LAPORAN KASUS SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS CA SERVIKS PADA NY. D DI POLI KEBIDANAN & KANDUNGAN RSUP DR.KARIADI SEMARANG
DISUSUN OLEH: Indrawati Khairina
(P27220015201)
Intania Fransiska S
(P27220015202)
Khaleda Sananingrum
(P27220015203)
Lina Nur Hanifah
(P27220015204)
Mahdiyyah Qooni'ah T
(P27220015205)
Mahsulatun Nafiyah
(P27220015206)
Nain Dhatun Nur R
(P27220015207)
Niken Wardani
(P27220015208)
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim / serviks yang abnormal dimana sel-sel ini mengalami perubahan ke arah displasia atau mengarah pada keganasan. Kanker ini biasanya menyerang wanita yang pernah atau sedang berada dalam status sexually active. Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah berumur, terutama paling banyak pada wanita yang berusia 35 - 55 tahun. Akan tetapi, tidak mustahil wanita yang mudapun dapat menderita penyakit ini, asalkan memiliki faktor risikonya. Perkembangan neoplasma ganas di serviks tidak menghalangi untuk terjadinya kehamilan. Terdapat kemungkinan 1 di antara 3000 kehamilan bagi seorang wanita penderita kanker serviks. Namun, adanya kanker serviks memberi pengaruh yang tidak baik dalam kehamilan, persalinan, dan nifas. Kanker serviks dapat memicu terjadinya abortus akibat pendarahan dan hambatan dalam pertumbuhan janin karena pertumbuhan neoplasma tersebut. Apabila penyakit ini tidak diobati lebih lanjut, pada kira-kira dua pertiga usia kehamilan penderita menjelang cukup bulan, dapat terjadi kematian janin. (Wiknjosastro, Hanifa. 2005). Adapun penyebab pasti terjadinya perubahan sel-sel normal mulut rahim menjadi se-sel yang ganas tidak diketahui secara pasti. Setiap tahunnya, terdapat kurang lebih 500 ribu kasus baru kanker leher rahim, sebanyak 80 persen terjadi pada wanita yang hidup di negara berkembang. Sedikitnya 231.000 wanita di seluruh dunia meninggal akibat kanker leher rahim. Dari jumlah itu, 50% kematian terjadi di negara-negara berkembang. Kematian pada kasus kanker serviks terjadi karena sebagian besar penderita yang berobat sudah berada dalam stadium lanjut. (Syaifullaoh Nur. 2012) Padahal, dengan ditemukannya kanker ini pada stadium dini, kemungkinan penyakit ini dapat disembuhkan sampai hampir 100%. Kini, cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker ini adalah melalui skrining yang
dinamakan Pap Smear. Pap smear adalah suatu pemeriksaan sitologi untuk mengetahui adanya keganasan (kanker) dengan mikroskop. Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit. Dengan adanya upaya deteksi dini ini, diharapkan angka kejadian kanker serviks dapat ditekan pada tahun - tahun berikutnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu Ca Serviks? 2. Apa hubungan Anemia dengan Ca Serviks? 3. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami diagnosa Ca Serviks? C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa Ca Serviks. 2. Tujuan Khusus a. Menggambarkan pengkajian dengan diagnosa Ca Serviks. b. Menggambarkan analisa data dengan diagnosa Ca Serviks. c. Menggambarkan diagnosa keperawatan dengan diagnosa Ca Serviks. d. Menggambarkan perencanaan keperawatan dengan diagnosa Ca Serviks. e. Menggambarkan pelaksanaan keperawatan dengan diagnosa Ca Serviks. f. Menggambarkan evaluasi keperawatan dengan diagnosa Ca Serviks.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel abnormal pada daerah batas antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks kanalis serviksalis yang disebut squamo-columnar junction (SCJ) (Wiknjosastro, Hanifa. 2005). Kanker
serviks
merupakan
sel-sel
kanker
yang
menyerang
