Resume Bab 6-kel3-gabung.docx

  • Uploaded by: suhita whini setyahuni
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resume Bab 6-kel3-gabung.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,683
  • Pages: 15
ANALISIS PROSPEKTIF : FORECASTING

RESUME MATA KULIAH ANALISIS DAN PENILAIAN BISNIS Dosen Pengampu : Agung Juliarto, PhD, Ak, CA

By : Kelompok 3 Novi Handayani

12030117420077

Suhita Whini Setyahuni

12030117420059

ANGKATAN XXXVIII MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS DIPONEGORO

A. STRUKTUR FORECAST KESELURUHAN Cara yang terbaik untuk meramal kinerja masa depan adalah melakukannya secara komprehensif, yaitu membuat tidak hanya forecast laba, tetapi juga peramalan arus kas dan neraca. Pendekatan forecasting komprehensif berguna bahkan pada kasus dimana seseorang berfokus pada satu aspek kinerja saja. Pendekatan komprehensif memberikan petunjuk untuk melawan asumsi implisit yang tidak realistis. Manajer atau analyst tertarik untuk berfokus pada forecast arus kas, tidak pada laba per saham. Namun, forecast arus kas sebenarnya merupakan praktik mendasar dalam forecast akuntansi, termasuk penjualan, laba, aset, dan kewajiban. Secara prinsip sangat mudah untuk memindahkan secara langsung forecast arus kas, seperti arus kas masuk dari customer, arus kas keluar ke pemasok dan karyawan. Hal ini merupakan cara termudah untuk dilakukan. 1) Kerangka Praktik Forecasting Pendekatan praktik yang paling banyak untuk membuat forecasting laporan keuangan adalah dengan berfokus pada laporan keuangan ringkas. Beberapa alasan untuk rekomendasi ini adalah : 

Pendekatan tersebut menggunakan asumsi yang sangat sedikit mengenai kondisi masa depan perusahaan, sehingga analis dapat berfikir lebih banyak tentang asumsi kas secara lebih hati-hati.



Forecasting yang terperinci cenderung membosankan, dan analis tidak mempunyai dasar asumsi yang baik yang dibutuhkan untuk membuat forecast.



Laporan keuangan ringkas dibutuhkan untuk analisis dan pengambilan keputusan. Sehingga lebih banyak digunakan pendekatan ini untuk membuat forecast.

Dalam chapter 5 telah dijelaskan mengenai perumusan dekomposisi ROE dalam rangka untuk menganalisis secara terpisah konsekuensi pada profitabilitas manajemen operasi, investasi non operasi, dan keputusan pembiayaan. Untuk membuat informasi yang diperoleh menjadi berguna melalui dekomoposisi ROE, forecast juga harus mengikuti proses yang sama, membuat forecast operasi terlebih dahulu, kemudian investasi non operasi, dan terakhir pembiayaan.

1. Item Operasi Untuk membuat forecast operasi dari laporan laba rugi ringkas, satu yang dibutuhkan adalah dimulai dengan membuat asumsi mengenai penjualan di periode selanjutnya. Di luar asumsi tentang margin NOPAT, semua dibutuhkan untuk membuat laporan laba rugi periode ini. Untuk membuat forecast neraca ringkas di akhir periode, kita dapat membuat asumsi tambahan sebagai berikut : 

Rasio operating working capital terhadap penjualan untuk mengestimasi level modal kerja yang dibutuhkan untuk mendukung penjualan.



Rasio aset operasi tidak lancar bersih terhadap penjualan untuk menghitung perkiraan level aset operasi tidak lancar bersih.

2. Item Investasi Non Operasi Forecasting untuk bagian investasi dari laporan laba rugi ringkas dan neraca membutuhkan asumsi mengenai 2 hal sebagai berikut : 

Rasio aset investasi terhadap penjualan untuk menghitung perkiraan level aset operasi tidak lancar bersih.



ROI aset.

