Dhea Cinthia Fara Andhela.docx

  • Uploaded by: Dhea
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dhea Cinthia Fara Andhela.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 633
  • Pages: 2
DHEA CINTHIA FARA ANDHELA A31116014 “SUMBER POLITIS TENTANG PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT” Pengertian Filsafat Secara etimologis, istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya “cinta” dan “shopos” yang artinya “hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom”. Filsafat adalah jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran, misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme dan lain sebagainya. Filsafat juga bisa diartikan sebagai suatu proses, yang dalam hal ini filsafat diartikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknya. Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan terrtentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. 1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Bersifat Organis Kesatuan sila-sila Pancasila bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia sebagai pendukung dari inti, isi dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat “monopluralis” yang memiliki unsur-unsur, “susunan kodrat” jasmani-rohani, “sifat kodrat” individu-makhluk sosial dan “kedudukan kodrat” sebagai pribadi berdiri sendiri-makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Unsurunsur hakikat manusia tersebut merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis dan harmonis. 2. Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarki sila-sila Pancasila dalam urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi sifatnya merupakan pengkhususan dari sila-sila di mukanya. Sila kelima : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat Secara filosofis, Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain paham filsafat di dunia. 1. Dasar Antropologis Sila-sila Pancasila Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis. Subjek pokok pendukung sila-sila Pancasila adalah manusia. 2. Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan. Kalau manusia merupakan basis ontologi Pancasila maka dengan demikian mempunyai implikasi terhadap bangunan epistemologis dari Pancasila.

Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologis, yaitu : pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia. Pancasila mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang mutlak dalam hidup manusia. 3. Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Menurut Notonegoro, nilai-nilai tersebut dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : a. Nilai Material : segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia. b. Nilai Vital : segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu aktivitas atau kegiatan. c. Nilai Kerohanian : segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia yang dapat dibedakan atas empat tingkatan sebagai berikut : 1. Nilai kebenaran : nilai yang bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta manusia. 2. Nilai keindahan/estetis : nilai yang bersumber pada perasaan manusia. 3. Nilai kebaikan/moral : nilai yang bersumber pada unsur kehendak (will, wollen, karsa) manusia 4. Nilai religius : nilai kerohanian tertinggi dan bersifat mutlak yang berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan manusia serta bersumber pada wahyu Tuhan Yang Maha Esa. Mendeskripsikan esensi dan urgensi pancasila sebagai sistem filsafat Esensi (Hakikat) Pancasila sebagai Sistem Filsafat Pancasila dengan 5 dasar setiap silanya berkaitan dimana substansi tentang hakikat Negara, ide negara, dan tujuan Negara. Urgensi pancasila sebagai sistem filsafat 1. Kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Jati diri bangsa 3. Dasar Negara 4. Aturan hokum yang berlaku 5. Pandangan hidup bangsa 6. Jiwa dan kepirbadian bangsa 7. Perjanjian luhur 8. Pemersatu bangsa 9. Penyelenggaraan kebijakan Negara 10. Susunan/sistem politik Negara 11. Bentuk Negara 12. Susunan perekonomian 13. Dasar-dasar pengembangan iptek

Related Documents


More Documents from ""

Atletik.docx
October 2019 37
Job 2.docx
June 2020 27
14 Rmk Pengauditan Ii.docx
October 2019 39
Refarat Dhea.docx
November 2019 33
Kata Pengantar.docx
November 2019 29