1
I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha agribisnis. Pengelolaan usahatani hortikultura secara agribisnis dapat meningkatkan pendapatan petani dengan skala usaha yang kecil, karena nilai ekonomi komoditas hortikultura yang tinggi. Produk hortikultura terbesar adalah buah-buahan, diikuti sayuran dan tanaman hias. Komoditas hortikultura pada umumnya ditanam sebagai tanaman sela, tanaman pekarangan, dan kebun. Seiring dengan nilai komersialnya yang tinggi, terutama sayuran dan tanaman hias, banyak dikembangkan melalui budidaya hidroponik. Hortikultura merupakan komoditas pertanian khas tropis yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia dan memiliki prospek yang cerah di masa mendatang sekaligus sebagai sumber perolehan devisa bagi Indonesia. Nilai ekspor hortikultura pada bulan Februari 2007 mengalami peningkatan sebesar 34,46 persen dari bulan Januari 2007. Permintaan pasar domestik maupun pasar internasional terhadap komoditas hortikultura di masa mendatang diperkirakan akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan (Departemen Pertanian, 2007) Di Indonesia budidaya tanaman hortikultura seperti sayur sayuran sudah memberikan kontribusi yang besar, mengingat semakin meningkatnya kesadaran akan gizi masyarakat yang menyebabkan bertambahnya permintaan tanaman sayuran termasuk kacang panjang. Kacang panjang ( vigna sinensis ) merupakan jenis sayuran yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun diolah menjadi sayur. Polong kacang panjang memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap yaitu protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi,vitamin B dan C ( irfan, 1995 ). Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan tanaman dengan cara generatif ini hasilnya kurang memuaskan karena tanaman yang tumbuh kurang seragam akibatnya
2
mempengaruhi pada hasil produksi. Oleh karena itu banyak orang menggunakan perbanyakan tanaman secara vegetatif agar memperoleh tanaman yang umur, jenis, dan sifatnya sama dengan induknya. Perbanyakan tanaman secara vegetatif ini banyak dilakukan dengan berbagai cara yaitu cangkok, setek, okulasi, dan sambungan. Dari berbagai cara diatas cara seteklah yang paling efektif dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif. Menurut Prastowo et al (2006:31), setek (cutting atau stuk) atau potongan adalah menumbuhkan bagian atau potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru. Keuntungan utama setek yaitu dapat menghasilkan tanaman baru dengan mempunyai akar, batang, dan daun dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, cara setek ini cukup mudah dilakukan karena tidak menggunakan teknik-teknik khusus dibandingkan dengan perbanyakan tanaman secara vegetatif yang lain
1.2.
Tujuan 1. Mempelajari
dan
mengetahui
teknik
budidaya
tanaman
Hortikultura (Kacang Panjang, cabai dan terong) 2. Mempelajari dan mempraktekkan perbanyakan tanaman secara vegetatif (stek) 3. Mengetahui Budidaya tanaman herbal
1.3.
Manfaat 1. Praktikan memahami budidaya tanaman kacang panjang 2. Praktikan mengetahui kebutuhan pupuk bagi tiap tanaman 3. Praktikan memahami cara budidaya tanamn hortikultura cabai dan terong 4. Praktikan mengetahui budidaya tanaman herbal
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tanaman Hortikultura ( Kacang Panjang)
Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan sektor pertanian nasional masing-masing sebanyak 3,1 juta ton dan 2,6 juta ton (Sugiarti, 2003) Hortikultura (sayur-sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan) merupakan komoditas unggulan, khususnya. Keunggulan komoditas ini ditunjang oeh kondisi lingkungan (lahan dan iklim) yang menunjang, sebagian masyarakat sudah mengenalnya
dengan
baik,
potensi
sumberdaya
manusia
yang
belum
dimanfaatkan secara optimal serta peluang pasar domestik dan internasional yang sangat besar (Saragih, 1997) Komoditas hortikultura berbeda dengan komoditas agronomi. Pada umumnya komoditas hortikultura dimanfaatkan dalam keadaan masih hidup sehingga perisibel (mudah rusak), dan air merupakan komponen penting dalam kualitas. Di lain pihak, komoditas agronomi dimanfaatkan sesudah dikeringkan, sehingga tidak hidup lagi. Tergantung pada cara pemanfaatannya, suatu spesies yang sama bisa tergolong menjadi komoditas hortikultura atau agronomi. Sebagai contoh, jagung (Zea mays). Jagung yang dipanen muda untuk sayuran (baby corn) atau sebagai jagung manis rebus (sweet corn) adalah komoditas hortikultura, tetapi jagung yang dipanen tua untuk makanan pokok, tepung maizena, atau makanan ternak adalah tanaman agronomi. Jagung tersebut walaupun sama spesiesnya, tetapi cara produksi dan pemanfaatan hasilnya sangat berbeda. Demikian pula kelapa, kalau dipanen muda untuk es kelapa, buah ini termasuk hortikultura, tetapi kalau dipanen tua untuk santan atau produksi minyak, dia menjadi komoditas agronomi (Harjadi, 1989).
4
Seluruh komoditas hortikultura mempunyai ciri penting yang sama satu dengan yang lain. Ciri-ciri penting inilah yang menyebabkan komoditas tersebut dikelompokkna sebagai hortikultura. Ciri-ciri tersebut adalah: 1. Komoditas ini (sebagian besar) dipasarkan dalam keadaan hidup. Artinya suatu saat akan mati/rusak dan tidak ada nilainya 2. Komoditas ini mudah rusak. Artinya komoditas ini tidak dapat disimpan lama, harus segera dipasarkan dan dikonsumsi 3. Komoditas ini diperdagangkan dengan kandungan air tinggi dan meruah (voluminous).
Artinya
untuk
pengangkutan
dan
penggudangan
memerlukan ruang yang luas. Transportasi lewat udara memerlukan biaya yang tinggi karena kandungan air 4. “Kualitas” adalah kata kunci pada komoditas ini.Produk hortikultura yang tidak berkualitas tidak ada harganya. Perbedaan kualitas menimbulkan perbedaan harga yang menyolok. Kualitas tidak selalu berasosiasi dengan rasayang manis saja (karena ada perbedaan selera akan rasa pada berbagai bangsa).Tetapi kualitas lebih sering berasosiasi dengan penampakan 5. Komoditas ini tidak dikonsumsi sebagai sumber karbohidrat, tetapi sebagai sumber vitamain, mineral atau kesenangan 6. Komoditas ini diproduksi secara intensif. Karena kualitas penting, komoditasini (terutama bunga, tanaman hias dan sayuran) biasanya diproduksi secaraintensif (Edmon et al, 1997). Adapun jenis-jenis dari tanaman hortikultura antara lain sebagai berikut: 1. Tanaman Buah (Pomologi/Frutikultur ) Tanaman buah adalah segala bentuk tanaman yang ditanam dan dipanen untuk diambil buahnya. Tanaman ini merupakan tanaman yang musiman karena tidak setiap kali berbuah namun pohonnya dapat hidup belasan hingga puluhan tahun sampai mengalami fase penurunan kualitas dan kuantitas produksi buahnya. Selain itu juga ada jenis tanaman buah yang hanya dapat berbuah sekali dalam periode hidup tanaman tersebut seperti semangka dan melon. Jenis-jenis tanaman
5
buah antara lain seperti jeruk, apel, mangga, durian, kelengkeng, anggur, lemon, semangka, duku dan lain sebagainya. 2. Tanaman Hias (Florikultura) Tanaman hias merupakan komoditi tanaman yang bukan untuk dikonsumsi hasilnya melainkan untuk diambil keunikan dan keindahannya. Tanaman hias terbagi menjadi beberapa jenis seperti tanaman hias bunga, tanaman hias daun dan tanaman hias batang. a. Tanaman hias bunga Tanaman hias bunga adalah tanaman hias yang memiliki keindahan ataupun keunikan pada bunganya. Tanaman hias bunga antara lain mawar, anggrek, melati, kamboja dan sebagainya. b. Tanaman hias daun Tanaman hias daun adalah tanaman hias yang keindahannya terdapat pada bentuk daun yang unik dan indah baik ditinjau dari segi warna, corak maupun bentuknya. Tanaman hias daun antara lain adalah anthurium, aglonema, puring, bougenville dan sebagainya. c. Tanaman hias batang Tanaman hias batang adalah tanaman hias yang nilai estetikanya terdapat pada batangnya yang unik serta berbeda dari tanaman jenis lainnya. Tanaman hias batang antara lain seperti bonsai, kaktus mini, beberapa jenis bambu dan sebagainya. 3. Tanaman Sayuran ( Olerikultura ) Sayuran merupakan bahan pangan yang berasal dari tumbuhan yang sebagian besar mengandung kadar air yang tinggi dan dikonsumsi baik dalam keadaan segar maupun setelah diolah secara minimal. Jenis-jenis sayuran antara lain seperti kangkung, sawi, bayam, tomat, seledri, dan sebagainya.