3. Item Pembiayaan Untuk membuat forecast bagian pembiayaan dari laporan laba rugi dan neraca, dibutuhkan asumsi berikut : 

Rasio hutang terhadap modal untuk mengestimasi level hutang dan ekuitas yang dibutuhkan untuk membiayaai jumlah estimasi aset di neraca.



Tingkat bunga rata-rata (setelah pajak) yang perusahaan akan bayar atas hutangnya.

2) Informasi untuk forecasting Ada 3 tahap analisis sebelum melakukan analisis prospektif, yaitu analisis strategi, akuntansi, dan keuangan yang dapat menginformasikan keputusan yang dibuat analis mengenai prediksi kinerja, terutama pada jangka pendek dan menengah. Forecasting dapat dilihat sebagai kebalikan dari analisis keuangan. Analisis keuangan ingin mengetahui hubungan historis antara kinerja keuangan

perusahaan dan faktor ekonomi yang diidentifikasi pada analisis strategi dan akuntansi. Sebaliknya, forecasting ingin melihat bagaimana dampak dari perubahan yang diantisipasi dalam faktor ekonomi yang relevan pada kinerja perusahaan dan posisi keuangan di masa yang akan datang. Tahap 1 : Mempredikasi Perubahan Faktor Lingkungan Dan Faktor Spesifik Perusahaan Tahap pertama dari forecasting adalah menilai bagaimana lingkungan ekonomi perusahaan, seperti kondisi makroekonomi dan daya saing industri, dapat berubah di masa yang akan datang, dan bagaimana cara perusahaan merespon perubahan tersebut. Dalam contoh H&M, dapat diidentifikasi sebagai berikut : 

Dari analisis makroekonomi : bagaimana situasi ekonomi dalam segment geografis H&M dapat berkembang?



Dari analisis strategi bisnis dan industri : apakah pertumbuhan yang lambat di industri apparel dapat memotivasi kompetisi harga antar pelaku bisnis? Apakah pengakuan merk H&M dan strategi iklan yang kuat dapat membantu perusahaan untuk menjaga loyalitas customer dan menghindari kompetisi harga?



Dari analisis akuntansi : apakah ada aspek dari akuntansi H&M yang mengindikasikan laba dan aset di periode lalu tidak disajikan? Atau beban dan kewajiban yang tidak disajikan? Jika ada, apa dampaknya terhadap laporan akuntansi di masa yang akan datang?

Tahap 2 : Menilai Hubungan Antara Faktor Pada Tahap 1 Dengan Kinerja Keuangan Setelah mendapatkan pemahaman yang menyeluruh dari faktor ekonomi dan bagaimana faktor ini diprediksi dapat berubah di masa yang akan datang, tahap berikutnya adalah proses forecasting untuk menilai bagaimana perubahan ekonomi di masa yang akan datang ditranslasikan kedalam trend kinerja keuangan. Tahap 3 : Forecast Laporan Keuangan Ringkas. Berdasarkan hasil outcome di tahap 1 dan 2, langkah selanjutnya dapat membuat forecast pada item di laporan keuangan ringkas. Untuk kasus H&M, kunci utama dalam membuat forecast adalah memprediksi kemampuan perusahaan mempertahankan margin superior, perputaran dan pertumbuhan penjualan di tingkat yang sama pada kondisi ekspansi jaringan, kompetisi, penurunan

kondisi ekonomi, naiknya harga input, atau penurunan kinerja yang disebabkan oleh ekspansi. Forecast kinerja investasi non-operasi dan struktur pembiayaan bergantung pada informasi strategi bisnis. B. PERILAKU KINERJA : SEBUAH TITIK AWAL Penjelasan kerangka forecast di atas berasumsi bahwa informasi cukup tersedia, atau telah didapatkan dari tahapan sebelumnya pada proses analisis bisnis, untuk memberikan detail informasi yang digunakan dalam forecast. Namun, seringkali informasi tertentu sulit atau tidak tersedia, terutama ketika membuat forecast jangka panjang. Sehingga, setiap forecast mmepunyai setidaknya satu “benchmark” titik awal yang mengasumsikan bagaimana perilaku rasio-rasio tertentu dapat diprediksi tanpa ada informasi yang detail. Titik awal yang rasional untuk membuat forecast angka akuntansi didasarkan pada bukti sebagai berikut : 

