Kelompok 6: Dhea Desniawati Leli Diniah

  • Uploaded by: Leli Diniah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 6: Dhea Desniawati Leli Diniah as PDF for free.

More details

  • Words: 894
  • Pages: 10
Kelompok 6 Dhea Desniawati Leli Diniah

PENGERTIAN GENERAL COOLLING (HIPOTERMIA) • Pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan kemampuan tubuh memproduksi panas sehingga akan mengakitbatkan hipotermia. Hipotermia di klasifikasikan melalui pengukuran suhu inti : – – – –



Ringan 33-36 C Sedang 30-33 C Berat 27-30 C Sangat berat <30 C

Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berlangsung dan tidak di ketahui selama beberapa jam.Ketika suhu tubuh turun menjadi 35c, orang yamg mengalami hipotermia mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai. • Jika suhu tubuh di bawah 34,4c frekuensi jantung, pernafasan dan tekanan darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan berlangsung, kehilangan kesadaran dan tidak responsive terhadap stimulus nyeri.

MANIFESTASI KLINIS HIPOTERMI • Gejala dan tanda hipotermia sedang : – – – – – –

Menggigil Terasa melayang Pernafasan cepat, nadi lambat Gangguan penglihatan Reaksi mata lambat Gemetar

• Gejala dan tanda hipotermia berat : 1. Pernafasan sangat lambat 2. Denyut nadi sangat lambat 3. Tidak ada respon 4. Manik mata melebar dan tidak bereaksi 5. Alat gerak kaku

PENATALAKSANAAN HIPOTERMIA – – – – – – – –

Rawat penderita dengan hati-hati, berikan rasa nyaman Penilaian dini dan pemeriksaan penderita Pindahkan penderita dari lingkungan dingin Jaga jalan nafas dan berikan oksigen bila ada Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan-pelan Pantau tanda penderita secara berkala Pasien dengan hipotermi ringan dapat di terapi langsung dilapangan, yaitu dengan melepas atau menjauhkan benda atau zat yang mendinginkan, kemudian diberi penghangat seperti handuk dan selimut – Hipotermia sedang atau berat memerlukan perawatan khusus di rumah sakit berupa rewarming atau peningkatan kembali suhu tubuh. Perawatan ini berupa rewarming aktif yang diikuti rewarming pasif, rewarming aktif yaitu mendekatkan benda hangat atau panas dari luar tubuh yang di tempelkan pada tubuh pasien.

EFEK PAJANAN SUHU DINGIN TERHADAP KONDISI FISIOLOGIS MANUSIA •



• •

Terus menerus terpajan dengan dingin akan menyebabkan orang tersebut menggigil sehingga menghasilkan panas dengan menaikkan kecepatan metabolisme tubuh. Tubuh akan bereaksi dengan mulai memindahkan aliran darah dari ekstrimitas tubuh dan kulit bagian luar menuju inti tubuh ( dada dan perut ). Hal ini memungkinkan kulit yang terpajan dan ektrimitas untuk dingin lebih cepat dan meningkatkan resiko fros bite dan hipotermia . Hipotalamus bertanggungjawab untuk menjalankan system pertahanan suhu tubuh untuk melawan dingin, yaitu vasokontriksi periberal dan menggigil. Tubuh dapat mengatur suhu intinya dengan menurunkan hilangnya panas ( vasokontriksi periberal ).dan meningkatkan produksi panas (menggigil). Memperbaiki aktivitas fisik juga dapat meningkatkan produksi panas. Vasokontriksi periberal adalah respon yang dilakukan untuk menurunkan suhu kulit .vasokontriksi mengarahkan darah menjauh dari permukaan kulit menuju inti tubuh, dimana panas mudah dijaga Menggigil di hasilkan dari kontraksi otot volunteer dan menghasilkan peningkatan produksi panas metabolic, yang dapat menggantikan panas yang hilang. Ada hubungan antara kecepatan bernafas dan detak jantung . Menggigil dapat meningkatkan metabolic rate 2-5 kali lipat

Frostbite • Terpapar dingin dapat digolongkan sebagai paparan membekukan dan tidak membekukan.Terpapar dingin membekukan disebut “Frostbite”.Terpapar dingin tak membekukan yang diakibatkan oleh lama terpapar keadaan basah atau lembab dikenal “Trench Foot” (Boswick. John A, 2008)

Manifestasi Klinis • Kulit dingin dan seperti tertusuk, • Mati rasa, • Berwarna merah, putih,, kulit putih kebiruan atau keabu-abuan-kuning, • Keras atau tampak seperti permukaan kulit terdapat lilin, • Kecanggungan karena sendi dan otot kaku, • Terik setelah rewarming, pada kasus yang berat, • Kulit pucat, • Edema, • Dingin / menggigil tak terkontrol

Askep Gadar primery survei • • • • • • • • • • • •

Pengkajian Identitas Identitas pasien Identitas penanggung jawab Keadaan pasien : baik, Kesadaran : CM Primer survey : A : Airway ada gangguan jalan nafas/tidak ada suara tambahan atau tidak B : Breathing Menggunakan Alat bantu pernafasan /tidak :

• C : Circulation • TD, N, S RR • Akral pasien dingin pada ujung jari tangan dan kaki. Terasa dingin pada ujung telinga / ujung daun telinga, hidung, • Urin output • D : Disability • Gcs • E : Exposure • Terdapat luka atau tidak

Diagnosa • Gangguan perfusi jaringan perifer b.d vasospasme vaskuler • Gangguan integritas kulit • Nyeri

Penatalaksanaan •

Pasien koma dengan trauma dingin harus harus diinfus dengan larutan garam seimbang (RL) yang mengandung 100-300 mEq NaHCO3, yang diberikan dalam kecepatan 250 ml/jam • Lebih baik memeriksa Ph dan Po2 arteri, serta hematocrit sebelum terapi yang diberikan. Bila hasil pemeriksaan ini tak bisa didapatkan sebelum pengobatan dan di perlukan penghangatan kembali jaringan, maka kecepatan penggantian cairan harus dinaikan sampai 500ml/jam sebab penghangatan kembali mungkin meninggikan derajat asidosis. • Untuk mengobati hiposekmia yang biasa timbul pada pasien, dengan trauma dingin, maka oksigen harus di berikan dengan masker atau kateter hidung selama 6-8 jam atau sampai po2 arteri kembali normal. Pengobatan jaringan yang beku atau dingin • Bila fasilitas perawatan definitif jauhnya lebih dari 1 atau 2 jam perjalanan dan jaringan dapat di jaga tetap hangat, maka jaringan yang beku atau dingin segera di hangatkan kembali. Ia terbaik dilapisi dengan meletakan pasien di bak mandi air panas • Pembedahan • Medikasi 1. Imunisasi tetanus 0.5 ml IM 2. Plasma ekspander: dextran 40, 20 ml/kg IV setiap 24 jam untuk menurunkan endapan. 3. Antibiotik: tetrasiklin atau ampisilin untuk profilaksis, 250 mg posetiap 6 jam. 4. Analgesik narkotik :morphin 15 mg IM setiap 3 jam atau 5. Analgesik antipiretik : aspirin, 600 mg PO setiap 3 jam.

Related Documents


More Documents from "Dhea"