bagian squamosa columnar junction (SCJ) serviks (Price, Sylvia. 2002) B. Etiologi Penyebab kanker serviks secara pasti belum diketahui sampai saat ini, diduga ada beberapa faktor yang dapat diidentifikasi sehubungan dengan insiden terjadi kanker servik, yaitu (Wiknjosastro,et,al,2005) 1. Menikah pada usia dini 2. Mempunyai pasangan lebih dari satu atau ganti-ganti pasangan 3. Sering melahirkan dan jarak kehamilan terlalu dekat 4. Riwayat infeksi virus HPV (Human papilloma virus) 5. Hiegine seksual yang jelek 6. Pengaruh zat karsinogen 7. Keturunan C. Manesfestasi Klinik 1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan. 2. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75% - 80% ). 3. Perdarahan yang terjadi diluar senggama. 4. Perdarahan spontan saat defekasi. 5. Perdarahan diantara haid. 6. Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina. 7. Anemia akibat pendarahan berulang. 8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf. (Dr RamaDiananda, 2009)
D. Pathway
E. Patofisiologi Dari beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kanker sehingga menimbulkan gejala atau semacam keluhan dan kemudian sel - sel yang mengalami mutasi dapat berkembang menjadi sel displasia. Apabila selkarsinoma
telah
mendesak
pada
jaringan
syaraf
akan
timbul
masalahkeperawatan nyeri. Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat mengganggu
kerja
sistem
urinaria
menyebabkan
hidroureter
atau
hidronefrosis yang menimbulkan masalah keperawatan resiko penyebaran infeksi. Keputihan yang berkelebihan dan berbau busuk biasanya menjadi
keluhan juga, karena mengganggu pola seksual pasien dan dapat diambil masalah keperawatan gangguan pola seksual. Pada kanker serviks stadium lanjut perdarahan pervagina akan terjadi secara terus –menerus . perdarahan yang terjadi secara terus –menerus dengan jumlah yang banyak dapat menyebabkan anemia . anemia pada penderita ca.serviks dapat dibagi menjadi 3 yaitu anemia ringan, anemia sedang dan anemia berat. Anemia ringan dengan Hb 9-10 % , anemia sedang dengan Hb 7-8 % dan anemia berat denagn Hb < 7 gr% . sedangkan anemia denagn Hb normal > 11 gr%. F. Klasifikasi Tahapan stadium klinis dari kanker serviks yang berdasarkan pada pemeriksaan
klinis,
radiologi,kuretasi,
endoserviks
dan
biopsi
(Wiknjosastro,et,al,2005 yaitu : 1. Karsinoma Preinvasive Stadium 0
: Karsinoma in situ (KIS), karsinoma intraepitel, membrane
basalis masih utuh 2. Karsinoma Invasive Stadium 1
: Karsinoma terbatas serviks
Stadium 1a
: Karsinoma microinvasive, bila membran basalis sudah
rusak dan sel tumor sudah memasuki stroma tak > 3 mm, dan sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh limfa atau pembuluh darah. Stadium 1b
: Stadium sebelum terdeteksi “OCC” atau Occult Cancer/
tersembunyi Stadium II
:
Karsinoma
meluas
kebawah
servik,
terapi
tidak
melibatkan dinding panggung, melibatkan dinding vagina Stadium III
: Sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian
bawah vagina Stadium III B : Sudah mengenai organ-organ lain. StadiumIV
: Meluas ke mukosa kandung kemih
Stadium IV a : Kanker menyebar ke daerah lain sekitarnya
Stadium IV b : Kanker menyebar ke organ lain yang jauh seperti paruparu, otak, tulang, hepar. G. Pengkajian 1. Identitas klien 2. Data umum kesehatan 3. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum : lemah , klien pucat b. TTV, tekanan darah normal atau rendah, nadi meningkat, frekuensi napas normal atau meningkat, suhu c. Kepala, rambut rontok, konjungtiva anemis, membrane mukosa mulut kering, mukosa mulut pucat. d. Thorak : Pernapasan dan nadi agak meningkat, hipotensi e. Abdomen, nyeri tekan, terdapat distensi abdomen atau kandung kemih f. Genitalia, keluar cairan keputihan atau darah, kemerahan, bau busuk g. Ekstremitas, kelemahan, edema H. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d perdarahan intraservikal 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d penurunan napsu makan 3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra servikal 4. Cemas b.d terdiagnose ca serviks sekunder akibat kurangnya pengetahuan tentang ca serviks dan pengobatannya 5. Resiko
tinggi
terhadap
gangguan
konsep
diri
b.d
perubahan
dalampenampilan terhadap pemberian sitostika
I. Intervensi 1. Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d perdarahan intraservikal Kriteria hasil : a. Perdarahan intra servikal sudah berkurang b. Konjungtiva tidak pucat