6
4. Tanaman Obat-Obatan ( Biofarmaka ) Tanaman obat-obatan adalah segala tanaman baik berupa umbi, biji, daun dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit maupun menjaga stamina tubuh. Tanaman obat saat ini telah berkembang di masyarakat dengan banyaknya dibangun tanaman obat keluarga atau biasa disingkat dengan TOGA. Terdapat banyak jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat antara lain seperti jahe, kunyit, daun dewa, daun sirsak, daun sirih dan sebagainya. 2.2.
Pupuk Kandang
Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah. Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-bahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda pulasifat-sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman. Karena hal-hal tersebut di atas agar diperoleh hasil pemupukan yang efisien dan tidak merusak akar tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara pemberian pupuk yang tepat (Hasibuan, 2006). Pupuk dapat digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, misalnya pupuk kompos dan pupuk kandang.Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan bahan organik didalamnya sangatlah tinggi. Sedangkan pupuk anorganik adalah jenis pupukyang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki kandungan persentase yang tinggi. Contoh pupuk anorganik adalah urea, TSP dan Gandasil (Novizan, 2007).
7
Pupuk kandang merupakan pupuk organik dari hasil fermentasi kotoran padat dan cair (urine) hewan ternak yang umumnya berupa mamalia dan unggas. Pupuk organik (pupuk kandang) mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Disamping mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), pupuk kandang pun mengandung unsur mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). Unsur fosfor dalam pupuk kandang sebagian besar berasal dari kotoran padat, sedangkan nitrogen dan kalium bersal dari kotoran cair (Santoso, 2002). Pupuk organik padat (konvensional) yang biasa dipakai petani adalah pupuk organik dari kompos atau pupuk kandang yang terdekomposisi secara alami berbentuk serbuk kasar atau gumpalan. Pupuk organik padat tersebut masih tercampur dengan bahan-bahan lain seperti sekam, jerami, serbuk gergaji, dan lain-lain dengan bau yang masih menyengat dan dalam kondisi relatif basah. Dengan demikian, pupuk tersebut terkesan kotor. Bentuk pupuk organik padat saat ini semakin beragam disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Saat ini bentuk pupuk organik padat yang ditawarkan antara lain serbuk, butiran, pelet, dan tablet. Pupuk organik bentuk butiran, pelet, dan tablet merupakan bentuk pupuk organik konsentrat yang dibentuk dengan mesin pencetak bertekanan tinggi (Musnamar, 2005). Pupuk kandang merupakan salah satu contoh pupuk organik yang berasaldari kandang ternak, baik berupa kotoran padat (faeces) yang bercampur sisa makanan maupun air kencing (urine), sehingga kualitas pupuk kandang beragam tergantung pada jenis, umur serta kesehatan ternak, jenis dan kadar sertakandungan haranya (Sangatanan dan Sangatanan, 1989). Pupuk organik yang dikembalikan melalui pupuk kandang selain sebagai sumber bahan organik tanah juga sebagai sumber hara bagi pertumbuhan tanaman (Ende dan Taylor, 1969). Bahan organik memegang peranan penting pada tanah tropis, karena hampir semua unsur terdapat didalamnya (Agboola, 1974) Pupuk kandang biasanya terdiri atas campuran 0,5% N; 0,25 P2O5 dan 0,5 K2O (Allison, 1973). Pupuk kandang sapi padat dengan kadar air 85% megandung 0,4% N; 0,2% P2O5 dan 0,5% K2O dan yang cair dengan kadar 95% mengandung 1% N; 0,2%
8
P2O5 dan 0,1% K2O. proses perombakan bahan organik pada tahap awal bersifat hidrolisis karena proses ini berlangsung dengan adanya air dan enzim hidrolisa ekstra selluler yang menghasilkan senyawa yang lebih sederhana dan mudah larut dalam air sehingga mikrooragnisme dapat memanfaatkannya terutama dalam kondisi aerobik. Perombakan selanjutnya dalam kondisi aerobik dengan hasil akhir CO2 dan H2O. Dalam kondisi anaerobik hasil samping adalah asam asetat, asam pripionat, asam laktat, asam butirat dan asam format serta alcohol dan gas CO2, H2O dan methan (CH4) (Sugito, et al, 1995). 2.3.
PUPUK UREA, TSP, KCL
2.3.1. Pupuk Urea
Gambar 2.3.1 : Pupuk Urea Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik. (wikipedia, 2007) Urea merupakan pupuk nitrogen yang paling mudah dipakai. Zat ini mengandung nitrogen paling tinggi (46%) di antara semua pupuk padat. Urea mudah dibuat menjadi pelet atau granul (butiran) dan mudah diangkut dalam bentuk curah maupun dalam kantong dan tidak mengandung bahaya ledakan. Zat ini mudah larut didalam air dan tidak mempunyai residu garam sesudah dipakai untuk tanaman. Kadang-kadang zat ini juga digunakan untuk pemberian makanan daun. Disamping penggunaannya sebagai pupuk, urea juga digunakan sebagai tambahan makanan protein untuk hewan pemamah biak, juga dalam produksi melamin, dalam pembuatan resin, plastik, adhesif, bahan pelapis, bahan anti ciut,
9
tekstil, dan resin perpindahan ion. Bahan ini merupakan bahan antara dalam pembuatan amonium sulfat, asam sulfanat, dan ftalosianina (Austin, 1997). Manfaat dan fungsi pupuk urea yang sangat jelas terlihat pada pertumbuhan tanaman adalah salah satu penyebab mengapa petani selalu berbondong-bondong menggunakan pupuk yang proses pembuatannya cukup rumit ini. Selain itu, gejala kekurangan unsur yang terkandung dalam urea (kahat nitrogen) dapat langsung terlihat efek buruknya terhadap tanaman menambah ketergantungan petani pada urea.fungsinya sebagai berikut : 1.
Membuat daun lebih rimbun, segar, dan hijau.
2.
