BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isu global merupakanpersoalan lintas budaya dan bangsa yang sedang hangat dibicarakan pada masa sekarang ini oleh masyarakat didunia. Isu ini tidak hanya dihadapi oleh satu negara saja, melainkan dihadapi oleh berbagai negara di belahan dunia. Isu-isu global yang berkembang di dunia saat ini meliputi isu tentang lingkungan dan isu tentang kemanusiaan. Isu tentang lingkungan mencakup kekurangan pangan, kekurangan sumber air bersih, polusi, dan perubahan iklim. Sedangkan isu tentang kemanusiaan mencakup kemiskinan, konflik atau perang, dan wabah penyakit.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apa saja isu-isu global yang berkaitan dengan lingkungan? 2. Apa saja isu-isu global yang berkaitan dengan kemanusiaan?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan isu-isu global yang sedang hangat dibicarakan saat ini meliputi isu tentang lingkungan dan isu tentang kemanusiaan. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah: 1. Dapat mengetahui isu-isu penting persoalan lintas budaya dan bangsa yang sedang hangat dibicarakan saat ini.
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Isu Tentang Lingkungan
1. Kekurangan Pangan Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang hakiki. Kebutuhan pangan di setian daerah harus tersedia dalam jumlah yang cukup, mutu yang bagus, aman untuk dikonsumsi, serta harga yang terjangkau oleh masyarakat. Kekurangan pangan masih menjadi masalah besar bagi umat manusia walaupun pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang sangat cepat sehingga tidak seimbang dengan produksi pangan. Selain itu, distribusi sumber pangan yang tidak merata juga menyebabkan terjadinya kekurangan pangan. Menurut FAO, saat ini terdapat sekitar 200 juta orang yang kekurangan pangan, terutama di negara-negara berkembang. Kekurangan pangan menciptakan gejala serius berupa kelaparan. Kejadian kekurangan pangan tertinggi terdapat di Afrika Sub-Sahara, dimana satu dari setiap tiga orang mengalami kelaparan kronis. Sedangkan jumlah terbesar orang yang kekurangan pangan yaitu di Asia Selatan (299 juta) diikuti oleh Asia Timur (225 juta).
2. Kekurangan Sumber Air Bersih Sejak dulu air diakui sebagai sumber kehidupan. Air, khususnya air bersih banyak dimanfaatkan manusia untuk berbagai keperluan, terutama sekali untuk minum. Dengan demikian, ketersediaan air bersih merupakan keharusan bagi penduduk di suatu wilayah. Sumber-sumber air bersih bisa didapatkan dari mata air, atau sungai yang telah dilakukan proses penyulingan. Dengan demikian bertambahnya jumlah penduduk dunia, kebutuhan air bersih juga meningkat tajam. Seiring dengan itu, sumber-sumber air bersih menjadi berkurang atau justru semakin habis. Dewasa ini, penduduk dunia dilanda kekurangan air bersih. Padahal masalah dan kelangsungan hidup manusia. Berdasarkan laporan resmi WHO, disebutkan bahwa setiap tahun lebih dari 1,6 juta orang meninggal dunia larena rendahnya akses terhadap air bersih dan sanitasi.
