NAMA
: SRI MEYLANI BOBIHU
PRODI
: ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
MATA KULIAH
: DASAR – DASAR AKUNTANSI
MENELUSURI NILAI EMOSIONAL DAN SPIRITUAL PADA PRAKTIK AKUNTANSI SEHAR – HARI Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Di tulisan kali ini saya akan bercerita tentang Pengalaman pribdi saya dan Nilai – nilai Emosional dan Spiritual pada Praktik Akuntansi sehari - hari
1. Biaya Hidup Keluarga Sehari - Hari Biaya hidup memang bukanlah hal yang asing, biaya untuk hidup itu tergolong sudah wajib dalam kehidupan sehari – hari tiap rumah tangga, dan untuk itu kepala rumah tanggalah yang bertanggung jawab atas semua kebutuhan hidup kelurganya. Keluarga saya termasuk keluarga yang bisa dikatakan belum termasuk dalam golongan keluarga yang serba ada atau mampu atas segala hal, akan tetap saya bersyukur mempunyai keluarga besar seperti keluarga saya sendiri, meski pun kadang ada saja masalah yang menimpa orang tu saya lah yang selalu jadi motivator buat saya. Orang tua saya selalu bertanggung jawab dan berkorban sekuat tenaga untuk memenuhi biaya kehidupan kami, bukan hanya ayah saya tapi ibu saya juga berperan penting dalam usaha biaya kehidupan sehari – hari keluarga kami. Keluarg saya memang sangat sederhana dan sangat jauh dari kata serba ada, tapi kami selalu berusaha untuk tetap bertahan dengan segala ketetapan dari Allah. Satu hal yang orang tua saya selalu ajarkan adalah tetap bersyukur dengan segala Rahmat, Nikmat serta Rezeki yang telah Allah berikan kepada kita, sebab ketetapan Allah lah yang terbaik untuk hidup kita, kita bisa saja merencanakan segala sesuatu dengan sangat matang
tapi jika Allah berkehendak lain maka semua itu hanya akan jadi harapan kita semata. Ayah saya hanyalah seorang petani yang kesehariannya selalu berada di kebun untuk bekerja hanya demi tanggung jawabnya terhadap keluarga, kadang kala ayah saya tak bisa bekerja karena sering sakit, ayah saya sudah tak lagi sekuat dulu, sekarang ayah saya kadang sakit dan tak bisa bekerja, tapi ibu saya juga tidak diam saja jika melihat ayah saya sakit, ibu saya berusaha untuk menggantikan ayah saya bekerja meskipun dengan usaha yang kecil tapi setidaknya bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, ibu saya adalah seorang pedagan kecil yang berjualan di kantin sekolah dekat rumah kami. Ibu saya menjual gorengan dan nasi kuning, tapi yang namanya jualan pasti ada waktunya semua dagangan itu tak terjual semua, kadang – kadang masih tersisa, tapi ibu saya tetap tak patah semangat untuk tetap berjualan utuk membantu ayah saya dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga kami. Pengorbanan orang tua saya sangatlah berarti untuk saya, karena saya tau bagaimana sulitnya mereka berjuang hanya untuk biaya makan dan biaya – biaya lainnya. Penghasilan orang tua saya kadang tak cukup untuk memenuhi kebutuhan kami sehari – hari, namun orang tua saya tetap bekerja sekuat tenaga. Penghasilan ibu saya kadang hanya Rp.100.000 perhari bahkan kadang tak sampai Rp. 100.000 perhari. Terkadang juga ayah saya tidak bercocok tanam karena tak punya modal untuk membeli bibit dan pupuk untuk bercocok tanam, Sekalipun bisa bercocok tanam itu tak selalu bisa sukses panen, terkadang juga gagal panenkarena tanaman terkena hama, tapi yang namanyaberusaha pasti ada ujiannya, terkadang jika ayah saya tak bisa bercocok tanam dia hanya menjadi seorang tukang yang biasa di panggil orang untuk bekerja, gaji seharinya pun kadanga hanya Rp.75.000, tapi ayah saya tetap melakukan itu demi untuk memenuhi kebutuhan keluarga kami. Saya sangat bangga dan bahagia bisa hidup bersama keluarga yang begitu pekerja keras dan banyak memotivasi saya
