Konsep-konsep Perencanaan Pariwisata http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Wiwik D Pratiwi
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Sistematika presentasi Menerangkan pengertian perencanaan: umum & lingkup pariwisata Mengapa perlu perencanaan pariwisata? Konsekuensi pengembangan pariwisata tanpa perencanaan Hambatan perencanaan pariwisata Menerangkan tujuan perencanaan pariwisata Menerangkan tahap-tahap perencanaan pariwisata
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
1
1
Sistematika presentasi 2
Menerangkan komponen utama sisi permintaan dan penyediaan Menerangkan produk wisata Menerangkan pendekatan-pendekatan perencanaan pariwisata
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Pengertian “perencanaan” Teori perencanaan tidak hanya berdasar pada satu paradigma Perencanaan adalah fasilitasi, atau advokasi, atau intervensi yang bertujuan mengubah proses yang sudah ada. • Mengapa dan pada situasi apa perencana dapat mengintervensi? • Makin kompleks dan tidak pastinya keberpihakan perencana antara sektor publik dan sektor swasta, antara menuruti atasan, kolega perencana lain, dan publik. • Umumnya perencana dituntut untuk dapat mewujudkan keinginan publik/masyarakat. http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
2
2
Fungsi perencanaan Fungsi perencanaan: Tujuan teknokratik? Tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang lebih luas? Perencanaan adalah aktifitas multidimensi yang berusaha untuk integratif. Ini mencakup faktorfaktor sosial, ekonomi, politik, psikologi, antropologi, dan teknologi dengan mempertimbangkan masa lalu, kini, dan yang akan datang. (Rose 1984: 45)
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Tingkat perencanaan Tingkat perencanaan (spasial geografis) Tingkat tapak / lahan Tingkat kawasan tujuan wisata Tingkat regional Tingkat perencanaan (organisasi/institusi/pranata) Tingkat ‘retail’ Tingkat perusahaan Tingkat jaringan perusahaan regional Tingkat jaringan perusahaan internasional Pendekatan yang berbeda di tiap tingkat perencanaan yang berbeda Kebanyakan kota-kota dan kawasan-kawasan tidak memiliki kebijakan, arah, atau langkah-langkah praktis yang dapat meningkatkan peran wisatanya. http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
3
3
Mengapa perlu perencanaan pariwisata? 1. 2. 3. 4. 5.
Fenomena pariwisata makin kompleks dari yg pernah terfikir sebelumnya Pariwisata berdampak positif dan negatif Pariwisata makin kompetitif dan promosi destinasi wisata makin gencar Pariwisata bisa berakibat buruk pada sumberdaya alam dan budaya Pariwisata mempengaruhi semua orang dalam komunitas tertentu dan semua yang terlibat dalam pariwisata perlu berpartisipasi dalam proses perencanaan pariwisata.
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Kompleksitas Pariwisata: Sistem Pariwisata PENYEDIA
PERTUKARAN
PEMBERI
MEDIA ANTARA
Penginapan
Makanan ASOSIASI BISNIS
Peralatan
Akhir pekan Perantara
Atraksi
Liburan
Jalan-Jalan
Perabotan DMO’S
Pelayanan
Makan
Masyarakat
Pengecer
Pertukaran Agen & Penyedia
Distribusi Perumahan
Pertukaran Agen & Konsumen
DMO’S Transportasi
Pasar Elektronik
B2B
Usia Aktivitas
Media Elektronik
Olah Raga
tuan rumah
Bisnis
Kelompok
Acara/Kejadian
Pemerintahan
PERMINTAAN
Internasional
Siswa
B2C
tamu
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
4
4
Kompleksitas Pariwisata: Keterkaitan Pengelolaan Unit Bisnis konsumen
Anggota
Hub bisnis
Distributor
unit bisnis produsen
Setiap bagian pada jaringan memiliki potensi sebagai jalur distribusi yang potensial untuk produk dan jasa anda ? http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Kompleksitas Pariwisata: Keterkaitan Pengelolaan Hotel konsumen
Afiliasi
Pusat dagang
Distributor
hotel/ unit bisnis Penyedia •Setiap bisnis adalah bagian dari jaringan kerja •Setiap bagian pada jaringan memiliki potensi sebagai sumber jasa pelayanan yang baru dan produk wisata http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
5
5
Kompleksitas Pariwisata: Contoh Pengelolaan Hotel
Hoteltools.com http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Kompleksitas Pariwisata: Contoh Jaringan Pengelolaan Hotel
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
6
6
Mengapa perlu perencanaan? pola perkembangan kawasan wisata
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Mengapa perlu perencanaan? Tourism Life Cycle Rejuvenation Consolidation
Development
Stagnation Decline
Tourist #
Involvement Exploration Sumber: Butler 1980
Time
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
7
7
Mengapa perlu perencanaan? Plog’s Continuum