c. Mukosa bibir basah dan kemerahan d. Ekstremitas hangat e. Hb 11-15 gr Intervensi : a. Observasi TTV b. Observasi perdarahan (jumlah, warna, lama) c. Cek Hb d. Cek golongan darah e. Beri O2 jika diperlukan f. Pemasangan vaginal tampon 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d penurunan napsu makan Kriteria hasil : a. Tidak terjadi penurunan BB b. Porsi makan yang disediakan habis c. Keluhan mual dan muntah kurang Intervensi : a. Jelaskan tentang pentingnya nutrisi untuk penyembuhan b. Berikan makan TKTP c. Anjurkan makan sedikit tapi sering d. Jaga lingkungan pada saat makan e. Pasang NGT jika perlu f. Beri nutrisi parenteral jika perlu 3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra servikal Kriteria hasil : a. Klien dapat menyebutkan cara mengurangi nyeri b. Intensitas nyeri berkurang c. Ekspresi muka dan tubuh rileks Intervensi : a. Tanyakan lokasi nyeri yang dirasakan klien b. Tanyakan derajat nyeri yang dirasakan
c. Ajarkan relaksasi dan distraksi d. Anjurkan keluarga untuk mendampingi klien e. Kolaborasi dengan tim paliatif nyeri 4. Cemas berhubungan dengan terdiagnosa kanker serviks kurangnya pengetahuan tentang penyakit ca serviks dan pengobatannya. Kriteria hasil: a. Klien mengetahui diagnosa kanker yang diderita b. Klien mengetahui tindakan-tindakan yang harus dilalui klien. c. Klien tahu tindakan yang harus dilakukan di rumah untuk mencegah komplikasi. d. Sumber-sumber koping teridentifikasi. e. Ansietas berkurang. f. Klien mengutarakan cara mengantisipasi ansietas. Intervensi a. Berikan kesempatan pada klien dan klien mengungkapkan perasaannya. b. Dorong diskusi terbuka tentang kanker, pengalaman orang lain, serta tata cara mengontrol dirinya. c. Identikasi
mereka
yang
beresiko
terhadap
ketidakberhasilan
5. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d
perubahan dalam
penyesuaian. d. Tunjukan adanya harapan. e. Tingkatkan aktivitas dan latihan fisik.
penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika. Kriteria hasil: a. Klien mampu untuk mengekspresikan perasaan tentang kondisinya. b. Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat. c. Klien mengkomunikasikan perasaan tentang prubahan dirinya secara konstruktif. d. Klien mampu berpastisipasi dalam perawatan diri.
Intervensi a. Kontak dengan klien sering dan perlakukan klien dengan hangat dan sikap positif b. Berikan dorongan pada klien untuk mengekspresikan prasaan dan pikiran tentang kondisi, kemajuan, prognosis, sistem pendukung dan pengobatan. c. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan klarifikasi setiap miss persepsi tentang penyakitnya. d. Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan. e. Bantu dalam penatalaksanaan alopesia sesuai tim dengan kebutuhan. f. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
BAB III TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN Tanggal pengkajian : 19 Desember 2016 Jam pengkajian
: 10.00 WIB
Ruang
: Poli Kebidanan
1. BIODATA : a. Identitas Pasien Nama
: Ny. D
Umur
: 37 tahun
Jenis Kelami
: Perempuan
Suku / Bangsa
: Jawa / Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Tayu Wetan
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan
: SMP
Diagnose medis
: Ca Cerviks
No registrasi
: 8780277
b. Identitas Penanggung Jawab
2. POLA-POLA FUNSIONAL GORDON a. Persepsi Terhadap Kesehatan – Manajemen Kesehatan 1) Keluhan Utama Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut bawah. 2) Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS ) Pasien mengatakan pada 5 bulan belakangan ini pasien merasakan sakit seperti sekarang, awalnya keluar keputihan yang berlebih dan ada bau menyengat. Setelah itu pasien berobat ke RSUP Dr. Kariadi dan