untuk tetap berjuang bagaimanapun keadaannya. Saya merasa kasihan dan merasa sedih melihat orang tua saya bekerja setiap hari hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari keluarga kami, tapi saya sanggat menghargai apapun bentuk pengorbanan mereka itu adalah bukti bahwa mereka benar – benar menyanyangi anak – anak mereka dengan cara seperti itu, meski kadang ekonimi kami sanggat di bawah tapi kami tetap bersyukur, pengorbanan oang tua saya yang selalu membuat saya tetap semangat dan lebih bersyukur terhadap apa yang Allah berikan kepada keluarga kami. Sedikit pun saya tak merasa malu mempunyai keluarga yang sangat sederhana, bahkan saya sangat bersyukur karena mempunyai orang tua yang seperti mereka. Kami sadar kami bukanlah keluarga yang selalu mampu membeli semua yang kami butuhkan dan kami inginkan, kami hanyalah keluarga kecil yang tetap berusaha keras tetap bertahan dalam kondisi apapun, meskipun kami tinggal di rumah yang kecil tapi saya tak pernah malu memiliki keluarga seperti mereka, dalam keadaan apapun orang tua saya berusaha, berharap dan berdoa agar mendapat rezeki lebih dan bisa untuk memperbaiki rumah kami, dan allhamdulillah, berkat kesabaran dan doa dari kedua orang tua saya, sekarang rumah kami sudah bisa di perbaiki meskipun biayanya hanya dari bantuan pemerintah, tapi kami sangat bersyukur dan senang bisa memperbaiki rumah kami meskipun tidak dengan biaya kami sendiri, tapi terlepas dari dan bantuan pemerintah, tetap masih ada biaya yang masih harus di tanggung keluarga saya, yaitu untuk membeli bahan – bahan bangunan lainnya, karena pemerintah tak membiayai semuanya, tapi kami tetap bersyukur setidaknya biayanya berkurang, dan allhamdulillah ayah saya adalah seorang tukang, jadi untuk itu ayah saya tak perlu lagi memanggil tukang lain karena ayah saya bisa melakukan itu, dan hitung – hitung bisa mengurangi biaya, saat ini ayah saya sedang bekerja memperbaiki rumah kami dengan bantuan tenaga dari keluarga kami, dari tetangga, kami sangat bersyukur karena banyak yang membantu kami. Tak banyak yang saya harapkan, saya
hanya berharap saya bisa membalas semua jasa orang tua saya, dan saya bisa membahagiakan seluruh keluarga saya.
2. Biaya Pendidikan Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi saya dan keluarga saya, walaupun orang tua saya tak berpendidikan tinggi tapi mereka berpikir pendidikan sangat penting bagi anak – anak mereka, maka dari itu orang tua saya sangat mendukung saya dalam hal meraih pendidikan yang setinggi – tingginya. Pengorbanan orang tua saya terhadap pendidikan saya dan saudara – saudara saya mungkin tidak akan terhitung lagi, biaya pendidikan sekarang bisa di katakana tidak murah, tapi orang tua saya selalu berusaha untuk memenuhi itu semua dan mereka tak pernah mengeluh terhadap apa yang mereka lakukan selama in terhadap saya dan saudara – saudara saya. Orang tua saya selalu menomor satukan segala hal tentang pendidikan saya dan kakak saya, sewaktu saya SMP saya kehilangan kakak ke dua saya karena meninggal dunia, saat itulah saya berfikir untuk terus melanjutkan pendidikan saya setinggi – tingginya, karena saya sadar pengorbanan orang tua saya itu sanggatlah besar, dan jika saya tak bisa membalas pengorbanan mereka mak siapa lagi yang akan membalas jasa mereka? Saya sebagai anak terakhir dan satu – satunya anak perempuan saya merasa bertanggung jawab atas keluarga saya, saya ingin menjadi anak terakhir yang sukses melebihi saudara – saudara saya. Saat saya SMP kakak pertama saya juga masih berstatus sebagai mahasiswa tapi saat iitu dia sedang cuti karena beberapa hal termasuk kurangnya biaya perkuliahan, dan saat itu dia mencoba untuk bekerja sebagai honorer dalam sebuah sekolah, meskipun gajinya tak seberapa tapi orang tua saya merasa senang dan bangga karena kak saya bisa bekerja meskipun gajinya kecil. Saat saya melanjutkan pendidikan saya ke SMK semua biaya pendidikan saya selalu di sediakan oleh orang tua saya, tapi beberapa bulan kemudian kakak saya mendapatkan pekerjaan
