Kasus Sopiana Ruang Cempaka.docx

  • Uploaded by: Irma Kenanti
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kasus Sopiana Ruang Cempaka.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 12,687
  • Pages: 75
BAB II GAMBARAN UMUM PASIEN A. Narasi kasus Ny. L berumur 31 tahun , dengan berat badan 55 kg dan tinggi badan 154,6 cm lila 28,1. Status menikah mempunyai anak 1 berjenis kelamin laki-laki. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 5 April 2018 jam 12.34 WIB. Masuk rumah sakit dengan keluhan mual muntah, pusing, badan terasa dingin dan nyeri ulu hati. Diagnosa dokter yaitu G2P1A0, hamil ±5 minggu dan hiperemesis gravidarum.Ny. L beragama Kristen Protestan dan tinggal di jalan sisingamangaraja. Pendidikan terakhir Ny L adalah diploma II dan sekarang bekerja sebagai guru honorer di sebuah TK di Kota Palangkaraya. Suami Ny. L adalah seorang pekerja swasta, dan keduanya sama-sama bersuku jawa. Riwayat penyakit dahulu : Maag kronis, tifus, malaria, anemia Riwayat penyakit dalam keluarga : Diabetes Melitus Hasi pemeriksaan Biokima : Eritrosit 4,98 x 106/uL, Leukosit 12.65x103/uL, HB 13,8 g/dL, Hematokrit 41,3% , Trombosit 291x103/uL, GDS 80 mg/dl, Creatinin 1,10 mg/dl. Pemeriksaan kimia urin : kejernihan: keruh Data klinis pasien : TD: 110/70 mmHg, Nadi 82x/menit, Suhu 36,2oC Pernafasan 22/menit. Secara fisik pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Terapi : Infus RL 20 TPM, Ondansetron, Inj Ranitidin, Antasid Syrup. Riwayat makan dahulu : Pasien biasanya makan 3 kali sehari. Makanan yang sering di konsumsi pasien adalah nasi biasa dengan campuran lauk hewani. Pasien sangat suka mengonsumsi sayur dan buah. Hasil recall 24 jam : Selama sakit nafsu makan pasien menurun, mual, muntah, saat awal masuk RS di dapatkan energi 613,75 kkal, protein 33,4 gram, lemak 20,5 gram dan karbohidrat 72,5 gram.

1

Hasil recall I adalah sebagai berikut : Zat Gizi

Asupan

Kebutuhan

Tingkat

Makanan

Rumah Sakit

Konsumsi

Interprestasi

(%) Energi (kkal)

613,75 Kkal

1803,6 kkal

34,02%

Defisit Berat

Protein (gr)

33,4 Gram

75,9 gram

44,00%

Defisit Berat

Lemak (gr)

20,5 Gram

65,2 gram

31,44%

Defisit Berat

Karbohidrat (gr)

72,5 Gram

227,5 gram

31,86%

Defisit Berat

B. Terapi Diet Dari Rumah Sakit Ulasan Kasus 1. Identitas Pasien Nama : Ny. Liberty Umur : 31 tahun Usia kandungan : 5 minggu Pendidikan Terakhir : Diploma II Jenis Kelamin : perempuan Agama : Kristen Protestan Pekerjaan : Guru Honorer Status Perkawinan : Menikah Suku/bangsa : Jawa Alamat : jalan sisingamangaraja TB : 154,6 cm BB : 55 kg Tempat Perawatan : ruang empaka kamar C7 Tanggal Masuk Rumah Sakit : 5 April 2018 Diagnosis Dokter : Hiperemesis gravidarum

2

2. Data Subjektif Data Riwayat Gizi Pasien tidak memiliki pantangan atau alergi terhadap makanan. Pasien memiliki pola makan yang tidak teratur Susunan menu pasien tidak seimbang Makanan yang disukai pasien adalah buah dan sayur 3. Data Sosial Ekonomi Suku

: Jawa

Pekerjaan istri

: Guru honorer

Pekerjaan suami

: Swasta

Pendidikan terakhir

: Diploma II

4.

Data Objektif

A. Data Antropometri Tinggi badan : 154,6 cm Berat badan : 55 kg Lila : 28,1

B. Data Fisik Klinis Tekanan Darah : 110/70 mmHg Kesadaran : compos mentis Keadaan umum : normal Pernafasan : 22/menit. Nadi : 82x/menit Suhu : 36,2oC

3

C. Data Biokimia Eritrosit 4,98 x 106/uL Leukosit 12.65x103/uL HB 13,8 g/dL Hematokrit 41,3% Trombosit 291x103/uL GDS 80 mg/dl Creatinin 1,10 mg/dl. Warna urin : kuning Kerjernihan : keruh

4

Obat Yang Digunakan Nama Obat Rinitidin 2 x 50 mg

Indikasi Bekerja

dengan

cara

Interaksi Obat dan Makanan menekan Konsumsi bersama makanan atau antasida

sekresi asam lambung atau menekan dengan pembentukan asam lambung.

ranitidin

dapat

menyebabkan

penurunan absorpsi ranitidin hingga 33% dan konsentrasi puncak dalam serum menurun hingga 613-432 ng/mL.