2
Kurangnya ketersediaan air bersih berarti telah terjadi kelangkaan air sebagai sumber kehidupan. Kelangkaan air bersih menyebabkan orang terpaksa bergantung pada sumber air yang mungkin tidak aman. Tidak tersedianya air bersih dapat memicu timbulnya berbagai macam penyakit, seperti kolera, tifus, malaria, demam berdarah dan penyakit lain yang menular. Kelangkaan air juga menjadikan orang kehabisan waktu dan dana untuk mendapatkan air bersih. Perubahan iklim, kekeringan dan banjir yang sering kali terjadi ditengarai berpengaruh terhadap ketersediaan air bersih. Contohnya kekeringan pada sebagian sungai-sungai bersar di dunia. Berdasarkan laporan dari yayasan suaka margawatwa alam (WWF) yang berkantor pusat di Swiss menyatakan bahwa sebanyak 10 sungai besar di dunia yang ada di setiap benua mulai mongering dan terancam kekurangan pasokan air. Di antara sungai besar tersebut adalah Yangtze, Mekong, Salween, Gangga dan Indus, Danube di Eropa, La Plata dan Rio Grande di Amerika, Nil di Afrika dan Murray Darling di Autralia. Indonesia juga dilaporkan mulai terancam kekurangan air bersih. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi pada tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia melonjak menjadi 247,5 juta jiwa. Jumlah tersebut mengakibatkan pemenuhan kebutuhan air meningkat menjadi 9391 miliar m3 atau naik 47% dari tahun 2000. Padahal ketersediaan air cenderung menurun setiap tahunnya. Di pulau Jawa misalnya, ketersediaan air hanya 1750 m3 per kapita per tahun, jauh di bawah standar kecukupan yaitu 2000 m3 per kapita per tahun. Jika hal ini idak ditanggulangi, dipastikan Indonesia akan mengalami kelangkaan air bersih pada tahun 2020. Diperkirakan, ketersediaan air pada tahun tersebut hanya 1200 m3 per kapita per tahun. Hal ini sangat ironis, mengingat Indonesia termasuk dalm 10 negara yang kaya akan air (Tempo, Maret 2007).
3. Polusi atau Pencemaran Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Pencemaran lingkungan dapat berupa pencemaran tanah, air, dan udara. 3
Pencemaran udara yang menjadi masalah adalah tercemarnya udara oleh zatzat yang berbahaya yang menimbulkan masalah kesehatan. Dikenali lebih dari 150 jenis bahan pencemar udara yang merupakan hasil langsung dari proses alami (langsung dari letusan gunung, pembakaran di kendaraan atau pabrik, pembakaran sampah) maupun yang terjadi sebagai hasil proses lanjut bahan-bahan kimia di udara dengan ataupun tanpa dipicu oleh radiasi matahari. Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemar, seperti sampahsampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintetis, pecahan kaca, kaleng, detergen yang bersifat nonbiodegradable (secara alami sulit diuraikan) dan zat kimia dari buangang pertanian, misalnya insektisida. Sedangkan encemaran air disebabkan oleh sampah masyarakat, limbah industri, limbah pertanian, dan limbah rumah tangga.
4. Perubahan Iklim Sumber energy fosil (minyak bumi, batu bara dan gas alam) yang dihasilkan oleh banyak pembangkit energy mengakibatkan terjadinya pencemaran udara. Hal ini karena pembangkit tersebut mengeluarkan gas dan zat-zat pencemar, seperti gas sulfurdioksida (SO2) dan gas-gas rumah kaca (GRK), seperti karbondioksida (CO2). Banyak penelitian menyebutkan bahwa GRK telah memicu terjadinya pemanasan global akibat adanya efek rumah kaca. Efek rumah kaca terjadi akibat GRK yang terkumpul di atmosfer membentuk yang menghalangi radiasi panas matahari yang dipantulkan bumi sehingga tidak dapat lepas ke atmosfer. Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon dan N2O dimenyerap lapisan atmosfer yang menyerap radiasi radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya, panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Lebih lanjut, pemanasan global telah memicu terjadinya perubahan iklim (climate change). Perubahan iklim mengakibatkan adanya perubahan-perubahan yang tidak terkirakan sebelumnya, seperti peningkatan suhu, melelhnya gunung es, permukaan air laut naik, banyaknya banjir dan badai, serta musim panas yang semakin panjang. Perubahan-perubahan iklim yang ekstrem inidapat mengancam kehidupan manusia di bumi. Ancaman tersebut antara lain : 1. Panasnya suhu menimbulkan makin banyaknya wabah penyakit endemic seperti leptospirosis, demam berdarah, diare dan malaria. 4
2. Wilayah-wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terancam tenggelam oleh naiknya air laut. 3. Maraknya banjir dan badai topan yang sewaktu-waktu melanda pemukiman manusia. 4. Berkurangnya ketersediaan air bersih karena kekeringan dalam jangka waktu lama. 5. Kegagalan panen karena cuaca yang tidak mendukung.