Perilaku pertumbuhan penjualan Pertumbuhan penjualan cenderung “mean-reverting” (berbanding terbalik). Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan di atas atau di bawah rata-rata pertumbuhan industri cenderung kembali ke level normal (secara historis ada di kisaran 6 sampai 9 persen untuk perusahaan Eropa). Gambar berikut menunjukkan pertumbuhan penjualan untuk perusahaan Eropa dari kurun waktu tahun 1992 hingga 2011.

Dalam gambar tersebut terlihat penurunan tngkat pertumbuhan penjualan karena kejenuhan permintaan dan kompetisi dalam industri. Sehingga, perusahaan yang saat ini tumbuh dengan cepat, tidak realistis untuk meramalkan kemungkinan pertumbuhan penjualan yang tinggi. Tentu saja, seberapa cepatnya pertumbuhan perusahaan berbalik ke

rata-rata industri tergantung pada karakteristik industri itu sendiri dan posisi kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan. 

Perilaku Laba Laba cenderung mengikuti proses yang dapat diperkirakan oleh pola acak (random walk) atau pola acak menyimpang (random walk with drift). Sehingga gambaran laba tahun sebelumnya merupakan titik awal yang baik dalam mempertimbangkan potensi laba masa depan. Dampak dari bukti ini adalah, dalam permulaan untuk melihat kemungkinan laba di masa depan, angka yang berguna adalah laba tahun sebelumnya. Rata-rata laba pada beberapa periode sebelumnya tidak berguna. Karena, prediksi laba final akan selalu sangat berbeda dari benchmark pola acak.



Perilaku ROE Mengingat bahwa laba tahun sebelumnya berfungsi sebagai tolok ukur yang berguna dalam memprediksi laba sebelumnya, hal yang sama juga berlaku untuk tingkat kembalian investasi, seperti ROE. Alasannya, pertama, walaupun rata-rata level laba perusahaan cenderung tetap, tidak mungkin memiliki level ROE yang tidak biasa. Perusahaan dengan ROE yang terlalu tinggi atau rendah cenderung mengalami kenaikan laba atau penurunan laba. Kedua, perusahaan dengan ROE yang lebih tinggi cenderung melakukan ekspansi investasi lebih cepat dari lainnya, yang menyebabkan komponen ROE naik.



Perilaku Komponen ROE Perilaku tingkat ROE dapat dianalisis lebih jauh dengan melihat perilaku komponen utama. ROE didapatkan dari persamaan berikut : ROE = ROBA + (ROBA – Interest rate after tax) x Financial leverage ROE = (margin NOPAT x operating asset turnover) x (operating asset / business asset) + ROIA x (Investment Asset/Business Asset) + Spread x financial leverage. Sehingga, komponen utama ROE adalah : margin NOPAT, turnover aset operasi, return on investment asset, spread, dan leverage keuangan. Sebagai simpulan, margin laba, seperti ROE, cenderung digerakkan oleh kompetisi yang normal dari waktu ke waktu. Apa yang membentuk menjadi normal tergantung dari teknologi yang digunakan oleh industri dan strategi yang diterapkan perusahaan. Dalam ekuilibrium yang sepenuhnya kompetitif, margin laba diharuskan tetap tinggi untuk perusahaan yang beroperasi pada tingkat turnover yang rendah.

C. ASUMSI FORECASTING Dalam sesi ini, kita menerapkan kerangka forecast yang telah dijelaskan sebelumnya untuk kasus H&M. Tahap pertama, membuat asumsi terlebih dahulu. 1. Latar Belakang : Pertumbuhan Makro ekonomi dan Industri Pada pertengahan pertama tahun 2012, ekonomi Eropa mengalami penurunan, yang diikuti oleh krisis global, penurunan asosiasi ekonomi. Beberapa negara Eropa mulai mengalami kesulitan membayar hutangnya yang besar. Pengurangan anggaran negara yag signifikan mengurangi pendapatan diskresionari konsumen. Gambar berikut berisi tingkat ekonomi realisasi dan prediksi H&M dan industri Eropa.

