 Imuno-Serologi FT4 (VIDAS)

13,57

10,60-19,40 pmol/L

TSH (VIDAS)

0,75

0,250-5.000 ulU/ml

Gula darah puasa

81

70-105 mg/dl

14

0-46 U/l

Hati SGOT

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

32

SGPT

11

0-45 U/l

Ureum

24

10-50 mg/dl

Creatinin

1,3

0,6-12 mg/dl

Natrium

143

135-146 mmol/l

Kalium

3,9

3,5-5,4 mmol/l

Klorida

102

95-100 mmol/l

Ginjal

Elektrolit

Hasil laboratorium darah rutin 06/04/2018 Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

Hemoglobin

13,9

14.0 – 18.00

g/dL

Lekosit

20.99

4.0 – 10.5

rb/μL

Eritrosit

4.41

3.90 – 5.50

Juta/μL

Hematokrit

40,8

42.00 – 52.00

Vol%

Trombosit

198

150 – 450

ribu/μL

RDW-CV

12.4

11.5 – 14.7

%

MCV

92,5

80.0 – 97.0

N

MCH

31,5

27.0 – 32.0

Pg

MCHC

34,1

32.0 – 38.0

%

HEMATOLOGI

MCV-MCH-MCHC

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

33

Hasil laboratorium elektrolit 08/04/2018 ELEKTROLIT Natrium

139

135-146

Kalium

3,4

3,4-5,4

Chlorida

101

95-100

Hasil X-ray Thorax 01/02/2018

Kesan : - Cor an Pulmo dalam batas normal

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

34

X-Ray Cervical AP/Lat (06-03-2018)

Kesan : Soft tissue mass regio colli menggeser trachea kearah kiri tapi tidak menyempitkan trakea. USG Tiroid (5-3-18)

Kesan : -

Right thyroid cystic struma 4x2cm No lymphadenopathy regional

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

35

FNAB (08-03-18)

Kesan : Struma F. Diagnosis Akhir Onkologi Tumor tiroid dekstra malignant sudah menginfiltrasi ke NLR, belum infiltrasi trakea, esofagus, belum metastase KGB regional, belum metastase jauh T4N0M0.

F. Penatalaksanaan Operasi total tiroidektomi

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

36

H. Follow Up 06/04/2018 (POD 1) S) nyeri menelan (+), nyeri di luka bekas operasi O) GCS : E4V5M6 TD : 130/90 mmHg N : 100 x/m RR : 20 x/m T : 37,3 oC

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

37

A) post op total tiroidektomi a/i Tumor tiroid dekstra suspek malignant sudah menginfiltrasi ke NLR, belum infiltrasi trakea, esofagus, belum metastase KGB regional, belum metastase jauh T4N0M0 POD 1 P) IVFD RL : D5 20 tpm inj. Ceftriaxone 2x1 gr Inj. Ketorolac 3x1 amp Ca glukonas drip 1 amp dalam D5 500 cc (1x24 jam) Diet lunak Cek Hb post op Kirim hasil operasi ke PA Mobilisasi duduk

09/04/2018 (POD Terakhir) S) suara parau, nyeri menelan berkurang, nyeri saat leher digerakkan O) GCS : E4V5M6 TD : 120/80 mmHg N : 88 x/m RR : 18 x/m T : 36,6 oC A) post op total tiroidektomi a/i Tumor tiroid dekstra suspek malignant sudah menginfiltrasi ke NLR, belum infiltrasi trakea, esofagus, belum metastase KGB regional, belum metastase jauh T4N0M0 POD 4

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

38

P) BLPL Po. Cefixime 2x2gr Asam mefenamat 3x5 mg

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

39

BAB IV DISKUSI

Pada laporan kasus ini dibahas mengenai pasien dengan post operasi total tiroidektomi atas indikasi tumor tiroid dextra suspek malignant sudah infiltrasi NLR T4N0M0. Penegakkan diagnosis pasien berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Berdasarkan penelitian, angka kejadian tumor tiroid dapat dikaitkan dengan beberapa hal yaitu pasien berusia < 20 tahun atau > 50 tahun, riwayat terpapar radiasi leher pada waktu anak-anak, pembesaran kelenjar tiroid yang cepat, penderita struma disertai suara parau, disertai disfagia dan nyeri, ada riwayat keluarga yang menderita kanker, penderita struma yang diduga hiperplasi, diterapi dengan hormon tiroksin tetap membesar dan struma dengan sesak nafas. Nodul tiroid yang jinak paling sering terjadi pada umur 30-50 tahun. Apabila nodul pada umur < 20 tahun, 20-70% adalah ganas, demikian juga kalau umur > 50 tahun. Gejala seperti suara parau dan disfagia biasanya dapat merupakan petunjuk adanya sifat suatu keganasan tiroid. Pasien mengeluhkan benjolan di leher bagian depan. Benjolan dirasakan ikut bergerak pada saat pasien menelan. Benjolan awalnya sebesar kacang sejak 15 bulan yang lalu membesar menjadi seperti bola ping-pong. Perkiraan tumor doubling time (TDT) kasar pada pasien adalah ± 150 hari. Dilihat dari tumor doubling time yaitu 8-200 hari berarti benjolan yang ada dileher pasien dinyatakan suspek malignan atau ganas. Nodul yang muncul tiba-tiba atau cepat membesar

