KATA PENGATAR Assalamu’allaikum warahmatullahi wabarakatuh.. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, taufik serta hidayah-nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas hasil laporan praktikum “Pemeriksaan Golongan Darah” Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki laporan selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga hasil laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Wasalamu’allaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Gorontalo,
Maret,2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR ............................................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2 1.3 Tujuan................................................................................................... 2 1.4 Manfaat ................................................................................................. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3 2.1 Pengertian Darah .................................................................................. 3 2.2 Fungsi Darah ........................................................................................ 3 2.3 Sejarah Perkembangan Golongan Darah .............................................. 4 2.3 Golongan Darah ................................................................................... 5 2.4 Golongan Darah Rhesus ....................................................................... 7 2.5 Ketidakcocokan Rh .............................................................................. 7 2.6 Pemeriksaan Golongan Darah ............................................................. 8 2.6 Rekasi Aglutinasi ............................................................................... 10 BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................... 11 3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksana ........................................................... 11
ii
3.2 Tujuan................................................................................................. 11 3.3 Metode ................................................................................................ 11 3.4 Prinsip................................................................................................. 11 3.5 Pra Analitik ........................................................................................ 11 3.6 Analitik ............................................................................................... 11 3.7 Pasca Analitik ..................................................................................... 13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 14 4.1 Hasil ................................................................................................... 14 4.2 Pemahasan .......................................................................................... 14 BAB V PENUTUP ............................................................................................... 16 5.1 Kesimpulan......................................................................................... 16 5.2 Saran ................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17 LAMPIRAN ......................................................................................................... 18
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah merupakan cairan yang bersirkulasi dalam tubuh manusia dan vertebrata. Fungsi dari darah adalah untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, serta mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolism. Selain itu darah juga berfungsi untuk pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri (Widya.2015). Secara umum darah memiliki 4 golongan yaitu: golongan darah A dimana golongan darah A mempunyai antigen A dan anti - B, golongan darah B yaitu golongan darah yang memiliki antigen B dan anti – A, golongan darah O golongan darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan golongan darah AB golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki antibodi (Anita. Nida.2016). Antigen – antigen golongan darah yang sangat penting adalah antigen A, dan B. Ciri antigen itu berada pada ujung gula – gula yang melekat langsung pada dinding sel atau melekat pada rangkaian protein yang menonjol dari hamparan bilipid (Anita. Nida.2016). Untuk mengetahui jenis golongan darah seseorang perlu dilakukan uji laboratorium. Selama ini untuk pengujian golongan darah sering digunakan metode ABO, yang prosesnya dilakukan secara manual atau dengan cara meneteskan tiga jenis cairan atau reagen pada sampel darah (Widya.2015).
1
Reagen antisera merupakan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan golongan darah ABO. Diperoleh dari biakan supernatan secara in vitro yang berasal dari hibridisasi immunoglobulin sel tikus, dan hasil pemeriksaanya akan terbentuk aglutinasi. Misalnya pada golongan darah A ketika ditambahkan reagen antisera A, reagen antisera B, dan reagen antisera AB, maka terjadi aglutinasi pada darah yang di tetesi reagen antisera B dan AB, sedangkan pada reagen antisera AB tidak terbentuk aglutinasi (Anita. Nida.2016). Berdasarkan latar belakang di atas, untuk menentukan golongan darah maka dilakukan praktikum tentang Pemeriksaan Golongan Darah ABO Dengan Metode Slide, metode tabung dan metode microplate. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara mengetahui pemeriksaan golongan darah dengan metode Slide, metode tabung dan metode microplate? 1.3 Tujuan Untuk mengetahui golongan darah seseorang berdasarkan antigen dalam sel darah. 1.4 Manfaat Praktikan dapat mengetahui caram pemeriksaan golongan darah dengan beberapa metode berdasarkan antigen dalam sel darah.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Darah Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh. Pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah. Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter (Widya.2015). 2.2 Fungsi Darah Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia : 1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh. 2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh. 3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh. 4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi. 5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu. 6. Menjaga suhu temperatur tubuh.