Mempercepat pertumbuhan tinggi tanaman.
3.
Mempercepat pertumbuhan serabut akar.
4.
Meningkatkan pertumbuhan lilit batang.
5.
Meningkatkan pertumbuhan tunas baru.
6.
Memacu
adaptasi
perumbuhan
tanaman
pada
kondisi
aklimatisasi. 7.
Mempercepat sintesis protein dalam tanaman.
8.
Meningkatkan laju fotosintesis.
9.
Memperbaiki sifat kimia tanah yang terkait dengan ketersediaan nitrogen dalam menunjang pertumbuhan tanaman.
2.3.2. Pupuk KCL Pupuk KCl adalah pupuk yang sangat berguna untuk meningkatkan hasil tanaman melalui fungsinya yang mampu membantu pertumbuhan organ-organ generatif seperti biji, buah, dan bunga. Fungsi pupuk KCl tersebut diperoleh dari senyawa K2O yang terkandung di dalamnya. Berikut ini kami paparkan mengenai kandungan, manfaat, dan fungsi pupuk KCl bagi tanaman.
10
Gambar 2.3.2 : Pupuk KCL Berdasarkan zat hara yang terkandung di dalam pupuk KCl yaitu K2O, kita dapat mengetahui apa saja manfaat dan fungsi pupuk KCl. Manfaat dan fungsi pupuk KCl tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Memperkuat tumbuh tegak tanaman.
2.
Memperkuat daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit, hama, dan kekeringan.
3.
Memperbanyak pertumbuhan pati.
4.
Meningkatkan hasil panen biji-bijian.
5.
Memperkuat ketahanan hasil panen terhadap kemungkinan kerusakan saat pengangkutan dan penyimpanan.
2.3.3. Pupuk TSP
Gambar 2.3.3 : Pupuk TSP Pupuk TSP adalah nutrien anorganik yang di gunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. TSP artinya triple super phosphate. Rumus kimianya Ca (H2P04). Kadar P205 pupuk ini sekitar 44-46%, namun di lapangan bisa
11
mencapai 56%. Pada pembuatanya, bantuan alam (rockphosphate) flour apatit di asamkan dengan asam fosfat. Dalam air jika di tambahkan dengan ammonium sulfat akan menaikan serapan fosfat oleh tanaman. Namun kekurangannya dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil,lamban pemasukan dan tanaman rendah (Hakim, dkk 1986). Pupuk P dikelompokkan dalam tiga kelompok berdasarkan kelarutannya yaitu : (a) Pupuk P yang melarut kedalam asam keras (mengandung P2O5,merupakan pupuk P yang lambat tersedia bagi keperluan tanaman) (b) Pupuk Pyang melarut dengan ammonium nitrat netral atau asam sitrun (mengandung P2O5,merupakan pupuk yang mudah tersedia bagi keperluan tanaman) (c) Pupuk P yang melarut dalam air (mengandung P2O5, juga merupakan pupuk P yang mudahtersedia bagi tanaman) (Sutedjo, 2002).
2.4.
PESTISIDA
Pestisida adalah subtansi yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama. Kata pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan cida yang berarti pembunuh. Jadi secara sederhana pestisida diartikan sebagai pembunuh hama yaitu tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi, bakteri, virus, nematode, siput, tikus, burung dan hewan
lain
yang
dianggap
merugikan.
Menurut
Permenkes
RI,
No.258/Menkes/Per/III/1992 semua zat kimia/bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk membrantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil pertanian, memberantas gulma, mengatur/merangsang pertumbuhan tanaman tidak termasuk pupuk, mematikan dan mencegah hama-hama liar pada hewan-hewan piaraan dan ternak, mencegah/memberantas
hama-hama
air, memberantas/mencegah binatang-
binatang dan jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat angkutan, memberantas dan mencegah binatang-binatang termasuk serangga yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
12
Sebagian besar insektisida merupakan bahan kimia sintetik dengan penggolongan berdasarkan bahan aktif yaitu: 1. Golongan chlorinated hydrocarbon (DDT) 2. Golongan organofosfat Sebagai contoh: Parathion yang dipasarkan) dengan nama generik dan nama dagang
Abate,
azinphosmethyl
(Guthion),
Carbophenothion
(Trithion),
Chlorpiryfos (Dursban), demeton (Systax), Diazinon, Dicapthon (DiCaptan) dan lain-lain. 3. Golongan karbamat Seperti: Carbaryl (Sevin), Aldicarb (Temik), carbofuran (Furadan), fometanate HCL (carsol), metalkamate (Bux) dan methomyl (Lannate)
Penggunaan dalam bidang pertanian sangat banyak jenis pestisida yang digunakan dengan beberapa jenis pestisida yang terbanyak digunakan adalah sebagai berikut: 1. Insektisida (Insecticides)
8. Pembunuh kutu(Pediculicides)
2. Fungisida (Fungicides)
9. Scabisida (Scabicides)
3. Herbisida (Herbicides)
10. Attractans (pheromons)
4. Acarisida (Acaricides)
11. Defoliants
5. Larvasida (Larvacides)
12. Pengatur pertumbuhan tanaman
6. Mitisida (Miticides) 7. Molusida (Molluscides)
2.5.
(Plant Grow Regulator) 13. Pengusir serangga (Repellants)
ZPT ( Zat Pengatur Tumbuh )
Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon pada tumbuhan (fitohormon) adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun
13
dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan. Hormon tumbuhan merupakan bagian dari sistem pengaturan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kehadirannya di dalam sel pada kadar yang sangat rendah menjadi prekursor (“pemicu”) proses transkripsi RNA. Hormon tumbuhan sendiri dirangsang pembentukannya melalui signal berupa aktivitas senyawasenyawa reseptor sebagai tanggapan atas perubahan lingkungan yang terjadi di luar sel. Zat
pengatur
tumbuh
digunakan
untuk
memacu
pertumbuhan
tanaman.Namun, di samping dapat memacu, zat ini pun dapat menghambat pertumbuhan tanaman yang tidak dikehendaki. Penggunaan zat pengatur tumbuh dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gugur bunga dan buah, memperbaiki mutu buah, dan meningkatkan hasil buah (Setiadi, 2006). Zat Pengatur Tumbuh (Regulator) adalah zat pengatur yang mempengaruhi proses fisioligi tanaman, baik senyawa asli maupun senyawa kimia buatan (Winten, K.T.I, 2009). Secara sederhana ZPT dapat diartikan sebagai senyawa yang mempengaruhi proses fisiologi tanaman, pengaruhnya dapat mendorong dan menghambat proses fisiologi tanaman (Nuryanah, 2004). Zat pengatur tumbuh berperan aktif untuk mengubah alur pertumbuhan pada sel tanaman dengan cara menghambat pada waktu fase pertumbuhan vegetative agar dapat merubah secepatnya muncul fase generative (cepat berbunga dan berbuah) (Nurasari dan Djumali, 2012). Zat pengatur tumbuh pada tanaman adalah senyawa organic bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan merubah proses fisiologi tumbuhan. Zat pengatur tumbuh dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu Auksin, Giberelin, Sitokinin, Etilen dan Inhibitor dengan cirri khas serta pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologis. Zat pengatur tumbuh sangat diperlukan sebagai komponen medium bagi pertumbuhan dan diferensiasi.
Tanpa penambahan zat
pengatur tumbuh dalam medium,
pertumbuhan sangat terhambat bahkan tidak mungkin tidak tumbuh sama sekali.
