Perspektif Ekologi Dalam Pangan Dan Gizi.docx

  • Uploaded by: ARINI SETIAWATY
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Perspektif Ekologi Dalam Pangan Dan Gizi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,055
  • Pages: 11
PERSPEKTIF EKOLOGI DALAM PANGAN DAN GIZI

DISUSUN OLEH :

AGREYES GANIKA BANGUN

173313010001

ARINI SETIAWATY

173313010005

MOH ABDILLAH HUSEIN

173313010016

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas hidayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu nya. Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Ekologi pangan dan gizi mengenai “ Perspektif ekologi dalam pangan dan gizi ”. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca,demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindunganNya.

Medan,13 Maret 2019

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH Perspektif atau sudut pandang dapat diartikan sebagai cara seseorang dalam menilai sesuatu yang bisa dipaparkan baik secara lisan maupun tulisan. Hampir setiap hari orang-orang selalu mengungkapkan perspektif dan sudut pandang mereka mengenai berbagai macam hal. Menurut Soemarwoto (1998), pandangan manusia kepada lingkungan (ekosistem) dapat dibedakan atas dua golongan yaitu pandangan imanen dan transenden. Menurut pandangan imanen (holistic) manusia dapat memisahkan dirinya dengan system biofisik sekitarnya (hewan, tumbuhan, sungai dan gunung) namun merasa adanya hubungan fungsional dengan factor biofisik itu sehingga membentuk satu kesatuan sosio biofisik. Imanen hidup dan berkembang dimasyarakat timur yang masih tradisional, tunduk dan patuh pada perangkat peraturan kosmos yang sacral dijaga dalam bentuk adat istiadat berupa kebiasaan, kewajiban, pantangan atau tabu (buyut) sebagai panduan

untuk

bertingkah

laku

dengan

baik

dan

benar

Pandangan transenden walau secara ekologi bagian dari lingkungannya manusia merasa terpisah dari lingkungannya karena lingkungan dianggap sebagai sumber daya yang diciptakan untuk dieksploitasi sebesar-besarnya kemampuan (Soemarwoto dalam Iskandar Djauhari, 2001:11). Ekologi pangan adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek lingkungan yang terkait dengan pangan dan gizi untuk kesehatan masyarakat. Tujuan dari ekologi pangan dan gizi adalah agar dapat mengetahui berbagai hubungan dan masalah antar variabel yang berkaitan dengan penyediaan pangan, sosio ekonomi dan budaya pangan, konsumsi gizi, penggunaan zat gizi dalam tubuh, status gizi dan status kesehatan masyarakat, serta upaya peningkatan gizi masyarakat . Ekologi dapat berfungsi sebagai pendekatan untuk mengkaji dan menganalisis suatu masalah yang berhubungan dengan lingkungan hidup, maka muncul istilah ekologi pembangunan, ekologi kependudukan, ekologi pangan dan sebagainya (Soemarwoto, 1997:146-153).

RUMUSAN MASALAH 1. Apa konsep bioekokultur dalam pangan dan gizi 2. Bagaimana konsep dan prinsip ekosistem dalam pangan dan gizi

B. TUJUAN

1. Mengetahui konsep dari bioekokultur dalam pangan dan gizi 2. Mengetahui konsep dan prinsip ekosistem dalam pangan dan gizi, seperti a. Sitem pangan dan gizi b. Daya dukung gizi c. Indikator ekologi d. Efesiensi ekologi, dan e. adaptasi