2. Pertumbuhan penjualan Titik awal yang baik untuk membuat forecast pertumbuhan penjualan jangka pendek adalah dengan melihat sudut pandang manajemen. Manajemen memberikan informasi di bagian laporan manajemen dari laporan tahunan,laporan interim, siaran pers, atau konferensi analis. Tugas analis adalah membalas asumsi yang mendasari harapan manajemen, menggunakan informasi tentang ekonomi makro, industri, dan faktor spesifik perusahaan. 3. Margin NOPAT Pada 2011, margin NOPAT Hennes & Mauritz turun menjadi 15,0 persen, setelah naik dari 16,9 persen menjadi 18,1 persen pada 2010. Faktor ekonomi berikut ini berkontribusi pada perubahan dalam margin H&M: -

Harga input. Pada tahun 2009 pemasok kapas memangkas kapasitas untuk mengatasi penurunan ekonomi. Pengurangan kapasitas ini menyebabkan kenaikan

harga kapas ketika permintaan produsen pakaian untuk kapas pulih pada tahun 2010 dan 2011. -

Penurunan persediaan. Penurunan persediaan pada Januari 2012 berdampak pada penurunan laba sebesar 0,3 persen atau 0,3 persen setelah pajak.

-

Biaya Selling, General,dan Adinistrasi (SG&A). Banyakya biaya SG&A akan menyebabkan perubahan di rasio SG&A terhadap penjualan.

-

Dampak bersih dari penghematan biaya SG&A dan Margin Investasi. Penurunan porsi laba NOPAT berkontribusi pada penghematan biaya SG&A.

4. Modal Kerja Terhadap Penjualan Modal kerja Hennes & Mauritz terdiri dari komponen-komponen berikut: (1) kas operasi, (2) piutang dagang, (3) persediaan, (4) hutang usaha, dan (5) aset dan kewajiban lancar lainnya. Pada tahun 2011, piutang hari dan hutang harian masing-masing adalah 7,5 dan 34 hari. Rasio bervariasi secara marginal selama empat tahun sebelumnya dan nilai perusahaan pada 2011 mendekati rata-rata lima tahun. Karena itu, tanpa informasi rinci, dianggap masuk akal, jika pada periode forecasting, jumlah hari piutang dan hari hutang tetap konstan pada 7 hari dan 34 hari. 5. Aset Tidak Lancar Terhadap Penjualan Forecast aktiva operasional tidak lancar bersih terhadap penjualan terkait erat dengan perkiraan yang dijelaskan di atas. Produktivitas toko H&M. Secara khusus, dengan asumsi bahwa aset investasi operasi bersih tidak lancar per toko akan tetap konstan dalam beberapa tahun mendatang, produktivitas toko (penjualan per toko) dan bersih tidak lancar beroperasi untuk penjualan akan mengikuti tren yang sama.

6. Struktur Modal Antara 2008 dan 2011, rasio utang terhadap modal H&M berkisar antara 0,53 hingga 0,55. Mengingat varians rendah dalam leverage dan tanpa informasi konkret yang manajemen rencanakan untuk mengubah struktur modal perusahaan, diasumsikan rasio utang terhadap modal akan menjadi 52,6 persen selama periode perkiraan. Pada 2011, suku bunga Hennes & Mauritz rendah sekitar 2,3 persen, sebagai konsekuensi dari penurunan ekonomi. Karena pada akhir 2011 kurva hasil curam, menunjukkan bahwa investor berharap bahwa suku bunga pasar akan meningkat dalam medium, tingkat bunga setelah pajak H&M dibiarkan meningkat secara bertahap dari 2,3 persen pada 2012 menjadi 3,5 persen pada 2017.