B. Isu-Isu Tentang Kemanusiaan
1. Kemiskinan Masalah global yang kebanyakan terdapat di negara-negara berkembang adalah kemiskinan. Istilah “negara berkembang” biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang “miskin”. Misalnya, negara-negara di kawasan Asia Selatan, seperti India dan Bangladesh. Kawasan negara miskin lainnya adalah negara –negara di kawasan Afrika seperti Sudan, Rwanda, dan Mali. Kemisikinan merupakan masalah yang sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan, dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. Kemisikinan tampak menjadi problema serius yang harus segera ditangani. Kemisikinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahamannya mencakup : 1. Gambaran akan kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. 2. Gambaran akan kebutuhan social, termasuk keterkucilan social, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. 3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. “memadai” disini sangat berbeda-beda, melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
2. Konflik atau Perang Konflik atau perang telah terjadi dimana-mana di seluruh dunia ini. Bumi yang terkotak -kotak menjadi ratusan negara ini dan dihuni lebih dari 6 milyar manusia ternyata penuh dengan konflik. Konflik antar manusia, antar golongan, antar etnis, dan antar negara. Setiap negara pernah mengalami konflik baik dalam dan luar negri.
5
Mengapa perang telah dikatakan menjadi bagian dari kehidupan dan sejarah kehidupan manusia? Karena manusia telah mengenal pertikaian sejak dulu. Sejak zaman purba mausia telah mengenal hidup berkelompok, dan didalam kehidupan tersebut, selalu ada masalah yang terjadi, ketika apa yang diinginkan dan diharapkan tidaklah sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Hingga kemudian muncullah perbedaan pendapat antara pihak-pihak tertentu, lalu muncullah perselisihan, hingga pertikaian, dan ketika langkah-langkah untuk mencapai perdamaian tidak dapat ditemukan maka muncullah konflik. Konflik berasal dari bahasa Latin, yaitu configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha meyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dalam derajat tinggi, yaitu perang antarmanusia itulah yang mengancam sendi-sendi kehidupan manusia. Perang hanya menyisakan beragam penderitaan, kesengsaraan, kehancuran, dan kehilangan segalanya. Umat manusia di dunia telah merasakan betapa kejamnya Perang Dunia I maupun Perang Dunia II. Perang Dunia I telah menyebabkan lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang. Hampir sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalam suatu pertempuran.
3. Wabah Penyakit. Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata, melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Sumber penyakit dapat berasal dari manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda yang mengandung dan/atau tercemar bibit penyakit, serta yang dapat menimbulkan wabah. Penyakit yang mewabah sekarang ini makin banyak dan beragam dan cepat sekali menyebar menembus batas-batas wilayah dan negara. Penyakit yang sebelumnya hanya melanda sebuah negara atau suatu kawasan dengan cepat menyebar ke negara dan kawasan lain di bumi. Tepat kiranya jika sekarang ini terdapat istilah globalisasi penyakit.
6
Wabah penyakit yang menimbulkan malapetaka yang menimpa umat manusia dari dulu sampai sekarang maupun masa mendatang tetap merupakan ancaman terhadap kelangsungan hidup dan kehidupan. Selain wabah membahayakan kesehatan masyarakat karena dapat mengakibatkan sakit, cacat, dan kematian. Wabah juga akan mengakibatkan hambatan dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Penyakit dapat menurunkan tingkat produktivitas manusia dalam bekerja yang bisa berpengaruh terhadap pendapatan mereka. Banyak produk akitivitas yang hilang akibat serangan penyakit. Disisi lain, pendapatan yang diperoleh banyak dikeluarkan untuk biaya pengobatan. Pada akhirnya, timbulnya penyakit bisa berpengaruh terhadap tingkat ekonomi masyarakat. Wabah-wabah penyakit yang membahayakan didunia,antara lain : a. PES (Black Death) Penyakit pes yang lebih dikenal dengan "Black Death", merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pesti, paling sering dibawa oleh hewan pengerat dan kutu. Wabah penyakit yang pertama kali muncul pada tahun 1347 masehi ini, daerah Asia Tengah dan India, di dua wilayah ini pes telah memakan korban lebih dari 75 juta jiwa. Pada abad pertengahan, jutaan orang di seluruh Eropa meninggal karena wabah yang diakibatkan oleh kutu tikus yang banyak terdapat di rumah-rumah dan perkantoran. Sekarang telah ada antibiotik yang efisien mengobati penyakit ini jika terdeteksi secara dini. Namun jika seseorang telah terinfeksi dan tidak segera diobati, cenderung menyebabkan kematian. Wabah pes ini terkadang masih terjadi pada masyarakat di pedesaan.