Antasid syrup

Antasida akan bereaksi dengan Pemberian bersama Simetidin atau Tetrasiklin asam lambung dan menetralisasi dapat mengurangi absorpsi obat tersebut.. asam tersebut

Antasida sebaiknya diminum sebelum makan sehingga saat makan, keluhan mual penderita telah berkurang.

Ondanstron

Obat ini juga digunakan untuk Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan mencegah dan mengatasi muntah- pada saat makan atau saat makan makanan muntah. Cara kerja ondansetron tertentu karena interaksi obat dapat terjadi. adalah dengan memblokir salah satu Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan substansi natural tubuh (serotonin) obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan yang menyebabkan muntah.

5

interaksi terjadi.

BAB III PELAKSANAAN ASUHAN GIZI RAWAT INAP

A. Skrining Nama : Ny. Liberty No. Rekam Medis : 13. 60. 86 Ruang/kelas : C7 Jenis kelamin : Perempuan Tanggal pemeriksaan : 5 April 2018 Umur : 31 tahun Berat badan : 55 kg Tinggi Badan : 156,6 cm Status gizi : Normal No 1

Parameter

Skor

Apakah pasien mengalamin penurunan berat badan

Tidak ada

0

yang tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?

Ragu-ragu

2

Ya, ada penurunan berat badan sebanyak :

2

Apakah pasien mengalami penurunan asupan

1-5 kg

1

6-10 kg

2

11-15 kg

3

>15 kg

4

Ragu

2

Tidak ada

0

Ya

1



makan karena penurunan nafsu makan (atau karena tidak bisa mengunyah dan menelan)? 3

Apakah pasien dengan diagnosa khusus ?

Ya

(Dicentang)

6

√ √

(pasien dengan penurunan imunitas, GGK, GGK Hemodialisis, geriatric >70 tahun, dirawat di HCU/ICU, penurunan kesadaran, kegawatan abdomen (perdarahan, ileus, peritonitis, asites masif, tumor intrabdomen besar, post operasi), gangguan pernafasan berar(pneumonia berat) keganasan dengan komplikasi, gagal jantung, sirosis hepatis, transplantasi, cidera kepala berat, stroke, DM, kanker kemoterapi, luka bakar atau kondisi sakit berat lainnya. 2

TOTAL SKOR SKRINING Kesimpulan : Total skor skrining 2 dengan keterangan resiko sedang

7

ASSESMENT KE-1 (07 April 2018) 1. RIWAYAT PERSONAL CH 1.1 Data Personal CH 1.1.1 Umur  Pasien berumur 31 tahun CH 1.1.2 Jenis Kelamin  Pasien berjenis kelamin perempuan. CH 1.1.3 Suku/Etnik  Pasien termasuk suku Jawa. CH 1.1.4 Bahasa  Pasien menggunakan bahasa Indonesia. CH 1.1.6 Edukasi  Pendidikan terakhir pasien yaitu Diploma II CH 1.1.8 Peran Dalam Keluarga  Pasien sebagai ibu rumah tangga CH. 1.1.10 Mobilitas  Pasien dapat melakukan pergerakan maupun berjalan CH. 2.1 Riwayat Medis  Keluhan Pasien 

Mual



Muntah



Pusing



Nyeri di ulu hati

CH 2.1.7 Hematologi/Onkologi  Pasien mengalami penyakit hyperemesis gravidarum

8

Identifikasi : Pasien mengalami/sedang dalam keadaan sakit dengan keluhan mual,muntah, pusing dan nyeri di ulu hati. Pasien didiagnosa mengidap penyakit hiperemesis gravidarum. CH 3.1 Riwayat Sosial CH 3.1.1 Faktor Sosial Ekonomi  Pasien masuk dalam golongan ekonomi menengah CH 3.1.2 Situasi Rumah  Pasein tinggal bersama suami dan satu anaknya

yang beralamat di

Jl.Sisingamangaraja, Kota Palangka Raya CH 3.1.6 Pekerjaan  Pasien bekerrja sebagai guru honorer CH 3.1.7 Agama  Pasien beragama ksristen protestan. Identifikasi: Pasien masuk dalam golongan ekonomi menengah dan bekerja sebagai guru honorer. 2. DIETARY HISTORY (Riwayat Gizi) FH 1.1.1. Asupan Energi FH 1.1.1.1 Asupan Energi Total  Asupan energi total pasien saat dilakukan recall yaitu 613,75 kkal (34,02% dari total kebutuhan energi) Identifikasi: Diketahui bahwa asupan total energi pasien masuk dalam kategori defisit berat dengan persentase 34,02% .

FH 1.2.1 Asupan Cairan Dan Minuman FH 1.2.1.1 Jumlah Cairan Melalui Oral  Klien mengkonsumsi air putih ± 900 ml/hari Identifikasi: asupan yang dikonsumsi klien termasuk dalam kategori defisit berat.