Mid-centric Near-Psychocentric
Near Allocentric
Psychocentric Comfort & Stability Decline
Allocentric Excitement & Adventure Consolidation Exploration Stagnation Development
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Tingkatan perencanaan pariwisata Perencanaan pariwisata dilaksanakan dalam berbagai tingkat, dari tingkat makro sampai lokal atau lebih detil. Tiap level berfokus pada pertimbangan yang kadang berbeda dan khusus. Tingkat International:
WTO – World Tourism Organization IATA – International Civil Aviation Organization WTTC (World Travel &Tourism Council) IFTO (International Federation of Tour Operators) IH&RA (International Hotel & Restaurant Association ICCL (International Council of Cruise Lines)
Tingkat Regional:
PATA – Pacific Asia Travel Association TCSP – Tourism Council of the South Pacific IOTO – Indian Ocean Tourism Organization. http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
8
8
Tingkatan perencanaan pariwisata 2 Tingkat Nasional: Kebijakan nasional wisata, rencana struktural, pencapaian internasional ke dalam negri Fasilitas di tingkat nasional, standard pelayanan Kebijakan penanaman modal Kebijakan pemasaran Tingkat Provinsi: Kebijakan wisata di tingkat provinsi, jaringan pencapaian & kendaraan, fasilitas & standar pelayanan, dsb Tingkat tapak: Lokasi bangunan dan fasilitas http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Contoh perencanaan pariwisata nasional DAMPAK
PASAR
Pertukaran Asing
Kedatangan Wisatawan
Sistem Sosioekonomi Nasional
Sektor Pariwisata (fasilitas yang ada)
Sumber Daya
Tujuan Pembangunan Nasional (Kebijakan)
Fasilitas
Pasar (sumber pariwisata)
Strategi Pemasaran
Rencana Pembangunan pada Sektor Pariwisata
Kebijakan Pariwisata
KEBIJAKAN
PERENCANAAN
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
9
9
Contoh perencanaan detail di lokasi
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Konsekuensi pengembangan pariwisata tanpa perencanaan Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak
fisik sosial budaya pemasaran yang berlebihan pengorganisasian yang kurang lainnya
“whereas some erosion and pollution of resources is caused by great numbers of visitors, most damage is caused by lack of plans, policies, and action to prepare for economic growth” (Gunn, 1994)
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
10
10
Diagram dampak pariwisata umumnya Kios c enderamata DAMPAK SOSIOEKONOMIK
Peningk atan Pendapatan Indiv idual & Komunal
W arung mak anan Profes i baru Donas i k omunitas Perilak u wis atawan tidak s es uai norma/adat Pelanggaran daerah-daerah s ak ral
Pelanggaran/Terus ik ny a Sis tem Buday a & Religi
Kebis ingan di daerah s ak ral Tek anan dari 'luar' untuk menjadik an objek wis ata Peny ediaan s arana/ pras arana pariwis ata
DAMPAK SOSIOKULTURAL
Menjembatani Perbedaan/ Meningk atk an Saling Pengertian
Peningk atan k emampuan k omunik as i Peningk atan pengetahuan/ wawas an
Kepedulian Lok al terhadap Peles tarian Buday a
DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN
Kebanggaan terhadap k eberadaan diri
Efek Demons tras i
Perilak u wis man y ang ditiru
Peningk atan Kes adaran Mas y arak at Lok al terhadap Lingk ungan
Sampah y ang dibuang tidak pada tempatny a
Penurunan Kualitas Lingk ungan Perbaik an Kualitas Lingk ungan
Vandalis me Peny ediaan s arana/ pras arana pariwis ata Keterangan: Dampak P ositif Dampak Negatif
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Hambatan Perencanaan Pariwisata
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kurangnya kesepakatan tentang prinsipprinsip perencanaan pariwisata Biaya pembuatan rencana pengembangan wisata yang relatif tinggi Banyaknya pihak yang terlibat & kompleksitas jaringannya Keragaman bisnis dan produk wisata Seasonality yang berbeda di tiap destinasi Kepemilikan yang sering berubah pada bisnis pariwisata
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
11
11
Tujuan perencanaan pariwisata Identifikasi pendekatan alternatif Adaptasi dengan hal-hal yang tidak diinginkan
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Tujuan perencanaan pariwisata
Mempertahankan keunikan Menciptakan hal-hal yang diinginkan Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
12
12
Pihak-pihak yang harus terlibat dalam perencanaan pariwisata 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pemerintah (Pusat & Daerah) Komunitas lokal LSM – lembaga swadaya masyarakat Organisasi-organisasi pariwisata Operator bisnis pariwisata Konsultan pariwisata
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Komponen utama dari sisi permintaan
1.