dalam sebuah perusahaan yaitu perusahaan Palma Group, dari pekerjaan itu kakak saya mendapat gaji yang lumayan dan bisa membantu biaya pendidikan saya, orang tua saya merasa senang karena kakak saya sudah bisa membantu membiayayi pendidikan saya, meskipun saat itu kakak saya belum berstatus sarjana, tapi Alhamdulillah dia sudah di percayakan untuk bekerja dala perusahaan itu. Pada tanggal 03 Mei 2018 kakak saya diwisuda,orang tua saya sangat bahagia karena akhirnya kakak saya bisa di wisuda dengan biaya dari gajinya sendiri, dan pada hari itu pula juga bertepatan dengan hari pengumuman kelulusan saya, saya tak berharap mendapat nilai paling terbaik di antara seluruh teman – taman saya, saya hanya berharap agar saya bisa lulu dan bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, dan saat pengumuman kelulusan saya, saya di panggil ke depan sebagai 10 besar terbaik dalam Ujian Nasional, saya tak menyangka saya bisa meraih itu, saya di panggil sebagai peraih Peringkat 8 dalam Ujian Nasional, saya sangat bahagia, terharu dan juga senang saat nama saya di sebut sebagai salah satu dari 10 besar terbaik dalam Ujian Nasional tahun 2018 di sekolah saya. Saya mendapat banyak ucapan selamat dari teman – teman saya dan juga para Guru – guru di sekolah saya. Pada saat itu saya juga merasa sedih karena orang tua saya tak dapat menyaksikan saya saat di panggil sebagai 10 terbaik, karena orang tua saya tidak hadir dalam acara tersebut, karena saya merasa orang tua saya sudah kecapean karena mengikuti acara wisuda kakak saya, maka pada saat pengumuman itu saya hanya di dampungi oleh tante saya yang apada say itu hadir untuk menerima hasil dari anaknya, tapi karena orang tua saya tidak bisa hadir, maka dia mewakili orang tua saya untuk menerima penghargaan dari sekolah terhadap kami yang mendapat peringkat 10 besar dalam Ujian Nasional. Meski orang tua saya tidak bisa hadir tapi saya sangat senang, karena setidaknya saya membawa kabar baik saat saya kembali kerumah, dan saat saya memberi tahu kepada orang tua saya dan kakak saya bahwa
saya mendapat peringkat 8 dalam Ujian Nasional, mereka menagis terharu karena mendengar berita bahagia dari saya, saya merasa sangat bangga dan bahagia karena bisa membuat orang tua saya bangga terhadap saya, dan merasa tidak sia – sia dengan usaha mereka selama ini, karena saya bisa membuktikan bahwa saya bersungguh – sungguh untuk meraih pendidikan saya dan tida mengecewakan mereka. Dan saat saya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, biaya nya pun tidak murah, untuk biaya pendaftaran sebesar Rp. 500.000 juga di usahakan oleh orang tua saya, dan saat saya dinyatakan LULUS di kampus STIKES BINA MANDIRI GORONTALO maka saya wajib membayar biaya registrasi ulang sebesar Rp. 8.750.000 sudah termasuk biaya SPP dan seragam, untuk biaya registrasi ulang orang tua saya berusaha untuk membayar dengan tepat waktu, dank arena itulah orang tua saya menjual sebidang tanah milik ayah saya hany untuk biaya registrasi ulang tersebut, saya tak menyangka orang tua saya sampai berani menjual tanah hanya untuk saya bisa registrasi untuk masuk ke perguruan tinggi. Saya merasa sangat membebani orang tua saya dengan biaya tersebut yang bisa dikatakan tidak sedikit, tapi saya bangga dan bahagia orang tua saya berkorban besar demi saya, dan saya sangat menghargai perjuangan dan pengorbanan mereka terhadap saya, dan untuk itu saya harus tetap menjaga kepercaayaan mereka terhadap saya, dan saya harus bertanggung jawab terhadap apa yang mereka percayakan kepada saya.
