BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan kimia merupakan sesuatu yang tak pernah lepas dari kehidupan seharihari. Termasuk makanan dan minuman yang kita konsumsi juga mengandung bahan kimia. Bahan kimia lazim di gunakan dalam industri makanan. Saat ini, makanan dibuat sedemikian rupa agar terasa lezat, terlihat menarik, dan tahan lama. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada makanan di tambahkan bahan kimia yang dinamakan zat aditif. Menurut penelitian para ahli membuktikan bahwa zat aditif dapat membahayakan kesehatan, misalnya kanker. Akan tetapi, di zaman modern seperti sekarang ini bahan kimia tambahan makanan atau zat aditif dalam skla yang makin luas. Terutama dalam industri-industri makanan. Banyak industri makan yang menggunakan zat aditif secara berlebihan atau terkadang menggunakannya bukan pada tempatnya misalnya menggunakan pewarna tekstil untuk pewarna makanan tanpa memperdulikan dampak negatifnya bagi kesehatan. Sekarang ini, banyak jajanan masyarakat yang dipasarkan di pasaran, khususnya salah satunya adalah kue panada tore. Panada tore adalah makanan ringan berbentuk mirip pastel kecil yang digoreng. Makanan ringan ini berasal dari Manado dan banyak dijumpai di provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo dan merupakan oleh-oleh khas daerah itu. Makanan ringan ini mirip pastel kecil berbentuk huruf D yang digoreng hingga kering dan renyah. Berkaitan dengan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah KBM mengenai observasi di salah satu IKM yang ada di kota Gorontalo, kelompok kami berkesempatan mengunjungi IKM Tinelo yang ada di Desa Luhu, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo dengan jenis makanan “Panada Tore” 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa saja bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan panada tore ? 1.2.2 Bagaimana metode pembuatan panada tore ? 1.2.3 Apa saja kendala dalam proses pemasaran produk “panada tore” ?
1
1.3 Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui : 1.3.1 Bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan panada tore. 1.3.2 Metode pembuatan panada tore. 1.3.3 Kendala dalam pemasaran produk. 1.4 Manfaat 1.4.1 Dapat menjadi sumber informasi kepada masyarakat terkait kandungan jajanan kue panada tore 1.4.2 Dapat menambah wawasan untuk masyarakat dalam memperhatikan jajanan sehat 1.4.3 Dapat
menjadi
informasi
tambahan
kewirausahaan.
2
dalam
melakukan
kegiatan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Panada Panada adalah salah satu kue khas Manado yang popular selain klappertaart. Ada yang mengatakan kue ini merupakan pengaruh kuliner Belanda, ada juga yang mengatakan kue ini merupakan pengaruh kuliner Portugis karena bentuknya yang mirip kue pastel. Akan tetapi, diyakini kue ini merupakan pengaruh kuliner Spanyol karena sangat mirip dengan kue Empanada. Kue ini berupa kue pastel yang diisi dengan ikan laut cakalang, ada juga ikan tuna di bumbu panpis. Bumbu panpis adalah ikan cakalang dimasak dengan bawang merah, daun jeruk, kemangi, cabe merah, daun bawang, sedangkan ikannya di