Tugas Aai.docx

  • Uploaded by: ananda
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Aai.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 917
  • Pages: 5
Nama :Ananda Airidasari NIM : K4528005 Kelas :B Prodi : pendidikan IPA

Tata Cara Pengurusan Jenazah Empat hal yang mesti dilakukan terhadap mayit oleh yang hidup adalah: 1. Memandikan 2. Mengafani 3. Menyolatkan 4. Menguburkan Empat hal di atas hanya berlaku pada mayit muslim. Adapun mayit kafir, tidak dishalatkan baik kafir harbi maupun dzimmi. Boleh memandikan orang kafir, namun cuma dalam dua keadaan. Dan wajib mengafani kafir dzimmi dan menguburkannya, tetapi hal ini tidak berlaku bagi kafir harbi dan orang yang murtad. Adapun orang yang mati dalam keadaan ihram (sedang berumrah atau berhaji), jika dikafani, maka kepalanya tidak ditutup. Memandikan Mayit Ada dua mayit yang tidak dimandikan: (1) orang yang mati dalam medan perang (mati syahid), (2) janin yang belum mengeluarkan suara tangisan, ini menurut madzhab Imam Syafi’i. Sedangkan menurut madzhab Imam Ahmad, yang tidak perlu dimandikan adalah janin yang keguguran di bawah 4 bulan. Mayit disiram dengan bilangan ganjil, yaitu boleh tiga, lima kali siraman atau lebih dari itu. Namun jika mayit disiram dengan sekali siraman saja ke seluruh badannya, maka itu sudah dikatakan sah.

Pada siraman pertama diperintahkan diberi daun sider (bidara) dan saat ini boleh diganti dengan air sabun. Sedangkan pada siraman terakhir diberi kapur barus. Mengafani Mayit Mengafani mayit dilakukan dengan tiga helai kain berwarna putih, tidak ada pakaian dan tidak imamah (penutup kepala). Menyolatkan Mayit Shalat jenazah terdapat tujuh rukun: 1. Berniat (di dalam hati). 2. Berdiri bagi yang mampu. 3. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud). 4. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah. 5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat (minimalnya adalah allahumma sholli ‘ala Muhammad). 6. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk mayit. Inilah maksud inti dari shalat jenazah. 7. Salam setelah takbir keempat. Tujuh rukun di atas disebutkan oleh Muhammad Al Khotib dalam kitab Al Iqna’. Di antara yang bisa dibaca pada do’a setelah takbir ketiga: َ ‫ َون َِق ِه ِمنَ ْال َخ‬،ِ‫اء َوالث َّ ْلجِ َو ْالبَ َرد‬ َ‫طايَا َك َما َنقَّيْت‬ ِ ‫ َوا ْغس ِْلهُ بِ ْال َم‬،ُ‫ َو َو ِس ْع َمدْ َخلَه‬،ُ‫ َوأ َ ْك ِر ْم نُ ُزلَه‬،ُ‫ْف َع ْنه‬ ْ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر لَهُ َو‬ ُ ‫ار َح ْمهُ َو َعافِ ِه َواع‬ ‫ َوأ َ ِعذْهُ ِم ْن‬،َ‫ َوأَد ِْخ ْلهُ ْال َجنَّة‬،‫ َوزَ ْو ًجا َخي ًْرا ِم ْن زَ ْو ِج ِه‬،‫ َوأ َ ْهالً َخي ًْرا ِم ْن أ َ ْه ِل ِه‬،ِ‫ارا َخي ًْرا ِم ْن د َ ِاره‬ ً َ‫ َوأ َ ْبد ِْله ُ د‬،‫ض ِمنَ الدَّن َِس‬ َ ‫الثَّ ْو‬ َ َ‫ب اْأل َ ْبي‬ ‫ار‬ ِ ‫ب ْالقَب ِْر َو َعذَا‬ ِ ‫َعذَا‬ ِ َّ‫ب الن‬ Allahummaghfirla-hu warham-hu wa ‘aafi-hi wa’fu ‘an-hu wa akrim nuzula-hu, wa wassi’ madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-hu daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan

khoirom min ahli-hi, wa zawjan khoirom min zawji-hi, wa ad-khilkul jannata, wa a’idz-hu min ‘adzabil qobri wa ‘adzabin naar. “Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.” (HR. Muslim no. 963) Catatan: Do’a di atas berlaku untuk mayit laki-laki. Jika mayit perempuan, maka kata –hu atau –hi diganti dengan –haa. Contoh “Allahummaghfirla-haa warham-haa …”. Do’a di atas dibaca setelah takbir ketiga dari shalat jenazah. Do’a khusus untuk mayit anak kecil: ً ‫اَللَّ ُه َّم اجْ َع ْلهُ لَنَا فَ َر‬ ‫سلَفًا َوأَجْ ًرا‬ َ ‫طا َو‬ Allahummaj’ahu lanaa farothon wa salafan wa ajron “Ya Allah! Jadikan kematian anak ini sebagai simpanan pahala dan amal baik serta pahala buat kami”. (HR. Bukhari secara mu’allaq -tanpa sanad- dalam Kitab Al-Janaiz, 65 bab Membaca Fatihatul Kitab Atas Jenazah 2: 113) Do’a setelah takbir keempat: ُ ‫اللَّ ُه َّم الَ تَحْ ِر ْمنَا أَجْ َرهُ َوالَ ت َ ْفتِ َّن َب ْعدَهُ َوا ْغ ِف ْرلَنا َ َولَه‬ Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa taftinnaa ba’da-hu waghfir lanaa wa la-hu “Ya Allah! Jangan menghalangi kami untuk tidak memperoleh pahalanya dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya, ampunilah kami dan ampunilah dia”.

Untuk mayit perempuan, kata –hu diganti –haa. Menguburkan Mayit Mayit dikuburkan di liang lahat dengan diarahkan ke arah kiblat.

Bentuk Liang Lahat (Rumaysho.Com) Mayit dimasukkan dalam kubur dengan mengakhirkan kepala dan dimasukkan dengan lemah lembut. Bagi yang memasukkan ke liang lahat hendaklah mengucapkan: Bismillah wa ‘alaa millati rosulillah (Dengan nama Allah dan di atas ajaran Rasulullah). Larangan Terhadap Kubur Dilarang mendirikan bangunan di atas kubur dan tidak boleh kubur disemen. Ini pendapat dalam madzhab Syafi’i namun banyak diselisihi oleh kaum muslimin di negeri kita karena kubur yang ada saat ini dipasang kijing, marmer dan atap. Padahal terdapat hadits, dari Jabir, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari memberi semen pada kubur, duduk di atas kubur dan memberi bangunan di atas kubur.” (HR. Muslim no. 970). Sudah dibahas oleh Rumaysho.Com: Memasang Kijing, Marmer dan Atap di Atas Kubur.

Terhadap Keluarga Mayit Boleh menangisi mayit asal tidak dengan niyahah (meratap atau meraung-raung dengan suara teriak atau keras), diharapkan keluarga sabar dan ridho. Disunnahkan menta’ziyah keluarga mayit hingga hari ketiga setelah pemakaman.

sumber : https://rumaysho.com/4905-ringkasan-pengurusan-jenazah.html

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"

April 2020 43
Tugas Aai.docx
May 2020 20
April 2020 32
April 2020 32