14
Pembentukan kalus dan organ-organ ditentukan oleh penggunaan yang tepat dari zat pengatur tumbuh tersebut (Hendaryono dan Wijayani, 1994). Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankankelangsungan hidup jenisnya.Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Penggunaan istilah “hormon” sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu : a.
Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, Giberelin dan sitokinin)
b.
Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin.
15
III.
3.1.
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktikum Sistem Produksi Tanaman Hortikultura ini dilaksanakan awal kegiatan nya berupa Asistensi Praktikum yaitu Pada hari Senin, 29 – Februari 2016, pada pukul 10 : 00 – 11 : 00 WIB. Untuk kegiatan dilapangan Praktikum pertemuan ke-2 sampai dengan praktikum ke-4 dilaksanakan mulai Rabu, 02 – Maret 2016 sampai dengan 23 - Maret 2016, pada
pada hari
pukul 15 : 00 – 17 : 00 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan praktikum pertemuan ke-5 sampai dengan praktikum ke-8 dilaksanakan mulai pada hari Jum’at 01 – April 2016 sampai dengan 22 – April 2016, pada pukul 16 : 00 – 18 : 00 WIB. Kegiatan Praktikum ini awalnya yaitu Asistensi Praktikum dilaksanakan di ruangan F4,selanjutnya untuk kegiatan praktikum ke-2 sampai dengan praktikum ke-8 dilaksanakan di UPT Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Kampus Bina Widya Km. 12,5. Kecamatan Tampan, Pekanbaru. 3.2.
Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini akan diuraikan pada sub bab dibawah ini. 3.2.1.
Budidaya Kacang Panjang
Alat dan Bahan yang digunakan dalam kegiatan Budidaya Tanaman Kacang Panjang adalah sebagai berikut : Alat yang digunakan adalah sebagai berikut : Parang, Cangkul, Sprayer, Perlengkapan Keselamatan Kerja ( Sepatu boat, Masker, Sarung Tangan digunakan pada saat penyemprotan pestisida ), Alat Tulis ( Pena, Mistar digunakan untuk Pengukuran parameter ), Meteran, Ember, Gembor, Garuk Besi, Tugal untuk membuat lubang tanam dan Timbangan untuk menimbang pupuk .
16
Bahan yang digunakan dalah sebagai berikut : Pupuk Kandang, Pupuk kimia atau An – Organik ( UREA, TSP, KCL), Benih Kacang Panjang, Air, Pestisida ( DECCIS , FURADAN 3 GR), Tali Rafia, Kayu untuk pancang dan lanjaran, Buku tulis untuk mencatat kegiatan praktikum dan pengamatan parameter, Tanah dibuat bedengan untuk media tanam, dan kertas label sampel tanaman serta nama kelompok . 3.2.2.
Tanaman Stek
Alat dan Bahan yang digunakan dalam kegiatan Stek tanaman adalah sebagai berikut : Alat yang digunakan adalah sebagai berikut : Gunting Stek, Pisau Kater, Cangkul, Saringan Ayakan, dan Ember atau Gembor. Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : Polybag, Tanah, Air, Bagian Tanaman Hias ( Mawar,Bogenfil / Bunga Kertas, dan Pucuk Merah ), dan Kertas Label. 3.2.3.
Tanaman Obat
Alat dan Bahan yang digunakan dalan kegiatan penanaman tanaman obat adalah sebagai berikut : Alat yang digunakan adalah sebagai berikut : Cangkul , Saringan Ayakan, dan Gembor atau Ember. Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : Polybag, Tanah, Air, dan Tanaman Obat yang akan ditanam ( Kunyit, jahe, Kencur, Temulawak ). 3.2.4.
Budidaya Tanaman Cabe dan Terong
Alat dan Bahan yang digunakan dalam kegiatan Budidaya Tanaman Cabe dan Terong adalah sebagai berikut : Alat yang digunkan adalah sebagai berikut : Cangkul , Saringan Ayakan, dan Gembor atau Ember.
17
Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : Polybag, Tanah, Air, dan Bibit Tanaman ( Cabe dan Terong ).
18
IV.
PEMBAHASAN
Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dari awal kegiatan praktikum hingga akhir kegiatan praktikum maka dapat dibuat uraian pembahasan kegiatan praktikum menjadi 4 pokok kegiatan penting dalam praktikum yang telah dilakukan seperti dibawah ini : 4.1.
Kacang Panjang
4.1.1.
Budidaya Tanaman Kacang Panjang
Dari kegiatan praktikum kegiatan
budidaya kacang panjang yang telah
dilakukan dapat dibuat uraian pembahasan yaitu : 1. Klasifikasi dan Botani Tanaman Kacang Panjang Kacang panjang dapat diklasifikasikan mulai dari divisio (divisi), clas (kelas), ordo (bangsa), familia (suku), genus (marga), serta spesies (jenis). Dari divisi ke spesies merupakan urutan kelompok dari besar ke kecil. Pada kelompok yang lebih besar mempunyai persamaan sifat yang lebih sedikit di antara sesamanya dibandingkan kelompok yang kecil. Pada klasifikasi yang lebih detail, tingkatan-tingkatan tersebut masih dibagi lebih lanjut menjadi bagian yang lebih kecil lagi, yaitu sub-sub tingkatan. Susunan klasifikasi kacang panjang secara lengkap adalah sebagai berikut : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Subkelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rosales
Famili
: Papilionaceae/Leguminosae
Genus
: Vigna
Spesies
: Vigna sinensis (L.)