3
7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku. 8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll. 2.3 Sejarah Perkembangan Golongan Darah Sejak ratusan tahun lalu, para ahli berpendapat bahwa penderita kurang darah karena beberapa kasus, seperti pendarahan hebat akibat kecelakaan, peperangan, persalinan, atau penyakit darahdapat di tolong dengan cara menembahkan darah ke dalam tubuh penderita tersebut. Awalnya, Williyam Harvey telah melakukan transfusi darah pada penderita kurang darah, tetapi penderitanya banyak yang meninggal, selain ada juga yang berhasil karena kebetulan (Denny,Yusdini,Gunarwan.2016). Tahun 1900, Dr. Karl Landsteiner, ilmuan asal Australia, mengumumkan penemuanya tentang golongan darah manusia. Sejak penemuan tersebut, pemindahan darah atau transfusi darah tersebut tidak lagi di anggap ‘berbahaya’, karena penderita kurang darah dapat tertolong. Berkat penemuan itu pula, sebab kematian yang dulu terjadi akibat transfusi darah dapat dijelaskan. Selain itu, ia dapat menemukan zat yang dapat menghalangi pembekuan darah sehingga darah yang diambil dari tubuh tidak segerah membeku. Penambahan larutan glukosa kedalam darah yang dilakukanya, ternyata mampu memperpanjang hidup eritrosit di luar tubuh manusia. Dengan demikian, darah dapat disimpan sebelum ditransfusikan ke dalam tubuh penderita. Sejak tahun 1900 hingga tahun 1962, telah dikenal 12 macam sistem golongan darah yang penting dalam bidang transfusi darah dan kehamilan (Denny,Yusdini,Gunarwan.2016).
4
2.3 Golongan Darah Golongan darah merupakan ciri khusus dari individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan memberan sel darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat atau antigen, yang terkandung dalam sel darah merah. Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Landsteiner akhirnya membedakan darah manusia menjadi empat golongan, yaitu A, B, AB, dan O. pengolongan darah tersebut disebabkan oleh jenis antigen yang dikandung oleh eritrosit atau sel darah merah. Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya dapat muncul lebih dari dua bentuk alel. Golongan darah ABO pada manusia merupakan contoh alel bergandan dari gen tunggal (Vivi.2013). Antibody adalah molekul protein atau immunoglobulin yang memiliki satu atau lebih tempat perlekatan (combining sites) atau disebut juga paratope. Antigen adalah molekul asing yang dapat membangkitkan respons spesifik dari limfosit dalam suhu kurang dari 30o C. dengan demikian, antigen A dan B pada sel darah merah, atau disebut juga golongan A dan B, tidak mempunyai arti klinis atau sama saja, sehingga golongan darah individu bisa saja A, B, AB, dan O. Huruf pada golongan darah menunjukan dua karbohidrat, yaitu substansi A dan substansi B, yang dapat ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah individu dapat mempunyai satu substansi (tipe A atau B), kedua-duanya (tipe AB), atau tidak sama sekali (tipe O). Golongan darah yang berbeda, yaitu A, B, AB, dan O ditentukan
5
oleh sepasang gen, yang diwariskan oleh kedua orang tua. Setiap golongan darah dapat dikenal dari zat kimia yang disebut antigen, yang terletak pada permukaan sel darah merah (Vivi.2013). Pemeriksaan
golongan
darah
mempunyai
berbagai
manfaat
dan