disuir kecil-kecil. Panada tore adalah makanan ringan berbentuk mirip pastel kecil yang digoreng. Makanan ringan ini berasal dari Manado dan banyak dijumpai di provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo dan merupakan oleh-oleh khas daerah itu. Makanan ringan ini mirip pastel kecil berbentuk huruf D yang digoreng hingga kering dan renyah. Yang membuat panada tore unik adalah isiannya. Cemilan ini sangat gurih dibagian luar dan dengan nuansa ikan laut yang sangat terasa karena isian dari ikan tuna di bagian dalam 2.2. Kandungan Gizi Untuk membuat panada diperlukan ikan tuna berukuran sedang. Kandungan vitamin pada ikan tuna sangat tinggi, yaitu mencapai 2,183 IU. Konsumsi 100 gram ikan tuna cukup untuk memenuhi 43,6 persen kebutuhan tubuh akan vitamin A setiap hari. Vitamin A sangat baik untuk pemeliharaan sel epitel, peningkatan imunitas tubuh, pertumbuhan, penglihatan dan reproduksi. Secara umum, kandungan gizi ikan tuna adalah : Komposisi
Jumlah
Air
68,1 %
Protein
20,9 %
Lemak
9,4 %
Vitamin A
25 IU/g
Vitamin B
16000-42000 IU/g
3
A. ANEKA JENIS TEPUNG (WHEAT FLOUR) Tepung terigu telah lama menjadi komposisi utama di dalam berbagai makanan favorit kita, sehingga penting untuk mengetahui lebih dalam tentan macam-macam tepung terigu. Hasil dari tepung itu sendiri dibedakan atas kandungan proteinnya. Nah protein ini yang bisa mempengaruhi hasil olahan karena itu dibedakan setiap jenis tepung terigu yang sesuai untuk makanan tertentu. Di lihat dari kandungan Protein dari tepung terigu dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Soft Wheat (Terigu Protein Rendah) Tepung ini terbuat dari gandum lunak dengan kandungan protein gluten 8%9%. Sifat dari tepung ini adalah memiliki daya serap air yang rendah sehingga akan menghasilkan adonan yang sukar diuleni, tidak elastic, lengket dan daya pengembangannya rendah. Biasanya untuk mebuat adonan yang bersifat renyah dan crumbly. Bagus untuk coating pada gorengan, bikin cookies, pie crust, shortbread, kue kering, biscuit, pastel dan kue-kue yang tidak memerlukan proses fermentasi. Contoh produk: Roda Biru, Kunci Biru. 2. Medium Wheat (Terigu Protein Sedang) Kadar protein berkisar antara 8%-10%. Digunakan pada adonan yang memerlukan kerangka lembut namun masih bisa mengembang seperti cake. Tepung terigu jenis ini sangat fleksibel penggunaannya. Tepung ini cocok untuk membuat adonan fermentasi dengan tingkat pengembangan sedang seperti donat, bakpau, panada atau aneka cake dan muffin, baik juga untuk gorengan, kue tradisional (kukus), pancake. Saking fleksibelnya sehingga sering juga disebut dengan All Purpose Flour (Tepung terigu serbaguna). Contoh produk : Kompas, Gunung bromo 3. Show ( High Grade Flour) Mengandung kadar protein 11%-13% atau bahkan lebih. Bila kena bahan cair maka proteinnya akan mengembang dan saling mengikat dengan kuat membentuk adonan yang sifatnya liat. Mutlak diperlukan oleh adonan dengan sifat elastic maupun yang memerlukan kerangka kokoh seperti mi, roti, pasta, kulit martabak telur, pita bread, donat, pastry. Contoh produk : Gatotkaca, Cakra kembar, Kereta Kencana.