D. DARI ASUMSI KE FORECASTING Analisis kinerja Hennes & Mauritz di Bab 5, dan diskusi sebelumnya tentang perilaku pasar umum dan posisi strategis H&M, mengarah pada kesimpulan bahwa dalam jangka pendek dan menengah, ada kemungkinan bahwa perusahaan dapat menentang kekuatan persaingan dan, setidaknya untuk sementara, dapatkan laba abnormal yang besar. Tabel 6.10 menunjukkan asumsi perkiraan untuk tahun 2012 hingga 2021. Tabel 6.11 menunjukkan perkiraan laporan laba rugi untuk tahun fiskal yang sama, dan awal neraca tahun untuk tahun 2013 hingga 2022. Lebih jauh diketahui bahwa, secara teknis, perkiraan rasio aset terhadap penjualan menunjukkan rata-rata (daripada mengakhiri atau memulai) aset sebagai persentase dari penjualan. Analisis strategis menghasilkan ekspektasi pertumbuhan penjualan yang signifikan, terutama karena ekspansi jaringan toko H&M dan tidak adanya dampak negatif nilai tukar. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6.10, mengasumsikan bahwa penjualan akan meningkat pada 11,6 persen, yang jauh lebih tinggi dari pertumbuhan penjualan 1,4 persen yang dicapai perusahaan pada tahun 2011. Tingkat pertumbuhan ini mengarah ke tingkat penjualan yang diharapkan pada tahun 2012 sebesar SEK 122.725 juta, naik dari SEK 109.999 juta pada tahun 2011 seperti yang ditunjukkan Tabel 6.11. Asumsi bersama-sama menyebabkan proyeksi laba bersih SEK 19.385 juta pada tahun fiskal 2012 dibandingkan dengan laba bersih yang dilaporkan sebesar SEK15.821 juta pada tahun 2011. Dalam membuat perkiraan jangka panjang, dalam hal ini untuk tahun 2 hingga 10, analisis tentang perusahaan dan prospeknya serta perilaku time-series dari berbagai rasio kinerja.

Mengasumsikan bahwa H&M akan dapat sedikit meningkatkan tingkat pertumbuhan penjualannya menjadi 14,1 persen di tahun 2 dan 3. Setelah itu, pertumbuhan penjualan secara bertahap akan menurun ketika efek kompetisi semakin kuat.

TABEL 6.10 Asumsi peramalan untuk Hennes & Mauritz

Diasumsikan pola peningkatan sedang dan kemudian menurun margin NOPAT dari waktu ke waktu. Asumsi bahwa kenaikan NOPAT dalam jangka menengah adalah konsisten dengan penilaian tentang dampak penurunan harga input dan penurunan harga persediaan. Tren seri waktu yang diasumsikan untuk paruh kedua periode perkiraan konsisten dengan yang didokumentasikan sebelumnya dengan NOPAT awalnya tinggi. Sementara Hennes & Mauritz jelas memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan atas para pesaingnya,. Secara keseluruhan, diasumsikan bahwa margin NOPAT perusahaan mencapai puncaknya sebesar 18,1 persen pada tahun 3 dan kemudian menurun hingga mencapai nilai 13 persen pada tahun 9. H&M saat ini memiliki rasio modal kerja terhadap penjualan 10,5 persen. Berdasarkan asumsi perputaran persediaan untuk tahun 1 dan 2, rasio ini diproyeksikan turun menjadi 9,0 persen. Prakiraan ini mengasumsikan bahwa rasio 9,0 persen dipertahankan sepanjang cakrawala perkiraan. Berdasarkan asumsi peningkatan dalam produktivitas toko, rasio aset tidak lancar bersih terhadap penjualan diperkirakan akan turun menjadi 58,4 persen pada tahun 3 dan tetap stabil setelahnya. Karena kebutuhan H&M untuk kelebihan uang tunai

untuk membiayai toko-toko baru diasumsikan menurun, rasio aset investasi terhadap penjualan terus menurun dari 12 persen pada tahun 1 menjadi 5 persen pada tahun 10. Struktur modal Hennes & Mauritz relatif tidak berubah. Akibatnya, rasio utang terhadap nilai buku modal 52,6 persen dipertahankan selama jangka waktu perkiraan. Asumsi kebijakan struktur modal konstan ini konsisten dengan pola umum yang diamati dalam data historis. Perkiraan ini mengasumsikan bahwa biaya hutang H&M meningkat dari 3,2 persen, atau biaya setelah pajak 2,3 persen, menjadi 4,7 persen, atau biaya setelah pajak sebesar 3,5 persen.

