Ketika Tuhan Berkata Tidak

  • Uploaded by: sabil
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ketika Tuhan Berkata Tidak as PDF for free.

More details

  • Words: 1,269
  • Pages: 4
Ketika Tuhan berkata tidak Oleh : Roni Basa Grage, 1 Syawal 1429 H

Dari teman-teman komunitas malam Syawal berkali-kali saya dapatkan hikmah tahunan dipenghujung Ramadhan. Kehidupan membawa kami larut dalam kesibukan, bersuka adalah hal yang mempesona untuk dinikmati, berduka juga perihal lain yang tentunya tidak berharap didapati. Syawal ini banyak hal dapat diceritakan bagi kami. Kecelakaan fisik, keduka-an bathin, kesenangan materil, pengharapan tiada henti, kepastian yang coba ditentukan, mimpi yang tak kunjung tergagas dan pelbagai hal lainnya. Semuanya kami bagi-bagikan kepada majelis untuk memanjatkan syukur atas pemberian kehidupan. Mengenai kebahagiaan yang Tuhan telah berikan, merupakan banyak hal kesenangan materil, ketenangan jiwa, kelapangan fikiran, kesehatan jasmani, keterpenuhan hajat penghidupan, ijin untuk bernafas dan memompakan darah dari detak jantung. Penilaian atas kebahagiaan ternyata mudah untuk diurai terjemahkan sebagai jawaban Tuhan atas doa-doa. Tuhan yang Maha Welas Asih diagungkan agar menetap dan tinggal berada sedekat mungkin dari kehidupan yang terpenuhi. Jika datang berkali-kali kebahagiaan bagi kehidupan, anggapan Tuhan yang Sang Maha Welas Asih itu semakin mengental dan semakin mengental menjadi gumpalan keyakinan bahwa Tuhan selalu memberikan bahagia. Tuhan dianggap berpihak penuh untuk memberikan hal yang menyenangkan. Kebahagiaan berupa keterpenuhan doa-doa datang silih berganti. Kedatangan kebahagiaan berturut-turut melenakan, menumbuhkembangkan anggapan bahwa kebahagiaan hanya perkara kesenangan-kesenangan yang dapat dinikmati oleh hidup. Lupa untuk beranggapan bahwa kebahagaiaan juga pekara perihal yang menyakitkan. Seorang teman bercerita tentang kemujuran, setelah tanpa henti berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak akhirnya Tuhan mewujudkannya menjadi pegawai negeri. Seorang teman lainnya bertutur setelah berhenti dari satu perusahaan tidak lama kemudian mendapatkan pekerjaan yang lebih mapan dan menjanjikan di perusahaan lainnya. Teman yang lainnya berbagi mengenai dinamika pekerjaannya; teman kerja yang dapat bekerja bersama namun ada juga yang tidak. Teman –teman yang telah menikah bercerita tentang istri-istri dengan penuh keikhlasan menemani hari-hari penuh pekerjaan. Istri-istri yang memberikan dukungan penuh bagi kesuksesan pekerjaan. Istri-istri sebagai teman sejati untuk menunaikan pekerjaan. Istri-istri yang menuangkan minuman jiwa bagi dahaga kesedihan bathin, menyuguhkan makanan sukma untuk santapan kelara-an hati. Pengalaman yang berbeda disampaikan oleh teman-teman yang lain. Cerita tentang pedih perih menjalani hidup guna mendapatkan kehidupan dengan dukungan keterpenuhan hajat sosial-ekonomi. Cerita tentang bagaimana mimpi kehidupan yang kandas untuk diperjuangkan dan dipertahankan. Cerita mengenai penolakan, penyangkalan, keterasingan, kesendirian, ditinggalkan, tuduhan, penghakiman, dan penghinaan. Ceritacerita pilu dan menyayat untuk disampaikan dan dirasakan bersama.