19
Kacang panjang merupakan tanaman perdu semusim. Daunnya bersifat majemuk, tersusun atas tiga helai. Batangnya liat dan sedikit berbulu. Akarnya mempunyai bintil yang dapat mengikat nitrogen (N) dari udara. Hal ini bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Bunganya berbentuk kupu-kupu, setiap tangkai mempunyai 3-5 bunga. Warna bunganya ada yang putih, biru, atau ungu. Kacang panjang merupakan tanaman menyerbuk sendiri, namun penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga terjadi sekitar 10%. Tidak setiap bunga dapat menjadi buah, hanya 1-4 bunga yang dapat menjadi buah. Buahnya berbentuk polong bulat panjang dan ramping. Panjang polong sekitar 10-80 cm. Warna polong muda hijau sampai hijau keputihan, setelah tua warna polong menjadi putih kekuningan. Polong yang muda sifatnya renyah dan mudah patah, setelah tua polong menjadi liat. Pada satu polong dapat berisi 8-20 biji kacang panjang. 2. Syarat Tumbuh Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak terlepas dari pengaruh faktor lingkungan. Faktor lingkungan itu meliputi iklim dan jenis tanah. Setiap tanaman menghendaki keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya. Pada kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman kacang panjang dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi. Oleh karena itu, sebelum membudidayakan tanaman tersebut perlu diketahui dulu syarat-syarat ekologi tumbuhnya adalah : a. Iklim Unsur-unsur iklim yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman antara lain ketinggian tempat, sinar matahari, dan curah hujan. Kacang panjang bisa tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi antara 0-1500 meter diatas permukaan laut (mdpl). Kacang panjang biasanya digolongkan dalan sayuran dataran rendah sebab tanaman ini tumbuh lebih baik dan banyak diusahakan di dataran rendah. Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim, baik musim kemarau maupun musim penghujan. Waktu tanam yang baik adalah pada awal atau akhir musim hujan. Tanaman kacang panjang membutuhkan curah hujan sekitar 600-
20
2000 mm/tahun. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari. Lahan yang terbuka di dataran rendah lebih disukai, sedangkan bila ternaungi produksinya kurang memuaskan. b. Tanah Tanah yang subur dan gembur diperlukan oleh tanaman kacang panjang. Agar tumbuh dengan baik, tanaman ini menghendaki tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, dan cukup mengandung air. Lahan yang ditanami kacang panjang dapat berupa tanah pekarangan, sawah atau tegalan. Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman ini adalah tanah bertekstur liat berpasir. Kacang-kacangan peka terhadap tanah alkalin atau keasaman tanah yang tinggi. Untuk pertumbuhan yang optimal diperlukan derajat keasaman (pH) tanah antara 5.5-6.5. Tanah yang terlalu asam dengan pH di bawah 5.5 dapat menyebabkan tanaman tumbuh kerdil karena teracuni garam aluminium (Al) yang larut dalam tanah. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan pengapuran . 3. Kegiatan Budidaya a. Pembukaan dan pembersihan Lahan ( Land Clearing ) Merupakan Suatu rangkaian kegiatan awal yang harus dilakukan sebelum kegiatan pengolahan tanahdan kegiatan penanaman pada saat kegiatan budidaya. Hal ini dikarenakan setiap kegiatan budidaya tanaman pastinya memerlukan pembukaan lahan, karena kegiatan ini merupakan kegiatan awal yang bertujuan untuk memudahkan kegiatan budidaya tanaman pada suatu lahan. Kegitan ini dilakukan dengan cara membersihkan lahan yang akan diolah dengan menggunakan parang atauopun cangkul dari semak belukar dan gulma serta sisa – sisa perakaran tanaman liar, kemudian setelah lahan bersih maka dilakukan pengukuran lahan dengan menggunakan meteran sesuai ukuran lahan yang akan digunakan untuk kegiatan budidaya tanaman itu nantinya. b. Pengolahan Tanah dan Pembuatan Bedengan Tanah diolah dengan cangkul, sesuai dengan kondisi lahan, sedalam kirakira 20-30 cm. Biarkan tanah terbuka selama kurang lebih empat hari, agar penyakit yang ada di dalam tanah terkena sinar matahari. Buatlah bedengan, 2 x 3
21
meter, dan tinggi 20-30 cm. Atau sesuai dengan kondisi lahan. Jika tanah tandus sebaiknya diberi pupuk kandang atau kompos sebagai pupuk dasar. Tetapi jika lahannya subur atau bekas tanaman sayuran, maka tidak perlu pemupukan lagi. c. Penanaman Penanaman kacang panjang dapat dilakukan dengan sistem monokultur, monokultur paling banyak digunakan karena banyak
memiliki kelebihan.
Monokultur adalah menanam satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Sementara itu, kelemahan sistem ini adalah tanaman relatif lebih mudah terserang hama dan penyakit. Dalam kegiatan penanaman kacang panjang setelah tanah diolah dan siap ditanami, maka dibuat lubang tanam dengan menggunakan tugal, dengan jarak tanam 40 cm x 50 cm atau sesuai dengan kebutuhan, Benih sebelum ditanam direndam terlebih dahulu, setiap lubang
dimasukan 2-3 biji, dan diberi
FURADAN 3 GR disekitar lubang tanam agar tidak dimakan oleh semut ataupun hama lainnya,kemudian lubang ditutup dengan tanah, penutupan lubang tanam jangan terlalu tebal, karena bisa memperlambat perkecambahan, bahkan biji bisa mengalami kebusukan. Biji kacang panjang akan tumbuh setelah 4-5 hari. d. Perawatan Perawatan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dalam kegiatan budidaya tanaman setelah benih ditanaman pada media tanam agar mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara optimal. Adapun kegiatan perawatan pada kegiatan Budidaya Tanaman Kacang Panjang adalah sebagai berikut : -
Penyulaman Kegiatan
penyulaman
dilakukan
1
minggu
setelah
kegiatan
penanaman,tujuannya agar mendapatkan pertumbuhan yang serentak dari tanaman yang ditanam.
22
-
Pengukuran Parameter Kegiatan ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran bagian tanaman
adapun yang dijadikan pengukuran parameter yaitu jumlah daun, tinggi tanaman, lingkar batang, Pengukuran dilakukan setelah tanaman berumur 3 minggu setelah tanam. -
Penyiraman Penyiraman dilakukan 2x dalam 1 hari, kecuali pada waktu curah hujan
yang cukup maka tidak perlu dilakukan penyiraman, Penyiraman bertujuan agar air dapat memenuhi kebutuhan asupan bagi tanaman terutama dalam proses fotosintesis. -
Pembumbumbunan dan Penggemburan Kegiatan ini dilakukan Setiap kali praktikum dengan cara menggemburkan
dan mengundukkan bagian tanah disekitar media tanam tanaman agar perakaran tanaman kuat sehingga batang kokoh dan tidak mudah tumbang. -
Penyiangan Kegiatan ini dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah
tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput dengan tangan atau dengan alat cangkul atau kored. -
Pemasangan ajir (lanjaran) Kegiatan ini bisa dilakukan dengan menggunakan bambu atau kayu, panjang
lanjaran kira-kira 180 cm-200 cm. Kacang panjang merupakan tanaman yang membelit dan merambat, sehingga mutlak diperlukan lanjaran.
Model
pemasangan turus bisa berbentuk segitiga atau sesuai dengan keinginan, kebanyakan petani menggunakan segitiga, karena bentuk segitiga mudah dibuat. -
Pemupukan Merupakan langkah yang penting dilakukan, karena tanaman tidak akan
memberikan hasil yang maksimal jika tidak diberi pupuk. Jika lahan yang
23
digunakan tandus, maka diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar sebanyak 10 ton per hektar. Selain pupuk kandang bisa juga diberi pupuk buatan, yaitu KCl 100 kg/ha, TSP 50 kg/ha, dan Urea 150 kg/ha. Pemupukan bisa dilakukan dengan membuat larikan pada pinggir bedengan, atau dengan cara penugalan di kiri dan kanan tanaman. Pemupukan dilakukan 3x aplikasi dengan dosis ketentuan berdasarkan hasil yang telah dihitung untuk setiap 1x pemupukan adalah : Urea 1,25 gram, TSP 0,42 gram dan KCL 0,83 gram. -
Pengendalian hama dan penyakit Kegiatan ini dilakukan apabila tanaman mulai ada tanda-tanda terserang
bakteri atau virus. Jika tidak segera dilakukan maka pertumbuhan akan terganggu, sehingga hasil buahnya tidak memuaskan. Hama yang sering menyerang tanaman kacang panjang yaitu: penggerek polong (Maruca testulalis). Hama ini menyerang polong muda dan tua hingga berlubang atau putus, dan bisa dikendalikan dengan penyemprotan insektisida sejak tanaman berbunga. Lalat kacang (Agromyza phaseoli), lalat ini menyerang daun kacang panjang sejak pertumbuhan (14 hari) hingga tanaman berumur satu bulan. Hama ini bisa dikendalikan dengan cara pergantian tanaman atau rotasi tanaman, dan juga penyemprotan insektisida Tamaron 22 EC dengan dosis 2-4 cc/liter air atau Basudin 10 G dengan dosis 7,510 kg/hektar. Penyakit yang sering menyerang tanaman kacang panjang adalah layu (Sclerotium sp.) penyakit ini disebabkan oleh jamur atau cendawan karena pengaruh kelembaban yang tinggi. Penyakit ini bisa diatasi dengan penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 2 gram/liter air. -
Panen dan Pascapanen Panen merupakan saat-saat yang paling ditunggu-tunggu oleh petani.
