MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA ‘’Struktur Keluarga”
DISUSUN OLEH:
1. 2. 3.
Hartiana P05120317015 Maya Kumala Sari P05120317023 Tania Putri Humairrah P05120317038
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV KEPERAWATAN T.A 2018/2019
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu inti dari ilmu keperawatan ialah pemberian asuhan keperawatan yang bersifat holistic, dimana pasien bukan hanya individu yang mengalami suatu penyakit, tapi juga termasuk orang yang sehat, serta orang yang berada dalam lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini yang menjadi objek pemberian asuhan terpenting yang terkait dengan lingkungan sekitar adalah keluarga. Karena di sinilah awal mulainya kehidupan masing-masing individu, sehingga untuk mampu menciptakan individu sehat dapat dimulai melalui keluarganya. Keluarga juga dikenal sebagai unit terkecil dari masyarakat penerima asuhan keperawatan. Ia merupakan bagian transisi antara kehidupan individu dengan masyarakat, sehingga memiliki sifat unik yang membutuhkan asuhan khusus dari perawat. Pada dasarnya keperawatan keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari ketrampilan berbagai bidang keperawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang menggunakan prosess keperawatan kepada keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Sehingga keperawatan keluarga sangatlah penting demi terciptanya kehidupan sehat, aman dan nyaman. Meskipun sangat penting dalam kehidupan pemberian asuhan kepada keluarga saat ini belum bisa dikaatakan maju dan berhasil, karena terdapat berbagai permasalahan Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara umum, selain itu pengetahuan spesifik terkait keperawatan keluarga belum dimiliki oleh seluruh perawat, sehingga perlu adanya pembekalan yang lebih dari segi keilmuan. Salah satu hal yang harus mampu dipahami dalam keperawatan keluarga adalah konsep, karena inilah acuan atau rujukan dalam penerapan asuhan kepada keluarga. Kita harus
mampu mengenal lebih jauh tentang esensi dasar keluarga, salah satu yang penting untuk dipahami adalah struktur keluarga. Struktur keluarga ini menentukan fungsi keluaraga dalam kehidupan sehingga tentu dengan memahami secara jelas terkait struktur dalam keluarga kita dapat memahami fungsi-fungsi yang dijalankan keluarga, serta
bagian-bagian dan pola
dalam keluarga yang sangat diperlukan dalam berbagai pendekatan untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan struktur keluarga? b. Apa saja macam atau jenis struktur keluarga? c. Apa saja ciri dari struktur keluarga? d. Apa saja elemen atau dimensi dalam struktur keluarga? 1.3 Tujuan a. Mengetahui maksud dari struktur keluarga. b. Mengetahui macam atau jenis struktur keluarga. c. Mengetahui cirri dari struktur keluarga. d. Mengetahui elemen – elemen dari struktur keluarga.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Struktur Keluarga
Menurut KBBI struktur diartikan sebagai :1 cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan; bangunan; 2 yg disusun dng pola tertentu; 3 pengaturan unsur atau bagian suatu benda; 4 ketentuan unsur-unsur dari suatu benda; Sementara keluaraga didefinisikan sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga yang saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Jadi struktur keluarga merupakan susunanan atau pola yang dibangun di dalam keluarga. Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Ia memiliki keterkaitan yang erat dengan fungsi keluaraga. Selain itu adanya struktur dalam keluarga juga menyatakan cara-cara yang digunakan untuk menata unitunit di dalam keluarga. Struktur keluarga adalah bagaimana keluarga mampu memenuhi fungsi-fungsi keluaraga. Hal ini sangat penting untuk memudahkan pencapaian fungsi-fungsi keluarga. Selain itu struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. 2.2 Macam-macam struktur Keluarga Struktur keluarga berdasarkan tipenya terdiri atas bermacam-macam, diantaranya adalah : 1. Patrilinier Patrilinier adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. 2. Matrilinier Matrilinier adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. 3. Matrilokal Matrilokal adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah isteri. 4. Patrilokal Patrilokal adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami 5. Keluarga Kawinan. Adalah hubungan suami isteri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami isteri.
