ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. DEWI WAHYUNI DENGAN CA MAMAE DI RSD DKT BHALADHIKA HUSADA JEMBER
TUGAS MATA KULIAH MENJELANG AJAL DAN PALIATIF
disusun oleh : Kelompok 1 Kelas D Wan Sandra C.P
NIM 162310101126
Liyah Elsa Nur C
NIM 162310101141
Miftakhul Sa’adah NIM 162310101159
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PERGURUAN TINGGI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2018
BAB 1. ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMAE 1.1 Pengkajian 1. Identitas Klien IDENTITAS PASIEN Nama (Inisial)
Ny. Dewi wahyuni
Tempat tanggal lahir
Kalimantan, 25 desember 1965
Umur
52 Tahun
Diagnosa Medis
Ca Mamae ( kangker payudara)
2. Riwayat Kesehatan a. Diagnosa Medik
: Ca Mamae
b. Keluhan Utama
: Pasien mengatakan bahwa ia mengeluh nyeri pada
luka post operasi dan merasa lemas, mual serta pusing setelah kemoterapi. c. Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengatakan bahwa ia menderita kanker payudara stadium 3, beliau sering masuk rumah sakit sejak satu tahun belakangan ini. Awalnya Nyonya Yuni menemukan benjolan di payudara sebelah kanan nya dan ketika memeriksakan diri ternyata beliau menderita kanker payudara atau Ca Mamae. d. Riwayat kesehatan terdahulu: 1) Penyakit yang pernah dialami: pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit ini sebelumnya dan juga tidak pernah mengalami penyakit yang ganas sebelumnya. 2) Alergi (obat, makanan, plester, dll) :pasien mengatakan tidak memiliki alergi makanan. 3) Imunisasi : pasien mengatakan tidak mengetahui kelengkapan imunisasinya. 4) Kebiasaan/pola hidup/life style : Pasien mengatakan pola hidupnya sama seperti orang pada umumnya. Pasien jarang berolahraga dan
mengatakan sudah merasa menjaga kesehatannya mulai dari menjaga makan dan menghinjari makanan instant 5) Obat-obat yang digunakan: obat kemoterapi e. Riwayat penyakit keluarga : Pasien mengatakan bahwa ia menderita kanker payudara stadium 3
Genogram:
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
: tinggal dalam 1 rumah
: pasien
: menikah
: keturunan
: hubungan darah
3. Pengkajian Keperawatan 1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan Sebelum sakit: pasien mengatakan beliau manpu dapat melakukan semua kegiatan yang di sukai dan tanpa hambatan. Setelah sakit: Pasien meresepsikan kesehatan yaitu ketika ia mampu melakukan semua aktifitasnya secara mandiri dan skait yang di deritanya saat ini merupakan ujian dari allah untuk lebih bersabar serta selalu berusaha dan berdoa. Interpretasi: Pemeliharaan kesehatan pasien setelah sakit harus di bantu oleh keluarga 2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) a. Antropometeri BB: 40 kg TB: 155 cm IMT: 16,6 Interpretasi: status antropometri pasien dalam kondisi kurang atau kurus. b. Biomedical sign : Hemoglobin
: 9,2/dl (13-17,5)
Leukosit
: 9,6 109/dl (4,5-11)
Hematokrit
: 30 % (41-53)
Trombosit
: 103 109/L (150-450)
Interpretasi
: status biomedikal upnormal
c. Clinical Sign :
Pasien susah menghabiskan makanan dari rumah sakit dikarenakan merasa mual dan ingin muntah karena efek dari kemoterapi. Interpretasi: tanda klinis menunjukkan bahwa pasien mukosa mulut dan intake makanan tidak adekuat 3. Pola eliminasi(saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit): BAK -
Frekuensi
:-
-
Jumlah
: 2300/24 jam
-
Warna
: kuning cerah
-
Bau
: amoniak
-
Karakter
: cair
-
BJ
:-
-
Alat Bantu
: kateter urin
-
Kemandirian : -
-
Lain
:-
Sebelum sakit: pasien mengatakan kencing kuning dan berbau khas. BAB -
Frekuensi
:1 kali sehari
-
Jumlah
:-
-
Konsistensi
: lembek
-
Warna
: kuning
-
Bau
: khas
-
Karakter
: lembek
-
BJ
:-
-
Alat Bantu
: tidak ada
-
Kemandirian : dibantu keluarga
-
Lain
:-
Sebelum sakit: pasien mengatakan tidak mengalami perubahan dalam beraknya.