9

FH 1.2.2 Asupan Makanan FH 1.2.2.2 Jumlah Makanan  Saat dilakukan recall tanggal 06 April 2018 jumlah asupannya yaitu: a.

Sayur

Oseng Jagung muda = 20 gram Wortel = 25 gram b.

Buah-buahan

Buah apel = 85 gram Buang anggur = 165 gram c.

Air putih= ± 900 ml/hari.

d.

Kacang rebus = 100 gram

FH 1.2.2.2 Jenis Makanan  Makanan yang dikonsumsi pasien dalam bentuk makanan biasa. FH 1.2.2.5 Variasi Makanan  Saat dilakukan recall makanan yang dikonsumsi pasien tidak bervariasi. Identifikasi: dari data tersebut asupan makanan pasien kurang bervariasi.

FH 1.5 Asupan Zat Gizi Makro FH 1.5.1 Asupan Lemak Dan Kolestrol FH 1.5.1.1 Lemak Total  Asupan lemak total pasien saat dilakukan recall yaitu 20,5 gram (31,44% dari total kebutuhan lemak) FH 1.5.2 Asupan Protein FH 1.5.2.1 Protein Total  Asupan protein total pasien saat dilakukan recall yaitu 33,4gram (44,00% dari kebutuhan protein total)

10

FH 1.5.3 Asupan karbohidrat FH 1.5.3.1 karbohidrat total  Asupan karbohidrat total pasien saat dilakukan recall yaitu 72,5 gram(31,86% dari kebutuhan karbohidrat total) Identifikasi: dari data tersebut diketahui bahwa asupan zat gizi makro yaitu: a. Asupan lemak total pasien 20,5 gr masuk ke dalam kategori defisit berat dengan persentase 31,44% dari lemak total kebutuhan gr. b. Asupan protein total pasien 33,4 gr masuk ke dalam kategori defisit berat dengan persentase 44,00 % dari protein total kebutuhan gr. c. Asupan karbohidrat total pasien yaitu 72,5 gr masuk ke dalam kategori defisit berat dengan persentase 31,86% dari karbohidrat total kebutuhan gr. FH.2.1.4 Pemberian makanan enteral dan parenteral FH.2.1.4.2 Akses Parenteral  Pasien diberikan makanan parenteral berupa infuse RL 20 TPM. Identifikasi: Pasien di RS diberikan makanan parenteral lewat pembuluh darah berupa infuse RL 20 TPM. FH.3.1 Suplemen Obat dan Jamu FH.3.1.1 Penggunaan Obat Yang Diresepkan  Pasien menggunakan beberapa obat saat di RS yaitu Ondansetron tabet 8 mg 3x8 , inj Ranitidin IV 1 AMP 2x1 dan Antasid Syrup 3x1. Identifikasi: Saat ini pasien berada di RS diberikan obat seperti Rinitidin 2 x 1 1 amp bekerja dengan cara menekan sekresi asam lambung atau menekan pembentukan asam lambung, Konsumsi bersama makanan atau antasida dengan ranitidin dapat menyebabkan penurunan absorpsi ranitidin hingga 33% dan konsentrasi puncak dalam serum menurun hingga 613-432 ng/mL. Interaksi obat Ondanstron dapat terjadi jika di barengi dengan mengonsumsi alkohol atau tembakau atau dengan obat-obatan tertentu.

11

FH.4.1. Pengetahuan/Keterampilan Terkait Makanan Dan Zat Gizi FH.4.1.1 Area Dan Tingkat Pengetahuan  Pasien belum mendapatkan edukasi gizi dari dokter tentang makanan yang baik di konsumsi untuk ibu hamil Identifikasi: Kurangnya pengetahuan pasien terhadap gizi yang baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil. FH 4.2.12 Kesukaan Makanan  Pasien sangat menyukai buah dan sayur Identifikasi: Pasein sangat suka mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari.

3. ANTROPOMETRI AD.1.1 Komposisi/Pertumbuhan tubuh/riwayat berat badan AD. 1.1.1 Tinggi Badan  Tinggi badan pasien yaitu 154,6 cm AD 1.1.2 Berat Badan  Berat badan pasien yaitu 55 kg AD 1.1.5 IMT  Lila pasien 28,1 cm Lila/U= 28,1 x 100 = 101,4% 27,7  Kesimpulan : berdasarkan lila/umur status gizi Ny. Liberty masuk dalam kategori normal Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa status gizi pasien masuk dalam kategori normal karena hasil pengukuran lila/umur pasien yaitu 101,4%

12

4. BIOKIMIA BD.1.2 Electrolyte and renal profil BD. 1.2.2 Kreatinin  Hasil Laboratorium Keratinin pasien 1,10 mg/dl. Identifikasi: Dari hasil laboatorium Kreatinin pasien termasuk dalam kategori tinggi (N=0,71,5 mg/dl). BD 1.5. Profil Glukosa/Endokrin BD 1.5.2 Glukosa, sewaktu 

Hasil laboratorium GDS klien yaitu 80 mg/dl. Identifikasi: Dari data laboratorium GDS pasien yaitu 80 mg/dl termasuk dalam kategori normal (<200 mg/dl).