3. Biaya Kos Selama Pendidikan Selama saya melanjutkan pendidikan di SMK saya tinggal di kos dan biaya kos pun tak murah, setiap bulan orang tua saya harus membayar biaya kos saya, dan untuk perbulannya orang tua saya membayar kos dengan harga Rp. 250.000 perbulan, belum termasuk uang jajan saya selama bersekolah.
Dan sekarang saya sudah melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi lagi, dan untuk biayanya pun tidak murah, dan sekarang pun saya tinggal di kos, biaya kos pun tak murah dan tak sama lagi dengan saat saya SMK, yang dulunya Rp.250.000 perbulan tapi sekarang sudah Rp.550.000 perbulan, dan itu belum terhitung dengan biaya lainnya, atau kebutuhan saya sehari – hari, mereka tak menghiraukan apapun masalah mereka, mereka hanya ingin bertangggung jawab terhadap saya dan memenuhi kebutuhan saya, saat ini saya tinggal jauh dari orang tua saya, saya tak tau bagaimana keseharian orang tua saya, saya tak tau bagaimana mereka memenuhi kebutuhan sehari – hari mereka, kadang ada saat – saat saya sangat merindukan mereka dan ingin sekali memeluk mereka dikala saya mengingat pengorbanan mereka terhadap saya selama ini. Meski kami dari keluarga yang bisa di katakan kurang mampu tapi kami tetap bersyukur. Untuk biaya kos saya sekarang juga tidak hanya di tanggung oleh kedua orang tua saya, tapi kakak saya juga ikut membantu dalam hal biaya kos saya, meskipun kakak saya gajinya masih pas – pasan tapi dia tetap membantu orang tua saya untuk memenuhi segala kebutuhan pendidikan saya termasuk biaya kos saya, jika orang tua saya tak punya biaya untuk membayar kos saya, maka dia yang akan membayar kos saya, semua kebutuhan saya selama di kos juga kadang di penuhi oleh kakak saya, yang dulunya biaya kos saya hanya di tanggung oleh orang tua saya, maka sekarang kakak saya juga ikut berperan dalam membiayayi kos saya. Saya sangat menghargai segala usaha orang tua saya dan kakak saya untuk biaya saya di kos selama pendidikan. Sebab saya mengerti bahwa perjuangan mereka terhadap saya itu sangatlah berharga.