Perkiraan arus kas Setelah memperkirakan laporan laba rugi dan neraca, diperoleh arus kas untuk tahun 2012 hingga 2021. Untuk tujuan ilustrasi, diasumsikan bahwa semua pertumbuhan penjualan dan rasio neraca tetap sama pada tahun 2022 seperti pada tahun 2021. Berdasarkan ini, diproyeksikan neraca awal untuk tahun 2022 dan menghitung arus kas untuk tahun 2021. Arus kas bebas dari operasi sama dengan laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) dikurangi kenaikan modal kerja bersih dan aset operasional tidak lancar bersih. Arus kas ke ekuitas adalah arus kas ke modal dikurangi bunga setelah pajak ditambah dengan peningkatan utang. Dua set arus kas yang diperkirakan ini disajikan pada Tabel 6.11. Seperti yang diperlihatkan tabel, arus kas bebas dari aset operasional meningkat dari SEK14.597 juta menjadi SEK27.325 juta pada tahun 2021. Selain itu, perusahaan diharapkan untuk meningkatkan arus kas bebas yang dihasilkannya kepada pemegang sahamnya dari SEK15.987 juta pada 2012 menjadi SEK26.854 juta pada tahun 2021.

E. ANALISIS SENSITIVITAS Tidak ada batasan jumlah skenario yang dapat dipertimbangkan. Salah satu pendekatan sistematis untuk analisis sensitivitas adalah mulai dengan asumsi utama yang mendasari serangkaian perkiraan dan kemudian memeriksa sensitivitas terhadap asumsi dengan ketidakpastian terbesar dalam situasi tertentu. Misalnya, jika perusahaan telah mengalami pola variabel margin kotor di masa lalu, penting untuk membuat proyeksi menggunakan rentang margin. Atau, jika perusahaan telah mengumumkan perubahan signifikan dalam strategi ekspansi, asumsi pemanfaatan aset mungkin lebih tidak pasti. Dalam menentukan

di mana menginvestasikan waktu seseorang dalam melakukan analisis sensitivitas, oleh karena itu penting untuk mempertimbangkan pola historis kinerja, perubahan kondisi industri, dan perubahan dalam strategi kompetitif perusahaan.

Prakiraan musim dan sementara Musiman adalah fenomena yang lebih penting dalam perilaku penjualan dan pendapatan daripada yang bisa diduga. Ini hadir untuk lebih dari sekedar perusahaan sektor ritel yang mendapat manfaat dari penjualan liburan. Musiman juga merupakan hasil dari fenomena yang berkaitan dengan cuaca (misalnya, untuk utilitas listrik dan gas, perusahaan konstruksi, dan produsen sepeda motor), pola pengenalan produk baru (misalnya, untuk industri otomotif), dan faktor lainnya. Analisis perilaku time-series pendapatan untuk perusahaan AS menunjukkan bahwa setidaknya beberapa musim hadir di hampir setiap industri utama. Implikasi untuk peramalan adalah bahwa seseorang tidak dapat fokus hanya pada kinerja kuartal terakhir sebagai titik tolak. Faktanya, bukti menunjukkan bahwa, dalam meramalkan pendapatan, jika seseorang harus memilih hanya kinerja seperempat sebagai titik awal, itu akan menjadi kuartal yang sebanding pada tahun sebelumnya, bukan kuartal terbaru.. Salah satu model proses pendapatan yang cocok di berbagai industri adalah apa yang disebut model Foster. Menggunakan Qt untuk menunjukkan pendapatan (atau EPS) untuk kuartal t, dan E (Qt) sebagai nilai yang diharapkan, model Foster memprediksi bahwa: Foster menunjukkan bahwa model dengan bentuk yang sama juga bekerja dengan baik dengan data penjualan triwulanan. Bentuk model Foster menegaskan pentingnya musiman karena menunjukkan bahwa titik awal untuk perkiraan untuk kuartal t adalah pendapatan empat kuartal lalu, Qt - 4. Ini menyatakan bahwa, ketika dibatasi untuk menggunakan hanya data pendapatan sebelumnya, wajar perkiraan pendapatan untuk kuartal t mencakup elemen-elemen berikut: 