b. Demam Kuning Demam kuning adalah penyakit virus mematikan yang ditularkan oleh nyamuk. Pemberian nama ini karena pasien yang terinfeksi bisa tampak kuning. Belum ada obat untuk menyembuhkan demam kuning ini. Pengobatan yang dilakukan hanya bertujuan mengurangi gejala-gejala pasien, seperti demam, sakit perut, muntah, serta pendarahan dari mulut, hidung dan mata.
7
Ada 30.000 kematian akibat demam kuning setiap tahunnya, biasanya paling banyak di daerah tropis. Saat ini, vaksinasi adalah tindakan pencegahan paling penting terhadap demam kuning.
c. Tifus Tifus masih lazim di negara-negara berkembang, sehingga para wisatawan asing
harus
divaksinasi
terhadapnya.
Penyakit
ini
disebabkan
oleh
bakteri salmonella typhi yang dibawa ke aliran darah dan saluran pencernaan. Gejala-gejala tifus seperti demam yang berkelanjutan, lemah, sakit perut, sakit kepala dan hilangnya nafsu makan. Pada beberapa kasus, terdapat ruam dan bintik-bintik merah pada pasein. Demam tifus biasanya diobati dengan antibiotik yang dapat menghilang infeksi selama 2-3 hari.
d. Cacar Cacar muncul dari virus variola ribuan tahun yang lalu, dan World Health Organization (WHO) baru mengeluarkan sertifikat untuk pemberantasan penyakit ini pada tahun 1979, dan sukses melalui kampanye vaksinasi. Namun penyakit cacar ini telah membunuh sekitar 60 juta orang di Eropa pada abad ke-18. Dan diperkirakan 300-500 juta kematian di seluruh dunia pada abad ke-20 diakibatkan oleh penyakit ini juga. Efek jangka panjangnya adalah cacat pada kulit, infertilitas, dan kadangkadang kebutaan. Gejala lainnya seperti demam, sakit kepala, nyeri tubuh dan ruam.
e. Malaria Malaria telah membunuh 2 juta orang per tahun dan menyebabkan 400 hingga 900 juta kasus deman setiap tahunnya. Parasit malaria ditularkan oleh nyamuk, dan mereka berkembang biak di sel darah merah. Gejalanya seperti anemia, demam, mual, dan pada beberapa kasus ekstrim dapat menyebabkan koma hingga kematian. Malaria merupakan permasalahan terbesar di daerah tropik dan subtropik di dunia.
f. Kolera
8
Kolera menyebabkan delapan wabah sepanjang sejarah, dimulai pada tahun 1817. Penyakit ini berasal dari air kotor Sungai Gangga di India dan meledak selama festival di Calcutta. Penyakit ini berpindah ke bagian India lainnya, dan akhirnya menyebar ke seluruh dunia melalui air yang terkontaminasi dan juga melalui kotoran korban. Wabah terbaru pada tahun 1947 menyerang 20.500 orang di Mesir.