4
B. TELUR Menurut Sudaryani (2003), telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan terbesar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Dari sebutir telur didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat–zat gizi yang sangat baik & mudah dicerna. Oleh karenanya telur merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk anak – anak yang sedang tumbuh dan memerlukan protein dan mineral dalam jumlah banyak dan juga dianjurkan diberikan kepada orang yang sedang sakit untuk mempercepat proses kesembuhannya. Menurut Sudaryani (2003), telur mempunyai kandungan protein tinggi dan mempunyai susunan protein yang lengkap, akan tetapi lemak yang terkandung didalamnya juga tinggi. Secara umum telur ayam & telur itik merupakan telur yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat karena mengandung gizi yang melimpah, telur sangat bagus dikonsumsi oleh anak – anak dalam masa pertumbuhan. Menurut Paula Figoni (2008), telur memiliki beberapa komponen didalamnya yaitu: 1. Putih telur Nama lain dari putih telur adalah albumen telur. Putih telur terdiri sepenuhnya oleh protein & air. Dibandingkan dengan telur kuning, telur putih memiliki rasa (flavor) & warna yang sangat rendah. 2. Kuning telur (Yolk) Telur kuning sekitar setengahnya mengandung uap basah (moisture) & setengahnya adalah kuning padat (yolk solid). Semakin bertambah umurnya telur, kuning telur akan mengambil uap basah dari putih telur yang mengakibatkan kuning telur semakin menipis dan menjadi rata ketika telur dipecahkan ke permukaan yang rata (berpengaruh kepada grade dari telur itu sendiri). Selengkapnya akan dibahas di bagian grade telur. 3. Kulit telur (Shell) Kulit telur memiliki berat sekitar 11% dari jumlah total berat telur. Meskipun terlihat keras & benar – benar menutupi isi telur, kulit telur itu sebenarnya berpori (porous). Dengan kata lain, bau dapat 10 menebus kulit telur dan uap basah (moisture) & gas (terutama karbon dioksida) dapat keluar. Warna kulit telur terdiri dari warna cokelat atau putih, tergantung dari perkembang biakan dari ayam. Ayam
5
dengan bulu putih & cuping putih menghasilkan telur dengan kulit putih, tetapi ayam dengan bulu berwarna merah & cuping merah menghasilkan telur dengan kulit cokelat. Warna dari kulit telur tidak memiliki pengaruh kepada kepada rasa, nutrisi, & kegunaan dari telur tersebut. 4. Rongga udara (Air Cell) Telur memiliki dua selaput pelindung diantara kulit telur dan putih telur. Sesudah telur diletakkan, rongga udara terbentuk diantara selaput telur. Semakin telur bertambah tua, kehilangan uap basah (moisture), & menyusut maka rongga udara akan semakin membesar yang mengakibatkan telur yang sudah lama akan melayang apabila diletakkan ke dalam air. Selengkapnya akan dijelaskan di bagian tanda – tanda kerusakan telur (Bab II.2.4). 11 Menurut Paula Figoni (2008), selain memiliki fungsi secara umum untuk kesehatan, telur juga memiliki peran penting dalam bidang kuliner, terutama dalam bidang pembuatan kue / tata boga. Fungsi tersebut adalah: 1. Memelihara & memberikan struktur. Protein yang mengental di dalam telur putih dan telur kuning sangat penting untuk membangun struktur dalam pembuatan kue. Sebagai contoh, telur itu sama bergunanya seperti tepung dalam tujuan untuk membangun struktur pada kue, tanpa telur, kue akan runtuh (bantat). 2. Pengental Protein telur yang mengental juga dapat menjadi pengental (thickening) dan gelling dalam pembuatan cream & custard (pastry cream, crème anglaise, & custard). 25 3. Berperan sebagai udara (leavening). Telur dapat menghasilkan udara yang berbentuk busa dengan tujuan untuk mengembangkan batter (adonan) yang akan dimasukkan ke oven, Busa dalam telur akan menghasilkan udara & bersatu dengan adonan yang akan dipanggang. Seberapa besar kekuatan udara tersebut dihasilkan dengan cara seberapa lama mereka dikocok (whip). Proses ini sangat dibutuhkan dalam pembuatan bolu seperti angel food cake, genoise sponge, sponge cake, & chiffon cake.