Kacang panjang untuk konsumsi (polong muda) bisa dipanen pada umur 40-50 hari setelah tanam, sedangkan polong tua dapat dipanen pada umur 90-120 hari setelah tanam tergantung varietas yang ditanam, musim dan ketinggian daerah. Biasanya pemetikan polong dilakukan 5-15 kali, sampai polongnya habis semua. Produksi polong muda kacang panjang berkisar 4-9 ton per hektar. Jumlah produksi ini tergantung varietas dan keadaan lingkungan tanamannya. Sebagai
24
contah kacang panjang varietas usus hijau, produksinya cukup tinggi, dapat mencapai 15 ton polong muda tiap hektar. Kegiatan pascapanen bertujuan agar sayuran yang telah dipanen terlindungi dari kerusakan fisik dan kebusukan. Dengan demikian, mutu sayuran yang akan dipasarkan tetap baik. Sampai saat ini kacang panjang belum diolah atau diawetkan untuk jangka waktu lama. Kacang panjang lebih banyak dikonsumsi dalam keadaan segar. Penanganan pascapanen untuk kacang panjang antara lain sortasi, pengemasan dan pengangkutan. Tidak semua sayuran yang telah dipanen layak dipasarkan. Oleh karena itu, petani perlu mengadakan sortasi atau pemilahan berdasarkan kualitas dan keseragaman. Untuk pasar tradisional, sortasi kurang diperhatikan karena pasar tradisional tidak menuntut keseragaman mutu yang baik. Lain halnya dengan pasar khusus atau pasar swalayan (supermarket) yang menghendaki produk yang seragam dan baik mutunya. Pengemasan bertujuan untuk memudahkan dalam pengangkutan. Kacang panjang yang akan dipasarkan di pasar tradisional biasanya tidak dikemas secara khusus, namun pengemasan dilakukan sederhana dalam bentuk ikatan besar atau kecil yang beratnya sekitar 250-2500 gram tiap ikat. 4.1.2.
Pengamatan Parameter Pertumbuhan
Pada Pengamatan pertumbuhan tanaan kacang panjang umur 7 HST pertumbuhan tanaman kacang panjang cendrung normal, dilihat dari tinggi tanaman (cm) dari 5 sampel secara acak memiliki nilai tertinggi 7,5 cm dan yang terendah 3,7 cm dengan lingkar batang(cm) terbesar 1 cm. (Tabel. 1) Pengamatan umur 14 HST tidak tampak pertumbuhan yang cukup besar, masing-masing tinggi tanaman bertambah 3-5 cm dengan lingkar batang masingmasing 0,1 - 0,2 cm (Tabel.2). Tetapi pada umunr tanaman 21 HST, pertumbuhan tanaman meningkat dengan pesat dengan tinggi tanman tertinggi 19,5 cm dan lingkar batang 2 cm serta jumlah daun mencapai 22 helai. Hal tersebut disebabkan karna telah dilakukan pemupukan pertama dengan pengaplikasian pupuk Urea, KCL dan TSP sesuai dosis (Tabel.3)
25
Begitu juga pertumbuhan tanaman pada minggu-minggu berikutnya, pertumbuhan tinggi tanaman, lingkar batang dan jumlah daun terus bertambah dengan munculnya sulur yang membelit pada kayu ajir/lanjaran. Hal tersebut menunjukkan pemberian pupuk pada tanaman kacang panjang memberikan dampak yg positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 4.2.
Tanaman Stek
Perbanyakan tanaman dengan cara stek merupakan perbanyakan tanaman dengan cara menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu bisa berupa pucuk tanaman, akar, atu cabang. Proses penyetekan tanaman itu sendiri cukup mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih dengan menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang halus. Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya berada beberapa milliliter dari mata tunas. Sedangkan pemotongan stek bagian pangkal harus meruncing. Ketika membuat potongan meruncing. Hendaknya kita usahakan potongan itu sedikit menyentuh again mata tunas, dengan demikian nantinya stek yang diharapkan akan berhasil. 1. Keuntungan bibit dari stek adalah: - Tanaman buah-buahan tersebut akan mempunyai sifat yang persis sama dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya. Tanaman asal stek ini bisa ditanam pada tempat yang permukaan air tanahnya dangkal, karena tanaman asal setek tidak mempunyai akar tunggang. - Perbanyakan tanaman buah dengan setek merupakan cara perbanyakan yang praktis dan mudah dilakukan. - Stek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan teknik - Khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi. 2. Kerugian bibit dari stek adalah: - Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang tanaman menjadi mudah roboh.
26
- Apabila musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan. Ada beberapa perlakuan untuk mempercepat pertumbuhan akar pada setek antara lain : 1. Pengeratan (girdling) pada batang Penimbunan karbohidrat pada cabang pohon induk yang akan dijadikan setek dapat dilakukan dengan cara pengeratan kulit kayu sekeliling cabang dibuang secara melingkar. Lebar lingkaran sekitar 2 cm. Jarak dari ujung cabang ke batas keratan kirakira 40 cm. Biarkan cabang yang sudah dikerat selama 2-4 minggu. Pada dasar keratan akan tampak benjolan atau kalus. Pada benjolan inilah terjadi penumpukan karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber tenaga pada saat pembentukan akar dan hormon auksin yang dibuat di daun. Setelah terlihat benjolan barulah cabang bisa dipotong dari induknya. Bagian pangkal cabang sepanjang 20 cm bisa dijadikan sebagai stek. 2. Penggunaan hormon tumbuh dan ZPT Hormon auksin bertindak sebagai pendorong awal proses inisiasi atau terjadinya akar. Sesungguhnya tanaman sendiri menghasilkan hormon, yaitu auksin endogen.Akan tetapi banyaknya auksin yang dihasilkan belum cukup memadai untuk mendorong pembentukan akar.Tambahan auksin dari luar diperlukan untuk memacu perakaran stek. 3. Persemaian Stek Stek yang sudah diberi perlakuan hormon penumbuh akar siap untuk disemaikan. Untuk itu kita perlu menyediakan tempat yang kondisinya sesuai. Usaha untuk menumbuhkan stek perlu dilakukan pada lingkungan yang mempunyai cahaya baur atau terpencar (diffuse light). Kelembaban udara sebaiknya tinggi, sekitar 70-90%, Suhu mendekati suhu kamar, 25-27oC. Selain itu dalam pembentukan akar setek diperlukan juga oksigen yang cukup. Oleh karena itu media yang digunakan harus cukup gembur, sehingga aerasinya baik.
27
Langkah Kerja dalam melakukan kegiatan setek pada praktikum ini adalah sebagai berikut : -
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
-
Persiapan media tanam ( dengan menggunakan Polybag yang diisi tanah )
Tanah yang digunakan sebelum dimasukkan kedalam polybag digemburkan terlebih dahulu dan dilakukan pengayakan dengan saringan ayakan agar sisa – sisa tanaman dan perakaran tidak ada pada tanah yang akan dijadikan media tanam. -
Potong bagian tanaman yang akan di setek dengan menggunakan cutter ataupun sebaiknya dengan menggunakan gunting stek. Pada saat melakukan pemotongan pada begian tanaman yang akan di stek bagian bawah harus miring tidak boleh datar, tujuannya agar pada saat disiram air tidak menggenang pada bagian batang tanaman, dan tanaman tidak busuk batang / cabang yang telah ditanam.