Berdasarkan hubungannya dengan fungsi-fungsi keluarga, struktur keluarga terdiri dari: 1. Struktur eligasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam menyampaikan 2. 3. 4. 5. 6. 7.
pendapat Struktur yang hangat, menerima dan toleransi Struktur yang terbukan dan anggota yang terbuka : mendorong kejujuran dan kebenaran Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan Struktur yang bebas : tidak adanya peraturan yang memaksakan Struktur yang kasar : menyiksa, kejam dan kasar Suasana emosi yang dingin
2.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga Adapun cirri-ciri struktur keluarga anatara lain; 1. Terorganisasi, yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga. 2. Ada keterbatasan, dimana setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing. 3. Ada perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi masing-masing. 2.4 Elemen atau Dimensi dalam Struktur Keluarga Parad dan caplan (1965) yang diadopsi oleh friedman mengatakan ada empat elemen struktur keluarga, yaitu:
1. Srtuktur kekuatan keluarga a. Definisi Kekuasaan adalah kemampuan, baik kemampuan potensial maupun actual dari seorang individu untuk mengontrol, mempengaruhi, dan mengubah tingkah laku seseorang. Kekuasaan selalu melibatkan hubungan antar pribadi yang asimetris (satu interakten) menggunakan pengaruh yang lebih besar dalam hubungan. Komponen utama dari kekuasaan keluarga adalah pengaruh dan pengambilan keputusan. Pembuatan keputusan ini merujuk pada proses pencapaian persetujuan dan komitmen anggota keluarga untuk melakukan serangkain tindakan atau menjaga status quo. b. Mengukur kekuasan keluarga Hubungan alokasi tugas dengan kekuasaan kelurga Menurut Blood dan wolfe (1955) berasumsi bahwa terdapat suatu hubungan positif antara siapa yang ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu dan
kekuasaan dalam bidang tersebut. Selain itu terdapat penelitian pula bahwa hal
ini merupakan pembagian tanggung jawab di dalam keluarga. Berfokus pada hasil pembuatan keputusan Dalam hal ini kekuasaan kelurga secara khusus telah di teliti dalam memusatkan
perhatian pada pengambilan keputusan c. Bidang – bidang pengkajian umum 1. Dasar – dasar kekuasaan Kekuasaan atau wewenag yang sah Contohnya adalah control dominasi orang tua pada anak. Kekuasaan yang tak berdaya atau putus asa Contohnya dimana salah satu anggota keluarga sakit secara kronis, cacat, atau lansia. Seorang suami atau istri atau anggota keluarga yang cacat dapat mengontrol anggota keluarga atas dasar ketidakberdayaannya atau
kelemahannya. Kekuasaan referen Contohnya anak – anak meniru tingkah laku anggota keluarga. Kekuasaan ahli dan sumber Suami dominan karena ia mengontrol uang belanja, atau istri dominan karena ia lebih praktis dan terarah pada tujuan daripada suami Kekuasaan penghargaan Misalnya anak sering menggunakan tingkah laku yang baik untuk
memperoleh keuntungan yang diinginkan. Kekuasaan memaksa Kekuasaan afektif Wanita menjadi sumber kekuasaan karena ia dicintai oleh suaminya. Kekuasaan menejemen ketengan Contohnya adalah mengalah dalam perdebatan keluarga 2. Variabel Yang Mepengaruhi Struktur Kekuasaan Keluarga Hirarki kekuasaan keluarga Tipe bentuk keluarga(orang tua tunggal,keluarga tunggal,keluarga
campuran,keluarga inti kedua orang tua tradisional,dll) Pembentukan koalisi/persatuan Jaringan komunikasi keluarga Kelas sosial Tahap perkembangan keluarga. Latar belakang budaya dan religious. Kelompok situasuonal Variable individu (jenis kelamin anggota,usia,harga diri,dan ketrampilan interpersonal)
Saling ketergantungan emosi pasangan dan tanggung jawab untuk
menikah d. Kekuasaan Keluarga Keseluruhan Agar mampu mengklasifikasikan sebuah keluarga sebagai struktur kekuasaan menyeluruh