dilakukan biopsy karena kanker pada leher Rahim. Pasien juga mengeluh nyeri pada bagian abdomen bawah karena penyakit tersebut. Pasien saat ini menjalani rawat jalan untuk pengobatan terhadap penyakitnya. 3) Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD ) Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit, atau pasien dahulu belum pernah menderita penyakit ganas seperti ini. 4) Riwayat Keluarga ( RPK ) Pasien mengatakan di dalam keluarga nya tidak ada yang menderita penyakit seperti pasien. Pasien juga mengatakan dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, Asma atau penyakit lainnya. 5) Alergi terhadap Obat atau Makanan Pasien mengatakan tidaka ada alergi pada obat atau makanan. 6) Alkohol dan Tembakau ( rokok ) Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alkohol
ataupun
merokok 7) Pandangan dan upaya untuk memperoleh kesehatan Pasien mengatakan bahwa pasien menganggap kesehatannya adalah hal yang paling penting dan ketika sakit pasien memberitahu orang terdekat atau keluarga dan memeriksakannya ke instansi kesehatan
b. POLA NUTRISI METABOLIK 1) A = BB = 46 kg TB = 159 cm IMT = 18,19 ( kurus ) B = Hb = 5,6 g/dL Hematokrit = 19,6 GDS = 107 mg/dL C =Turgor kulit : kering Mukosa bibir: kering
(13,2-17,3 g/dL : normal) L (40-52 : normal) L
Rambut : distribusi merata Mata : konjungtiva anemis Abdomen bawah :terjadi pembesaran seperti bola tenis Genetalia : ada benjolan pada porsio D= Pasien diberikan diit TKTP ( tinggi kalori tinggi protein ) 2) Nafsu Makan Pasien mengatakan nafsu makan berkurang sejak 2 bulan lalu karena penyakitnya. Pasien hanya menghabiskan setengah porsi saja 3) Kesulitan menelan Pasien tidak ada keluhan tentang kesulitan menelan 4) Riwayat masalah kulit Pasien mengatakan tidak ada masalah pada kulit
c. POLA ELIMINASI 1) Kebiasaan BAB Pasien mengatakan sebelum dan setelah sakit BAB nya tetap lancar sehari sekali 2) Kebiasaan BAK Pasien mengatakan setelah sakit pasien susah untuk BAK sebelum sakit BAK pasien bias 5-6 kali, namun setelah sakit hanya 3-4 kali
d. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN 1) Pasien mengatakan sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga, tetapi saat sakit pasien mengurangi kegiataanya. Terkadang jika pasien tidak mampu melakukan pasien dibantu sodara atau anaknya.
2) Kemampuan perawatan diri
Aktivitas
0
Mandi
V
Berpakaian
V
Eliminasi
V
Mobilisasi Makan
1
2
3
4
V
dan V
minum Ambulasi
V
Keterangan : 0 = mandiri 1= dibantu sebagian 2 = perlu bantuan orang lain 3 = perlu bantuan orang lain dan alat 4 = tergantung
e. POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR 1) Waktu tidur Pasien mengatakan tidur mulai jam 10 sampai jam 5 pagi, tetapi terkadang terbangun karena bagian abdomen bawah nyeri 2) Insomnia Pasien mengatakan mengalami gangguan tidur jika nyeri timbul
f. POLA KOGNITIF DAN PERSEPTUAL 1) P = Pada saat duduk Q = Nyeri berdenyut R = Bagian abdomen bwah S = Skala 4 T = Hilang-timbul
2) Status mental : kesadaran : komposmentis 3) Bicara : normal menggunakan bahasa jawa terkadang menggunakan bahasa Indonesia 4) Penglihatan : pasien mampu berinteraksi dengan baik dan tatapan pasien ke penanya 5) Pendengaran : pasien mampu mendengar dengan baik
g. POLA KONSEP DIRI 1) Gambaran diri Pasien mengatakan cemas terhadap penyakitnya untuk bisa sembuh 2) Harga diri Pasien mengatakan tidak terganggu atau minder terhadap penyakitnya 3) Ideal diri Pasien mengatakan ingin cepat di tangani dan di obati supaya pasien dapat sembuh 4) Peran diri Pasien sebagai ibu rumah tangga 5) Identitas diri Pasien sebagai seorang istri dan ibu
h. POLA PERAN DAN HUBUNGAN Keluarga memberi dukungan kepada pasien untuk bisa sembuh
i. POLA SEKSUALITAS DAN REPRODUKSI Pasien berjenis kelamin perempuan, sudah menikah dan mempunyai anak. Tetapi saat ini pasien berstatus janda. - Menarche
: 15 tahun
- Siklus haid
: 5 – 7 hari
- Sifat darah
: Encer
- Warna
: Merah tua
- Dysmenorrhoe
: Tidak ada
Riwayat HPHT
: 3 September 2016
Riwayat menikah
: 1x
Riwayat obstetri
: P1A0
Riwayat KB
:-
j. POLA KOPING 1) Cara menyelesaikan masalah Pasien mengatakan saat ada masalah selalu didiskusikan dengan suami dan ibunya. 2) Masalah utama selama masuk RS (Keuangan, Perawatan diri) Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam keuangan / administrasi, karena dibantu oleh anaknya yang sudah bekerja.
