Pemanfaatan Air Perasan Umbi Garut.docx

  • Uploaded by: Siska Purwati
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pemanfaatan Air Perasan Umbi Garut.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 545
  • Pages: 5
EFEKTIFITAS PATI UMBI GARUT (Maranta arundinacea) UNTUK PENYEMBUHAN LUKA PADA DIABETES DENGAN PENGGUNAAN SECARA TOPIKAL

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman garut merupakan tanaman umbi-umbian yang sudah dibudidayakan di pedesaan sejak dahulu dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat alternatif. Tanaman yang memiliki nama latin Maranta arundinacea Linn ini tumbuh tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dan dikenal dengan nama lokal, misalnya sagu Betawi, sagu Belanda, ubi sagu, arerut atau arirut (Melayu); angkrik, arus, irut, jelarut, larut, erut (Jawa); larut atau patat sagu (Sunda); arut, selarut atau laru (Madura); labia walanta (Gorontalo); huda sula (Ternate), peda sula(Halmahera); dan sebagainya (Rukmana, 2000). Kedudukan tanaman garut dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhtumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut: (ITIS. gov) Kingdom

: Plantae

Division

: Tracheophyta

Subdivision

: Spermatophytina

Class

: Magnoliopsida

Order

: Zingiberales

Family

: Marantaceae

Genus

: Maranta L.

Spesies

: Maranta arundinacea L.

Tanaman garut merupakan tumbuhan herba merumpun dan menahun. Batangnya tumbuh tegak yang merupakan kumpulan pelepah daun saling tumpah tindih secara beraturan sehingga disebut batang semu. Tinggi tanaman dapat mencapai 1,0-1,5 meter, tergantung tingkat kesuburan tanah. Daunnya berbentuk oval yang tersusun dalam tangkai. Helai daun memiliki panjang 10-15 cm, lebar 3-10 cm, berwarna hijau, bertulang daun sangat banyak dan cetaknya sejajar. Tanaman garut mempunyai sistem perakaran serabut. Rhizomanya mulamula berupa batang yang merayap (stolon) kemudian menembus ke dalam tanah dan secara bertahap membengkak menjadi suatu organ yang berdaging. Rhizoma garut berbentuk khas (spesifik) yaitu melengkung seperti busur tanah. Rhizoma memiliki panjang 20-40 cm, dengan diameter 2-5 cm, berwarna putih, berdaging tebal dan terbungkus oleh sisik yang saling menutupi. Sifat khas tanaman garut adalah mempunyai toleransi yang tinggi terhadap lingkungan yang ternaungi, sehingga tanaman ini dapat ditanam di pekarangan dan kawasan hutan (agroforestry). Tanaman garut dapat dijadikan tanaman sela (intercroping) di perkebunan

karet, kelapa, jeruk, kawasan hutan jati atau hutan pinus serta tanaman tahunan lainnya (Rukmana, 2000). Umbi garut segar mengandung nutrisi yang cukup tinggi sebagai bahan pangan, yaitu 19,14% - 21,7% pati, 1,0% - 2,2% protein, 69,0% - 72,0% air, 0,6% - 1,3% serat, 1,3% - 1,4% kadar abu, serta sedikit gula (Rukmana, 2000). Umbi tanaman garut adalah sumber karbohidrat yang memiliki kandungan indeks glisemik rendah (GI=14) dibanding jenis umbi-umbian yang lain, sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan terutama untuk penderita diabetes atau penyakit kencing manis (Marsono, 2002). Analisa komposisi gizi terhadap tepung garut menunjukkan bahwa dalam 100 gram tepung garut mengandung kalori sebesar 355 kalori, lemak 0,2 gram, karbohidrat 85,2 gram, protein 0,7 gram, dan zat kapur 8 gram. Selain itu terkandung zat besi, fosfor, thiamin dan air. Kadar protein tepung garut relatif rendah dibanding tepung beras atau tepung jagung, tetapi setara dengan protein sagu, tepung singkong, tepung kentang, maizena, dan tapioka (Mahmud, et al., 2009).

Kandungan 100 g pati garut. (Direktorat gizi depkes. 1990) Komponen

Kandungan

Kalori

355 kkal

Protein

0,70 g

Lemak

0,20 g

Karbohidrat

85,2 g

Kalsium

8 mg

Kalium

454 mg

Fosfor

22 mg

Zat besi

1,5 mg

Vitamin A

0,00 SI

Vitamin B1

0,09 mg

Vitamin C

0,00 mg

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

DAFTAR PUSTAKA

Rukmana. 2000. Garut. Yogyakarta: Kanisius. Marsono, Y. (2002) Indeks Glikemik Umbi-umbian. Agritech, 22(1):13-16 Mahmud, A.A et al. 2009. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta : Elex Media Komputindo Kompas Gramedia. Direktorat Bina Gizi Masyarakat dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, (1990), Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia, Departemen Kesehatan, Bogor.

Related Documents


More Documents from "H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar"

Beyarofat.docx
December 2019 24
Sjh Kuliah 2018.pptx
December 2019 25
Laporan Biokimia Urine.docx
December 2019 28
Matriks.docx
December 2019 61