BAB II PEMBAHASAN

A. KONSEP BIOEKOKULTUR DALAM PANGAN DAN GIZI

Bio Eco Culture adalah Sanjur (1982) = pangan dalam dimensi bioculture Bio : pangan atau gizi mengalam proses biologi setelah masuk dalam tubuh dan mempunyai pengaruh pada fungsi organ tunuh untuk tumbuh kembang dan kesehatan optimal sehingga produktif Culture : faktor kultur atau budaya yang menyangkut aspek sosial, ekonomi , politik dan proses budaya , mempengaruhi jenis pangan yang dikonsumsi bagaimana mengolahnya, bagaimana cara mengkonsumsinya, kapan dan dimana mereka makan (suhardjo 1989). Konsep Bio-Eco-culture berkaitan dengan ketahanan , kemandirian dan kedaulatan pangan. Ketahanan pangan adalah kondisi dimana setiap orang sepanjang waktu , baik fisik maupun ekonomi , memiliki akses terhadap pangan yang cukup, aman dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari hari. UU 7/1996: Pangan, ketahanan pangan:kondisi terpenuhinyapangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman ,merata dan terjangkau. Mandiri pangan dipahami sebagai upaya pemenuhan kebutuhan yang dapat dicakupi oleh kemampuan sumberdaya yang dimiliki, dilihat dari bekerjanya subsistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan dalam konsep bio-eco cultur keberadaan lingkungan hidup yang baik sangat mendukung terwujudnya tujuan akhir dari implementasi dan rekayasa pada konsep ini. Kedaulatan pangan merupakan konsep pemenuhan hak atas pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai secara budaya, diproduksi dengan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ketahanan, kemandirian dan kedaulatanpangan merupakan kerangka fikir filosofis dalam penyelenggaraan pangan (seperti diatur dalam UU18/2012 tentang pangan. Lingkungan hidup berperan penting dalam interaksi antar komponen (bio-geo sistem) yang mendukung perputaran fungsi hayati dalam ekosistem. Sehingga amat diperlukan upaya terpada untuk melestarikan fungsi lingkungan. Dalam pola untuk

mempertahankan eksistensinya dituntut adanya pola adaptasi yang tinggi diantara seluruh aspek yang ada dalam lingkungan ,sehingga konsep bio-eco culture dapat diterapkan dalam pemenuhan pangan dan gizi.

B. KONSEP DAN PRINSIP EKOSITEM Ekoistem adalah suatu sistem ekologi terbentuk karena adanya hubungan timbal balik yang tak terpisahkan antara makluk hidup dengan lingkungan fisik di sekitarnya. Ekologi bisa juga diartikan sebagai penggabungan dari tiap-tiap unit biosistem yang didalamnya terhadap hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungan fisik sehingga aliran energi mengarah ke stuktur biotik tertentu yang mengakibatkan terjadinya siklus materi organisme dengan organisme. Dalam hal ini, matahari merupakan sumber dari semua energi yang ada dalam suatu ekosistem. Dengan kata lain, pengertiam ekosistem adalah suatu kesatuan yang utuh dari ligkungan dan makluk hidup yang saling mempengaruhi. Artinya, makluk hidup akan beradaptasi dengan lingkungannya, dan sebaliknya lingkungannya untuk perlu hidup. Komponen - komponen dari ekosistem: 1. Komponen Abiotik Komponen abiotik yaitu komponen yang terdiri dari bahan-bahan tidak hidup (nonhayati), yang meliputi komponen fisik dan kmponen kimia pada suatu ekosistem. Contohnya dari komponenberupa abiotik dalam ekosistem ini seperti tanah, air, matahari, udara dan energi. 2. Komponen Biotik Komponen biotik merupakan komponen yang terdiri dari makluk hidup dalam suatu ekosistem. Contoh anggota komponen biotik antara laian manusia,hewan,tumbuhan. Komponen biotik dibagi menjadi 3, yaitu produsen,konsumen,dan pengurai.

3.

Proses Ekosistem

Suatu ekosistem akan mengalami proses-proses ekosistem. Dari proses proses ini kemudian secara alamiah akan menjaga keseimbangan dari unsur unsur atau materimateri yang terdapat dalam ekosistem tersebut. Proses dalam ekosistem digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :

1) Siklus Materi Siklus materi merupakan siklus yang melibatkan unsur senyawa kimia yang mengalami pemindahan melalui organisme hidup dan beredar kembali ke lingkungan fisik. Siklus materi yang dianggap penting, yaitu siklus air, oksigen, karbon, nitrogen, fospor, dan belerang. 2) Aliran Energi Aliran energi adalah pemindahan energi dari energi matahari kemudian Masuk kedalam komponen biotik ekosistem melalui produsen. Energi ini disimpan dalam bentuk zat organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan. Energi yang terdapat dalam tumbuhan (produsen) akan berpindah kepada herbivora yang memakannya. Energi tersebut akan diserap selama proses pencernaan, dan tentunya tidak semua energi dapat diserap. Energi yang tidak dapat diserap akan dibuang setelah proses pencernaan dan diserap oleh detrivor dan perombak (pengurai). 3) Rantai Makanan Rantai makanan yaitu peristiwa makan dan dimakan pada suatu urutan tertentu. Dalam proses rantai makanan terjadi perpindahan energi dari mulai sinar matahari yang energinya diserap tumbuhan (produsen), kemudian dimakan konsumen tingkat pertama (hewan herbivora). Setelah itu, aliran energi ini dipindahkan dan melewati rentetan organisme yang memakan hewan sebelumnya dan dimakan hewan berikutnya sebagai penyedia energy dan zat hara.