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

40

perlu dicurigai ganas terutama tanpa rasa nyeri. Sebelum muncul benjolan ini kurang lebih 1 tahun suara pasien serak yang mengarahkan bahwa telah terjadi infiltrasi ke nervus laringeal recurrent yang menandakan bahwa terdapat gejala keganasan. Berdasarkan pemeriksaan fisik pada leher didapatkan benjolan yang dapat terasa kenyal dan tidak dapat digerakkan/ immobile berukuran 6x5x2 cm. Benjolan tidak teraba di tempat lain seperti di kelenjar getah bening colli dan kelenjar getah bening regional. Benjolan terlihat pada permukaan kulit dengan permukaan licin, dan berbatas tegas. Berdasarkan foto rontgen thorax dalam batas normal. Pada hasil USG di dapatkan right thyroid cystic struma 4x2cm dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. Nodul yang berukuran >4 cm atau sebagian kistik disertai dengan disfagia, disfonia, serak dan batuk termassuk dalam kecurigaan sedang dalam keganasan. Kesan dari FNAB adalah struma. Struma adalah tumor yang mengalami pembesaran pada kelenjar tiroid. Biasanya dianggap membesar bila kelenjar tiroid lebih dari dua kali ukuran normal. Sekitar 5% struma nodusa mengalami keganasan. Konsistensi keras pada beberapa bagian atau menyeluruh pada nodul dan sukar digerakkan, walaupun nodul ganas dapat mengalami degenerasi kistik dan kemudian menjadi lunak. Infiltrasi nodul ke jaringan sekitarnya merupakan tanda keganasan, walaupun tidak semua nodul ganas mengalami infiltrasi. Pada pasien terdapat infiltasi pada NLR. Pada pasien dilakukan total tiroidektomi dengan VC ( vries coupe) atau potong beku agar meyakinkan bahwa nodul yang di operasi tersebut memang benar ganas atau bukan. VC dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk memastikan proses ganas atau jinak serta mengetahui jenis kelainan histopatologisnya. Setelah operasi pasien di

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

41

observasi tanda-tanda vitalnya serta produksi drain. Drain dilepas setelah 24 jam post operasi dengan produksi minimal <5cc/24 jam. Lalu rawat luka dan di evaluasi apakah terdapat infeksi atau hematom. Jika semuanya dalam keadaan baik, pasien boleh pulang setelahnya dan diminta kontrol ke poli bedah. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang tersebut, pasien didiagnosis dengan tumor tiroid dekstra suspek malignant infiltasi T4N0M0. Pasien kemudian menjalani proses total tiroidektomi.

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

42

BAB V PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah kasus mengenai Tumor tiroid dekstra suspek malignant sudah menginfiltrasi NLR T4N0Mx pada seorang pria usia 70 tahun. Pasien di rencanakan isthmolobectomy + VC + persiapan total tiroidektomi. Pasien menjalani operasi total tiroidektomi pada tanggal 5 April 2018. Setelah operasi, pasien dirawat dan dilakukan observasi hingga tanggal 9 April 2018 kemudian pasien diijinkan pulang dan kontrol ke poli sub onkologi satu minggu kemudian. Pasien berikutnya akan dijadwalkan untuk evaluasi bekas luka.

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

43

DAFTAR PUSTAKA

1. Canaris GJ, Manowitz NR, Mayor G, Ridgway EC. The Colorado thyroid disease prevalence study. Arch Intern Med. 2010;160(4):526-534. 2.

Hypothyroidism. Bethesda, MD: National Endocrine and Metabolic Diseases Information Service, US Dept of Health and Human Services; 2012. NIH Publication No. 12–6180.

3.

Golden SH, Robinson KA, Saldanha I, Anton B, Ladenson PW. Clinical review: prevalence and incidence of endocrine and metabolic disorders in the United States: a comprehensive review. J Clin Endocr Metab. 2009;94(6):1853-1878.

4.

Graves’ Disease. Bethesda, MD: National Endocrine and Metabolic Diseases Information Service, US Dept of Health and Human Services; 2008. NIH Publication No. 08-6217.

5.