4. Kiriman Tambahan uang Jajan Bulan lalu saya mendapat kiriman uang dari orang tua saya, dan saya sangat bahagia karena orang tua saya mengirimi saya uang tanpa
saya meminta, saya mendapat kiriman dari orang tua saya sebesar Rp.300.000, uang itu akan saya gunakan dengan sebaik – baiknya, karena saya sadar orang tua saya mendapatka rezeki itu dengan penuh perjuangan, jadi untuk itu saya harus bersyukur dan mempergunakan uang
itu
untuk
keperluan
pendidikan
saya,
orang
tua
saya
mempercayakan saya untuk bisa mempergunakan uang tersebut dengan sebaik – baiknya jadi saya berfikir bahwa saya mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap kepercayaan orang tua saya terhadapa saya. Dan saya tidak ingin mengecewakan kedua orang tua saya. Meskipun bagi orang mampu uang yang Rp. 300.000 itu tak ada apa – apanya tapi bagi saya dan keluarga saya itu sangat berarti dan sanagt berguna, dengan uang tersebut saya dan keluarga saya bisa lebih bersyukur terhdap rezeki yang Allah berikan kepada keluarga kami, meskipun sedikit tapi itu sanggat berguna. Dan pada bulan ini saya mendapat uang jajan tambahan dari kakak saya sebesar Rp.200.000, uang itu adalah gaji kakak saya yang dia dapatkan dari tempat dia bekerja sekarang, meskipun saya mendapat tambahan uang jajan dari kakak saya, tapi saya tetap tidak boleh boros atau mempergunakan uang itu dengan sia – sia, karena saya juga harus menjaga kepercayaan kakak saya, meskipun mereka tak mengatakan bahwa uang itu mereka dapatkan dengan susah payah, tapi saya paham dengan keadaan mereka, karena saya tahu bagaimana pengorbanan mereka, jadi saya harus menjaga kepercayaan mereka dan menghargai segala usaha mereka. Meskipun saya belum bisa membalas segala jasa mereka tapi setidaknya saya bisa mejaga kepercayaan mereka dan itu bisa membuat mereka lebih percaya terhadap saya, dan saya tidak ingin mengecewakan mereka. Uang jajan yang orang tua saya kirimkan dan uang jajan yang kakak saya berikan, saya gunakan untuk keperluan perkuliahan saya, untuk biaya fotocopy, membeli buku, dan keperluan lainnya, terkadang juga saya gunakan untuk membeli makanan jika saya tak punya makanan
di kos, meskipun begitu saya hanya menggunakan separuhnya dan seperlunya saja, saya tak menggunakan uang itu secara percuma, dan sebagian juga saya sisipkan untuk tabungan saya, saya berfikir daripada saya mempergunakan uang itu secara percuma lebih baik saya tabung, agar di saat saya tak punya uang saya bisa menggunakan uang tabungan saya tersebut untuk keperluan saya, saya berencana jika uang tabungan saya sudah banyak saya ingin sekali membeli Print, agar saya lebih mudah menegerjakan tugas – tugas saya, dan bisa mengehemat pengeluaran untuk biaya tugas – tugas saya, saya berharap dengan uang tabungan itu saya bisa meringankan biaya pendidikan saya yang di tanggung orang tua saya, saya meresa sudah banyak membebani mereka dengan segal biaya pendidikan saya, untuk itu saya berfikir untuk menabung dan meringankan biaya pendidikan, meskipun sampai sekarang saya belum bisa membeli apa yang saya inginkan, tapi saya tetap optimis untuk menabung, sekalipun saya tak bisa membeli print setidaknya saya bisa gunakan uang tabungan itu untuk memenuhi kebutuhan saya yang lain. Terkadang orang tua saya bertanya, kenapa saya tak pernah meminta uang jajan lebih kepada mereka, saya hanya menjawab jika tak ada yang perlu saya bayar, dengan begitu mereka lebih tenang terhadap saya, karena saya takut akan lebih membebani mereka, saya berfikir jika saya masih punya tabungan dan uang simpanan lainnya, untuk apa saya meminta lebih kepada orang tua saya? Kebutuha keluarga saya juga penting bagi saya, jadi saya tidak ingin menambah beban lagi dengan menghambur – hamburkan uang secara percuma. Saya berfikir bahwa rasa tanggung jawab saya itu penting untuk kedua orang tua saya, agar saya lebih mensyukuri segala usaha dan pengorbanan orang tua saya, dan Bersyukur atsa segala Rahmat, nikmat yang Allah berikan kepada saya dan keluarga saya.