Asas-asas ekosistem : a. Keanekaragaman Jumlah jenis makhluk hidup di alam baik hewan (fauna) maupun tumbuhan (flora) sangatlah beragam. Demikian pula fungsi dan peranannya masing-masing. Ada yang berfungsi sebagai produsen (menghasilkan), konsumen (pemakai), dan pemangsa atau dimangsa. b. Interaksi Interaksi adalah hubungan timbal balik. Pertumbuhan dan perkembangan individu, kelompok, atau jenis makhluk hidup di dalam suatu ekosistem terjadi karena adanya hubungan timbal balik di antara sesama atau lingkungannya. misalnya, petani di desa hidup karena berinteraksi dengan lahan pertaniannya sebagai sumber daya

lingkungannya. Kehidupan petani tersebut ada dalam ekosistem pertanian di desa. Desa sebagai suatu ekosistem berinteraksi pula dengan ekosistem lainnya, seperti dengan kota c. Kesinambungan Proses keanekaragaman, kerja sama, persaingan, dan interaksi di antara makhluk hidup dengan lingkungan berlangsung terus-menerus (berkesinambungan). Jika proses tersebut terputus maka terjadi kegoncangan yang dapat berakibat pada terjadinya kehancuran.

ANALISIS EKOSISTEM PANGAN DAN GIZI 

Sistem pangan dan gizi

Sistem merupakan rangkain komponen atau unsur yang saling terkait menuju suatu tujuan yang sama. Sistem pangan dan gizi adalah suatu rangkaian input, proses, dan output sejak pangan masih dalam tahap produksi (berupa bahan produk primer maupun olahan) sampai dengan tahap akhir, yaitu pemanfaatannya dalam tubuh manusia yang diwujudkan oleh status gizi. Sistem pangan dan gizi mempunyai tujuan untuk meningkatkan

dan

mempertahankan

status

gizi

masyarakat

dalam

keadaan

optimal.Kepentingan dan manfaat dari sistem pangan dan gizi bagi kepala daerah adalahsebagai dasar menetapkan kebijakan penanggulangan masalah pangan dan gizi dalam menentukan daerah prioritas, merumuskan tindakan pencegahan terhadap ancaman krisis pangan dan gizi, mengalokasikan sumberdaya secara lebih efektif dan efisien, serta mengkoordinasikan program lintas sektor. Sedangkan untuk pengelola program, sistem pangan dan gizi bermanfaat sebagai dasar untuk menetapkan lokasi dan sasaran, menyusun kegiatan terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sektor, proses pemantauan pelaksanaan, melaksanakan kerjasama lintas sektor dan mengevaluasi pelaksanaan program. 

Daya dukung gizi

Suatu daerah mempunyai kapasitas untuk mendukung suatu komunitas (daya dukung). Daya dukung ekosistem adalah jumlah maksimum populasi dari suatu spesies yang dapat didukung oleh suatu wilayah tanpa mengurangi wilayah tersebut untuk mendukung spesies yang sama pada masa yang akan datang. Daya dukung gizi adalah jumlah maksimum manusia atau penduduk yang dapat dipenuhi kebutuhan pangannya pada saat tertentu tanpa menyebabkan berkurangnya kemampuan wilayah tersebut untuk mendukung manusia atau penduduk pada masa yang akan datang.

K = A s1. Ys1 + As2. Ys2 : RCs1 + Cs2 Ket : k = daya dukung tanah A s1. Ys1 = luas tanah yang ditanami dengan jenis tanaman pangan s1 dan s2(ha) Ys1, Ys2 = produktivitas jenis tanaman pangan s1 dan s2(kkal/ha/th) Cs1 , Cs2= tingkat konsumsi minimum untuk jenis tanaman pangan s1,s2 dalam menu (% dari kkal total) R = kebutuhan energi rata-rata /orang (kkal/ha) 

Indikator ekologi

Lingkungan mikro yaitu suatu habitat organisme yang mempunyai hubungan faktor-faktor fisiknya dengan lingkungan sekitar yang banyak dipengaruhi oleh iklim mikro dan perbedaan topografi. Perbedaan iklim mikro ini dapat menghasilkan komunitas yang hadir berlainan. Suatu faktor lingkungan sering menentukan organisme yang akan ditemukan pada suatu daerah. Karena suatu faktor lingkungan sering menentukan organisme yang akan ditemukan pada suatu daerah, maka sebaliknya dapat ditentukan keadaan lingkungan fisik dari organisme yang ditemukan pada suatu daerah. Organisme inilah yang disebut indikator ekologi (indikator biologi). 