g. Rabies Rabies atau lebih dikenal sebagai penyakit anjing gila masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia pada umumnya dan Pulau Flores khususnya. Menurut data kementerian kesehatan, di Flores, kasus rabies dilaporkan ada di 6 kabupaten dengan jumlah kasus gigitan anjing rabies sebanyak 2000 orang setiap tahun dan 10 orang diantara meninggal dunia. Langkah efektif mencegah rabies pada manusia adalah vaksinasi populasi anjing dengan cakupan 70% (WHO, 2013). Namun seringkali ditemukan dilapangan kasus rabies pada anjing yang sudah divaksinasi. Hal ini disebabkan oleh gagalnya sistem imun anjing membentuk kekebalan yang mampu melawan virus rabies (≥ 0.5 IU/ml) (WHO, 2012). Beberapa faktor potensial penentu dalam proses pembentukan kekebalan seperti ras, umur, jenis kelamin, status vaksinasi, waktu penggambilan darah setelah vaksinasi dan jenis vaksin yang digunakan (Mansfield, et. al., 2004). Kegagalan anjing membentuk kekebalan pasca vaksinasi akan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia sebab 98% kasus rabies pada manusia ditularkan oleh anjing (WHO, 2013). Penelitian-penelitian terdahulu terkait respon kekebalan anjing pasca vaksinasi masih sangat terbatas pada daerah perkotaan negaranegara maju (Mansfield, et. al., 2004; Kennedy et al., 2007; Minke et al., 2008; Jakel et al, 2008) yang mana sistem pemeliharaan anjing sangat berbeda dengan situasi di daerah pedesaan negara berkembang seperti Indonesia. Sebagai contoh, di negara maju anjing umumnya mendapat tempat yang layak dalam rumah sebagai bagian dari keluarga. Sebaliknya di negara yang sedang berkembang terutama di daerah pedesaan anjing dibiarkan berkeliaran baik siang maupun malam hari. Sebagai kosekuensi status gizi anjing dan status kekebalan anjing terhadap penyakit rabies juga akan berbeda dengan sistem pemeliharaan yang berbeda. Vaksinasi pada anjing merupakan langkah utama pencegahan penularan rabies kepada manusia, namun kajian terkait respon kekebalan anjing yang divaksinasi belum pernah 9
dilakukan di Pulau Flores. Untuk mendukung pengembangan strategi pemberantasan rabies yang efektif dan efisien dibutuhkan data lapangan yang akurat antara lain data titer kekebalan pasca vaksinasi. Pengukuran titer kekebalan harus dilakukan secara berseri/berulang, misalnya hari ke-0, 30, 90, 180, dan 360 paska vaksinasi. Hal ini dilakukan untuk melihat trend pembentukan kekebalan tubuh anjing paska vaksiansi. Data yang terkumpul akan di jadikan input terkait waktu yang tepat dalam melakukan vaksinasi ulang (booster).
h. Human immunodeficiency virus (HIV) HIV dianggap sebagai masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia. Sebagian besar orang yang hidup dengan HIV / AIDS (ODHA) adalah Pengguna Narkoba Suntik (Penasun) yang memainkan peran penting dalam penularan HIV. Opioid yang digunakan oleh banyak IDU mempengaruhi ekspresi CCR5 dan CXCR4, yang merupakan co-reseptor yang digunakan oleh HIV untuk menginfeksi sel limfosit T CD4. