TRIASE IGD RUMAH SAKIT SOSIALISASI CODE BLUE TEAM RSUD CIKALONG WETAN 19 DESEMBER 2017
PENDAHULUAN Triage tidak mudah atau simple Triage yang sebenarnya sangatlah komplek dan comprehensif
2
DEFINISI Triase adalah proses pengambilan keputusan yang kompleks dalam rangka menentukan pasien mana yang berisiko meninggal, berisiko mengalami kecacatan, atau berisiko memburuk keadaan klinisnya apabila tidak mendapatkan penanganan medis segera, dan pasien mana yang dapat dengan aman menunggu Proses triase diharapkan mampu menentukan kondisi pasien yang memang gawat darurat, dan kondisi yang berisiko gawat darurat.
DEFINISI Penilaian kondisi medis triase tidak hanya melibatkan komponen ABC, tapi juga melibatkan berbagai keluhan pasien dan tanda-tanda fisik Penilaian kondisi ini disebut dengan penilaian berdasarkan kumpulan tanda dan gejala Contoh sindrom yang lazim dijumpai di unit gawat darurat adalah nyeri perut, nyeri dada, sesak nafas, dan penurunan kesadaran
PENDAHULUAN Sebagian besar rumah sakit di Indonesia masih menggunakan sistem triase "klasik". Sistem triase ini sebenarnya mengadaptasi sistem triase bencana Kategori cepat dengan warna hitam, merah, kuning, dan hijau. Hitam untuk pasien meninggal Merah untuk pasien gawat (ada gangguan jalan nafas, pernafasan, atau sirkulasi), kuning untuk pasien darurat, dan sisanya hijau.
TUJUAN Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa Tujuan kedua adalah untuk memprioritaskan pasien menurut keakutannya Pengkategorian mungkin ditentukan sewaktu-waktu Jika ragu, pilih prioritas yg > tinggi ATAU up triage untuk menghindari penurunan triage Nondisaster: Untuk menyediakan perawatan sebaik mungkin bagi setiap individu pasien Disaster: Untuk menyediakan perawatan yg lebih efektif untuk pasien dalam jumlah banyak
Triage
6
TUJUAN Suatu proses yg mana pasien digolongkan menurut tipe dan tingkat kegawatan kondisinya Hal itu di atur untuk mendapatkan :
pasien yg benar ke tempat yg benar pada waktu yg benar dengan tersedianya perawatan yg benar
PENILAIAN TRIASE Tingkat kegawatan Menilai urgensi kondisi pasien Urgensi berbeda dengan tingkat keparahan. Pasien dapat dikategorikan memiliki kondisi tidak urgen tapi masih tetap membutuhkan rawat inap Batas waktu menunggu, yaitu berapa lama pasien dapat dengan aman menunggu sampai mendapatkan pengobatan di IGD Sistim triase tidak dirancang untuk membuat diagnosis, tetapi tindakan-tindakan penyelamatan nyawa sudah dapat dimulai secara simultan, seperti tindakan pembebasan jalan nafas, pijat jantung luar, penekanan langsung sumber perdarahan, pemasangan cervical collar
Triage adalah sesuatu yang menarik, tantangan subspesialis dari perawatan emergensi
Perawat yang memimpin triage merupakan kewenangan perawat utk mentriage pasien secara independen perawat triage membuat keputusan akhir dari triage hanya perawat yang memiliki pendidikan khusus yang diijinkan melakukan triage Triage
9
Mengapa harus seorang perawat khusus yang terlatih yang diijinkan melakukan triage ?
Triage
10
KATAGORI TRIASE
Metode triase rumah sakit yang saat ini berkembang dan banyak diteliti reliabilitas, validitas efektivitasnya adalah Triase Australia (Australia Triage System/ATS) Triase Kanada (Canadian Triage Acquity System/CTAS) Triase Amerika Serikat (Emergency Severity Index/ESI) Triase Inggris dan sebagian besar Eropa (Manchester Triage Scale)
KATAGORI TRIASE LEVEL ESI/ USA
WARNA MTS /UK
LEVEL CTAS/ CAN
KRITERIA ATS/AUS
LEVEL I
MERAH
RESUSITASI
SEGERA MENGANCAM NYAWA
LEVEL II
ORANGE
EMERGENSI
MENGANCAM NYAWA
LEVEL III
KUNING
UREGEN
POTENSI MENGANCAM NYAWA
LEVEL IV
HIJAU
SEMI URGEN
SEGERA
LEVEL V
BIRU
TIDAK SEGERA
TIDAK SEGERA
SISTEM TRIASE YANG DIADOPSI DI INDONESIA Pertama, perawat triase dipandu untuk melihat kondisi dan keparahan tanpa harus menunggu intervensi dokter. Alasan kedua, pertimbangan pemakaian sumber daya memungkinkan IGD memperkirakan utilisasi tempat tidur. Ketiga, sistem triase ESI menggunakan skala nyeri 1-10 dan pengukuran tanda vital yang secara umum dipakai di Indonesia.
