Konsep 4 C.docx

  • Uploaded by: Delya Arini
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konsep 4 C.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 694
  • Pages: 3
KONSEP 4 C

1. CHANGE Langkah pertama yang harus dilihat adalah lanskap industri yang sarat dengan perubahan. Kita sepakat, tak ada yang abadi di dunia ini. Dunia ini – khususnya industri – selalu berubah. Filsuf Yunani Herakleitos (550-480 SM) jauh-jauh waktu pernah mengatakan segala sesuatu itu mengalir alias pantha rei. Menurutnya, hanya satu yang abadi di dunia ini, yakni ketidak abadian atau perubahan. Faktor utama perubahan adalah perkembangan teknologi – khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pebisnis-cum-futuris Alfin Toffler pernah mengatakan, the great growling engine of change is technology. Teknologi menjadi yang bagian Change pertama yang kudu dianalisis. Sejarah membuktikan dampak besar teknologi pada lanskap kehidupan manusia – dari hadirnya listrik, kereta api, pesawat terbang, telepon, mesin cetak, kloning, hingga internet, digital imaging, media sosial, hingga 3D printing, dan sebagainya. Teknologi hadir membawa kebaruan sekaligus disrupsi bagi kemapanan. Bisnis yang tak siap dan adaptif dengan teknologi dipastikan bakal terengah-engah dan bahkan pailit lanjut gulung tikar. Teknologi dengan cepat melahirkan banyak hal baru. Tapi, sembari demikian, teknologi juga membuat banyak hal cepat usang. Tak hanya bisnis, teknologi juga mengubah wajah kehidupan sosial dan politik. Fenomena Arab Spring – jatuhnya rezim-rezim di Timur Tengah –, misalnya, terjadi bersamaan dengan fenomena jejaring sosial, seperti Twitter dan Facebook. Banyak kekuasaan otoriter jatuh karena dukungan media-media baru ini.

Biasanya, perubahan teknologi ini turut memengaruhi perubahan elemen Change lainnya, seperti ekonomi, political-legal, sosio-kultural, maupun market. Nah, Anda perlu mempelajari juga political-legal sebuah wilayah, regulasi, undangundang, dan sebagainya. Biasanya, regulasi sangat berpengaruh pada aturan main dinamika pasar dan bisnis. Jangan sampai, Anda menjalankan sebuah bisnis yang ternyata terhambat secara regulasi. Anda juga perlu melihat kehidupan sosial budaya tempat bisnis Anda dijalankan. Jangan sampai, produk atau bisnis Anda tidak relevan dengan segmen yang dituju. Anda perlu mempelajari juga kondisi ekonomi dan pasar yang ada. Bila tak tanggap pada perubahan, bisnis Anda mungkin akan bernasib seperti Kodak, Nyonya Meneer, BlackBerry, dan sebagainya. 2. CUSTOMER Hal kedua yang harus Anda lihat dan pahami adalah kehidupan customer. Mereka adalah pihak yang akan Anda penuhi kebutuhannya melalui produk-produk dan layanan Anda. Merekalah yang sering disebut sebagai Value Demander. Anda harus memahami customer sampai pada tahap anxiety and desire mereka – tidak sekadar kesukaan, preferensi, dan keinginan. Misalnya, ternyata customer sekarang lebih senang selfie dan pamer foto mereka di media sosial. Nah, Anda yang misalnya mau membuka sebuah restoran, cobalah memikirkan cara agar mereka senang berselfie di resto Anda yang mana itu merupakan promosi gratis bagi resto Anda. Memahami customer di sini juga sebaiknya disesuaikan dengan segmen yang Anda bidik. Customer dari kalangan Generasi X, Generasi Y, dan Generasi Z memiliki karakter dan behavior masing-masing. Nah, Anda sebaiknya paham dengan mereka di masing-masing segmen. Buat apa membuat produk yang tidak relevan lagi dengan kebutuhan mereka atau tidak sesuai dengan preferensi pelanggan yang sudah berubah. Tentu hal ini akan sia-sia dan buang-buang energi dan biaya. 3. COMPETITOR Hal ketiga yang perlu Anda lihat adalah kompetitor Anda. Anda juga perlu memahami peta kompetisi yang sedang berlangsung. Di pasar yang sudah penuh (red ocean), Anda harus menghadapi banyak kompetitor, baik kecil maupun kakap. Anda juga harus jeli melihat apa saja yang dilakukan kompetitor (inovasi, produk baru, strategi baru, dsb). Ingat, kompetitor ini seperti Anda adalah penyedia jawaban atas kebutuhan pelanggan (Value Supplier). Jangan sampai Anda merilis produk, tetapi ternyata konsumen sudah bergeser ke kompetitor alias terjadi value migration. Di sini, Anda perlu rajin-rajin mencari informasi terkait para pesaing lain yang kemungkinan besar akan menjadi lebih kuat, melemah, munculnya pemain baru yang menjanjikan (rising stars), atau menghilang dari lanskap persaingan. Dan, Anda perlu tahu juga siapa saja yang bakal menjadi pesaing langsung atau tidak langsung. Dengan memahami kompetitor dan lanskap kompetisi, Anda bisa menentukan positioning dan diferensiasi apa yang akan Anda suguhkan kepada customer. 4. COMPANY

Setelah menganalisis ketiga elemen di atas, sekarang saatnya Anda menganalisis perusahaan dan bisnis Anda sendiri. Anda menimbang-nimbang kekuatan kompetitif bisnis Anda. Anda melihat kompetensi perusahaan (existing competence), peluang-peluang yang ada untuk digarap (stretch possibilities), maupun sikap perusahaan pada risiko (risk-attitude). Setelah itu, Anda putuskan model bisnis atau produk seperti apa yang akan Anda jalankan. Atau, bisa jadi Anda memutuskan untuk mengubah bisnis atau tidak jadi berbisnis sama sekali. Anda di sini berperan sebagai Value Decider.

Related Documents

Konsep 4 C.docx
December 2019 24
4. Konsep Kemanusiaan
December 2019 32
Konsep
July 2020 35
Konsep
October 2019 54
Kel 4 Konsep Role Play.docx
November 2019 24
Konsep
June 2020 40

More Documents from ""