6
4. Emulsifier Telur kuning berfungsi sebagai emulsifier, dalam arti telur kuning dapat menjaga lemak & air dari perpisahan / pecah (separation). Telur kuning memang efektif sebagai emulsifier karena telur kuning mengandung lipoproteins & emulsifiers termasuk lecithin. Telur memang sering digunakan ke dalam mentega / margarin yang dihaluskan dengan tujuan untuk menyatuhkan & menstabilkan adonan / campuran. Tetapi ketelitian & perhatian juga diperlukan dalam menuangkan telur ke adonan tersebut sebab apabila telur 26 dituang terlalu cepat atau telur dingin, maka menyatuan akan gagal (separation). Penyatuan adonan yang buruk berdampak pada hasil akhir yaitu cake tidak akan mengembang secara sempurna & menghasilkan remah – remah kue yang kasar. 1. Menghasilkan rasa Inti rasa dari telur berasal dari kuning telur sebab hanya di kuning telur lemak berkumpul. 2. Menghasilkan warna Warna kuning-orange carotenoid dalam kuning telur menghasilkan warna kuning yang kaya pada adonan, cream, dan sauce. 3. Berperan sebagai “lem” / pelekat. 4. Memberikan warna yang cerah pada adonan yang dipanggang. 27 Roti akan menghasilkan warna cokelat yang cerah apabila di oles kan kepada roti yang akan dipanggang. Campuran dapat dihasilkan dari telur dengan air atau dengan susu segar. C. MENTEGA Mentega berasal dari lemak hewan. Mentega yang terbuat dari lemak hewan biasanya mengandung lebih banyak lemakjenuh/saturated fats(66%) dibanding lemak tak jenuh/unsaturated fats-nya (34%). Lemak jenuh ini biasanya berhubungan dengan tingginya kadar kolesterol dalam tubuh. Mentega biasanya mengandung vitamin A, D, protein dan karbohidrat. Mentega adalah ialah produk makanan susu, dibuat dengan mengaduk krim yang didapat darisusu. Biasanya digunakan sebagai olesan roti dan biskuit, sebagai perantaralemak di beberapa resep roti dan masakan, dan kadang-kadang bahan untukmenggoreng. Pengganti mentega ialah margarin, yang biasanya lebih murah, dan memiliki sedikit lemak dan kolesterol.
7
Mentega hampir sama dengan roombutter tetapi roombutter adalah mentega yang wanginya tajam dan berwarna putih. Bahan dasar untuk membuat mentega adalah krim susu. Krim susu adalah lapisan paling atas dari susu yang terbentuk jika didiamkan selama beberapa hari di dalam kulkas. Krim ini dipisahkan dari lapisan bawah susu atau skim. Mentega dibuat dengan cara mengaduk (butter churning) krim susu menggunakan alat pengaduk mentega sampai berbentuk padat. Krim susu terpisah menjadi bagian lemak yang padat dan bagian cair (air) setelah proses pengadukan (churning) dengan menggunakan alat yang bernama churn. Cairan
yang
terpisah
dari
mentega
selama
proses
pengadukan
itu
dinamakanbuttermilk (susu mentega). Mentega kemudian dipadatkan dan dicetak sesuai selera dengan menggunakan cetakan. Mentega ini selanjutnya dapat pula diolah menjadi ghee atau minyak samin dengan cara memanaskan mentega dengan menggunakan nyala api kecil sampai terbentuk warna kuning emas. Cairan yang terbentuk dipisahkan dari pengotor yang berupa padatan. Pada dasarnya, mentega dan margarin memiliki jumlah kalori yang sama. Mentega biasanya mengandung lemak alami, dan beragam manfaat nutrisi lainnya seperti vitamin A, D, E, dan K, yang larut dalam air. Manfaatnya antara lain untuk menguatkan tulang dan fungsi-fungsi tubuh lainnya. Mentega menjadi sumber makanan berenergi tinggi yang kaya vitamin A serta mengandung 700 kalori dalam 100 gramnya. Vitamin A pada mentega baik fungsinya untuk menjaga sistem kardiovaskular dalam tubuh. Selain itu, mentega juga mengandung vitamin D yang membantu pertumbuhan tulang dan gigi. Juga vitamin E serta selenium yang berfungsi menjaga sistem saraf dan kekebalan tubuh. Karena itu, jangan buru-buru mengganti mentega Anda dengan margarin. Apalagi, banyak jenis margarin yang diproses dengan menambahkan bahan kimia ke dalamnya. Kandungan lemak jenuhnya pun bisa menyebabkan risiko penyakit jantung koroner dan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Meskipun mentega lebih aman untuk dikonsumsi, ada baiknya jumlahnya juga diperhatikan. Jangan makan cake ataupun kue-kue hingga merasa kekenyangan. Makanlah secukupnya, satu atau dua potong cukup sehingga tidak akan membuat kegemukan ataupun menimbulkan jenis penyakit lain.