BD.1.10. Profil Anemia Gizi BD.1.10.1 Hemoglobin  Data hemoglobin pasien 13,8 mg/dl Identifikasi : Dari data laboratorium pasien memiiki nilai Hb normal yaitu 13,8 mg/dl BD. 1.10.2 Hematocrit  Hasil laboratorium hematocrit pasien 41,3%

BD.1.10.4 Red Blood Cell Folate  Hasil laboratorium eritrosit pasien 4,98 x 106/uL.  Hasil laboratorium leuklosit pasien 12.65x103/uL  Hasil laboratorium trombosit pasien 291x103/uL BD 1.12 Profil urin BD 1.12.1  Warna urin pasien keruh 13

Identifikasi: Dari data laboratorium hemoglobin pasien 13,8 mg/dl termasuk dalam kategori Hb normal (N: 11-15 g/dl). Hematocrit pasein 41,3% termasuk kategori normal(N: 37,047,0%), eritrosit pasien 4,98 x 106/uL. (N: 4,00-10,003/uL) termasuk normal, trombosit 291x103/uL (N: 100-3003/uL) termasuk normal sedangkan leuklosit 12.65x103/uL (N: 3,505,003/uL) termasuk tinggi dan untuk urin pasien keruh. 5. FISIK KLINIS PD 1.1.Nutrition-Focused Physical Findings PD 1.1.1 Penampilan Keseluruhan  Keadaan umum pasien baik 

Pasien dapat berkomunikasi

PD 1.1.5 Sistem Pencernaan  Sistem pencernaan pasien dalam keadaan baik

PD 1.1.9 Tanda-Tanda Vital  Tekanan darah pasien yaitu 110/70 mmHg  Denyut Nadi pasien yaitu 82x/menit  Pernafasan : 22x menit  Suhu : 36,2 C  Keadaan umum : compos mentis Identifikasi: Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa keadaan pasien secara umum baik. Pada bagian sistem pencernaan tidak terdapat gangguan, Selain itu, pada tanda – tanda vital pasien yaitu 110/70 mmHg termasuk normal menurut Sudoyo, et al,2006 tekanan darah Sistolik <120 mmHg dan Diastolik <80 mmHg termasuk normal, Nadi pasien yaitu 82x/menit masuk kategori normal menurut Rhonda M. Jones, 2008 (N: 60-100x/menit), pernafasan pasien 22x menit laju menurut Long S, Lacey K, 2014 (N: 12-20 x/menit), suhu tubuh pasien 36,2 C masuk kategori normal menurut Nelms MN, Long S, Lacey K, 2014 (N: 36,5-37,5oC) dan keadaan umum pasien compos mentis atau kesadaran penuh.

14

DIAGNOSA GIZI (07 April 2018)

1. DOMAIN INTAKE (NI) NI 2.1 Kekurangan Intake Makanan Dan Minuman Oral Berkaitan dengan mual muntah yang dialami pasien. Dibuktikan dengan asupan energi pasien 34,02% termasuk interprestasi defisit berat, protein 44,00% termasuk interprestasi defisit berat, lemak 31,44% termasuk interprestasi defisit berat, dan karbohidrat 31,86% termasuk interprestasi defisit berat.

2. DOMAIN KLINIS (NC) NC- 2.2 Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus Berkaitkan dengan adanya infeksi oleh bakteri Helicobacter pylori berada di dalam perut yang dapat memperburuk mual dan muntah Bibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratorium nilai leukosit pasien tinggi yaitu 65x 103/uL.

Nc 3. Perubahan Berat Badan NC 3.2 Penurunan Berat Badan yang Tidak Diharapkan Berkaitan dengan : Mual muntah yang dialami pasien Dibuktikan dengan : hasil skrining yang menyatakan pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 3 kg. 3. DOMAIN PERILAKU LINGKUNGAN (NB) NB- 1.1 Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan zat gizi Berkaitan dengan belum pernah diberikan edukasi gizi serta kurangnya informasi terkait kebutuhan zat gizi yang harus di penuhi. Dibuktikan dengan hasil asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat mengalami defisit berat.

15

Prioritas Diagnosa. Asupan oral pasien tidak adekuat, hal tersebut dapat di ketahui dari hasil recall yang menyatakan bahwa asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat pasien masuk kategori defisit berat. Oleh karena itu, pasien harus diberikan edukasi terkait dengan pemberian asupan dan pola makan yang sesuai dengan kebutuhan pasien guna untuk memenuhi kebutuhan zat gizi makro dan mikro pasien. Agar dapat mengurangi penyakit yang diderita pasien dengan cara mengkonsumi makanan yang seimbang dan menghindari makanan yang tidak dianjurkan. Seiring dengan edukasi yang diberikan diharapkan masalah kekurangan zat gizi yang dialami pasien dapat teratasi.