2. 3.
Pemenuhan kebutuhan atau kepuasan wisatawan dari segmen pasar yang ada sekarang di dalam wilayah geografis yang direncanakan. Keinginan wisatawan yang baru mengunjungi wilayah geografis/destinasi Kecenderungan perkembangan permintaan/pasar
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
13
13
Teknik pencarian informasi untuk permintaan Interview ke perorangan Interview dengan telepon Focus groups Kuesioner dengan pos/fax Survei dengan internet/ world wide web/ online surveys
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Komponen utama dari sisi penyediaan 1. Membuat aset menjadi daya tarik wisata 2. Mengkreasi produk wisata
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
14
14
Membuat aset menjadi daya tarik Misal dengan: Interpretasi (cerita/pesan) yang memperkaya pengalaman berwisata Partisipasi masyarakat Fokus pada kualitas dan keaslian
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Mengkreasi produk wisata Produk wisata “rangkaian komponen-komponen pariwisata yang memberikan pengalaman perjalanan bagi wisatawan sejak ia meninggalkan rumah hingga kembali ke rumahnya” Komponen-komponen tersebut meliputi :
objek dan daya tarik wisata, sarana dan prasarana transportasi, akomodasi, restoran atau rumah makan, sarana informasi dan telekomunikasi, dan komponen amenitas lainnya
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
15
15
Contoh produk wisata Ecotourism Rural tourism Urban tourism Heritage/cultural tourism Nature based Adventure bases
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Ecotourism? “perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah alami sedemikian sehingga melindungi lingkungan dan keberlanjutan kesejahteraan masyarakat setempat” (International Ecotourism Society 1991).
“Perjalanan dan kunjungan ke lingkungan alam yang relatif masih asli, yang dilakukan secara bertanggungjawab, untuk menikmati dan menghargai alam (dan segala bentuk budaya yang menyertainya),yang mendukung konservasi, memiliki dampak yang rendah, keterlibatan sosioekonomi masyarakat setempat yang bermanfaat” (IUCN/World Conservation Union 1996). http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
16
16
Contoh produk: ekowisata Nature based Diving Snorkeling Fishing Kayaking Canoeing Caving Hiking
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Contoh produk: Sport Tourism Active Sport Tourism Pergi untuk berperan serta sebagai pemain (olimpiade, PON, dsb)
Event Sport Tourism Pergi untuk melihat pertandingan
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
17
17
Contoh produk: Wisata Ziarah
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Kawasan wisata agro Gunung Mas, Puncak, Bogor
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
18
18
Contoh produk:
Jalur wisata DKI Jakarta Sunda Kelapa Waterfront Tour (jalur utara) Taman Fatahillah – Ancol – Angke – Sunda Kelapa – Pantai Indah Kapuk – Taman Fatahillah
Jakarta Heritage Trail (jalur pusat) Monas - Taman Fatahillah – Monas
Sport-Shopping & Contemporary Jakarta (jalur selatan-barat) Monas – Senayan – Kebayoran – Pondok Indah – Ragunan - Kemang – Kuningan - Menteng - Monas
Contemporary Jakarta & Indonesia Miniature (jalur selatan-timur) Monas – Jatinegara – Taman Mini – Ragunan - Kemang – Kuningan Menteng - Monas
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
ITB & Ganesha
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
19
19
Pendekatan perencanaan umum (tidak hanya untuk pariwisata, semua sektor & level) • Pendekatan sistem • Pendekatan komprehensif • Pendekatan integratif • Pendekatan lingkungan dan berkelanjutan • Pendekatan strategis • Dapat diimplementasikan • Perencanaan terpusat • Perencanaan dari bawah • Penyediaan dan permintaan Kombinasi pendekatan-pendekatan dapat memberi hasil yang lebih baik http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Proses perencanaan
1. 2. 3. 4. 5.