mempersingkat waktu identifikasi. Apabila darah donor mempunyai faktor (A atau B) yang dianggap asing oleh resipien, protein spesifik atau antibody yang dihasilkan oleh resipien dapat mengikatkan diri pada molekul asing sehingga menyebabkan penggumpalan sel darah donor, yang akhirnya dapat membunuh resipien. Karl Landsteiner berhasil menemukan tiga dari empat golongan darah dalam sistem ABO dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman kerjanya. Percobaan sederhana tersebut dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor. Hasilnya, didapatkan dua macam reaksi yang menjadi dasar penemuan antigen A dan B atau golongan darah A dan B, dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen,atau dikenal dengan golongan darah O). kesimpulannya, ada dua macam antigen A dan B pada sel darah merah atau golongan darah A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang kemudian dikenal dengan golongan darah O (Vivi.2013). Tabel 2.3 Jenis Golongan Darah Beserta Antigennya Golongan
Serum
Plasma
A
Antigen A
Antibodi B
B
Antigen B
Antibodi A
AB
Antigen A dan B
Tidak ada antibodi
6
O
Tidak ada antigen
Antibodi A dan B
2.4 Golongan Darah Rhesus Sistem Rhesus (Rh) merupakan sistem yang sangat kompleks. Aspek genetika, nomenklatur maupun interaksi antigenetiknya masih banyakl diperdebatkan. Rhesus positif berarti individu mempunyai Rh-antigen pada eritrositnya, sedangkan Rhesus negative adalah individu yang tidak mempunyai Rh-antigen pada eritrositnya. Antigen pada amanusia tersebut dinamakan antigen-D, dan merupakan antigen yang berperan penting dalam transfuse darah. Tidak seperti pada ABO, sistem pada individu yang tidak mempunyai antigen A/B akan mempunyai antibodi yang berlawan dalam plasma sehingga pada sistem Rhesus, pembentukan antibodi selalu disebabkan
oleh
exposure,
baik
transfuse
atau
kehamilan
(Denny,Yusdini,Gunarwan.2016). 2.5 Ketidakcocokan Rh Ketidakcocokan atau inkomplatibilitas Rh dapat menyebabkan kematian pada janin dan keguguran berulang. Karena itu, pemeriksaan faktor Rh ibu dan ayah perlu dilakukan sedini mungkin sehingga inkomplatibilitas yang mungkin muncul dapat segera ditangani. Perbedaan Rh anatara ibu dan bayi membuat tubuh ibu memproduksi anti-rhesus untuk melindungi tubuhnya sekaligus menyerang calon bayi. Rh darah janin dapat masuk melalui plasenta menuju aliran darah ibu. Selain melalui plasenta, anti-rhesus yang diproduksi ibu dapat menyerang calon bayi, lalu menghancurkan sel darah calon bayi. Kerusakan sel darah merah dapat memicu kerusakan otak, bayi kuning, gagal
7
jantung, dan anemia dalam kandungan, maupun setelah lahir. Kasus kehamilan engan kelainan Rh tersebut lebih banyak ditemui pada orang asing atau mereka yang memiliki garis keturunan asing, sepertu Eropa dan Arab. Sementara itu, kasus yang sama mungkin juga ditemukan di Indonesia (Denny,Yusdini,Gunarwan.2016). 2.6 Pemeriksaan Golongan Darah Terdapat tiga metode manual yang dapat digunakan dalam melakukan pemeriksaan golongan darah, diantaranya metode slide atau kartu golongan darah, tabung reaksi, dan microplate. 1. Metode slide Teknik penggolongan darah ABO ini dapat dilakukan dalam keadaan darurat. Metode tersebut direkomendasikan penggunaan rutin, karena terdapat beberapa kekuranga, diantaranya reaksi antigen lemah pada sel dan kelompok serum dengan titer anti-A dan anti-B yang rendah. Metode slide kurang sensitive dibandingkan dengan uji tabung karena proses pengeringan pada campuran dapat menyebabkan agregasi sel sehingga dapat memberikan hasil positif palsu. Selain itu, reaksi yang terjadi lemah sehingga sulit untuk di tafsirkan. 2. Metode Tabung Tabung reaksi yang ternuat dari kaca atau plastic dapat digunakan. Teknik tabung lebih sensitif disbanding teknik slide untuk penetuan golongan darah ABO.