-
Lakukan perendaman pada bagian tanaman yang dipotong dengan menggunakan ZPT selaama 15 menit.
-
Sebelum penananaman lakukan penyiraman pada media tanam.
-
Lakukan penanaman stek
-
Beri label nama kelompok pada polybag.
-
Jumlah tanaman yang di stek setiap orang adalah 10 polybag dengan 3 tanaman hias. Tanaman yang distek dalam praktikum ini adalah tanaman hias, dimana
merupakan bagian dari tanaman hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis dan keindahan yang tinggi dan banyak disukai oleh manusia. Adapun tanman hias yang di Stek adalah : 1. Bunga Mawar ( Rosa hiproida / Rosa sp. ) Bunga mawar merupakan bagian dari komoditi tanaman hias yang termasuk salah bagian dari tanaman hortikultura yang memiliki nilai keindahan dan ekonomis yang tinggi dan disukai noleh manusia pada umumnya karena keindahan bunganya.
28
Klasifikasi : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rosanales
Famili
: Rosanaceae
Genus
: Rosa
Spesies
: Rosa hiproida / Rosa .sp
Morfologi : Akar, Batang, Daun, dan Bunga. Syarat Tumbuh : Bunga mawar pada umumnya dapat tumbuh diberbagai jenis tanah terutama iklim yang ada pada daerah kawasan indonesia, umumnya bunga mawar dapattumbuh dengan baik. 2. Bunga Kertas ( Bougainvilla glabra choisy ) Bunga kertas merupakan komoditi tanaman hias yang termasuk salah satu bagian dari tanaman hortikultura, dimana bunga kertas bisa dibuat warna bunganya bervariasi lebih dari satu warna dengan cara menempelkan warna bunga kertas yang berbeda, sehingga bunga kertas akan lebih indah dan nilai ekonomisny lebih tinggi. Klasifikasi : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Tracheophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Caryophyllaes
Famili
: Nytaginaceae
Genus
: Bougainvillea comm.
Spesies
: Bougainvilla glabra choisy
Morfologi : Akar, Batang, Daun dan Bunga.
29
Syarat Tumbuh : Dapat tumbuh pada iklim dan tanah yang ada pada umumnya di daerah indonesia. 3. Pucuk Merah ( Syzgium oleana ) Pucuk Merah merupakan Komoditi tanaman hias yang merupakan bagian dari tanaman hortikultura dimana biasanya banyak digunakan untuk tanaman taman ataupun pagar taman rumah, karena batang dan daunya indah bila dipangkas dan ditata akan menambah nilai ekonomisnya. Klasifikasi : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Tracheophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Myrtales
Famili
: Myrtaceaea
Genus
: Syzgium
Spesies
: Syzgium oleana
Morfologi : Akar, Batang, Daun, Bunga dan Buah. Syarat Tumbuh : Dapat tumbuh pada iklim tropis seperti yang ada di indonesia, dan dapat tumbuh pada tanah yang ada di indonesia. 4.3.
Tanaman Obat
Dalam kegiatan praktikum penanaman tanaman obat, Langkah kerja yang dilakukan adalah : -
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
-
Pembuatan media tanam, yaitu dengan cara mengisi polybag dengan tanah dimana ukuran polybagnya adalah 5 kg, tanah yang digunakan harus digemburkan dan diayak terlebih dahulu.
-
Lakukan penyusunan polybag pada tempat yang telah dibersihkan,susun polybag dengan rapi.
-
Selanjutnya siram media tanam.
30
-
Lakukan penanaman tanaman obat pada media tanam.
-
Setelah itu lakukan perawtan secara rutin. Tanaman obat – obatan merupakan komoditi tanaman yang termasuk
kedalam tanaman hortikultura, diman dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari dan juga dapat dijadikan bahan obat – obatan untuk kesehatan manusia. Adapun tanaman obat yang ditanam adalah sebagai berikut : 1. Jahe ( Zingiber officinale ) Jahe merupakan tumbuhan yang dapat diladang – ladang yang mempunyai kadar tanah agak basah ( lembab ) dan banyak memperoleh sinar matahari. Jahe merupakan tanaman herbamenahun yang cocok ditanam si daerah sub tropis dengan ketentuan 1.500 mdpl. Klasifikasi : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Zingiber
Spesies
: Zingiber officinale
Jenis jahe dibedakan dalam 3 macam : ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Jahe dapat dimanfaatkan untuk obat – obatan. Morfologi : Daun berwarna hijau dan berbentuk lonjong ataupun klancip menyerupai daun rumput yang besar, batang berwarna hijau tidak berkayu dan berair, akar serabut dalam bentuk rimpang, bunga berupa malai tumbuh dari dalam tanah berbentuk telur.
31
2. Temulawak (Curcuma xanthorriza ) Temulawak merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh didaerah pulau jawa dibawah naugan hutan jati, ditanah kering dan padang alang – alang, dengan ketentuan 5 – 1.500 mdpl. Klasifikasi : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Curcuma
Spesies
: Curcuma xanthorriza
Morfologi : Batang merumpun, daun bentuknya panjang, agak lebar, bunga berwarna kuning, akar serabut dalam bentuk rimpang. Manfaatnya : mempunyai kandungan zat yang dapat digunakan untuk membuat obat – obatan herbal. 3. Kunyit ( Curcuma domestica. Val ) Kunyit merupakan golongan tanaman liar yang cocok pada ketentuan 0 1.500 mdpl, Kunyit merupakan tanaman rimpang yang tergolong kedalam tanaman herbal. Klasifikasi : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledonae
32
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Curcuma
Spesies
: Curcuma domestica. Val
Morfologi : tumbuh bercabang dengan tinggi ( 40 – 100 cm ), batang semu, tegak bulat membentuk rimpang, akar serabut, bunga majemuk warna putih / kekuningan. Manfaatnya : Memiliki kandungan bahan yang dapat digunakan untuk dijadikan bahan obat – obatan. 4. Kencur ( Kaempferia galanga ( L. ) Klasifikasi : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Tracheophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Kaempferia
Spesies
: Kaempferia galanga ( L. )
Kencur merupakan tanaman jenis obat – obatan yang mempunyai akar seperti alam bentuk rimpang. Kencur dapat tumbuhdengan ketentuan 0 – 1.500 mdpl. Kencur dapat dimanfaatkan sebagai bahan herbal untuk pembuatan obat – obatan. Morfologinya yaitu Batang, akar, daun dan bunga.
33
4.4. Budidaya Tanaman Cabe dan Terong Dalam kegiatan buididaya tanaman cabe dan terong langkah kerja yang dilakukan adalah : -
Penyemaian Benih Sebelum dilakukan penananaman, benih cabe dan terong terlebih dahulu di
semai pada media persemaian, dimana tiap – tiap kelompok nantinya membawa benih tanaman yang telah disemai untuk di tanam di media polybag sebanyak 5 tanaman masing – masing. -
Pembuatan Media Tanam Media tanam yang digunkan adalah dengan menggunakan polybag diisi
tanah, dimana tanah yang diisi kedalam polybag harus digemburkan dan diayak terlebih dahulu. -
Penyusunan Polybag Polybag yang telah terisi tanah selanjutnya disusun dengan jarak tanam yang
telah ditentukan. -
Penanaman Setelah benih terong dan cabe yang telah disemai tumbuh dan berumur 3
minggu setelah persemaian, maka benih cabe dan terong sudah bisa dipindahkan ke media tanam polybag, sebelum dilakukan penananaman media tanam disiram terlebih dahulu. -
Perawatan Kegiatan perawatan yang dilakukan adalah berupa penyiraman, penyiangan,
dan pemupupukan. 1. Cabe Cabe adalah kerabat lada dan termasuk dalam suku sirih-sirihan atau Piperaceae. Dikenal pula sebagai cabai solak (Madura) dan cabia (Sulawesi).