Pendapatan kuartal yang sebanding pada tahun sebelumnya (Qt –4).



Tren jangka panjang dalam peningkatan pendapatan triwulanan dari tahun ke tahun (d).



Sebagian kecil dari peningkatan pendapatan triwulanan dari tahun ke tahun mengalami paling baru (Qt - 1 - Qt - 5).

Parameter d dan f dapat dengan mudah diestimasi untuk perusahaan tertentu dengan model regresi linier sederhana yang tersedia di sebagian besar perangkat lunak spreadsheet. Untuk sebagian besar perusahaan, parameter f cenderung berada di kisaran 0,25 hingga 0,50, yang menunjukkan bahwa 25 hingga 50 persen peningkatan pendapatan kuartalan cenderung bertahan dalam bentuk peningkatan lain pada kuartal berikutnya. Parameter d mencerminkan sebagian perubahan rata-rata tahun-ke-tahun pada pendapatan triwulanan selama beberapa tahun terakhir, dan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan. Penelitian menunjukkan bahwa model Foster menghasilkan perkiraan seperempat ke depan yang turun rata-rata $, 30 hingga $, 35 per saham. Tingkat keakuratan yang demikian mengejutkan dengan baik dengan analis keamanan, yang jelas memiliki akses ke banyak informasi yang diabaikan dalam model. Seperti yang diharapkan, sebagian besar bukti mendukung analis menjadi lebih akurat, tetapi modelnya cukup bagus untuk berada di "ball park" di sebagian besar keadaan. Meskipun tentu tidak bijaksana untuk sepenuhnya bergantung pada model yang naif seperti itu, pemahaman tentang perilaku pendapatan tipikal yang dicerminkan oleh model itu berguna.

PERTANYAAN CHAPTER 6

1. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap GlaxoSmithKlise terus menjadi Pelaku ROE tinggi: 1) Hambatan untuk kompetisi. GlaxoSmithKlise dapat menikmati ROE superior untuk jangka waktu yang lama jika ia membangun penghalang masuk yang tinggi seperti paten, skala ekonomi yang timbul dari investasi besar dalam R&D, dan nama merek yang kuat karena iklan atau kinerja masa lalu. 2) Artefak metode akuntansi. Kecenderungan ROE tinggi mungkin murni artefak dari metode akuntansi. Di GlaxoSmithKlise, aset ekonomi utama seperti nilai tak berwujud penelitian (dan pengembangan) tidak dicatat di neraca dan karena itu dikeluarkan dari penyebut ROE. Faktor-faktor yang menyebabkan GlaxoSmithKlise kembali ke industri berarti: 1) Ekonomi persaingan. Keuntungan yang sangat tinggi menarik persaingan. Meningkatnya persaingan dapat menurunkan ROE tinggi GlaxoSmithKlise. 2) Peningkatan basis investasi. Perusahaan dengan ROE yang lebih tinggi memperluas basis ekuitas mereka lebih cepat daripada yang lain, yang menyebabkan penyebut ROE meningkat. Tentu saja, jika perusahaan dapat memperoleh laba dari investasi baru yang cocok dengan pengembalian yang lama, maka tingkat ROE akan dipertahankan. 2. Kami tidak setuju dengan analis. Menurut model jalan acak, perkiraan untuk tahun t +1 adalah jumlah yang diamati untuk tahun t. Model random walk hanya menjelaskan perilaku rata-rata perusahaan. Model random walk mungkin tidak berlaku untuk perusahaanperusahaan yang hambatan untuk kompetisi dan melindungi margin untuk waktu yang lama. Seni analisis keuangan pernyataan membutuhkan mengetahui tidak hanya apa pola "normal" tetapi juga bagaimana mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang tidak akan mengikuti norma. Ini hanya dapat dilakukan jika analis melakukan analisis strategi. 3. Untuk menunjukkan tingkat musiman yang tinggi dalam pendapatan triwulanan adalah tipe bisnis Produsen mobil dan pengecer pakaian sektor ritel yang mendapatkan keuntungan dari penjualan liburan. Musiman juga dipengaruhi hasil dari fenomena terkait cuaca (mis., Untuk utilitas listrik dan gas, perusahaan konstruksi, dan produsen sepeda motor), pola pengenalan produk baru (mis., Untuk industri ponsel), dan faktor lainnya. Analisis perilaku