8
Keuntungan metode tabung meliputi : 1) Memungkinkan ingkubasi cukup lama tanpa mengeringkan isi tabung 2) Sentripugasi dapat meningkatkan reaksi yang memungkinkan deteksi antigen dan antibodi lemah 3) Grading untuk membaca hasil cukup sederhana 4) Bersih dan lebih higenis 5) Memerlukan volume reagen yang lebhi sedikit 6) Lebih sensitive dibandingkan teknik slide. 3. Microplate Microwell plate terdiri atas nampan kecil dengan 96 susmur masing – masing data menampung sekitar 200 – 300 mikron reagen. Popularitas teknologi tersebiut telah meluas karena dapat mengurangi beban kerja di laboratorium trnasfusi darah dengan tersedianya sistem otomatis terbaru yang mendukung. Terdapat tiga jenis microplate, yaitu U-type well, Vtype well, dan flat-bottom. U-type well umumnya digunakan dalam tes serologi sritrosit, karena lebih mudah membaca hasilnya. Keuntungan penentuan ABO dengan microplate adalah sebagai berikut : 1) Hanya memerlukan volume kecil eritrosit dan konsentrasi sera yang rendah, sehingga biayanya relatif murah 2) Penanganan plate yang mudah, sehingga dapat menggantikan 96 tabung reaksi
9
3) Lamanya pemeriksaan menjadi lebih singkat, bila di laboratorium dilengkapi dengan dispenser raegen, sample hander, dan cell washer. Teknik microplate dapat digunakan dengan secara otomatis dengan data online di laboratorium yang lebih besar sehingga membantu dalam menguragi
kesalahan
dan
transkripsi,
menghemat
waktu
stap,
menggunakan barcode untuk sampel dan identifikasi plate, setelah terintegrasi kedalam sistem computer yang komprehensif untuk penyimpanan data (Denny,Yusdini,Gunarwan.2016). 2.6 Rekasi Aglutinasi Mekanisme terjadinya aglutinasi tidak berbeda dengan mekanisme presipitasi. Pada rekasi ini antibodi bersipat multivalent, artinya tiap antibodi didapatkan paling sedikit 2 respon antigen. Oleh karena itu antobodinya bersipat multivalent, terjadi ikatan silang dengan antigen yang sesuai. Apabila rasionya sesuai maka akan membentuk kisi – kisi tiga dimensi dan terjadilah aglutinasi. Perbedaannya antigen pada reaksi presipitasi berupa larutan molekuler atau suspensi koloidal, sedangkan antigen pada reaksi aglutinasi berupa partikel yang tidak larut (Dian,Mudiharsoni,Titi.2016).
10
BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksana Praktikum yang berjudul “Pemeriksaan Golongan Darah” dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2019 di Laboratorium Stikes Bina Mandiri Gorontalo. 3.2 Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui golongan darah seseorang. 3.3 Metode Pada pemeriksaan golongan darah menggunakan metode Slide, metode tabung dan metode microplate. 3.4 Prinsip Antigen A, B, AB, O serta Rhesus (anti-D) akan berikatan dengan antibodi dalam sampel, sehingga terjadi aglutinasi. 3.5 Pra Analitik Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Tabung reaksi, Rak tabung, Pipet tetes, Pipet posteur, objek glass, mikroplate, gelas kimia, tusuk gigi, kapas alcohol, dispo 3 ml, lancet dan autoklik, tisu, sentrifus, NaCl, Darah, regen anti sera A, B, D. 3.6 Analitik 3.6.1 Pembuatan Suspense Darah 1. Siapkan alat dan bahan 2. Kemudian darah disentrifus 10 menit dengan kecepatan 10.000 rpm 3. Serum di pisahkan dari sel – sel darah ketabung yang terpisah
11
4. Kemudian sel darah merah dicuci dengan salin sebanyak 3x dengan menggunakan NaCl pisiologis, disetiap pencuciannya dicentrifuge 10.000 rpm 2-3 menit. 5. Membuat suspense darah 10% ( 1 tetes sel yg sudah dicuci + 9 tetes NaCl pisiologis) 6. Membuat suspensi darah 5% ( 1 tetes darah yang sudah dicuci + 19 tetes NaCl pisiologis). 3.6.2 Metode Slide 1. Siapkan alat dan bahan 2. Teteskan darah sebanyak 1 tetes diobjek glass 3. Teteskan anti sera A, B, D pada darah tersebut 4. Homogenkan darah tersebut dengan menggunakan tusuk gigi 5. Amati perubahan yang terjadi. 3.6.3 Metode Tabung 1. Siapkan dua tabung rekasi 2. Teteskan 1 tetes darah 5% ke dalam masing – masing tabung rekasi 3. Masukan anti sera A ditabung satu dan anti sera B ditabung dua 4. Kemudian homogenkan menggunakan sentrifus 5. Amati perubahan yang terjadi 3.6.4 Metode Microplate 1. Teteskan satu tetes darah 10% ke microplate 2. Teteskan anti sera A dan anti sera B 3. Selanjutnya homogenkan dan amati perubahan yang terjadi.