cakra bagaskara manjer kawuryan

Sempat kami bersepakat untuk selalu mengangkat kepalan tangan ke angkasa dan berteriak “tidak” untuk setiap bentuk kemapanan. Tidak untuk ketidak adilan sosial, tidak untuk inkonsistensi sistem pendidikan yang tidak berpihak kepada pelajar miskin, tidak untuk setiap bentuk kekerasan, tidak untuk setiap pengelolaan kenegaraan yang menguntungkan kekuasaan, tidak untuk segala bentuk hausnya kekuasaan. Tidak untuk harga buku pelajaran yang tidak lagi dapat terbeli, tidak untuk hukum yang memaksa pelajar muslimah membuka kerudungnya demi ijazah, tidak untuk apapun yang tidak dapat dikatakan iya. Tidak ialah perlawananan. Tidak adalah pengingkaran. Tidak merupakan pembangkangan. Tidak, sebagai sikap penolakan dan penyangkalan. Tidak, menjadi perspektif meninjau realitas. Tidak, diyakini sebagai kebenaran yang mau berbagi dengan kebenaran lainnya. Tidak, mampu menahan dingin, lapar, panas, dahaga. Tidak, membutakan mata dari rasa takut akan seragam cokelat, loreng hijau, dan loreng biru. Tidak, tameng membendung tongkat pengaman rotan, tongkat pengaman fiber dan popor senapan. Tidak ialah api semangat. Tidak adalah juga syair melankolis bagi sang dinda yang hendak disanding untuk berbagi hidup. Tidak , difungsikan layaknya pena untuk menuliskan legal drafting dan counter draft bagi eksekutif, legislatif dan judikatif berkemapanan. Tidak, nyatanya memang tidak. Berani berkata tidak menjadikan telinga tidak lagi berkesanggupan mendengar tidak. Bahkan ketika Tuhan menyatakan tidak untuk satu dan atau beberapa hal dalam hidup. Tiba-tiba kepalan tangan itu semerta mengepal mengangkasa kembali, lidahpun tak ragu untuk berteriak tidak kepadaNya. Lantas, pada setiap doa yang dirapalkan, berkata tidak kepada Tuhanpun diajukan. Seorang teman menceritakan betapa sulitnya ia menjalani pekerjaannya, teman-teman sepekerjaan yang tidak sepenuhnya menerima apalagi mendukung aktifitas pekerjaan. Teman ini merasakan benar penyangkalan eksistensi soial di tempat seharusnya ia mampu menafkahi kehidupannya. Teman-teman kerjanya membisikan tidak untuknya. Berbeda dengan teman lainnya. Menjalani proses belajar di kampus ternyata lebih mudah diterima dan dijalani ketimbang setelahnya. Lowongan pekerjaan yang belum juga ditemui seolah-olah membekukan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Padahal kehidupan bersosialisasinya di kampus sebagai presiden badan eksekutif cukup mewakili kemampuan intelektual dan kecerdasan emosional. Teman ini melihat kehidupan di luar kampus masih menyatakan tidak untuk kehadirannya. Cerita yang agak sedikit romantis disampaikan oleh seorang teman mengenai rencana pernikahannya. Rencana pernikahan yang telah disepakati oleh kedua pihak keluarga belum dapat terealisir dalam waktu dekat, kecelakaan kendaraan yang dialaminya menjadi pertimbangan finansial tersendiri. Tabungan dan asset finansial telah digunakan untuk biaya operasi, pengobatan dan administrasi untuk memulihkan kesehatan. Meskipun tidak ada yang harus disesali terhadap kondisi ini, faktanya ia mendengar tidak, tidak -untuk sementara ini- dapat menjalani kehidupannya sesuai rencana.