Interpretasi: BAB pasien tidak menunjukkan tanda-tanda terjadinya masalah eliminasi, sedangkan untuk BAK pasien harus terpasang kateter urin. 4. Pola aktivitas dan latihan(saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit) Sebelum sakit: pasien sering melakukan aktivitas sehari-hari, seperti pergi memasak. Saat di rumah sakit: pasien hanya bed rest dan mobilisasi di tempat tidur.
Kemampuan aktivitas sehari-sehari Aktivitas Makan
Skor 0 = tidak mampu
10
5 = membutuhkan bantuan dalam mengambil/menyendok makanan 10 = mandiri Mandi
0 = perlu pertolongan
5
5 = mandiri
Berdandan
0 = membutuhkan pertolongan
5
5 = mampu dalam berdandan Berpakaian 0 = dibantu total
10
5 = butuh bantuan namun hanya setengah kegiatan berpakaian 10= mandiri Buang air
0 = inkontinensia/ tidak teratur (atau
besar
membutuhkan enema)
10
5 = terkadang tidak teratur 10 = teratur Buang air
0 = inkontinensia
kecil
5 =terkadang inkontinensia 10 = mandiri
10
toileting
0 = perlu pertolongan
10
5 = membutuhkan bantuan, tetapi dapat melakukan sendiri 10 = mandiri ambulasi
0 = tidak mampu
15
5 = membutuhkan bantuan yang maksimal (satu atau dua penolong) 10 = butuh bantual minimal (verbal atau fisik) 15 = mandiri mobilisasi
0 = tidak bisa mobilisasi / kurang dari 45
15
meter 5 = menggunakan kursi roda 10 = mampu berjalan dengan bantuan satu orang 15 = mandiri Naik/turun
0 = tidak mampu
tangga
5 = membutuhkan bantuan
10
10 = mandiri Total (0-100)
100
5. Pola tidur & istirahat Sebelum sakit Durasi
: 8 jam
Gangguan tidur
: suara bising
Keadaan bangun tidur : segar bugar Lain-lain
:-
Setelah sakit Durasi
: 4 jam
Gangguan tidur
: tidak dapat tidur karena nyeri di payudaranya
Keadaan bangun tidur : lesu
Lain-lain
:-
Interpretasi
: Pola istirahat tidur pasien terganggu.
