STRUKTUR KELUARGA
DI SUSUN OLEH Kelompok 1 1. Hartiana 2. Maya kumala sari 3. Tania putri humairah
P051203170 P05120317023 P051203170
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN A. Struktur Keluarga Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi oleh Friedman mengatakan ada empat elemen struktur keluarga, yaitu : 1. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga sendiri dan peranya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan informal. 2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan. 3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti. 4. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk memengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. Struktur keluarga ini nantinya perlu dikaji oleh perawat yang memberikan asuhan. Berdasarkan keempat elemen dalam struktur keluarga, diasumsikan bahwa (Leslie & Korman, 1989, Parsons & Bales, 1995) : 1. Keluarga merupakan system social yang memiliki fungsi sendiri. 2. Keluarga merupakan system social yang mampu menyelesaikan masalah individu dan lingkungannya. 3. Keluarga merupakan suatu kelompok kecil yang dapat memengaruhi kelompok lain. 4. Perilaku individu yang ditampakkan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga.
Setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan informal. Misalnya, ayah mempunyai peran formal sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah. Peran informal ayah adalah sebagai panutan dan pelindung keluarga. Struktur keluarga menunjukan bagaimana keluarga tersebut diorganisasikan, cara uit-unit tersebut ditata serta bagaimana komponen tersebut berhubungan satu sama lain. Selain itu, struktur data keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga tersebut di masyarakat. 1. Ciri-ciri Struktur Keluarga Menurut Mubarak dkk (2006), ciri-ciri dari struktur keluarga adalah sebagai berikut : a. Terorganisasi Keluarga adalahcerminan sebuah organisasi, di mana setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antara anggota sebagai bentuk saling ketergantngan dalam mencapai tujuan. b. Keterbatasan Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak bias semena-mena tetapi memiliki keterbatasan yang dilandaskan pada tanggung jawab masing-masing anggota keluarga. c. Perbedaan dan kekhususan Adanya peran yang beragam dalam keluarga menun jukan bahwa masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dank has seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama dan ibu sebagai anggota keluarga yang merawat anak-anak.
2. Jenis Struktur Keluarga Berikut adalah struktur keluarga yang umumnya terdapat di NTT atau Indonesia secara umum : Berdasarkan jalur hubungan darah 1) Patrilineal Yang dimaksudkan dengan struktur patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun berdasarkan garis keturunan.
Contoh : Beberapa daerah di NTT yang menganut struktur ini adalah Manggarai, Nagakeo, Ende, dll. 2) Matrilineal Yang dimaksudkan dengan struktur matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui garis keturunan ibu. Contoh : Beberapa daerah di NTT yang menganut struktur ini adalah Nagakeo dan Belu bagian selatan. Berdasarkan keberadaan tempat tinggal 1) Matrilokal Merupakan sepasang suami-istri yang mana setelah menikah dang tinggal bersama keluarga sedarah istri. Di NTT struktur matrilokal ini sering terjadi akibat dari budaya yang mewajibkan pihak laki-laki untuk kawin masuk (Matrilineal) dan disebabkan oleh karena kewajiban adat (pembayaran belis) atau patja dalam bahasa manggarai belum dilunaskan atau masih memiliki tunggakan sekalipun yang bersangkutan termasuk dalam patrilineal. 2) Patrilokal Merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. Di beberapa daerah di NTT yang menganut patrilineal hal ini menjadi kewajuban sebelum memiliki tempat tinggal sendiri. Berdasarkan pribadi pengambilan keputusan Keputusan merupakan peran yang harus dilakukan oleh suami dan/ atau istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, namun tidak selamanya pengambilan keputusan dilaksanakaan bersama-sama. Berikut adalah pembagian struktur berdasarkan siapa yang mengambil keputusan, adalah sebagai berikut : 1) Patriakal : Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami. Pengambilan keputusan bagi keluarga yang menganut struktur patriakal memang didasarkan pada peran ayah yang mengetuk palu persetujuan, namun
dalam menentukan keputusan tersebut seharusnya melibatkan ibu sebagai orang yang mempertimbangkan. 2) Matriakal : Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri. Dalam struktur matriakal, peran istri adalah sebagai pengambil keputusan. Namun seharusnya perlu melibatkan dalam mempertimbangkan keputusan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga / Setiadi - Edisi pertama – Yogyakarta : Graha Ilmu, 2008 xii 144 hlm, 1 jil : 23 cm. Asuhan keperawatan Keluarga dengan pendekatan keperawatan transcultural / sudiharto; editor, Esty Wahyuningsih. – Jakarta : EGC, 2007. xvii, 358 hlm : 15,5 x 24 cm. Asuhan keperawatan keluarga konsep dan praktik – Yohanes Dian – Yasinta Betan. Naka Medika pertama, Maret 2013 Asuhan keperawatan keluarga : aplikasi dalam praktik / penulis suprajitno : editor, Monica Ester. – Jakarta : EGC, 2004. Viii, 107 hlm : 14 x 21 cm.