8
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan ini dilakukan pada hari Minggu, tanggal 24 Februari 2018. Dilakukan di IKM Tinelo di Desa Luhu, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo. 3.2 Alat dan Bahan A. Alat Kompor Gas Mesin Pengaduk Adonan Wajan Pisau Pahatan Panada Spatula Wadah Mesin Pemipih Adonan Sendok Plastik Mika Hekter B. Bahan Tepung Terigu Gula Pasir Minyak Goreng Mentega Ikan Tuna Laksa Telur Penyedap Rasa Garam Air
9
3.3 Prosedur Pembuatan Bahan Baku Adonan:
Bahan Baku Isi:
Tepung Terigu, Mentega,
Ikan Tuna, Laksa, Penyedap
Telur, Gula Pasir
Rasa
Pembuatan Adonan
Pembuatan Isi Panada
Pemotongan Adonan
Pemipihan Adonan
Pemberian Isi Panada
Pembentukan Tepi
Penggorengan Adonan
Pendinginan Produk
Pengemasan Produk
10
BAB IV PEMBAHASAN Bahan kimia merupakan sesuatu yang tak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari. Termasuk makanan dan minuman yang kita konsumsi juga mengandung bahan kimia. Bahan kimia lazim di gunakan dalam industri makanan. Saat ini, makanan dibuat sedemikian rupa agar terasa lezat, terlihat menarik, dan tahan lama. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada makanan di tambahkan bahan kimia yang dinamakan zat aditif. Panada adalah salah satu kue khas Manado yang popular selain klappertaart. Ada yang mengatakan kue ini merupakan pengaruh kuliner Belanda, ada juga yang mengatakan kue ini merupakan pengaruh kuliner Portugis karena bentuknya yang mirip kue pastel. Akan tetapi, diyakini kue ini merupakan pengaruh kuliner Spanyol karena sangat mirip dengan kue Empanada. Panada dapat dijadikan kue kering yang kandungan airnya kurang, atau biasa disebut Panada Tore. Sekarang ini, kue panada tore dijadikan sebagai jajanan masyarakat atau biasanya untuk oleh-oleh wisatawan yang datang di kota Gorontalo, untuk itu banyak kalangan masyarakat yang menjadikan peluang ini untuk menjadi usaha rumah tangga atau biasa disebut Industri Kecil Menengah (IKM). Industri Kecil Menengah (IKM) adalah industri yang memiliki skala industri kecil dan menengah. Menurut Peraturan Kementerian Perindustrian No. 6 tahun 2016, industri kecil adalah industri yang memiliki karyawan maksimal 19 orang, memiliki nilai investasi kurang dari 1 milyar rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Sedangkan, yang dimaksud dengan industri menengah adalah industri yang memiliki karyawan maksimal 19 orang dan nilai investasi minimal 1 milyar rupiah atau memiliki karyawan minimal 20 orang dan nilai investasi maksimal 15 milyar rupiah. Pada observasi kali ini, dilakukan kunjungan terhadap IKM “TINELO” yang bertempat di jalan P. Hippy, Desa Luhu, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo. IKM Tinelo berdiri pada tahun 2005, yang didirikan oleh Ibu Ati Tomayahu. IKM Tinelo memproduksi jajanan kue kering, yang dapat dijadikan oleole khas Gorontalo untuk wisatawan yang bersal dari luar daerah Provinsi Gorontalo. Kue yang di produksi oleh IKM Tinelo berupa, Pia yang berisi varian
11
rasa, Kolombengi dan khususnya Panada Tore yang dijadikan sebagai objek pada observasi kali ini. IKM Tinelo memiliki jumlah karyawan sebanyak 9 orang, dan telah banyak mendapatkan sertifikat penghargaan dari Pemerintah. Produk jajanan IKM Tinelo telah memiliki label halal, sehingga aman untuk dikonsumsi. Panada Tore hasil produksi dari IKM Tinelo sudah banyak dipasarkan di kalangan masyarakat provinsi Gorontalo, khususnya di pasar tradisional dan supermarket. Selain beredar di Provinsi Gorontalo, produk panada tore tidak hanya dipasrkan di provinsi gorontalo namun, sampai di luar daerah provinsi Gorontalo, seperti Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Produksi panada tore melalui 10 proses pembuatan yakni: A. Persiapan Bahan Baku Pada tahap pertama dilakukan proses persiapan bahan baku pada pembuatan panada tore, yakni untuk bahan baku adonan panada dan isi panada, untuk adonan panada, bahan baku yang disiapkan yakni 1 karung terigu kompas, karena terigu kompas merupakan jenis terigu yang berprotein sedang, telur, mentega, dan gula pasir. Sedangkan untuk isi panada, bahan baku yang disiapkan yakni ikan tuna 15 Kg, laksa dan penyedap rasa.