time-series pendapatan untuk perusahaan AS menunjukkan bahwa setidaknya beberapa musim hadir di hampir setiap industry besar. 5. Penghapusan aset: pilihan manajer untuk dihapuskan (misalnya, inventaris write-down) dapat mengungkap informasi baru tentang kelayakan persediaan atau permintaan untuk produk yang diproduksi oleh pabrik yang ada. Jika demikian, keputusan manajemen untuk menulis turun akan secara tidak menguntungkan mempengaruhi ekspektasi laba bersih masa depan perusahaan. Merger atau akuisisi: Cara akuisisi dibiayai dan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi akan mempengaruhi perkiraan laba bersih di masa depan. Lebih lanjut, penelitian menunjukkanbahwa perusahaan yang bergabung memiliki peningkatan yang signifikan dalam pengembalian arus kas operasi dan bersih laba setelah merger, yang dihasilkan dari peningkatan produktivitas aset. Perbaikan ini sangat kuat untuk transaksi yang melibatkan perusahaan dalam bisnis yang tumpang tindih. Penggabungan atau akuisisi dengan bisnis terkait akan mempengaruhi ekspektasi laba bersih di masa depan secara positif. 6. Perkiraan tahun ke-6 berdasarkan masing masing model 1) Model 1 (Random walk Model) = 0,58 Euro (sama dengan tahun sebelumnya) 2) Model 2 (Mean-reverting Model) = 0,19 Euro (Rata rata 5 tahun sebelumnya) Laba per saham aktual untuk Telefo´nica di tahun 6 adalah 0,91 Euro. Dengan informasi ini, apa yang akan menjadi tahun 7 perkiraan untuk pendapatan per saham untuk setiap model? Mengapa prakiraan yang sangat berbeda? mana yang akan lebih menggambarkan pola pendapatan per saham? Mengapa? 1) Model 1 (Random walk Model) = 0,91 Euro 2) Model 2 (Mean- Reverting Model) = 0,25 Euro (Rata rata dari tahun 2- tahun 6) Model 1 menggambarkan pola laba per saham lebih baik daripada Model 2. Model 1 adalah model random walk model yang menggunakan laba per saham tahun sekarang sebagai tolok ukur, sedangkan Model 2 menggunakan rata-rata laba per saham lima tahun sebelumnya sebagai tolok ukur. Penelitian menunjukkan bahwa, untuk perusahaan biasa, informasi penjualan yang berusia lebih dari satu tahun hanya berguna sejauh memberikan kontribusi terhadap tren tahunan rata-rata. Tingkat rata-rata penjualan selama lima tahun sebelumnya tidak membantu dalam memperkirakan EPS di masa depan

Related Documents

Resume Bab 1.docx
August 2019 34
Resume Bab I.docx
June 2020 18
Resume Bab Ix Pkn.docx
June 2020 17
Resume Bab 2.docx
June 2020 16
Resume Bab 2.docx
June 2020 11
Resume Bab Ii.docx
June 2020 21

More Documents from "Evieta Mufadlillah"