6. Pola kognitif dan perceptual Fungsi Kognitif dan Memori : Pasien mampu menghitung dan juga mengingat tahun lahirnya. Fungsi dan keadaan indera : Pasien mampu melihat, mendegar dan merasakan perabaan dengan baik. Interpretasi : fungsi kognitif dan perceptual pasien dalam batas normal. 7. Pola persepsi diri Gambaran diri : Pasien meresepsikan kesehatan yaitu ketika ia mampu melakukan semua aktifitasnya secara mandiri dan skait yang di deritanya saat ini merupakan ujian dari allah untuk lebih bersabar serta selalu berusaha dan berdoa. Identitas diri : pasien mengatakan bahwa beliau adalah seorang perempuan dewasa yang seharusnya bekerja atau berkegiatan Harga diri : keluarga dan pasien mengatakan keadaan pasien tidak sesuai dengan keinginannya. Ideal diri : keluarga dan pasien menginginkan segera pulang karena kangen dengan suasana di rumah. Peran diri : pasien mengatakan peran pasien adalah seorang ibu dan istri dari ketiga anaknya dan suaminya. Interpretasi : gambaran diri dan harga diri pasien mengalami gangguan. 8. Pola seksualitas & reproduksi Pola seksualitas: pasien mendapatkan kasih sayang dari kakak-kakanya dan keluarganya Fungsi reproduksi: pasien belum menikah Interpretasi :pola seksualitas pasien tidak mengalami gangguan. 9. Pola peran dan hubungan Peran pasien sebagai pria dewasa yang bekerja terganggu akibat sakit yang dialami, yaitu susah BAK dan nyeri. Hubungan keluarga pasien sangat
baik, ditunjukkan dengan anak dan menantunya yang menjenguk dan merawatnya. Interpretasi :pola peran pasien mengalami gangguan, namun hubungan dengan keluarga cukup baik. 10. Pola manajemen koping-stress Pasien selalu bertanya dan berdiskusi untuk mencari jalan keluar ketika menghadapi maslah atau stres. Interpretasi : pola manajemen stres pasien sudah adaptif. 11. System nilai & keyakinan Keluarga pasien mengatakan bahwa beliau yakin bahwa sakit yang dialami pasien merupakan takdir dari Allah swt dan beliau akan berusaha untuk menyembuhkannya. Interpretasi :keyakinan keluarga pasien mendukung asuhan keperawatan.
Kesejahteraan Spiritual Berikanlah lingkaran sesuai kondisi yang Anda rasakan saat ini. Keterangan : SS
: Sangat setuju
CST
: Cukup setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak setuju
CTS
: Cukup tidak setuju
STS
: Sangat tidak setuju
No
a.
Pernyataan
Saya tidak
SS
CST
S
TS
Sangat Cukup Setuju
Tidak
setuju
setuju
setuju
CTS
STS
Cukup Sangat tidak
tidak
setuju
setuju
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
merasakan kepuasan saat saya berdoa kepada Tuhan b.
Saya tidak tahu siapa diri saya sebenarnya, berasal dari mana, atau kemana tujuan saya
c.
Saya yakin bahwa Tuhan mencintai dan peduli dengan saya
d.
Saya merasa bahwa kehidupan ini adalah sebuah pengalaman berharga
e.
Saya percaya bahwa Tuhan itu tidak peduli dan masa bodoh dengan apa yang saya lakukan sehari-hari
f.
Saya merasa masa
depan saya tidak jelas g.
Saya memiliki
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
hubungan yang penuh arti dengan Tuhan h.
Saya merasa sangat bahagia dan puas dengan hidup saya
i.
saya merasa tidak mempunyai kekuatan dan dukungan dari Tuhan
j.
Saya merasakan suatu kebahagiaan dalam tujuan hidup saya
k.
Saya yakin bahwa tuhan selalu perhatian dengan masalah yang saya hadapi
l.
Saya sunggung tidak menikmati hidup ini
m.
Saya secara pribadi tidak memiliki kepuasan dalam
berhubungan dengan tuhan n.
Saya merasa pasti
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
SS
CST
S
TS
CTS
STS
tentang masa depan saya o.
Hubungan saya dengan tuhan membantu saya merasa tidak sendirian
p.
Saya merasa hidup ini penuh dengan konflik dan kemalangan
q.
Saya merasa sangat bahagia ketika dengan dengan Tuhan
r.
Hidup ini terasa tidak punya banyak arti
s.
Hubungan saya dengan tuhan menambah perasaan bahagia hidup saya
t.