PERKEMBANGAN TRIASE DI INDONESIA Sistem Triase IGD banyak versi dan modifikasi sesuai dengan kondisi masing-masing rumah sakit ESI dan Singapore Patient Acuity Catagory Scale (PACS), ATS Paling banyak di Adopsi dan memodifikasi di Indonesia Paradigma pemilihan berdasarkan diagnosis penyakit sudah mulai ditinggalkan karena rentan delay dan mistriase
PACS 1 Merupakan katagori pasien-pasien yang sedang mengalami kolaps kardiovaskular atau dalam kondisi yang mengancam nyawa. Pertolongan pada katagori ini tidak boleh delay Contoh : Major trauma, STEMI, Cardiac Arrest
PACS 2 Merupakan katagori-katagori pasienpasien sakit berat, tidur di brankard/bed, dan distress berat tetapi keadaan hemodinamik stabil pada pemeriksaan awal Mendapat priorotas pertolongan kedua dan pengawasan ketat karena cenderung kolaps bila tidak mendapat pertolongan Contoh : stroke, closed fraktur tulang panjang, dll
PACS 3 Merupakan katagori pasien-pasien akut, moderate, mampu berjalan, dan tidak berisiko kolaps. Pertolongan secara effective di IGD biasanya cukup menghilangkan atau memperbaiki keluhan penyakit pasien Contoh : vulnus, demam, cedera ringansedang, dan lain-lain
PACS 4 Merupakan katagori pasien-pasien non emergency. Pasien ini dapat dirawat di poliklinik Pasien tidak membutuhkan pengobatan segera, dan tidak menderita penyakit berisiko mengancam jiwa.
EMERGENCY SEVERITY INDEX (ESI) Sistem yang dikembangkan di Amerika Serikat dan Kanada oleh PERHIMPUNAN PERAWAT EMERGENCY DAN DOKTER SPESIALIS EMERGENCY 5 skala Prioritas
PRIORITAS 1 Label Biru, merupakan pasien-pasien dengan kondisi impending life/limb threatening problem sehingga membutuhkan immediate life saving intervention (Cito Tindakan) Parameter adalah semua gangguan signifikan ABCD Contoh : Cardiac Arrest, status epileptikus, koma hypoglikemia, dll
PRIORITAS 2 Label Merah, merupakan pasien-pasien dengan kondisi potential life, limb, or organ threatening problem sehingga pertolongan pada pasienpasien mendesak (urgent) dan tidak dapat ditunda Parameter : hemodinamik atau ABCD stabil dengan kesadaran turun tapi tidak koma, distress berat, dan high risk. Contoh : astma, akut abdomen, electric injury
PRIORITAS 3
Label Kuning, merupakan pasien-pasien yang membutuhkan in-depth evaluation, pemeriksaan klinis menyeluruh Pasien Label kuning memerlukan dua atau lebih Suber Daya/fasilitas perawatan IGD Prioritas 3-5 berkaitan dengan kebutuhan Sumber Daya Contoh : sepsis (lab, EKG, Ro) Sepsis berat prioritas 2, sepsis syok prioritas 1
PRIORITAS 4 Label Kuning, merupakan pasien-pasien yang memerlukan satu macam sumber daya perawatan IGD Contoh : BPH memerlukan pemassangan cateter urine,VL memerlukan hecting sederhana, dll
PRIORITAS 5 Label Putih, merupakan pasien-pasien yang tidak memerlukan sumber daya. Pasien ini hanya memerlukan pemeriksaan fisik dan anamnesis saja tanpa pemeriksaan penunjang Pengobatan umumnya per oral atau rawat luka sederhana Contoh : common cold, excoriasi, dll
PERBEDAAN ESI membagi kegawatdaruratan dalam dua parameter, yakni parameter gangguan ABCD dan parameter sumber daya. Gangguan yang sedang berlangsung pada ABCD mendapat prioritas pertama sedangkan gangguan ABCD tidak langsung memperoleh prioritas ke dua Makin banyak sumber daya yang dibutuhkan dalam manajemen suatu penyakit maka makin serius penyakit tersebut