k. POLA NILAI-KEPERCAYAAN Pasien beragama islam, pasien juga mengatakan sebelum dan selamasakit tetap mengerjakan kewajiban nya sebagai seorang muslim. 3. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : tampak lemas, kesadaran : composmentis Tanda-tanda vital : TD
: 90/60 mmHg
N
: 92 x/menit
Suhu
: 370C
RR
: 24 x/menit
a. Kepala Rambut
: Hitam, pendek, tidak rontok
Mata
: Simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis, terdapat kantung mata
Hidung
: Simetris, tidak ada cuping hidung
Mulut
: Mukosa kering, gusi tidak berdarah
Gigi
: Bersih
Telinga
: Simetris, tidak ada gangguan pendengaran
Muka
: Inspeksi : Simetris, wajah pucat Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa.
b. Leher
: Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid
c. Buah Dada
: Simetris, tidak ada masalah pada puting susu, bersih
d. Genetalia
: Inspeksi : Perdarahan, keputihan Palpasi : Nyeri abdomen
e. Kulit
: Inspeksi : Warna kulit sawo matang, kulit nampak bersih Palpasi : Kulit terasa lembab, tidak ada nyeri tekan.
f. Jantung
: Inspeksi : Ictus cordis nampak pada ICS 5 sisi dada kiri. Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 5 sisi dada kiri. Perkusi : - Batas jantung linea sternalis kanan. - Batas jantung kiri 1 jari lateral kiri. - Bunyi perkusi pekak. Auskultasi : - Bunyi jantung I dan II murni. - Tidak ada bunyi tambahan.
g. Abdomen
: Inspeksi : Nampak datar ikut gerak nafas, tidak adanya luka. Auskultasi : - Peristaltik 8 x/menit. Perkusi : - Terdengar tympani. Palpasi : - Nyeri tekan pada perut.
h. Ekstremitas 1) Ekstremitas atas - Nampak simetris kiri dan kanan. - Tidak nampak adanya atropi. - Kedua lengan dapat digerakkan ke segalah arah.
Refleks : - Bicep kiri/kanan + / + - Tricep kiri/kanan + / + 2.) Ekstremitas bawah - Kekuatan kanan/kiri baik, nilai 5. - Tungkai dapat digerakkan ke segala arah.tidak nampak adanya atropi. Refleks : - KPR kiri – kanan : baik - APR kiri – kanan : baik.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. X FOTO THORAKS PA FRECT Hasil : 1) Cor tak membesar 2) Tak tampak gambaran metastasis maupun kelainan lain pada pulmo.