Saya yakin ada tujuan yang nyata dalam hidup saya
4. Pengkajian Fisik Keadaan umum: TANDA-TANDA VITAL Kesadaran
Komposmentis GCS 4-5-6
Tekanan darah
140/90 mmHg
Suhu
36.5o C
respirasi
22x/menit
Nadi/Heart Rate
86x/menit
Nyeri*
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
*berikan tanda [x] sesuai kondisi pasien Interpretasi : keadaan umum pasien dalam batas normal. Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) 1. Kepala I= kepala dan rambut rontok karena efek kemoterapi P= tidak ada nyeri tekan pada kepala maupun sinus. 2. Mata I= tidak ada kotoran, konjungtiva berwarna merah muda, sklera putih, pupil 3/3, refleks cahaya ++/++. 3. Telinga I= tidak ada luka, bersih. P= tidak ada nyeri tekan pada targus dan aurikel. 4. Hidung I= tidak ada lesi, tidak ada sedikit kotoran pada lubang hidung. P= tidak ada nyeri tekan pada sinus. 5. Mulut I= mukosa mulut lembab, lidah berwarna merah muda, dan gigi lengkap. 6. Leher
I= warnanya sama dengan kulit sekitarnya, ada benjolan jika kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening. P= teraba arteri karotis, ada reflek menelan, tidak ada nyeri tekan. 7. Dada I = simetris fusiformis Ukuran dan bentuk kedua payudara tidak simetris, ukuran payudara kiri lebih besar daripada payudara kanan. Warna kulit payudara kiri dan kanan tidak sama, luka dijumpai pada payudara kiri. Pemekaran pembuluh darah (-), tarikan pada kulit (-), peau de orange (-), retraksi puting (+), ekzema pada puting/areola (-), nipple discharge (-).benjolan di axilla (+), benjolan di infra dan supraklavikula (-). P= stem fremitus kiri = kanan, kesan normal Teraba pembesaran KGB di aksila sebelah kiri P= sonor di kedua lapangan paru A= SP: Vesikuler, ST: -E 8. Abdomen I= terlihat simetris, ada bekas luka operasi dengan balutan membujur ± 15 cm, terpasang drain A= Normoperistaltik P= seopel P= suara pada abdomen terdengar timpani, namun pada kuadran kanan atas suara terdengar pekak (hepar). 9. Urogenital I= tidak ada luka maupun lesi. 10. Ekstremitas I= simetris kanan dan kiri baik ekstrimitas atas maupun bawah, edema (-). P= tidak ada nyeri tekan. Kekuatan otot: 5555
5555
5555
5555
11. Kulit dan kuku I= luka post operasi terbuka dan bernanah P= CRT 1 detik
5. Pengobatan : a. IVFD RL 20 gtt/menit b. Inj Ketorolac 30 mg/8 jam c. Inj Ranitidin 50 mg/12 jam
Analisis Data No 1
Data penunjang DS: Pasien mengatakan bahwa ia mengeluh nyeri pada luka post operasi dan merasa lemas, mual serta pusing setelah kemoterapi. Pasien mengatakan skala nyeri yang di alami pada payudara adalah 7 Pasien mengatakan tidak dapat tidur karena nyeri di payudaranya DO: Tekanan Darah: 140/90 mmHg Wajah klien tampak meringis kesakitan Ukuran dan bentuk kedua payudara tidak simetris ukuran payudara kiri lebih besar daripada payudara kanan Warna kulit payudara kiri dan kanan tidak sama, luka dijumpai pada payudara kiri retraksi puting (+)
Etiologi
Masalah
Ca Mamae
Nyeri Kronis
Nodul-nodul pada payudara Edema (pembengkakan) Mendesak sel syaraf Menekan sel syaraf Nyeri Kronis
2
DS : Pasien mengatakan bahwa ia mengeluh nyeri pada luka post operasi dan merasa lemas, mual serta pusing setelah kemoterapi. Pasien mengatakan skala nyeri yang di alami pada payudara adalah 7 Pasien mengatakan tidak dapat tidur karena nyeri di payudaranya
Ca Mamae
Kerusakan
integritas jaringan
Nodul-nodul pada payudara Edema (pembengkakan) Prosedur operasi Luka insisi Faktor atau agen presdiposisi( bakteri,
DO:
fungi dll)
Tekanan Darah: 140/90 mmHg luka post operasi terbuka dan bernanah Warna kulit payudara kiri dan kanan tidak
Inflamasi Kerusakan integritas jaringan
sama, luka dijumpai pada payudara kiri
3
DS : Pasien mengatakan bahwa merasa lemas, mual serta pusing setelah kemoterapi.