TRIASE AUSTRALIA ATS 1 (0 Menit) : 1.Henti Jantung 2.Henti Napas 3.Resiko sumbatan jalan napas 4.Frekuensi pernapasan (RR) < 10x/menit 5.Distress / Kesukaran pernapasan yang sangat berat (extreme) 6.Tekanan darah < 80 (dewasa) atau syok pada anak/bayi 7.Tidak respon atau hanya respon nyeri (GCS < 9) 8.Kejang terus menerus atau berkepanjangan 9.Overdosis IV dan tidak responsif atau hipoventilasi
TRIASE AUSTRALIA ATS 2 (10 Menit) : Resiko Jalan Napas – Stridor berat atau produksi air liur berlebih yang membahayakan Distress / kesukaran pernapasan berat Gangguan Sirkulasi : ◦ Kulit berkeringat atau berubah warna karena perfusi yang buruk Detak jantung < 50 atau > 150 (dewasa)Hipotensi dengan gangguan hemodinamik Kehilangan darah hebat Nyeri
dada kardiak Nyeri sangat hebat – apapun penyebabnya Kadar Gula Darah <<
TRIASE AUSTRALIA ATS 2 : Mengantuk, penurunan Hemiparesis
respon (GCS < 13)
/ disfasia akut
Demam
dengan tanda-tanda letargi (semua umur)
Terkena
zat asam atau basa pada mata – membutuhkan irigasi
Multitrauma
mayor (membutuhkan respon cepat dari tim terorganisasi)
Trauma
lokal berat – Fraktur mayor, amputasi
Riwayat
penyakit resiko tinggi
Konsumsi
obat penenang atau zat toksik lainnya secara signifikan
Envenomation
(tergigit hewan beracun) yang signifikan / berbahaya
Nyeri
hebat yang memberi kesan adanya Pre eklampsia, AAA (Abdominal Aortic Aneurysm) / Aneurisma Aorta Abdominalis, atau Kehamilan ektopik Perilaku
/ Psikiatrik: Kasar atau agresif
Ancaman Agitasi
langsung terhadap diri sendiri atau orang lain Membutuhkan pengekangan
atau agresi berat
TRIASE AUSTRALIA ATS 3 (30 menit) : Hipertensi berat Kehilangan cukup banyak darah – apapun penyebabnya Sesak napas sedang Saturasi O2 90 – 95 Kadar Gula Darah >> Riwayat kejang (saat ini sadar) Semua demam pada pasien imunosupresi misalnya pasien onkologi, Rx steroid Muntah terus menerus Dehidrasi Cedera kepala dengan kehilangan kesadaran yang singkat – saat ini sadar Nyeri sedang sampai berat – apapun penyebabnya, yang membutuhkan analgesik
TRIASE AUSTRALIA ATS 4 (60 menit) : Perdarahan ringan Aspirasi benda asing, tanpa distress pernapasan Cedera dada tanpa nyeri pada tulang iga atau distress pernapasan Kesulitan menelan, tanpa distress pernapasan Cedera kepala ringan, tidak kehilangan kesadaran Nyeri sedang, dengan beberapa faktor resiko Muntah atau diare tanpa dehidrasi Inflamasi atau benda asing pada mata – penglihatan normal Trauma ekstremitas minor – pergelangan kaki terkilir, kemungkinan patah tulang
TRIASE AUSTRALIA ATS 5 (120 menit) : Nyeri minimal tanpa ciri-ciri beresiko tinggi Riwayat penyakit resiko rendah dan saat ini asimtomatik Gejala minor dari penyakit stabil yang ada Gejala minor dari kondisi dengan resiko rendah Luka minor – lecet kecil, laserasi ringan (tidak membutuhkan jahitan) Dijadwalkan kontrol misalnya pada kontrol luka, perban kompleks
Sistem Klasifikasi Menggunakan nomor, huruf atau tanda
Prioritas 1 atau Emergensi Pasien dgn kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi dan intervensi segera Pasien dibawa ke Ruang Resusitasi Waktu tunggu nol Triage
32
PRIORITAS 1 Semua gangguan signifikan pada ABCD Contoh : Cardiac arrest, Status epileptic, koma hypoglikemia, dll