16

INTERVENSI (07 April 2018)

A. Tujuan Diet Jangka Pandek selama 1-2 hari : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Meningkatkan asupan energi sebesar 80%. Meningkatkan asupan protein sebesar 80%. Meningkatkan asupan lemak sebesar 80%. Meningkatkan asupan karbohidrat sebesar 80%. Mengatasi mual dan muntah dengan merubah bentuk makanan Menormalkan kadar kreatinin dan leukosit

B. Jenis diet : BB Diet HEG TKTP

C. Perhitungan Zat Gizi dan Cairan Diketahui : Umur : 31 tahun Jenis kelamin : perempuan Tinggi badan : 154,6 cm Berat badan : 55 kg Lila : 28,1 cm Tinggi Badan Wanita

= (1,35 x Demispan) + 60,1 cm = (1,35 x 70) + 60,1 cm = 154,6 cm

Berat Badan Berat badan estimasi pasien yaitu 55 kg Wanita = (2,001 x LILA) – 1,223 = (2,001 x 28,1 cm) – 1,223 = 55 kg 17

= (TB – 100)

BBI

= 154,6 – 100 = 54,6 kg (normal) LILA

= 28,1 x 100% 27,7 = 101.4 % (Jadi Status gizi Ny. L normal)

Rumus Harris and Benedict BEE= (9,6 x BB) + (1,9 x TB)-(4,7 x U) + 655,1 = (9,6 x 55) + (1,9 x 154,6) – (4,7 x 31) + 655,1 = 528 + 293,74 – 145,7 + 655,1 = 1331,14 kkal

FA = 1,30 (diluar tempat tidur) FI = 1,4

Kebutuhan energi = BEE x FA x FI = 1331,14 x 1,30 x 1,4 = 2422,68 Jadi kebutuhan energi totalnya adalah 2422,68 + 180 = 2602,68 kkal Kebutuhan Zat gizi Makro Protein = 15% x 2422,68 = 90,85 + 20 = 110,85 gram 4 Lemak = 10% x 2422,68 = 26,91 + 6 = 32,91 gram 9 Karbohidrat = 75% x 2422,68 = 454,25 + 25 = 479,25 4 Perhitungan Zat Gizi Intervensi 18

Energi : 2602,68 kkal 80% = 2082,14 = ±5%( 1978,04 – 2186,24)

Protein : 110,85 gram 80% = 88,68 = ±5%( 84,25-93,11)

Lemak : 32,91gram 80% = 26,32 = ±5%( 25,01-27,63)

Karbohidrat : 479,25 gram 80% = 383,4 = ±5%( 364,32-402,57) Kebutuhan Zat Gizi Mikro Fe = BBA x Fe BBS = 55 x 26 55 = 26 mg Kalsium = 1000 + 200 = 1200 mg Asam folat = 400 + 200 = 600 mcg Vitamin A = 500 + 300 = 800 mcg Vitamin C = 75 + 10 = 85 mg Vitamin B1 = 1,1 + 0,3 =1,4 mg Vitamin B2 =1,3 + 0,3 = 1,6 mg Vitamin B3 =12 + 0,3 = 12,3 mg Vitamin B5 = 5,0+ 1,0 = 6 mg Vitamin B6 =1,3 + 0,4 = 1,7 mg Vitamin B12 = 2,4 + 0,2 =mcg Kolin = 425 + 25 = 450 mg 19

Kebutuhan Cairan : 10 kg pertama x 100

= 1000

10 kg kedua x 50

= 500

35 x 20

= 700 + 2200 ml

Perhitungan infus : Cairan infus RL = 20 x 60 x 24 jam = 28.800 tetes = 28.800 tetes = 1440 cc 20 1) Na

= 1440 x 130 = 374,4 500

2) Klorida

= 1440 x 5 = 14,4 500

3) Kalium

= 1440 x 4 = 11,52 500

4) Kalsium

= 1440 x 3 = 8,64 500

D. Prinsip Diet Energi tinggi Karbohidrat tinggi Lemak rendah Protein sedang Cairan tinggi E. Syarat Diet 1. Energi tinggi yaitu sebesar 2082,14 kkal untuk menggantikan energi yang hilang akibat mual muntah yang dialami pasien. 2. Karbohidrat tinggi 75% yaitu sebesar 88,68 gram untuk menggantikan cadangan karbohidrat yang di ubah ke bentuk energi akibat mual muntah yang dialami pasien. 3. Lemak rendah 10% yaitu sebesar 26,32 gram untuk tidak memicu terjadinya mual muntah pada pasien 4. Protein sedang 15% dari yaitu sebesar 383,4 gram untuk menggantikan cadangan protein yang habis terpakai untuk keperluan energi akibat mual muntah yang dialami pasien serta untuk mengatasi infeksi. 5. Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien yaitu 7-10 gelas perhari untuk mengatasi dehidrasi karena cairan banyak hilang melalui muntah. 20

6. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran cerna 7. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, di optimalkan makan malam dan selingan malam 8. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien F. Bentuk makanan Bubur G. Frekeunsi 3 kali makanan utama (pagi, siang, malam) 1 kali selingan/snack (siang) H. Rute Melalui Oral I. Edukasi Edukasi yang diberikan yaitu berupa konseling yang terdiri dari : 1. Memberitahukan bahwa diet yang akan di berikan adalah diet Hipeemesis Gravidarum 2. Menjelaskan kepada pasien agar tidak membeli makanan dari luar dan pasien harus memakan serta menghabiskan makanan yang diberikan dari rumah sakit. Sasaran Sasaran konseling untuk pasien Waktu Penyampaian edukasi kepada pasien yaitu ketika pasien belum mendapatkan makanan Tempat Ruang Cempaka C7.

21

PERENCANAAN MENU HARI KE-1 (Sabtu, 7 April 2018) A. Pembagian Kedalam Penukar Energi : (1978,04-2186,24)

Lemak : (25,01-27,63)

Protein : (84,25-93,11)

Karbohidrat : (364,23-402,57)

Bahan Makanan

Penukar

Energi

Protein

Lemak

Karbohidrat

Makanan Pokok

5½P

962,5

22

-

220

Lauk Hewani

4P

200

28

8

-

Lauk Nabati

3P

225

15

9

21

Sayuran B

8P

200

8

-

40

Buah

7P

350

-

-

84

Susu

1P

150

8,4

1,8

25,8

Minyak

2P

100

-

10

-

2187,5

81,4

28,8

390,8

Rendah lemak

Jumlah

A. Pembagian Penukar Dalam Sehari Bahan

Penukar

Pagi

Selingan

Siang

Sore

5½P

2½P

-

1½P

1½P

Lauk Hewani

4P

1P

-

2P

1P

Lauk nabati

3P

1P

-

1P

1P

Sayur

8P

2P

-

4P

2P

Buah

7P

1P

-

3P

3P

Susu

1P

-

1P

-

-

Minyak

2P

-

-

1½P

½P

Makanan Makanan Pokok

22

A. Perencanaan Menu Dalam Sehari (7 April 2018) Waktu

Menu

Bahan Makanan

Berat (gram)

Penuk ar

Pagi

Bubur

Bubur

400

1P

07.00

Telur bumbu soto

Telur itik

53

1P

Tempe bumbu sate

Tempe

50

1P

Soto banjar

Kentang

209

1P

Wortel

101

1P

Soun

25

½P

Buah

Pisang

56

1P

Susu

Susu Peptisol

150

1P

Siang

Bubur

Bubur

600

1½P

11.00

Patin goreng bumbu

Ikan patin goreng tidak

81

2P

pepes

kering

Tahu goreng

Tahu

108

1P

Minyak

6,48

1P

Kacang panjang

100

1P

Jagung muda

100

1P

Labu kuning

100

1P

Labu air

100

1P

Buah

Papaya

230

3P

Sore

Bubur

Bubur

600

1½P

16.00

Kari ayam

Ayam Ras bagian dada

46

1P

Tumis tempe

Tempe

55

1P

Cah gambas

Gambas

100

1P

Wortel

100

1P

Selingan 10.00

Bening dayak

23

Buah

Pisang

139

3P

A. Tabel Asupan makan pasien (7 April 2018) Waktu

Menu

Bahan Makanan

Pemorsian

Berat Sisa

Berat Asupan

Pagi

Bubur

Beras

400

400

-

07.00

Telur bumbu

Telur itik

53

-

53

Tempe

50

46

4

Kentang

209

51

158

Wortel

101

35

66

Soun

25

25

-

Buah

Pisang

56

-

42

Susu

Susu Peptisol

150

25

125

Bubur

Beras

600

300

300

Patin goreng

Ikan patin goreng

81

-

64,8

bumbu pepes

tidak kering Minyak

24,3

-

19,44

Tahu

108

108

-

Minyak

6,48

6,48

-

Kacang panjang

100

-

100

Jagung muda

100

-

100

Labu kuning

100

65

35

soto

Tempe bumbu sate Soto banjar

Selingan 10.00 Siang 11.00

Tahu goreng

Bening dayak

24

Labu air

100

41

59

Buah

Papaya

230

95

135

Sore

Bubur

Beras

600

384

211

16.00

Kari ayam

Ayam Ras bagian

46

41

5

dada Tumis tempe

Tempe

55

45

10

Cah gambas

Gambas

100

51

49

Wortel

100

49

51

Pisang

139

-

104,25

Buah Perhitungan BDD Sabtu Pagi BDD Pisang = 100% x berat 1P %BDD = 100% x 50 gram 75% = 66,66 gram Maka asupan pisang pasien