Gambar 1. Bahan Baku untuk Adonan B. Pembuatan Isi Panada Pada tahap kedua proses yang dilakukan yakni pembuatan isi panada yaitu ikan tuna yang telah disiapkan dibersihkan, lalu dikukus dan dipotong kecil-kecil, selanjutnya ikan yang telah di potong di goreng sampai berwarna kecoklatan. Selain ikan, bahan lain yang disiapkan yakni laksa, dengan menggoreng laksa menggunakan sedikit minyak kelapa dan setelah digoreng, laksa dihancurkan sampai halus. Setelah proses penggorengan, laksa dan ikan dicampurkan menjadi satu, kemudian ditambahkan penyedap rasa. 12
Gambar 2. Isi Panada C. Pembuatan Adonan Pada tahap ketiga proses yang dilakukan yakni pembuatan adonan panada tore, dengan bahan-bahan yang telah disiapkan yakni terigu dimasukkan ke dalam mesin pengaduk adonan, kemudian ditambahkan telur, mentega dan gula pasir, dengan perbandingan 6:1. Setelah semua bahan baku berada dalam mesin pengaduk adonan, maka dilakukan proses pengadukan sampai semua bahan tercampur secara sempurna.
Gambar 3. Pembuatan Adonan D. Pemotongan Adonan Pada tahap keempat yakni proses pemotongan adonan, dimana adonan yang telah dibuat pada tahap sebelumnya, dipotong menjadi beberapa bagian dengan ukuran ±10 cm, lalu adonan digilas menggunakan alat penggilas, kemudian dipotong kembali menjadi bagian-bagian kecil dengan menggunakan gunting.
13
Gambar 4 & 5. Hasil Adonan dan Proses Pemotongan Adonan E. Pemipihan Adonan Pada tahap kelima yakni proses pemipihan adonan, dimana adonan yang telah dipotong kecil-kecil dipipih dengan menggunakan mesin pemipih, tujuan pemipihan adonan yakni untuk membuat panada yang dihasilkan berkulit tipis, serta memudahkan proses penggorengan panada. Selain itu, pemipihan berfungsi agar kulit adonan panada mudah dibentuk.
Gambar 6 & 7. Mesin Pemipih dan Proses Pemipihan Setelah proses pemipihan maka adonan panada yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Gambar 8. Hasil Pemipihan
14
F. Pemberian Isi Panada Pada tahap keenam proses yang dilakukan yakni pemberian isi panada. Setelah proses pemipihan adonan, isi yang telah dibuat sebelumnya dimasukkan ke dalam kulit panada yang telah dipipihkan, dengan menggunakan pahatan panada, dan dibagian tengahnya dimasukkan isi berupa ikan dan laksa hasil yang telah digoreng.
Gambar 9. Proses Pemberian Isi Panada G. Pembentukan Tepi Setelah proses pemberian isi panada, selanjutnya panada yang telah terbentuk dilakukan proses pembentukan tepi panada dengan mencubit bagian tepi sampai berbentuk berpilin. Hal tersebut bertujuan agar tepi panada tidak mudah terbuka dan lebih menambah nilai keindahan pada panada, sehingga dapat menambah daya tarik pembeli.