b. USG ABDOMEN Hasil : 1) Tak tampak nodul pada hepar, lien maupun limfa denopati para aorta 2) Penebalan cerviks uteri dengan infiltrasi ke dindingposteroinferior vesika urinaria 3) Lesi kistik pada regio adneksa kanan bentuk bulat ( ukuran kurang lebih 3,48 x 3,72 cm) 4) Cenderung gambaran kista fungsional
B. DAFTAR MASALAH No
Hari/tgl
Data Fokus
1
Senin 19 DS:Pasien
Etiologi
Nyeri akut
Agen
Des
mengatakan
2016
pada bagian perut
biologis
09.00
bawah
(inflamasi
WIB
nyeri
Masalah
P = pada saat duduk Q
=nyeri
berdenyut R
=
bagian
abdomen bwah S = skala 4 T
=
hilang-
timbul
DO
:
Pasien
terlihat
meringis
menahan nyeri dan memegangi perutnya TD
:
90/60
mmHg RR : 24 x/menit N : 92 x/menit S : 37 º C
cidera
jaringan)
ttd
2
Senin 19 DS
:
Pasien Ketidakseimbangan Kurang
Des
mengatakan
nafsu Nutrisi
2016
makan
09.15
Pasien
WIB
menghabiskan
berkurang, dari
:
kurang asupan
kebutuhan makanan
hanya tubuh
setengah porsi saja. DO
:
Pasien
terlihat kurus dan lemah BB = 46 kg TB = 159 cm IMT =
18,19
(
kurus ) 3
Senin, 19
DS : Pasien selalu Ansietas
Perubahan
Des tentang penyakitnya
2016
DO
:
10.00
wajah
WIB
tampak cemas
besar(
Ekspresi
status
pasien
kesehatan )
TD : 90/60 mmHg RR : 24 x/menit N : 92 x/menit S : 37 º C 4
Senin, 19
Ds
:
Pasien Ketidakefektifan
Des mengeluh lemas
perfusi
2016
Do : Pasien tampak perifer
10.15
lemas.
WIB
Konjungtiva anemis,
wajah
tampak
pucat,
Perdarahan
jaringan pervagina
perdarahan pervagina sehari 56 pembalut penuh, Hb 5,6 g/dL Diagnosa medis Ca cerviks stadium 2B
PRIORITAS KEPERAWATAN 1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d perdarahan pervagina 2. Nyeri akut b.d agen cidera biologis ( inflamasi jaringan ) 3. Ketidakseimbangan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang asupan makanan 4. Ansietas b.d perubahan besar ( status kesehatan )
No Waktu
Tujuan &
Intervensi
Kriteria 1
Senin, 19
Setelah
Ddes dilakukan
2016 10.15
Kode
Rencana
NIC
keperawatan
Pengurangan 4020
1.Identifikasi
perdarahan
penyebab
TTD
tindakan
perdarahan
keperawatan
2.Kolaborasi
selama 1x12
pemberian tranfusi
jam
darah
diharapkan
rekomendasi hasil
masalah
laboratorium
teratasi
pemberian
dengan
mengurangi
kriteria hasil
perdarahan
:
dengan
dan
1. Konjungtiva tidak anemis 2. Nilai Hb normal
2
Senin, 19
Setelah
Ddes dilakukan
2016 10.30
Menejemen
1400
nyeri
Lakukan pengkajian
tindakan
nyeri
keperawatan
komprehen
selama 1x12
sif
jam
meliputi
diharapkan
lokasi
masalah
,beratnya
teratasi
nyeri
dengan
yang
Ajarkan
kriteria hasil
metode
:
non farmakolog i
Kolaborasi dengan dokter jika tidak
berhasil
3
Senin, 19
Setelah
Manajemen
Ddes dilakukan
2016 10.40
1100
nutrisi
Memberika n
edukasi
tindakan
kepada
keperawatan
pasien
selama 1x12
mengenai
jam
diet TKTP
diharapkan
Anjurkan
masalah
pasien
teratasi
untuk
dengan
makan
kriteria hasil
sedikit
:
tetapi
1.
Nafsu
sering
makan kembali normal 2.
Pola
makan membaik 4
Senin, 19
Setelah
Ddes dilakukan
2016 10.50
Pengurangan 5820
1.
Gunakan
kecemasan
pendekatan
yang
tindakan
tenang
dan
keperawatan
meyakinkan
selama 1x12
2. Berikan support
jam
kepada klien dan
diharapkan
keluarganya
masalah
mengenai penyakit
teratasi
klien
dengan
3.
kriteria hasil
klien
Instruksikan untuk
: 1.
menggunakan Wajah
teknik relaksasi
pasien tampak rileks
C. IMPLEMENTASI No
Waktu
Tindakan
Respon
Ttd
Dx 1
Senin, 19 1. des 2016 11.00
Mengidentifikasi Ds:
penyebab
Pasien
perdarahan, mengatakan
melakukan VT
sehari
ganti pembalut sehari 5-6x penuh. Pasien mengeluh lemas. Do:
Pasien
terdiagnosa
Ca
serviks stadium IIB, Hb: 5,6 g/Dl 2.