Prioritas 2 / Urgent Pasien dgn penyakit yg akut Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki Waktu tunggu 30 menit Area Critical care/semi kritis Pasien-pasien hemodinamik atau ABCD stabil dengan kesadaran turun tapi tidak koma (GCS 8 - 13), distress berat, high risk. Contoh : Serangan asma, akut abdomen, electric injury
Triage
34
Prioritas 3 / Non Urgent Pasien yg biasanya dapat berjalan dgn masalah medis yang minimal Luka lama Kondisi yang timbul sudah lama Area Ambulatory / Ruang P 3
Triage
35
Prioritas 0 / 4 Kasus kematian Tdk ada respon pada segala rangsangan Tdk ada respirasi spontan Tdk ada bukti aktivitas jantung Hilangnya respon pupil thd gerak
Tanda Mati Otak
Triage
36
Kode Warna International Dalam Triage Hitam – Priority 0 (dead) Merah – Priority 1 Jingga – Priority 2 Hijau – Priority 3
Triage
37
Pengkajian triage Melibatkan tehnik pertanyaan yang benar utk mendapatkan data subyektif yang cukup dari pasien memiliki arti sebuah pengkajian yang hati - hati dalam menilai data obyektif membutuhkan perawat yang mampu berpikir kritis dalam menentukan prioritas berdasarkan keakutannya
Triage
38
PENGKAJIAN TRIAGE
SOAP SYSTEM
Triage
39
Tujuan Untuk menguraikan pengkajian sistem SOAP Apakah SOAP itu ? S = data subyektif O = data obyektif A = assess / penilaian P = plan / perencanaan
Triage
40
S - Subyektif Beri pertanyaan utk menemukan keluhan utama Informasi minimal dan analisa gejala Gunakan pertanyaan terbuka
Triage
41
Kasus trauma
Tanyakan mekanisme cedera kapan terjadi kecelakaan? seberapa cepat kendaraan melaju ? di mana dia duduk ? apakah memakai pengaman ? apakah kehilangan kesadaran ?
Triage
42
O - Obyektif
evaluasi fisik data observasi penampilan pasien data pengukuran tanda vital : - suhu - pernapasan - nadi - tekanan darah - saturasi oksigen data dari lokasi yang diperiksa Triage
43
A - Assessment
Mengkaji dan mengevaluasi kumpulan data subyektif dan obyektif
P - Plan menegakkan prioritas & menempatkan pasien sesuai kondisi melakukan tes > lanjut jika perlu intervensi spt O2, bidai, membalut
Triage
44
RINGKASAN
Melakukan sebuah proses triage yang sistematis Mengumpulkan data subyektif dan obyektif yang cukup Mengkaji berdasarkan pada keakutan pasien Merencanakan intervensi yang sesuai Dokumentasi yang lengkap
Triage
45
Legal concern
Catatan triage harus cukup lengkap untuk kebenaran keputusan triage - rekam medik merupakan dokumen yang legal - hal ini menyediakan urutan kejadian
Triage
46
DOKUMENTASI TRIASE
Triage
47
DOKUMENTASI TRIAGE Tujuan untuk mendukung keputusan triage untuk komunikasi informasi dasar untuk petugas lain untuk kebutuhan medikal legal
Triage
48
Apa yang harus di dokumentasikan ?
Waktu triage keluhan utama & gejala yang menyertai riwayat medis yang lalu riwayat alergi tanda vital + skala nyeri pengkajian subyektif & obyektif kategori keakutan
Triage
49
Apa yang harus didokumentasikan? Tes diagnostik yang dilakukan intervensi yang telah diberikan disposisi re- evaluasi dan perubahan kondisi pasien
Triage
50
KEY POINTS
Menggambarkan keluhan utama seakurat mungkin. Gunakan kata - kata yang bisa dimengerti pasien Dokumentasikan hal - hal yang mempersulit pencarian data spt hambatan bahasa Dokumentasikan bila ada konflik antara data subyektif dan obyektif
Triage
51
Tanggung jawab etik Setiap pasien memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan dalam proses triage
Keputusan triage kehidupan pasien tergantung pada keputusan triage yang kita buat
Triage
52