cakra bagaskara manjer kawuryan

Kekecewaan sekaligus keprihatinan diutarakan juga oleh teman yang berbeda, menyangkut perubahan berfikir, bersikap dan pandangan hidup seorang teman lainnya. Teman yang sedari dulu terbukti memiliki khasanah berfikir dan kearifan bertindak tidak lagi mampu menanggung pukulan bertubi beban hidup, menjadikannya seorang yang “lupa” atas segalanya. Lagi-lagi, tidak, harus di dengar oleh telinga. Tidak, untuk anggapan semua perjalanan hidup serta kehidupan akan tetap sama seperti hal ke-sejarahannya. Bagian terpenting dari refleksi kami di syawal ini merupakan gagasan untuk menggagas ulang fungsi telinga agar tidak menjadi “tuna rungu” saat tidak itu memang diteriakan oleh realitas. Nyatanya mendengar memang lebih sulit ketimbang berbicara. Menerima dan mensikapi dengan waras penyataan tidak terlebih lagi bukan perihal mudah untuk dilakukan. Pernyataan tidak memiliki nilai yang sama dengan pernyataan iya. Rancangan besar Tuhan untuk kehidupan tidak hanya diutarakan dengan ijinNya saja tetapi juga dengan ketetapan penolakanNya. Tidak, memiliki nilai yang sama dengan pernyataan iya. Tidak untuk sesuatu dan atau beberapa hal sama halnya dengan iya untuk sesuatu dan beberapa hal. Pemujaan, pen-hamba-an dan doa-doa harus tetap di rapalkan, dilakukan, dipanjatkan dan diajukan kepada Tuhan sekalipun tidak itu jawabannya. Saat Tuhan menjawab iya lantas mengabulkan pengharapan, kehidupan tersenyum bergembira. Sikap yang sama seharusnya pula dilakukan saat Tuhan menjawab pengharapan kita dengan jawaban tidak. Luruh sudah pandangan hidup kami untuk selalu berkata tidak, pupus sudah sikap kami untuk selalu berbuat tidak. Lidah harus dikeluhkan untuk berkata tidak terus menerus, kepalan tangan mengangkasa harus sejenak diturunkan. Membiasakan diri mendengar tidak akan menjadikan kehidupan tidak terus menerus bergembira dan tertawa atas iya yang didapatkan dariNya. Kearifan dan kebajikan dapat terlahir dari penolakan atas penerimaan, keramaian yang menyisakan keheningan, pengingkaran dari pengakuan, keterasingan di tengah-tengah keberlimpahan cinta, perlawanan terhadap kepatuhan, keterpurukan dalam semangat kebangkitan, absurdsitas untuk kepastian, kebuntuan menuju pencerahan baru, kematian fana menuju keabadian kehidupan. Katakan saja tidak beribu kali di hadapan Tuhan untuk setiap doa yang tak pernah merasa terkabul. Bakar saja ribuan dupa di altar pura sebagai protes terhadap ketidak berpihakan nasib. Acungkan saja sesukanya lengan sampai meninju gerbang langit agar pintu-pintu persemayaman berkah merubah pernyataan tidak menjadi berbunyi iya. Namun ketika Tuhan berkata tidak, itu artinya tidak. Tidak tanpa syarat apapun. Tidak tanpa interpretasi bercabang. Tidak cukup tidak.

cakra bagaskara manjer kawuryan

Dipenghujung pertemuan tahunan kami, energi cinta mendekap hangat. Janji untuk mendengar dengan baik pernyataan tidak dari siapapun dan bagaimanapun memang tidak pernah terucap. Pertemuan usai dengan membacakan pesan seorang teman yang berhalangan hadir ; From +6281324578678 Subject Sering kita berdoa Date 01/10/2008 Time 02:18:38 Type Text message Sering kita berdoa kepada Allah meminta bunga tapi diberi-Nya kaktus berduri…Kita meminta kupu2, tapi kita diberi-Nya ulat bulu…Lalu kitapun masygul, sedih dan kecewa…Namun tiba2 kaktus berduri itu berbunga cantik sekali..ulat bulu itu berubah jadi kupu2 indah sekali…Begitulah Allah selalu menjawab doa kita tidak selalu dengan, YA. Tapi selalu dengan memberi yang TERBAIK bagi kita…subhanallah…(taqabalallahu minna wa minkum). Selamat Hari Raya Idulfitri 1428 H. Mohon maaf lahir dan bathin dari lubuk hati yang paling dalam….

cakra bagaskara manjer kawuryan

Related Documents

Ketika Tuhan Berkata Tidak
December 2019 23
Tuhan
June 2020 30
Tuhan Palsu
April 2020 31

More Documents from "Muhammad Syazwan"

Hamukti Wiwaha
December 2019 35
Simulakra
December 2019 32
Zero Deforestation
December 2019 41
Manifesto Vagy
December 2019 29
Syair Mahabbah
December 2019 39