= (pemorsian – sisa) x %BDD = (56 – 0) x 75% = 56x 75% = 42 gram

Perhitungan BDD dan Penyerapan Minyak Sabtu Siang BDD ikan patin = 100% x berat 2P tanpa tulang %BDD = 100% x 80 gram 80% = 100 gram Maka asupan ikan patin

= (pemorsian – sisa) x %BDD = (81 – 0) x 80% = 81x 80% = 64,8 gram

Penyerapan minyak ikan patin= %serapan x berat pemorsian ikan patin = 30% x 81 = 24,3 gram Maka asupan minyak pasien = %serapan x asupan ikan pastin 25

=30% x 64,8 = 19,44 gram Penyerapan minyak tahu goreng = %serapan x berat pemorsian = 6% x 108 = 6,48 gram Perhitungan BDD dan Penyerapan Minyak Sabtu Siang Penyerapan minyak tumis tempe = %serapan x berat pemorsian tempe = 4% x 55 = 0,2 gram Maka asupan minyak pasien = %serapan x asupan tempe =4% x 10 = 0,4 gram BDD Pisang = 100% x berat 3P %BDD = 100% x 150 gram 75% = 200 gram Maka asupan pisang pasien

= (pemorsian – sisa) x %BDD = (139 – 0) x 75% =139 x 75% = 104,25 gram

26

A. Tabel Nilai Gizi Asupan Pasien (7 April 2018) Waktu

Menu

Bahan

Berat

Energi

Protein

Lemak

Karbohidrat

Makanan Pagi

Bubur

Beras

-

-

-

-

-

07.00

Telur bumbu

Telur itik

53

72,27

6,74

4,81

-

Tempe

4

6

0,4

0,24

0,50

Kentang

158

131,66

3,00

-

30,0

Wortel

66

16,5

0,66

-

3,3

Soun

-

-

-

Buah

Pisang

42

42

-

-

-

Susu

Susu Peptisol

125

125

7

1,5

10,08

Bubur

Beras

300

131,25

3

-

21,5

Patin goreng

Ikan patin

64,8

81

11.34

3,24

30

bumbu pepes

goreng tidak

Minyak

19,44

194,4

-

19,44

-

Tahu

108

108

-

-

-

Minyak

6,48

6,48

-

Kacang panjang

100

25

1

-

5

Jagung muda

100

25

1

-

5

Labu kuning

35

8,75

0,35

-

1,75

Labu air

59

7,25

0,59

-

1,45

soto

Tempe bumbu sate Soto banjar

Selingan 10.00 Siang 11.00

kering

Tahu goreng

Bening dayak

27

-

Buah

Papaya

135

61,36

-

-

14,72

Sore

Bubur

Beras

211

92,31

2,11

-

21,1

16.00

Kari ayam

Ayam Ras

5

6,25

0,87

0,25

-

Tumis tempe

Tempe

10

15

1

0,6

1,4

Minyak

0,4

4

-

0,4

-

Gambas

49

12,25

0,49

-

2,45

Wortel

51

12,75

0,51

-

2,55

Pisang

104,25

104,25

-

-

25,02

1170,25

40,06

30,08

175,82

Cah gambas

Buah

TOTAL

28

MONITORING EVALUASI AWAL (7 April 2018) 1. Kekurangan intake energi

Dampak Asuhan Gizi Outcome

2. Kekurangan intake protein 3. Kekurangan intake lemak 4. Kekurangan intake karbohidrat Asupan saat recall yaitu :

Indicator Outcome

1. Energi 613,75 kkal. 2. Protein 33,4 gram. 3. Lemak 20,5 gram. 4. Karbohidrat 72,5 gram. Berdasarkan Depkes RI, 2004 hasil recall asupan :

Kriteria

1. Energi (defisit berat) 2. Protein (defisit berat) 3. Lemak (defisit berat) 4. Karbohidrat (defisit berat) Pada kunjungan awal asupan :

Dokumentasi Monitoring Evaluasi

1. Energi 613,75 kkal dengan tingkat konsumsi 34,02% dari total kebutuhan energi 2. Protein 33,4 gram dengan tingkat konsumsi 44,00% dari total kebutuhan protein 3. Lemak 20,5 gram dengan tingkat konsumsi 31,44% dari total kebutuhan lemak 4. Karbohidrat

72,5gram

dengan

tingkat

konsumsi 31,86% dari total kebutuhan karbohidrat Yang akan dimonitoring pada hari berikutnya.