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan ekspresi HV CCR5 dan CXCR4 co-receptors antara IDU Odha dan Odha pengguna non-narkoba. Ini adalah observasi analitik crossectional yang dilakukan pada periode September 2011 − Mei 2013 tentang IDU odha yang diambil sampelnya secara berurutan di Rumah Sakit Umum Dr. Hasan Sadikin Bandung dan masyarakat di Jawa Barat. Flowcytometry digunakan untuk menganalisis CCR5 dan CXCR4 co-receptors serta jumlah limfosit T CD4. Delapan puluh subjek dilibatkan dalam penelitian, yang terdiri dari 17 pengguna napza suntik aktif, 16 IDU pada terapi metadon, 15 mantan IDU, dan 32 Odha pengguna nonnarkoba. Persentase CXCR4 pada permukaan limfosit T CD4 secara signifikan lebih tinggi pada Odha pengguna non-narkoba bila dibandingkan dengan IDU Odha (86,13; 78,23; p 0,001). Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan pada ekspresi CCR5 dan MFI CXCR4 pada permukaan limfosit T CD4 antara IDU Odha dan Odha pengguna non-narkoba (p> 0,05). Disimpulkan bahwa ekspresi CXCR4 pada permukaan limfosit T CD4 lebih tinggi pada Odha IDU dibandingkan Odha pengguna non-narkoba. Ekspresi co-reseptor CXCR4 lebih tinggi daripada ekspresi CCR5 baik di IDU Odha maupun Odha pengguna nonnarkoba. Persentase CXCR4 pada permukaan limfosit T CD4 secara signifikan lebih tinggi pada Odha pengguna non-narkoba bila dibandingkan dengan IDU Odha (86,13; 78,23; p 0,001). Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan 10
pada ekspresi CCR5 dan MFI CXCR4 pada permukaan limfosit T CD4 antara IDU Odha dan Odha pengguna non-narkoba (p> 0,05). Disimpulkan bahwa ekspresi CXCR4 pada permukaan limfosit T CD4 lebih tinggi pada Odha IDU dibandingkan Odha pengguna non-narkoba. Ekspresi co-reseptor CXCR4 lebih tinggi daripada ekspresi CCR5 baik di IDU Odha maupun Odha pengguna nonnarkoba. Persentase CXCR4 pada permukaan limfosit T CD4 secara signifikan lebih tinggi pada Odha pengguna non-narkoba bila dibandingkan dengan IDU Odha (86,13; 78,23; p 0,001). Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan pada ekspresi CCR5 dan MFI CXCR4 pada permukaan limfosit T CD4 antara IDU Odha dan Odha pengguna non-narkoba (p> 0,05). Disimpulkan bahwa ekspresi CXCR4 pada permukaan limfosit T CD4 lebih tinggi pada Odha IDU dibandingkan Odha pengguna non-narkoba. Ekspresi co-reseptor CXCR4 lebih tinggi daripada ekspresi CCR5 baik di IDU Odha maupun Odha pengguna nonnarkoba. 0,05). Disimpulkan bahwa ekspresi CXCR4 pada permukaan limfosit T CD4 lebih tinggi pada Odha IDU dibandingkan Odha pengguna non-narkoba. Ekspresi co-reseptor CXCR4 lebih tinggi daripada ekspresi CCR5 baik di IDU Odha maupun Odha pengguna non-narkoba. 0,05). Disimpulkan bahwa ekspresi CXCR4 pada permukaan limfosit T CD4 lebih tinggi pada Odha IDU dibandingkan Odha pengguna non-narkoba. Ekspresi co-reseptor CXCR4 lebih tinggi daripada ekspresi CCR5 baik di IDU Odha maupun Odha pengguna nonnarkoba.
i. Epidemiologi Kerja Epidemilogi kerja adalah kata buzz baru. Idenya adalah untuk mengumpulkan data tentang penyakit menyebar di tempat kerja untuk lebih memahami faktorfaktor penentu dan untuk membantu membangun langkah-langkah yang harus diambil untuk mengurangi risiko kerja. Penyakit biaya AS sendiri $ 576 miliar per tahun. Selain itu, WHO telah terdaftar penyakit ini sebagai yang paling mungkin menyebabkan epidemi global;
Demam Krimea-Kongo – ditularkan ke manusia dari kutu ditemukan di Afrika, Timur Tengah, dan Asia. Tidak ada vaksin dan menyebabkan kematian pada 40% dari mereka yang terinfeksi.
11
Ebola – Virus yang menyebabkan perdarahan di seluruh sistem GI. Tidak ada vaksin tapi dua dalam pengembangan.
Sindrom Mers pernapasan yang disebabkan oleh virus menyebar melalui kontak dengan Unta dan manusia.