Mengkolaborasi
pemberian tranfusi darah Ds:
pasien
dengan rekomendasi hasil mengatakan
lemas
laboratorium pemberian perdarahan
dan dan masih perdarahan mengurangi pervagina Do:
Pasien
mendapatkan program rawat inap untuk
pemberian
transfusi darah dan diberikan resep dokter
obat
untuk
mengurangi perdarahan
2
Senin, 19
1. Melakukan pengkajian Ds
des nyeri komprehensif
:
Pasien
mengatakan
nyeri
2016
dibagian perut bawah
11.15
P = pada saat duduk
WIB
Q =nyeri berdenyut R = bagian abdomen bwah S = skala 4 T = hilang-timbul Do : Pasien terlihat tampak
memegangi
perut
2.
Mengajarkan
dalam
napas Ds
:
Pasien
mengatakan bersedia diajarkan napas dalam
Do
:
Pasien
bisa
mengulangi dalam
saat
napas merasa
nyeri
3
Senin, 19
1. Memberikan edukasi Ds : Pasien bersedia
des kepada pasien mengenai untuk diedukasi
2016
diet TKTP
Do : Pasien sudah
11.30
mengetahui
WIB
makanan TKTP
Ds
tentang
:
Pasien
2. Menganjurkan pasien mengatakan sanggup untuk makan sedikit tetapi melakukannya sering 4
Senin, 19
1.
Do : -
Memberikan support Ds
des kepada
klien
2016
keluarganya
11.45
penyakit klien
:
dan mengatakan
Pasien tampak
mengenai tenang akan kondisi
WIB
saat ini Do : Pasien
terlihat
kooperatif
2.
Mengajarkan
untuk
klien Ds
:Pasien
menggunakan mengatakan
teknik relaksasi
mau
diajarkan
teknik
relaksasi Do
:
pasien
melakukan relaksasi
bisa
sendiri
D. EVALUASI No
Waktu
Diagnosa
Evaluasi
Ttd
Keperawatan 1
19
des Ketidakefektifan
2016
perfusi
14.00
perifer
S: Pasien mengatakan masih
jaringan mengeluarkan darah terusmenerus
WIB
O:
Pasien
mengeluarkan
terlihat darah
saat
dilakukan VT A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi , mengidentifikasi perdarahan yang keluar 2
19
des Nyeri akut
S : Pasien mengatakan masih
2016
merasa nyeri
14.00
P = pada saat duduk
WIB
Q =nyeri berdenyut R
=
bagian
abdomen
bwah S = skala 4 T = hilang-timbul O : Pasien masih terlihat memegang daerah perut dan meringis kesakitan A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi , melakukan napas dalam
3
19 2016
des Ketidakseimbangan Nutrisi
:
S
:
Pasien
mengatakan
kurang belum nafsu makan
14.00
dari
WIB
tubuh
kebutuhan O : Terlihat makanan yang dibawa tidak dihabiskan A : masalah belum teratasi P : lanjutkan intervensi , anjurkan
makan
sedikit-
sedikit tetapi sering 4
19
des Ansietas
S
:
Pasien
mengatakan
2016
keadaan lebih tenang dari
14.00
sebelumnya
WIB
O : Wajah pasien terlihat tampak lebih rleks A : masalah teratasi P : lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Aziz M. Farid. Juli 2006, Kemoterapi Pada Ca Cervix Obsetri Ginekologi Vol. 2 No. 3 Bulechek M. Gloria, dkk. Nursing Interventions Classification (NIC), Edisi 6. Yogyakarta : Mocomedia Guyton and Hall. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta : EGC. Heather, Herdman. 2015. NANDA International, Inc. Diagnosis Keperawatan, Edisi 10. Jakarta : EGC Sue Moorhead, dkk. Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi 6. Yogyakarta : Mocomedia Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan, Edisi Kedua. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.