Aschebrook-Kilfoy B, Ward MH, Sabra MM, Devesa SS. Thyroid cancer incidence patterns in the United States by histologic type, 1992-2006. Thyroid. 2011:21(2):125-134.

6.

Biondi B, Klein I. Hypothyroidism as a risk factor for cardiovascular disease. Endocrine. 2004;24(1):1-13.

7.

Siegel R, Ma J, Zou Z, Jemal A 2014 Cancer statistics,2014. CA Cancer J Clin 64:9–29.

8. Davies L, Welch HG 2014 Current thyroid cancer trends in the United States. JAMA Otolaryngol Head Neck Surg. 140:317–322.

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

44

9.

Leenhardt

L,

Mare´chaud

Bernier

R,

Schlumberger Vathaire thyroid

F

MO,

Boin-Pineau

Niccoli-Sire

P,

Nocaudie

M,

We´meau

JL,

2004

Advances

in

cancer

incidence

MH,

in

Conte

M,

Orgiazzi

Cherie-Challine diagnostic

France.

J,

L,

practices

Eur

DB,

J

De affect

Endocrinol

150:133–139. 10. Brito JP, Al Nofal A, Montori V, Hay ID, Morris JC III 2015 of

The

impact

detection

on

of the

population-based

subclinical rise

study

in

in

disease

thyroid Olmsted

and

cancer

mechanism incidence:

County,

a

Minnesota

during 1935 through 2012. Thyroid 25:999–1007. 11. Aschebrook-Kilfoy EL,

Chiu

and

economic

cancer

BC,

B,

Schechter

Angelos burden

incidence.

P, of

Cancer

RB,

Grogan a

RH

sustained Epidemiol

Shih

YC,

Kaplan

2013

The

clinical

increase

in

thyroid

Biomarkers

Prev

22:1252–1259. 12. Singer PA, Cooper DS, Daniels GH, Ladenson PW,Greenspan FS, Levy EG, Braverman LE, Clark OH, McDougall IR, Ain KV, Dorfman SG 1996 Treatment guidelines for patients with thyroid nodules and welldifferentiated thyroid cancer. American Thyroid Association. 13. Brito JP, Yarur AJ, Prokop LJ, McIver B, Murad MH, Montori VM 2013 Prevalence of thyroid cancer in multinodular goiter versus single nodule: a systematic review and meta-analysis. Thyroid 23:449–455.

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

45

14. Kwak JY, Koo H, Youk JH, Kim MJ, Moon HJ, Son EJ, Kim EK 2010 Value of US correlation of a thyroid nodule with initially benign cytologic results. Radiology 254:292–300. 15. Brauer VF, Eder P, Miehle K, Wiesner TD, Hasenclever H, Paschke R 2005 Interobserver variation for ultrasound determination of thyroid nodule volumes. Thyroid 15: 1169–1175. 16. Alexander EK, Hurwitz S, Heering JP, Benson CB, Frates MC, Doubilet PM, Cibas ES, Larsen PR, Marqusee E 2003 Natural history of benign solid and cystic. 17. Duren M, Yavuz N, Bukey Y, Ozyegin MA, Gundogdu S, Acbay O, Hatemi H, Uslu I, Onsel C, Aksoy F, Oz F, Unal G, Duren E 2000 Impact of initial surgical treatment on survival of patients with differentiated thyroid cancer: experience of an endocrine surgery center in an iodine-deficient region. World J Surg 24:1290–1294. 18. Stojadinovic A, Peoples GE, Libutti SK, Henry LR, Eberhardt J, Howard RS, Gur D, Elster EA, Nissan A 2009 Development of a clinical decision model for thyroid nodules. BMC Surg 9:12. 19. Tuttle RM, Lemar H, Burch HB 1998 Clinical features associated with an increased risk of thyroid malignancy in patients with follicular neoplasia by fine-needle aspiration. Thyroid 8:377–383. 20. Goldstein RE, Netterville JL, Burkey B, Johnson JE 2002 Implications of follicular neoplasms, atypia, and lesions suspicious for malignancy

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

46

diagnosed by fine-needle aspiration of thyroid nodules. Ann Surg 235:656– 662. 21. Schlinkert RT, van Heerden JA, Goellner JR, Gharib H, Smith SL, Rosales RF, Weaver AL 1997 Factors that predict malignant thyroid lesions when fine-needle aspiration is ‘‘suspicious for follicular neoplasm’’. May0 clini 76:124.

Departemen Bedah RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

Related Documents

Laporan Kasus
June 2020 61
Laporan Kasus
June 2020 56
Laporan Kasus
June 2020 53
Laporan Kasus
June 2020 47
Laporan Kasus
July 2020 55

More Documents from "Himmah Binafsiha"

April 2020 43
Tugas Aai.docx
May 2020 20
April 2020 32
April 2020 32