Ca Mamae Kemoterapi (program pengobatan)
Mual
Pasien mengeluh susah menghabiskan makanan dari rumah sakit dikarenakan merasa mual dan ingin muntah karena efek dari kemoterapi.
Pelepasan reseptor Hydroxytrytamine3 (5-HT3) Stimulasi pada aferen Mengaktifkan pusat generator mual
DO: BB: 40 kg
Mual
TB: 155 cm IMT: 16,6
1.2 Diagnosa 1. Nyeri Kronis b.d Agen pencedera (Ca Mamae) d.d Pasien mengatakan bahwa ia mengeluh nyeri pada luka post operasi, Pasien mengatakan skala nyeri yang di alami pada payudara adalah 7, Pasien mengatakan tidak dapat tidur karena nyeri di payudaranya dan Wajah klien tampak meringis kesakitan 2. Kerusakan integritas jaringan b.d Prosedur operasi d.d Pasien mengatakan skala nyeri yang di alami pada payudara adalah 7, Pasien mengatakan tidak dapat tidur karena nyeri di payudaranya, Tekanan Darah: 140/90 mmHg, luka post operasi terbuka dan bernanah dan Warna kulit payudara kiri dan kanan tidak sama, luka dijumpai pada payudara kiri. 3. Mual b.d Kemoterapi (program pengobatan) d.d Pasien mengatakan bahwa merasa lemas, mual serta pusing setelah kemoterapi, Pasien mengeluh susah menghabiskan makanan dari rumah sakit dikarenakan merasa mual dan ingin muntah karena efek dari kemoterapi, BB: 40 kg, TB: 155 cm dan IMT: 16,6
1.3 Intervensi No.
Diagnosa
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Nama & Paraf
1.
Nyeri Kronis b.d NOC: Agen pencedera (Ca Setelah
dilakukan Manajemen Nyeri (1400):
Mamae) d.d Pasien perawatan 1x24 jam pasien mengatakan bahwa dapat
luka
operasi, mengatakan
mempertahankan
rasa
post Mengganggu (2101) pada
frekuensi, kualitas, intensitas
yang
Pasien skala 2 dan ditingkatkan ke
atau beratnya nyeri dan faktor
dirasakan oleh
pencetus
klien sehingga
skala skala 4 dengan kriteria :
2. Gangguan
payudara Pasien tidak
dapat tidur karena nyeri payudaranya
sejauhmana
lokasi, karakteristik, durasi,
pada
mengatakan
nyeri
Yang
Efek
1. Ketidaknyamanan
7,
pengkajian
mengetahui
perkembangan
nyeri yang di alami
adalah
1. Lakukan
$
konnprehensif yang meliputi
ia mengeluh nyeri Nyeri: pada
1. Untuk
NIC:
di dan
2. Berikan dalam
perasaan mengontrol 3. Gangguan
menikmati
hidup 4. Gangguan aktivitas fisik 5. Keputusasaan
individu
penurun
nyeri
dapat
nyeri yang optimal dengan
dijadikan
peresepan analgesik (Codeine:
sebagai acuan
30-60 mg/ 4jam maksimal
untuk
240 mg/hari)
intervensi
3. Ajarkan penggunaan teknik non
farmakologi
(seprti
selanjutnya 2. Analgetik
Wajah klien tampak
hynopsis,
rileksasi,
terapi
meringis kesakitan
musik dan tindakan penurun
memblok
nyeri lainnya)
rangsangan
4. Dukung istirahat dan tidur
dapat
nyeri sehingga
yang adekuat untuk membantu
dapat
penurunan nyeri
tidak
5. Libatkan
keluarga
dalam
modalitas penurun nyeri, jika memungkinkan.
nyeri
dipersepsikan. 3. Relaksasi napas
dalam
dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi ke
O2
seluruh
jaringan. 4. Dapat mempengaruh i kemampuan
klien
untuk
rileks/istirahat secara efektif dan
dapat
mengurangi nyeri. 2.
