Kel.3 Jainisme.docx

  • Uploaded by: Muhammad Haikal Fiqry Al-banjari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kel.3 Jainisme.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,114
  • Pages: 7
TUGAS TERSTRUKTUR

DOSEN PENGAMPU

Sejarah Agama-Agama

Drs. Abdul Hamid, M.Si

AGAMA JAINISME

M. Haikal Fiqri

: 170103030030

Nurul Hikmah

: 170103030058

Hayatur Radiah

: 170103030170

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN TAHUN 2018

AGAMA JAINISME

A. Pengertian, Asal-usul dan Perkembangan Jainisme Agama Jain atau Jainisme merupakan agama monastic kuno yang lahir dan berkembang di India. Ajaran ini mulai diakui keberadaannya di Magadha, sebuah kawasan di India Utara, sekitar abad ke-6 dan ke-5 SM melalui ajaran yang disebarkan oleh Mahavira. Mahavira dikenal sebagai Nabi Jainisme, bukan penciptanya. Hal ini diperkuat oleh kenyataan bahwa Mahavira dianggap bukan yang paling dahulu menyebarkan ajaranajaran jainisme. Namun, diakui bahwa diantara sekian banyak tokoh suci yang menyebarkan paham Jainisme. Mahavira adalah yang paling akhir turun kedunia, sehingga ia dianggap sebagai penyempurna ajaran-ajaran agama Jain.1 Sekitar abad 6 SM di India tumbuh subur bermacam-macam kecerdasan pikiran dan ilmu pengetahuan, yang kemudia melahirkan beberapa

tokoh

besar,

mempopulerkan dan

salah

satunya

mahavira.

Tokoh

inilah

menyebarkan ajara bahwa kehidupan dunia ini

sengsara, hidup didalamnya adalah sesuatu neraka, serta perbuhan dan kelenyapan adalah asas kehampaan dan puncak penderitaan. Dalam ajaranna Mahavira juga meyakini adanya adanya pengulangan kelahiran dan menyeru berzuhud sebagai suatu jalan untuk menyelamatkan diri. Ajaran ini kemudian dikenal dengan Jainisme Meskipun pengikut Jainisme merupakan kelompok minoritas di India, tetapi pengaruh pengikutn Jain pada agama, etika, politik, dan ekonomi cukup besar di negeri tersebut. Penyebaran luas konsep India, seperti karma, ahimsa, moksa, dan raeinkarnasi berasal dari guru-guru Jain atau dikembangkan dari sekolah gagasan shramana, yaitu tempat asalnya

1 Ali Imran, Sejarah Terlengkap Agama-Agama Di Dunia, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2015), hlm.158

Jainisme. Selain itu, secara sosial biasanya para penganut Jainisme termasuk golongan menengah ke atas.2 B. Sumber-Sumber Pokok Jainisme Jainisme mempunyai kitab suci yang bernama Siddhanta yang berarti pembahasan. Kitab suci ini adalah berupa kumpulan pidato – pidato dan pesan – pesan Mahavira. Kitab Jainisme ini di susun oleh Ardhamagandhi, pada awalnya pidato dan pesan – pesan ini hanya disebarkan kepada murid – muridnya kemudian kepada pendeta – pendeta dan sampai ahli ahli ibadah dalam agama jain hanya melalui lisan, karena takut akan hilang dan tercampur oleh ajaran – ajaran lain maka dikumpulkan pesan – pesan dan pidato – pidato tersebut menjadi sebuah kitab, sekitar abad ke-4 SM dan dapat disebut juga sebagai Agamas yang berarti perintah/ajaran.3

C. Pokok-Pokok Ajaran Jainisme Ada beberapa ajaran pokok Jainisme yaitu:

1. Konsep Tentang Tuhan Di dalam konsep ketuhanan agama Jain tidak menerima adanya Tuhan, akan tetapi Jain tidak dapat dikatakan sebagai atheis akan tetapi lebih tepatnya non theis, karena agama Jain ini walau mereka tidak mempercayai adanya Tuhan akan tetapi mereka mengakui adanya keberadaan yang disebut dengan sang maha kuat, akan tetapi sang maha kuat itu sendiri adalah manusia. Agama Jain mempercayai bahwa manusia, binatang, dan tumbuh – tumbuhan sudah terdiri dari badan dan ruh. Agama Jain mempercayai bahwa ruh itu kekal dan mengalami hukum pengembalian kembali dengan sendirinya. 2 Ibid hlm 159 3 Siti Nadroh, Syaiful Azmi, Agama – agama Minor, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013), hal. 68