5. Kebutuhan selama pendidikan Kebutuhan lain saya selama pendidikan juga di tanggung oleh orang tua dan kakak saya, tidak hanya biaya pekuliahan, biaya kos saja yang di tanggung oleh orang tua saya, tapi juga untuk kebutuhan saya sehari – hari selama pendidikan dan kebutuhan lainya. Orang tua dan Kakak saya selalu mengusahakan untuk tetap memenuhi kebutuhan saya. Saat saya SMK saya mengikuti yang namanya Praktek Kerja Lapanga (PKL) yang saya jalani selama 3 bulan, dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, saya harus membayar biaya seragam sebesar kurang lebih Rp.500.000, dan allhamdulillah orang tua saya mampu membayar dengan tepat waktu, sehingga saya bisa di ijinkan untuk mengikuti Praktek Kerja Lapangan sebagai syarat untuk naik ke Kelas XII. Selama 3 bulan tersebut ada banyak hal yang saya butuhkan, termasuk untuk biaya jajan saya setiap hari, dan untuk baiaya kos Alhamdulillah pada saat itu saya tinggal dengan saudara ibu saya, jadi orang tua saya tidak perlu membayar kos, namun orang tua saya tetap memberikan saya uang jajan. Dan saat say masuk perguruan tinggi ada banyak hal yang perlu saya persiapkan, saya harus membeli segala keperluan saya untuk mengikuti Study Pengenalan Kampu (SPK), saya juga harus membeli segala kebutuhan saya selama di kos, termasuk barang – barang yang saya butuhkan selama berada di kos, dan biayanya pun tidak sedikit, saya harus membeli lemari pakaian, dan alat – alat lainnya. Tidak hanya itu saya juga harus membeli sepatu yang akan saya gunakan nanti, membeli buku tulis, pulpen, tas dan kebutuhan kampus lainnya. Dan untuk itu orang tua saya menyediakan biaya yang tidak sedikit demi memenuhi segala kebutuhan saya. Terkadang saya berfikir bahwa saya sudah terlalu banyak membebani orang tua saya, tapi orang tua saya tetap bekerja keras demi saya, tidak hanya dalam bentuk biaya, tapi orang tua saya juga rela jauh – jauh datang ke kos saya hanya untuk bertemu saya dan mengantar
keperluan saya, meski saya tak memintanya mereka selalu memberikan. Terkadang saya merasa sedih jika mengingat semua pengorbanan orang tua saya, dan sampai dengan sekarang saya belum bisa membalas jasa mereka terhadap saya, saya tak tau lagi saya harus berbuat apa untuk kedua orang tua saya, mereka terlalu banyak berkorban demi saya, bahkan sampai dengan detik ini pun mereka masih tetap berusaha untuk saya, meskipun kadang mereka sakit – sakitan tapi mereka tidak pernah mengeluh dengan keadaa mereka, bahkan mereka tak pernah memberi tahu kepada saya bagaimana keadaan mereka. Itulah yang membuat saya sadar bahwa pengorbanan mereka itu tidaklah mudah, dan saya harus membalas jasa mereka terhadap saya, meskipun sampai dengan saat ini saya belum bisa membalas, tapi saya berjani pada diri saya sendiri bahwa suatu saat nanti saya akan membuat mereka bangga dan bahagia terhadap saya. Satu hal yang selalu sya ingat, yaitu kata – kata dari Alm. Kakak saya yaitu “Jangan pernah sia – siakan pengorbanan orang tua untuk kita, sebab jika bukan mereka siapa lagi yang mau berjuang dan berkorban demi kita, untuk itu bahagiakan orang tua meski hanya dengan hal sederhana”. Satu kalimat itu adalah motivasi bagi saya, dengan kalimat itulah saya bisa lebih menghargai segala pengorbanan, usaha, dan perjuangan orang tua saya terhadap saya, terutama pengorbanan orang tua saya dalam memenuhi kebutuhn pendidikan saya. Tak banyak yang bisa saya berikan dan saya lakukan sekarang terhadap orang tua saya, saya hanya berharap saya tetap bisa menjaga kepercayaan orang tua saya. Satu hal yang sangat saya harapkan semoga saya dan keluarga saya tetap bisa bersabar, bersyukur,dan ikhlas serta tersenyum dalam keadaan apapun dan dalam masalah apapun.
Baiklah Sekian dulu dari saya. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
~ TERIMA KASIH ~