Efisiensi ekologi

Efisiensi ekologi adalah rasio atau perbandingan antara laju aliran energi pada berbagai mata rantai dalam rantai makanan (pada berbagai aras trofik). Trofik yang lebih tinggi pada umumnya mempunyai efisiensi ekologi juga lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa organisme yang menempati trofik lebih tinggi, juga lebih efisien dalam menangkap energi. Padahal telah ketahui bahwa organisme yang menempati trofik lebih tinggi memiliki jumlah ketersediaan energi makanan yang lebih kecil dibanding organisme yang menempati trofik rendah. 

Adaptasi

Adaptasi ialah penyesuaian diri individu, manusia terhadap lingkungan. Manusia dapat beradaptasi sesuai dengan lingkungan yang ditempati. Menurut Odum, semua bentuk tingkah laku pada hakekatnya adalah bentuk adaptasi atau reaksi manusia terhadap kondisi lingkungan demi kelangsungan hidup.

Ada 3 jenis adaptasi, yaitu: a. Adaptasi morfologi ialah cara untuk menyesuaikan bentuk tubuh dan juga alatalat yang terdapat pada tubuh organisme terhadap sebuah lingkungannya. Dan adaptasi ini bisa dengan mudah untuk kita amati, dikarenakan perubahannya terjadi pada bagian luar dari organisme saja. b. Adaptasi fisiologi ialah dengan menggunakan cara menyesuaikan fungsi kerja kepada bagian organ-organ tubuh organisme terhadap lingkungannya. Dan untuk bisa mengamati adaptasi ini tidaklah mudah dikarenakan menyangkut dengan fungsi-fungsi organ yang ada pada tubuh yang biasanya terletak di dalam tubuh organisme. c. Adaptasi tingkah laku ialah yang dilakukan oleh sebuah organisme yang berupa sebuah penyesuaian tingkah laku dengan keadaan lingkungannya. Adaptasi lingkungan hanya berlangsung di unsur budaya tertentu Penduduk (kebiasaan makan)dan merupakan inti kebudayaan. Di inti kebudayaan inilah berlangsung interaksi antara kebudayaan dengan lingkungan hidup disekitarnya. Kebiasaan makan yang tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari pengaruh faktor luar (faktor lingkungan:ciri tanaman pangan, ternak dan ikan yang tersedia dandapat dibudidayakan),faktor budaya dan sistem sosial ekonomi. Kebiasaaan makan yang baik dapat diciptakan melalui pengembangan kebiasaan makan (pengendalian kenaikan konsumsi pangan tertentu , misalnya: beras,terigu kearah keseimbangan gizi dan keanekaragaman konsumsi pangan)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Konsep Bio-Eco-culture berkaitan dengan ketahanan , kemandirian dan kedaulatan pangan. Dalam pola untuk mempertahankan eksistensinya dituntut adanya pola adaptasi yang tinggi diantara seluruh aspek yang ada dalam lingkungan, sehingga konsep bio-eco culture dapat diterapkan dalam pemenuhan pangan dan gizi. Ekoistem adalah suatu sistem ekologi terbentuk karena adanya hubungan timbal balik yang tak terpisahkan antara makluk hidup dengan lingkungan fisik di sekitarnya. Asas-asas ekosistem terdiri atas keanekargaman, interaksidan kesinambungan. Analisis ekosistem pangan dan gizi mencakup sistem pangan dan gizi, daya dukung gizi, indikator ekologi, efisiensi ekologi, dan adaptasi. B. SARAN Setelah kita mengkaji materi tentang perspektif ekologi pangan dan gizi diharapkan kepada penulis dan pembaca agar mampu menerapkan pengetahuan yangtelah di peroleh dari makalah ini.

C. DAFTAR PUSTAKA

Khomsan A. 2012. Ekologi Masalah Gizi, Pangan dan Kemiskinan. Bandung : Alvabeta http://biomedia.begotsantoso.com/teori-biologi/piramida-ekologi-efisiensiekologi http://gizi.fema.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/Perspektif-ekologi-dalamPG-edit-yfb.pdf

Related Documents


More Documents from "Agus Pakpahan"