12
3.7 Pasca Analitik 1. Jika darah di A menggumpal, sedangkan di B tidak menggumpal, termasuk golongan darah A. 2. Jika darah di A tidak menggumpal, sedangkan di B menggumpal, termasuk golongan dara B 3. Jika darah di A dan B menggumpal, termasuk golongan darah AB 4. Jika darah di A dan B tidak menggumpal, termasuk golongan darah O
13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan pemeriksaan yang telah di lakukan di dapatkan hasil berdasarkan pada tabel berikut ini : no
Metode
Anti-A
Anti-B
Anti-D
Hasil
1
Slide
_
_
Aglutinasi Golongan darah O
2
tabung
_
_
Aglutinasi Golongan darah O
3
microplate
_
_
Aglutinasi Golongan darah O
4.2 Pemahasan Golongan darah merupakan ciri khusus dari individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan memberan sel darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat atau antigen, yang terkandung dalam sel darah merah. Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan golongan darah untuk melihat antigen dan antibody yang dimiliki oleh pasien untuk menentukan golongan darahnya. Antigen terletak pada permukaan sel darah merah (eritrosit) sedangkan antibody terletak didalam serum, sehingga untuk mengetahui golongan darah berdasarkan antigen yang dimiliki digunakan pemeriksaan pemeriksaan golongan darah dengan metode slide, metode tabung, dan metode microplate. Pada orang dengan golongan darah A maka orang tersebut memiliki antibody dalam serum dan antigen A dalam eritrosit, orang dengan golongan
14
darah B maka orang tersebut memiliki antibody A dalam serum dan antigen B dalam eritrosit, orang dengan golongan darah AB maka orang tersebut memiliki tidak memiliki antibody dalam serumnya tetapi memiliki antigen A dan B dalam eritrosit, sedangkan orang dengan golongan darah O memiliki antibody A dan B tetapi tidak memiliki antigen A tau B. Aglutinasi dapat terjadi, karena di eritrosit terdapat antigen α dan antigen β. Antigen ini akan bereeaksi dengan antibodi yang ada didalam serum. Setiap golongan darah memiliki struktur antigen dimana struktur tersebut berfungsi untuk membedakan darah. Dari hasil pemeriksaan diatas dengan menggunakan metode Slide, metode tabung dan metode microplate, didapatkan hasil negatif atau tidak terjadi aglutinasi pada masing – masing anti-A, dan anti-B. sehingga dapat diketahui bahwa sel tersebut tidak mengandung antigen A, B atau AB sehingga golongan darah dari pasien tersebut adalah O. Tetapi pada pemeriksaan antiD diperoleh hasil positif aglutinasi sehingga golongan darah sistem rhesus dari pasien adalah rhesus D+. Dari pemeriksaan diperoleh hasil golongan darah dari pasien adalah golongan darah O dengan rhesus D+.
15
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan golongan darah dengan menggunakan metode Slide, metode tabung dan metode microplate didapatkan hasil golongan darah dari pasien adalah golongan darah O dengan rhesus D+. 5.2 Saran Diharapkan untuk pemeriksaan golongan darah sebaiknya darah yang digunakan tidak harus darah yang sudah di cuci agar pada saat pemeriksaan tidak membutuhkan waktu yang lama.
16
DAFTAR PUSTAKA Arffriani.D.,Yusdiani.D.,Gunawan.I. 2016. Hematologi.Jakarta.EGC Mutiawati,V,Keumala. 2013. Perbedaan Derajat Aglutinasi Pemeriksaan Golongan Darah Antara Eritrosit Tanpa Pencucian Dengan Pencucian Pada Penderita Talasemia.Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Volume 13 Nomor 2:65-70 Oktari.A., Silvia.N.D. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide Dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O. Bandung: Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih Bandung, Jurnal Teknologi Laboratorium Vol.5, No.2: 49 - 54 Pravita.W.I. 2015. Implementasi Optic Scanner Pada Sidik Jari Manusia Untuk Mendeteksi Rhesus Pada Golongan Darah Abo Menggunakan Metode Pattern Recognition.[skirpsi]. Jember: Universitas Jember Utari.D., Mudiharso., Nurindah.T. 2016. Imonoserologi. J akarta.EGC
17
LAMPIRAN
Reagen anti-A, B, AB, dan D
Pemeriksaan golongan darah
(Rh)
metode slide test
Pemeriksaan golongan
Pemeriksaan golongan darah
darah metode test tube
metode microplate
18