34
Tumbuhan asli Indonesia ini populer sebagai tanaman obat pekarangan dan tumbuh pula di hutan-hutan sekunder dataran rendah (hingga 600m di atas permukaan laut). Tumbuhan ini produknya telah dikenal oleh orang Romawi sejak lama dan sering dikacaukan dengan lada. Di Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai rempah pemedas. Sebelum kedatangan cabai (Capsicum spp.), tumbuhan inilah yang disebut "cabe". Cabai sendiri oleh orang Jawa dinamakan "lombok". Cabai jamu dapat tumbuh di lahan ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan rata-rata 1.259-2.500 mm/tahun. Tanah lempung berpasir, dengan struktur tanah gembur dan berdrainase baik, merupakan lahan yang cocok untuk budidaya cabe jamu. Tanaman itu memiliki keunggulan dapat tumbuh di lahan kering berbatu. Keberadaan tanggul batu di pematang tegalan dapat dijadikan media merambatnya cabe jamu secara alami. Bentuk tanamannya seperti sirih, merambat, memanjat, membelit, dan melata. Daunnya berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal daun berbentuk jantung atau membulat, ujung daun runcing dengan bintik-bintik kelenjar. buahnya majemuk bulir, bentuknya bulat panjang atau silindris, dan ujungnya mengecil. Buah yang belum tua berwarna kelabu, kemudian menjadi hijau, selanjutnya kuning, merah, serta lunak. Rasanya pedas dan tajam aromatis. Klasifikasi: Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceaea
Genus
: Capsicumium
Spesies
: Capsicum anum ( L. )
2. Terong ( Solanum melongena ) Terong merupakan tanaman jenis perdu yang umumnya setahun (annual). Terong yang merupakan famili solanaceae atau nama latinnya Solanum
35
melongena. Terong dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Tinggi pohon terung 40-150 cm, memiliki daun dengan ukuran panjang 10- 20 cm dan lebar 5-10 cm, bunga berwarna putih hingga ungu dengan lima mahkota bunga. Berbagai varietas terong tersebar luas di dunai, perbedaannya terletak pada bentuk, ukuran, dan warnanya. Terong merupakan jenis tanaman yang memiliki kedekatan dengan tanaman kentang, tomat, dan paprika. Buahnya biasanya dijadikan sayur-sayuran yang bernilai gizi tinggi. Warna bunganya antara putih hingga ungu. Batang berkayu, berbentuk silindris, percabangan simpodial, batang muda berambut halus berwarna ungu. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang condong ke atas. Daun tunggal, bertangkai silindris (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau. daging daun papyraceus. Klasifikasi : Kingdom
: Plantae
Kelas
: Magnoliopsida
Kelas
: Asteridae
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae
Genus
: Solanum
Spesies
: Solanum melongena
Dari kegiatan praktikum penanaman stek, tanaman obat, dan budidaya tanaman cabe dan terong menggunakan media polybag,adapun kelebihan fan kekurangan media tanam ini adalah : -
Kelebihan media polybag adalah : Dapat digunakan labih dari sekali
36
Mudah dalam pengendalian gulma Effisien penggunaan tempat Memudahkan perawatan dan pemeliharaan Dapat ditampatkan dimana saja -
Kekurangan media polybag adalah : Modal awal cukup besar Harganya kadanag naik Mudah koyak Membutuhkan tenaga dan biaya untuk pengisiannya
37
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Tanaman kacang panjang adalah kelompok tanaman hortikultura yang tergolong tanaman sayu (oleokultura) dengan syarat tumbuh curah hujan sekitar 600-2000 mm/tahun. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari. Lahan yang terbuka di dataran rendah lebih disukai. Budidaya tanaman kacang panjang didukung oleh pemberian Pupuk diantaranta dalah pupuk Urea, KCL dan TSP. dengan perawatan meliputi : Penyulaman, pengairan, pembumbunan, penyiangan, pemasangan ajir/lanjaran dan penyemprotan hama/penyakit. Perbanyakan tanaman dengan cara stek merupakan perbanyakan tanaman dengan cara menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu bisa berupa pucuk tanaman, akar, atu cabang. Prosesnya meliputi: pemilihan bagian batang tanaman yang tua kemudian mengkerat bagian atas dan bawahnya dengan posisi serong agar mengoptimalkan pertumbuhan. Kemuian bagian batang tanman direndam ± 10 menit menggunakan ZPT yang kemudian bagian tanaman siap disemaidengan bagian atas dan bawah yg benar. Tanaman obat – obatan merupakan komoditi tanaman yang termasuk kedalam tanaman hortikultura, diman dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari dan juga dapat dijadikan bahan obat – obatan untuk kesehatan manusia. Penanaman tanaman hortikultura lainnya adalah tanaman cabe dan terong, penanaman dimulai dengan persemaian benih, setelah benih berumur sebulan dengan kondisi sehat, benih dipindahkan pada polibag ukuran 5kg dan dilakukan perawatan setiap harinya. 5.2 Saran Kegiatan praktikum menuntut kerja sama dalam kelmpok untuk merawat tanaman secara teratur dengan memperhatikan parameter pertumbuhan untuk meliat perkebangan tanaman.
38
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi. 2006. Bertanam Cabai. Bogor : Penebar Swadaya. Haryanto, Eko, 2007. Teknik Cara Bertanam Kacang Panjang. Semarang: Intan Persada. Rahayu, Estu, 2007. Budidaya Kacang Panjang. Jakarta: Penebar Swadaya. Djojosumarta P, 2006, Pestisida dan Aplikasinya, PT.Agromedia Pustaka, Jakarta Marsono, L. Pinus, 1999, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Salemba Medica.Palembang
39
Lampiran 1
Tabel. 1 Pengamatan 7 HST Sampel
Tinggi
Lingkar
Jumlah Daun
Tanaman (cm)
Batang (cm)
X1
6
1
2
X2
7,5
1
2
X3
6
0,8
2
X4
5,4
0,9
2
X5
3,7
0,6
2
Tinggi
Lingkar
Jumlah Daun
Tanaman (cm)
Batang (cm)
X1
17,5
1,7
9
X2
17,3
1,8
8
X3
19
1,5
12
X4
16,6
1,6
11
X5
16
1,4
9
Tabel. 2 Pengamatan 14 HST Sampel
40
Tabel. 3 Pengamatan 21 HST Sampel
Tinggi
Lingkar
Jumlah Daun
Tanaman (cm)
Batang (cm)
X1
19,5
2,2
16
X2
77
2
18
X3
64
1,8
22
X4
62
2
14
X5
11
1,5
14
Tinggi
Lingkar
Jumlah Daun
Tanaman (cm)
Batang (cm)
X1
-
2,2
37
X2
-
2
37
X3
-
2,2
51
X4
-
2,1
41
X5
-
1,5
24
Tabel. 4 Pengamatan 28 HST Sampel
41
Lampiran. 2
42