Gambar 10. Proses Pembentukan Tepi H. Penggorengan Adonan Setelah proses pembentukan tepi panada, dilakukan proses penggorengan panada. Dengan memanaskan wajan kemudian menambahkan minyak kelapa. Setelah minyak panas, kemudian panada yang telah terbentuk dan telah berisi dimasukkan ke dalam minyak panas sampai warna panada berubah dari kekuningan, menjadi merah kecoklatan. Warna merah kecoklatan yang
15
ditunjukkan, menandakan bahwa panada sudah matang dan dapat diangkat dengan menggunakan tirisan.
Gambar 11. Proses Penggorengan Panada Setelah proses penggorengan, dihasilkan panada hasil penggorengan sebagai berikut:
Gambar 12. Panada Hasil Penggorengan I. Pendinginan Produk Setelah penggorengan panada, dilakukan proses pendinginan. Pendingin yang digunakan yaitu menggunakan kipas angin. Hal yang dikhawatirkan pada proses pendinginan yakni debu yang berasal dari kipas angin akan menempel pada permukaan kue panada tore, yang akan menimbulkan masalah kesehatan pada masyarakat.
Gambar 13. Proses Pendinginan
16
J. Pengemasan Produk Setelah dihasilkan panada pada proses pendinginan, maka dilakukan proses pengemasan dengan menggunakan mika plastik. Dalam sehari produksi panada yang dihasilkan yakni sebanyak ± 18 Kg atau 100 kemasan mika plastik. Dalam 1 kemasan mika plastik panada, berisi 32 biji kue panada yang dipasarkan dengan harga Rp. 14.000. Pemasaran IKM Tinelo khusunya kue panada sudah beredar di seluruh provinsi Gorontalo, khususnya di pasar tradisional dan supermarket. Selain di Gorontalo panada tore hasi produksi IKM Tinelo diparkan juga sampai keluar Gorontalo, seperti Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.Salah seta
Gambar 14. Panada Tore yang telah dikemas Salah satu kendala yang dimiliki oleh pihak IKM Tinelo, adalah dalam proses pemasarn, dimana dengan produksi setiap hari yang dilakukan yang menghasilkan sebanyak 100 kemasan mika plastik, tidak sebanding dengan penjualan karena kurangnya pasar atau supermarket dan pasar-pasar tradisional di Provinsi Gorontalo, dan terbatasnya pasokan keluar daerah Provinsi Gorontalo.
17
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada IKM Tinelo yang ada di Desa Luhu, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo dapat disimpulkan bahwa : 1. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan panada tore yaitu gula pasir, telur, mentega, tepung terigu dan bahan lainnya. 2. Metode pembuatan terdiri dari dari 10 tahap yaitu : Persiapan bahan baku, pembuatan isi panada, pembuatan adonan, pemotongan adonan, pemipihan adonan, pengisian adonan, pembentukan pinggiran, penggorengan, pendinginan dan pengemasan produk. 3. Kendala dalam pemasaran produk “Panada Tore” ini yaitu kurangnya pasar yang ada di Gorontalo dan keterbatasan jumlah produk yang diterima disetiap toko. 5.1 Saran Saran untuk IKM Tinelo yaitu agar meningkatkan lagi kualitas dan macam macam dari produk panada yang dihasilkan, mungkin dengan menginovasikan produksi panada selain berisi campuran laksa dan ikan tuna, dapat diolah lagi panada dengan varian rasa dan isi yang lebih banyak, agar tidak kalah persaingan dengan pabrik panada lainnya. Saat ini persaingan perdagangan semakin kompetitif dan semakin meningkat. Selain produksinya yang ditambahkan maka untuk pelayanan, fasilitas, kenyamanan, kebersihan, kehigienisan dan kenikmatan dari produknya harus ditingkatkan agar konsumen merasa puas dan nyaman. Untuk pemasaran diberbagai toko pun harus ditingkatkan agar lebih banyak lagi produksi tahu dalam perhari.
18