Analisis: penyediaan dan permintaan Sintesis: penentuan visi & misi strategis Penentuan: tujuan, sasaran & pemilihan strategi Pembuatan rencana & cara implementasi Penentuan cara monitoring, evaluasi, & koreksi
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
20
20
Proses perencanaan umum 1 Analisis: penyediaan & permintaan
Tinjau kembali bila perlu
2 Sintesis: penentuan visi & misi strategis
Revisi bila perlu
3 Penentuan: tujuan, sasaran & pemilihan strategi
Perbaiki/ ubah
4
5
Pembuatan rencana & cara implementasi
Penentuan cara monitoring, evaluasi & koreksi
Perbaiki/ ubah
Gunakan sesuai kebutuhan
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Pendekatan perencanaan pariwisata Boosterism Pendekatan ekonomi/industri Pendekatan strategis Pendekatan fisik/spasial Pendekatan komunitas Pendekatan berkelanjutan (Getz, 1987) (Page, 1995)
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
21
21
Pendekatan ‘Boosterism’
Aspek-aspek pendekatan perencanaan ‘boosterism’ Wisata dianggap sebagai kegiatan sangat positif Cultural-heritage dipromosikan sebagai aset wisata Kurang perhatian pada dampak Keterlibatan lokal terbatas Daya dukung tidak diperhitungkan Biasanya sektor privat mengadopsi ‘boosterism’
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Boosterism?
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
22
22
Pendekatan perencanaan ekonomi/industri Aspek-aspek pendekatan perencanaan ekonomi/industri Wisata dianggap sebagai industri yang menghasilkan keuntungan ekonomis saja Konsep wisata & pemasaran dipakai hanya untuk menarik ‘highest spenders’ Tujuan ekonomi lebih penting dari sosial dan lingkungan Pengalaman & kepuasan pengunjung menjadi tujuan utama
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Dasar
Penyedia
Hubungan Permintaan
Pendekatan strategis Markets Pasar Montanans Penduduk
Bukan penduduk Non-residents
Market-Driven: • Produk/Jasa Pariwisata & Rekreasi merespon pasar
Communication Komunikasi (Marketing/Promotion) (Pemasaran/Promosi)
Pariwisata/Rekreasi Tourism/Recreation Products Produk && Jasa Services Business Penyokong Usaha Support
Manajemen InfraInfrastrukAssets Sumber daya structure tur Mgmt
Perencanaan, Kemitraan, Pendanaan Planning, Partnerships, Funding (Implementation System) (Pengimplementasian Sistem)
• Kualitas/suksesnya suatu produk/jasa tergantung pada pendukung usaha, infrastruktur, perlindungan dan manajemen sumber daya. • Dasar Kesuksesan: komunikasi, perencanaan, kemitraan, dukungan (pendanaan, bantuan teknologi)
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
23
23
Pendekatan perencanaan fisik-spasial Aspek-aspek pendekatan perencanaan fisik-spasial Berdasarkan tata guna lahan Pendekatan rasional untuk perencanaan lingkungan cultural heritage Prinsip spasial digunakan untuk perencanaan (misal terkonsentrasi atau menyebar) Kurang mempertimbangkan dampak sosial dan budaya (hanya lingkungan fisik)
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Perencanaan dg pendekatan komunitas
Aspek-aspek perencanaan dg pendekatan komunitas Memperbesar keterlibatan maksimum komunitas lokal pendekatan dr bawah (bottom up), bukan topdown Menekankan pentingnya keuntungan komunitas serta budaya & sosial setempat untuk pengembangan wisata
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
24
24
Perencanaan dg pendekatan ‘berkelanjutan’ Aspek-aspek perencanaan dg pendekatan ‘pembangunan berkelanjutan’ Memikirkan dampak lingkungan, sumber daya & ekonomi dlm jangka panjang Mempertimbangkan komunitas yang kurang beruntung Berjiwa ‘partisipatif’: prosesnya dibuat kooperatif dan meningkatkan kerjasama untuk keuntungan bersama dalam jangka panjang
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Terima kasih Lanjutan paparan perencanaan pariwisata berkelanjutan Tanya – jawab / diskusi
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
25
25