Zika- resmi dinyatakan keadaan darurat kesehatan masyarakat. Penyakit ini disebarkan oleh nyamuk dan menyebabkan kerusakan yang paling bagi perkembangan janin. Superbug
j. Waspadai bakteri yang resistan terhadap obat. Di berbagai belahan dunia, tercatat pasien yang memeriksakan infeksi bakteri kebal terhadap 26 jenis antibiotik yang tersedia. Ancaman jenis bakteri yang kebal terhadap segala jenis obat yang tersedia di muka bumi ini telah diwaspadai selama bertahun-tahun dan akhirnya menjadi kenyataan. Superbug atau Carbapenemresistant Enterobacteriaceae telah membunuh lebih dari 700.000 orang setiap tahunnya. Dalam U.N General Assembly di bulan September 2016, pemimpinpemimipin dunia sepakat akan beberapa langkah untuk menghentikan penyebarannya. Perawatan Kesehatan Organ Reproduksi sedang di Ujung Tanduk
k. Masih tingginya angka kematian ibu ketika melahirkan Kematian karena kehamilan abnormal, aborsi dan penyakit-penyakit organ reproduksi tetap menjadi kekhawatiran besar di berbagai penjuru dunia. Pelayanan kesehatan di bidang reproduksi yang tidak merata di negara-negara dunia ketiga, lemahnya dukungan negara terhadap pendanaan klinik reproduksi dan layanan kesehatan khusus wanita di negara-negara maju menjadi isu hangat kesehatan global di tahun ini.
l.
Virus Zika
Sudah satu tahun sejak WHO mengumumkan keadaan darurat karena virus Zika, dan baru saja organisasi yang sama mengagetkan dunia kesehatan dengan mengumumkan usainya keadaan darurat. Bukan karena Zika sudah tidak berbahaya, namun karena virus ini tidak akan menghilang dalam waktu dekat.
12
Zika akan menjadi seperti malaria dan yellow-fever, jenis virus yang membutuhkan usaha yang besar dan harus terus menerus diperangi. Apalagi belum ditemukan vaksin untuk virus ini.
m. Buruknya Sistem Pelayanan Kesehatan di Berbagai Penjuru Dunia Kekurangan dokter di berbagai belahan dunia menjadi semakin buruk. Setelah rumah sakit dan klinik di negara-negara seperti Jamaika, Amerika Utara dan Eropa ditinggalkan oleh dokter-dokternya karena buruknya sistem dan fasilitas kesehatan yang disediakan oleh pemerintah, dokter-dokter di Kenya pun mogok kerja menuntut perbaikan fasilitas pelayanan kesehatan di negara tersebut. Hal ini menyebabkan jutaan orang tanpa akses ke layanan kesehatan.
13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Isu-isu global yang berkembang di dunia saat ini meliputi isu tentang lingkungan dan isu tentang kemanusiaan. Isu tentang lingkungan mencakup kekurangan pangan, kekurangan sumber air bersih, polusi, dan perubahan iklim. Sedangkan isu tentang kemanusiaan mencakup kemiskinan, konflik atau perang, dan wabah penyakit. Kekurangan pangan masih menjadi masalah besar bagi umat manusia walaupun pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang sangat cepat sehingga tidak seimbang dengan produksi pangan. Selain itu, distribusi sumber pangan yang tidak merata juga menyebabkan terjadinya kekurangan pangan. Kurangnya ketersediaan air bersih berarti telah terjadi kelangkaan air sebagai sumber kehidupan. Kelangkaan air bersih menyebabkan orang terpaksa bergantung pada sumber air yang mungkin tidak aman. Tidak tersedianya air bersih dapat memicu timbulnya berbagai macam penyakit, seperti kolera, tifus, malaria, demam berdarah dan penyakit lain yang menular. Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata, melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Sumber penyakit dapat berasal dari manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda yang mengandung dan/atau tercemar bibit penyakit, serta yang dapat menimbulkan wabah.
14
DAFTAR PUSTAKA
Herimanto dan Winarno. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Gibney, Michael J. dkk. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC http://gakken-idn.id/articles/masalah-kesehatan-global-di-tahun-2017 http://promosikesehatandunia.wordpress.com/2017/04/02/7-isu-global-kesehatan-tahun-2017/
15