2. Struktur Peran Keluarga a. Teori dan Definisi Peran Keluarga Definisi Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Selain itu peran juga adalah orientasi strukturalis yang menekankan pengruh normatif (cultural), yaitu pengaruh yang berkaitan dengan status-status tertentu dan peran-peran terkaitnya (Linton, 1945) dan orientasi interaksi dari Turner (1970) yang menekankan timbulnya kualitas
peran yang lahir dari interaksi sosial. Posisi atau Status Sebagai tempat seseorang dalam suatu sistem sosial. Sementara peranperan adalah perilaku-perilaku yang berkenan dengan siapa yang memegang
suatu posisi tertentu. Okupan Peran Okupan peran atau role okupan adalah seorang yang memegang suatu
posisi dalam struktur sosial. Perilaku Peran Perilaku peran, performa peran, dan penetapan peran (role enactment) adalah istilah yang digunakan secara bergantian yang menyatakan apa yang sebenarnya seseorang lakukan didalam posisi tertentu sebagai respon terhadap
harapan harapan peran. Konflik Peran Konflik antar peran adalah konflik yang terjadi jika pola-pola perilaku atau norma-norma dari satu peran tidak kongruen dengan peran lain yang dimainkan secara bersamaan oleh individu.
Dimensi-dimensi Normative Peran Peran didefinisikan secara normative atau kultur adalah budaya dimanan seseorang berpartisipasi dan atau dimana individu mengindentifikasi ketentuan-ketentuan dan larangan-larangan perilaku okupan-okupan dari
berbagai posisi. Kebersamaan Peran Menunjukkan kepada keikutsertaan atau partisipasi dari dua orang atau lebih dalam peran-peran yang sama meskipun mereka memegang peran yang
sama. Pemeranan Peran respiprokal atau Komplementer Sebuah peran saling bergantung satu sama lain dan berkaitan dengan
peran dari pasangannya. b. Peran-peran formal keluarga Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga yaitu pencari nafkah, ibu rumah tangga, tukang perbaiki rumah, juru masak dan sebagainya. Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami (ayah), isteri (ibu) antara lain : peran sebagai provider, sebagai pengatur rumah tangga, perawatan anak, sosialisasi anak, reksreasi, persaudaraan, peran terapeutik, dan peran seksual. c. Peran informal keluarga Peran-peran informal biasanya tidak tampak, dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu dan/ atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga. Peran informal mempunyai tuntunan yang berbeda tidak terlalu didasarkan pada usia ataupun jenis kelamin, melainkan lebih didasarkan pada atribut-atribut personalitas atau kepribadian individu dalam keluarga. 3. Struktur atau Pola Komunikasi Komunikasi di dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik, dan valid. Komunikasi yang jelas dan fungsional di kalangan keluarga merupakan sarana yang penting, yang mana melalui sarana ini perasaan penting menyangkut makna diri
berkembang dan menjadi terinternalisasi. Sebaliknya komunikasi-komunikasi yang tidak jelas
diyakini
sebagai
penyebab
utama
berfungsinya
keluarga
yang
sangat
memperihatinkan (Holman, 1983; Satir, 1983) Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup, adanya isu atau berita negative, tidak terfokus pada satu hal, dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerimaan pesan gagal mendengar, diskualifiksi, ofensif (bersifat negative), terjadi miskomunikasi, dan kurang atau tidak valid. a. Elemen-elemen komunikasi Komunikasi berfungsi sebagai alat yang penting untuk mengikat subsistem-subsistem secara bersama-sama dalam rangka membentuk ikatan (kohesif) menyeluruh dan memelihara seluruh sistem. Dalam bahasa pemrosesan informasi, komunikasi memberikan seseorang pengirim suatu pesan, suatu pesan, suatu bentuk saluran pesan, seorang penerima, dan sejumlah interaksi anatara pengirim dan penerima. b. Prinsip-prinsip Komunikasi Tidak mungkin melakukan komunikasi, karena semua perilaku adalah bentuk