Alasan Jain tidak mengakui adanya tuhan karena mereka menganggap bahwa Tuhan itu tidak penting karena manusia dengan kekuatannya sendiri pun dapat mencapai kelepasannya. Menurut agama Jain tuhan bukanlah pencipta dan penguasa dunia, akan tetapi dunia ini sudah ada dengan sendirinya. 2. Konsep Tentang Alam Di dalam konseep Alam agama Jain mempercayai adanya makhluk hidup, adanya makhluk yang tak hidup, adanya hubungan dari makhluk hidup dan yang tak hidup. Agama Jain membegi alam menjadi dua kategori yaitu zat yang hidup (jiva) dan yang tidak hidup (ajiva). Sedangkan ajiva mempunyai lima substansi yaitu Benda (pudgala), Dharma, Adharma, Ruang (akasa), Waktu (kala). Dan kelima unsur ajiva itu disebut dengan enam dravya, substansi Dravya adalah zat yang ada dengan sendirinya dan bebas dari unsur – unsur lain. Sedangan unsur lain tidak akan ada tanpa substansi. Contoh: tanah sebagai substansi telah terdapat dari periuk yang terjadi dari tanah. Jadi, tanah selalu ada dan telah ada pada apa yang dihasilkannya, sedangkan periuk tidak dapat terjadi tanpa tanah. Substansi jva dan ajiva adalah kekal, tidak diciptakan, tidak ada mula dan akhirnya, jadi alam itu tidak ada sebab awal terjadinya, alam ini sudah ada dengan sendirinya. 3. Konsep Karma Konsep karma dalam agama Jain berpangkal pada prinsip duanlisme, antara jiwa dan benda. Atas dasar prinsip tersebut, agama Jain meyakini bahwa tubuhmanusia memenjarakan jiwanya. Karma adalah energy jiwa yang bisa menyebabkan penggabungan jiwa dan benda serta kekotorakan berikutnuya dari jiwa itu. Meskipun demikian karma ini dapat dibersihkan, caranya ialah dengan melakukan nirjana. Jiwa proses ini berjalan terus tanpa rintangan maka pada akhirnya semua karma akan tercabut dari jiwa sehingga tujuan utama hidup bisa tercapai sempurna.4 4 Ibid, hlm.168

4. Konsep Tentang Roh Mahavira mrngajarkan bahwa hanya benda yang hidup yang mempunyai jiwa, tetapi juga semua benda seperti pohon, air, api dan tanaman juga mempunyai roh. Jiwa, menurut jainisme ada dua macam, yaitu jiwa yang masih terikat keduniawian (samsarin), dan jiwa yang telah terbebaskan (muktif). Jiwa yang masih terjerat kedunawian adalah jiwa yang masuk ke dalam makluk hidup di dunia dan masih menjalani siklus kehidupan. Bahkan jika seseorang hidup perbuatanya jahat, dia bukan saja terlahir lagi dengan rupa makluk hidup, seperti badan babi, ular atau katak, bahkan mungkin dia akan terlahir menjadi wortel, biet, atau bawang.

D. Aliran-Aliran dalam Jainisme Di dalam agama Jain ada terdapat beberapa sekte yaitu: 1.

Sekte Digambara (berpakaian langit), sekte ini adalah sekte awal agama

Jain, yang mana pada sekte ini mereka para pendeta Jain menikuti apa – apa yang dilakukan oleh Mahavira yaitu hidup sederhana, dengan cara melepaskan pakaian dengan tiada rasa malu, dan membunuh rasa lapar dan rasa malu yang ada pada dirinya, karena menurut agama Jain rasa malu itu adalah dosa jadi bila rasa malu masih ada maka mereka belum dapat sampai pada penyelamatannya. Tidak seorangpun yang dapat sampai pada penyelamatan selama orang tersebut masih teringat akan malu. Dan menurut agama Jain bunuh diri adalah suatu yang dianggap sebagai tujuan atau hadih yang hanya diberikan kepada golongan khusus yaitu para pendeta jain dengan cara berlapar – lapar selama 12 sampai 13 tahun di alam bebas hingga mati. 2.

Sekte

Sthanakavasi, muncul sebagai sekte yang menolak adanya

penyembahan berhala di dalam ajaran Jainisme. Pada sekte ini mereka menolak adanya penyembahan terhadap suatu benda. 3.

Sekte Shvetambara (berpakaian putih), yaitu kelompok yang menolak

doktrin dari sekte Digambara dan membuat golongan sendiri. Dalam kelompok ini mereka menggunakan busana putih, mereka melakukan hal

tersebut tidak lain atas ketidak setujuan mereka atas sekte Digambara tersebut, yang mana para pengikut mereka tanpa menggunakan busana.5 E. Jainisme di Indonesia

5 http://achmadfauzy3.blogspot.com/2015/04/agama-jain-ajaran-dan-peraktek-keagamaan.html diakses pada 28-9-2018 pukul 12:30 wita

DAFTAR PUSTAKA

Imran Ali. Sejarah Terlengkap Agama-Agama Di Dunia. Yogyakarta: IRCiSoD. 2015. Nadroh Siti. Azmi Syaiful. Agama – agama Minor. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013. http://achmadfauzy3.blogspot.com/2015/04/agama-jain-ajaran-dan-peraktekkeagamaan.html

Related Documents


More Documents from "Ade Novi"