Kerusakan
NOC:
integritas jaringan Setelah b.d
dilakukan Perawatan Luka (3660):
Prosedur perawatan 2x24 jam pasien
operasi d.d Pasien dapat mengatakan
adalah
skala Penyembuhan
Luka: 2.
payudara dan ditingkatkan ke skala 2 7,
mengatakan
Pasien dengan kriteria : tidak
dapat tidur karena nyeri
di
payudaranya, Tekanan
1.
mempertahankan
nyeri yang di alami Primer (1102) pada skala 5 pada
3.
1. Memperkirakan (kondisi) kulit
4.
2. Memperkirakan kondisi tepi luka
Darah:
1. Untuk
NIC:
3. Peningkatan suhu kulit
mengetahui
Monitor karakteristik luka,
perkembangan
termasuk drainase, warna,
perbaikan pada
ukuran dan bau
luka.
Berikan
perawatan
ulkus 2. Untuk
pada kulit yang diperlukan
mencegah
Berikan balitan yang sesuai
perluasan luka
dengan jenis luka
kemunculan
Periksa
luka
setiap
perubahan balutan 5.
$
kali
pada lain
Rujuk pada ahli diet yang 3. Agar tepat
tempat
luka
mendapatkan
140/90 mmHg, luka
4. Bau luka busuk
6.
Anjurkan
pasien
yang
keluarga
dan bernanah dan
tanda dan gejala infeksi
menimbiulkan
Dokumentasikan
lecet lain yang
kulit
payudara kiri dan
7.
mengenal
balutan
post operasi terbuka
Warna
untuk
dan
lokasi dan tampilan.
ukuran,
benar dan tidak
dapat
kanan tidak sama,
menimbulkan
luka dijumpai pada
infeksi
payudara kiri.
lebih parah
yang
4. Untuk mengetahui perkembangan luka
dan
keadaan luka 5. Untuk menentukan makanan pasien
yang
mengandung nutrisi
yang
dapat mempercepat penyebuhan pasien 6. Agar keluarga pasien mengetahui tanda
dan
gejala
dari
infeksi 7. Untuk mengetahui sejauh
mana
proses penyembuhan luka
3.
Mual
b.d NOC:
Kemoterapi
Setelah
(program
perawatan 1x24 jam pasien
pengobatan)
1. Agar
NIC: dilakukan Manajemen Mual (1450):
d.d dapat
1.
Identifikasi
memudahkan
faktor-faktor
perawat
mempertahankan
yang
dapat
menyebabkan
melakukan
Pasien mengatakan Mual dan Muntah: Efek
mual
atau
berkontribusi
penangan
bahwa
terhadap mual (misal obat-
untuk
obatan dan prosedur)
mengurangi
merasa Yang Mengganggu (2106)
lemas, mual serta pada pusing
skala
setelah tingkatkan
2 ke
dan
di
skala
5
2.
Pastikan
bahwa
obat
rasa mual
kemoterapi, Pasien dengan kriteria hasil :
antiemetik yang diberikan 2.
Antiemetic
mengeluh
untuk mencegah mual jika
bertujuan
memungkinkan
untuk
Ajarkan penggunaan teknik
mengurangi
non
(seprti
mual
susah
menghabiskan makanan rumah
1. Asupan
makanan
berkurang dari sakit
2. Kehilangan
selera
3.
makan
farmakologi
dikarenakan merasa
3. Penurunan berat badan
hynopsis,
terapi
memenuhi
mual
4. Efek samping dari obat
musik dan tindakan penurun
kebutuhan
nyeri lainnya)
serta
Dorong polamakan dengan
membantu
BB: 40 kg, TB: 155
porsi yang sedikit makanan
dalam
cm dan IMT: 16,6
yang menarik bagi pasien
penyembuhan
dan
ingin
muntah karena efek dari
kemoterapi,
4.
rileksasi,
dan
proses
5.