komunikasi. Komunikasi tidak hanya menghantar informasi atau isi, tetapi disertai juga
dengan perintah (intruksi). Komunikasi meliputi suatu prose transaksi, dan dalam setiap tukar-menukar respon, terdapat komunikasi yang mendahuluinya, di samping sejarah hubungan
yang mendahuluinya. c. Komunikasi Fungsional dalam Keluarga Komunikasi fungsional dalam keluarga menuntut bahwa maksud dan arti dari pengirim yang dikirim lewat saluran-saluran yang relative jelas dan bahwa penerima pesan mempunyai suatu pemahaman terhadap arti dari pesan itu yang mirip dengan pengirim. d. Pola-Pola Fungsional dari Komunikasi Pola-pola komunikasi keluarga adalah karakteristik pola-pola interaksi dari keluarga yang di samping mempengaruhi dan mengorganisir anggota keluarga, polapola ini juga menghasilkan arti transaksi di antara para anggota keluarga. Adapun pola komunikasi fungsional antara lain, komunikasi emosional, komunikasi terbuka,
adanya hierarki kekuasaan dan aturan-aturan keluarga dalam komunikasi, konflik keluarga dan resolusi konflik. e. Komunikasi Disfungsional Komunikasi dari seorang yang disfungsional seringkali tidak efektif. Diantaranya komunikasi tersebut dapat berupa asumsi-asumsi (tanpa ada validasi), ekspresi
perasaan
tak
jelas,
ketidakmampuan
mengungkapkan
kebutuhan,
diskualifikasi (membolehkan penerima untuk tidak setuju terhadap suatu pesan). f. Pola-pola Komunikasi Disfungsional Pola-pola ini dapat berupa sindrom mengabdikan diri dan area komunikasi tertutup. 4. Struktur Nilai atau Norma Keluarga Nilai keluarga didefiniskan sebagai suatu sistem ide, sikap, dan kepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara sadar mengikat bersama-sama seluruh anggota keluarga dalam suatu budaya lazim (Parad dan Caplan, 1965). Kebudayaan keluarga merupakan sumber sistem nilai dan norma-norma utama dari sebuah keluarga. Sebaliknya kelompok keluarga merupakan sumber-sumber utama sistem kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai dan norma-norma yang menetukan pemahaman individu-individu terhadap sifat dan makna dari dunia, tempat mereka dalam kelompok keluarga, dan bagaimana mencapai tujuan-tujuan dan aspirasi mereka. Nilai-nilai berfungsi sebagai pedoman umum bagi perilaku dan dalam keluarga nilai-nilai tersebut membimbing perkembangan aturan-aturan dan nilai-nilai dari keluarga.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur keluarga merupakan susunanan atau pola yang dibangun di dalam keluarga.. struktur dalam keluarga juga menyatakan cara-cara yang digunakan untuk menata unit-unit di dalam keluarga sehingga keluarga mampu memenuhi fungsi-fungsi keluaraga. Struktur keluarga sangat penting dalam keberlangsungan pemberian asuhan keperawatan keluarga, karena ia mengacu kepada elemen inti dalam keluarga yaitu berupa kekuasaan, peran, komunikasi dan nilai yang merupakan elemen pembentuk struktur atau pola-pola dalam kehidupan keluarga, yang menetukan harmonis atau tidaknya sebuah keluarga. 3.2 Saran Perlu pemahaman yang mendalam terhadap struktur keluarga, terutama masingmasing elemen harus dipahami secara mendalam sehingga dapat diketahui bagaimana pola kehidupan dalam keluarga yang sangat penting untuk acuan pemberian asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, Marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. EGC: Jakarta Mubarak, Wahid Iqbal dkk.2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Salemba Medika:Jakarta
http://oinharitsaa.blogspot.com/2010/11/definisi-fungsi-dan-struktur-keluarga.html (diakses tanggal 17 September 2012) http://artikata.com/arti-352128-struktur.html (diakses tanggal 17 september 2012)