6.
Monitor
asupan
makanan 3. Agar
pasien
terhadap kandungan gizi dan
merasa
lebih
kalori
tenang
dan
Timbang berat badan secara
mengurangi
teratur.
rasa mual 4. Dengan memberikan makanan dalam
porsi
kecil diharapkan nutrisi
akan
terpenuhi
dan
makanan yang menarik dapat menambah nafsu klien 5. Untuk
makan
mengetahui status
gizi
pasien 6. Untuk mengetahui terjadinya penurunan atau peningkatan berat badan
1.3 Implementasi Keperawatan No. 1.
Jam 08.00
Implementasi
Respon
1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang Pasien tampak meringis meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan
Paraf L
faktor pencetus 08.30
2. Memberikan obat analgesik Codeine: 30-60 mg/ Pasien bersedia meminum 4jam maksimal 240 mg/hari
10.30
3. Mengajarkan
obat analgesik
penggunaan
teknik
non Pasien
farmakologi (seprti hynopsis, rileksasi, terapi bersedia musik dan tindakan penurun nyeri lainnya) 4. Melibatkan
keluarga
L
dalam
terapi
teknik
dan
keluarga
untuk
diajarkan
non
L
farmakologi
non untuk mengurangi nyeri
farmakolgi jika memungkinkan 11.00
5. Menganjurkan pasien untuk istirahat yang Pasien mengatakan sering cukup.
13.20
6. Memonitor
L
terbangun karakteristik
luka,
termasuk -
drainase, warna, ukuran dan bau
luka post operasi terbuka
L
dan bernanah -
Warna kulit payudara kiri dan kanan tidak sama,
luka
dijumpai
pada payudara kiri
14.00
7. Memberikan perawatan ulkus pada kulit yang Pasien terlihat meringis
L
diperlukan 8. Memberikan balutan yang sesuai dengan jenis luka 9. Memeriksa luka setiap kali perubahan balutan 15.30
10. Memberikan
edukasi
kepada
pasien
dan Keluarga
dan
pasien
keluarga untuk mengenal tanda dan gejala bersedia
untuk
infeksi
mengenai
edukasi
L
diberikan tanda-
tanda infeksi 16.45
11. mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
dapat Pasien tampak lemas
L
menyebabkan mual atau berkontribusi terhadap mual (misal obat- obatan dan prosedur) 17.15
12. Memberikan obat antiemetik
Pasien bersedia diberikan
L
obat 18.30
13. Mengajarkan
penggunaan
teknik
non Pasien tampak kooperatif
L
farmakologi (seprti hynopsis, rileksasi, terapi saat dilakukan teknik non musik dan tindakan penurun nyeri lainnya) 19.45
14. Memberikan makanan kepada pasien 15. Memonitor asupan makanan
farmakologi Pasien tidak nafsu makan
L
20.30
16. Menimbang berat badan secara teratur.
Pasien
bersedia
dilakukan
untuk
L
penimbangan
berta badan
1.4 Evaluasi Keperawatan No. 1.
Diagnosa Nyeri Kronis
Evaluasi S: Pasien mengatakan nyeri pada skala 4
Paraf L
O: Pasien tampak masih meringis menahan sakit A: Masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi Manajemen Nyeri (1400) 2.
Kerusakan integritas jaringan
S: pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
L
O: Masih tampak luka nanah A: Masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi Perawatan Luka (3660) 3.
Mual
S: pasien mengatakan mual berkurang O: pasien tampak sedikit lemas A: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi Manajemen Mual (1450)
L