29

Pada pengkajian gizi selanjutnya setelah intervensi, target yang direncanakan telah tercapai yaitu tingkat asupan : 1. Asupan energi 1170,25 kkal dengan tingkat

konsumsi

56,19%

dan

interpretasinya defisit berat 2. Asupan tingkat

40,06 protein gram dengan konsumsi

45,17%

dan

interpretasinya defisit berat 3. Asupan lemak 30,08 gram dengan tingkat konsumsi 114,28% dan interpretasinya normal 4. Asupan karbohidrat 175,82 gram dengan tingkat

konsumsi

45,85%

interpretasinya defisit berat

30

dan

Tabel 1. Hasil Recall Asupan Makanan Pasien Selama 24 jam Hari 1 (Sabtu, 7 April 2018) Zat Gizi

Asupan

Kebutuhan

Makanan

Tingkat

Interprestasi

Kons. (%)

1170,25 kkal

2082,14 kkal

56,20%

Defisit berat

Protein (gr)

40,06 gram

88,68 gram

45,17%

Defisit berat

Lemak (gr)

30,08 gram

26,32 gram

114,28%

Normal

Karbohidrat (gr)

175,82 gram

383,4 gram

45,85%

Defisit berat

Energi (kkal)

ASSESMENT GIZI KE-2 (8 April 2018) 1. RIWAYAT PERSONAL CH 1.1 Data Personal CH 1.1.1 Umur  Pasien berumur 31 tahun CH 1.1.2 Jenis Kelamin  Pasien berjenis kelamin perempuan. CH 1.1.3 Suku/Etnik  Pasien termasuk suku Jawa. CH 1.1.4 Bahasa  Pasien menggunakan bahasa Indonesia. CH 1.1.6 Edukasi  Pendidikan terakhir pasien yaitu Diploma II CH 1.1.8 Peran Dalam Keluarga  Pasien sebagai ibu rumah tangga CH. 1.1.10 Mobilitas  Pasien dapat melakukan pergerakan maupun berjalan

31

CH. 2.1 Riwayat Medis  Keluhan Pasien 

Mual



Muntah



Pusing



Nyeri di ulu hati

CH 2.1.7 Hematologi/Onkologi  Pasien mengalami penyakit hiperemesis gravidarum Identifikasi : Pasien mengalami/sedang dalam keadaan sakit dengan keluhan mual,muntah, pusing dan nyeri di ulu hati. Pasien didiagnosa mengidap penyakit hiperemesis gravidarum. CH 3.1 Riwayat Sosial CH 3.1.1 Faktor Sosial Ekonomi  Pasien masuk dalam golongan ekonomi menengah CH 3.1.2 Situasi Rumah  Pasein tinggal bersama suami dan satu anaknya

yang beralamat di

Jl.Sisingamangaraja, Kota Palangka Raya CH 3.1.6 Pekerjaan Pasien bekerrja sebagai guru honorer CH 3.1.7 Agama  Pasien beragama ksristen protestan. Identifikasi: Pasien masuk dalam golongan ekonomi menengah dan bekerja sebagai guru honorer.

32

2. DIETARY HISTORY (Riwayat Gizi) FH 1.1.1. Asupan Energi FH 1.1.1.1 Asupan Energi Total  Asupan energi total pasien saat dilakukan recall yaitu 1170,25kkal (56,20% dari total kebutuhan energi 2082,14 gr) Identifikasi: Diketahui bahwa asupan total energi pasien masuk dalam kategori defisit berat dengan persentase 56,20% dari total lebutuhan energi 2082,14 gr FH 1.2.1.1 Jumlah cairan melalui oral  Pasien mengkonsumsi cairan ± 1,5 liter/hari. Identifikasi: Cairan yang dikonsumsi pasien termasuk dalam kategori normal FH 1.2.2 Asupan Makanan FH 1.2.2.2 Jumlah Makanan 1. Jumlah makanan Jumlah makanan pasien yang di asup dari rumah sakit 2. Jenis makanan Jenis makanan yang di konsumsi pasien saat di rawat di rumah sakit yaitu menu yang di berikan dari pihak rumah sakit berupa bahan makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah 3. Pola makan Pasien makan dalam sehari sebanyak 3 kali makan utama (pagi, siang, sore) dan 1 kali snack pada siang hari. 4. Indeks kualitas/diet Dari rumah sakit pasien di berikan diet HEG TKTP, karena banyak makanan yang hilang akibat gejala mual-muntah yang dirasakan pasien. 5. Variasi makanan Makanan yang di berikan oleh rumah sakit yaitu makanan yang sesuai standar diet yang biasanya makanan yang di asup pasien yaitu seperti bahan makanan sumber kerbohidrat, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah.

33

Identifikasi: Dari data tersebut variasi makanan pasien kurang bervariasi karena hilangnya nafsu makan pasien dikarenakan keadaan biologis. Sehingga saat dilakukan recall makanan yang di asup sebagian besar hanya buah dan sayur.

FH 1.2.2.2 Jenis Makanan  Makanan yang dikonsumsi pasien dalam bentuk bubur. FH 1.2.2.5 Variasi Makanan  Saat dilakukan recall makanan yang dikonsumsi pasien tidak bervariasi. Identifikasi: dari data tersebut asupan makanan pasien kurang bervariasi.

FH 1.5 Asupan Zat Gizi Makro FH 1.5.1 Asupan Lemak Dan Kolestrol FH 1.5.1.1 Lemak Total  Asupan lemak total pasien saat dilakukan recall yaitu 30,08 gram (114,28% dari total kebutuhan lemak 26,32 gram) FH 1.5.2 Asupan Protein FH 1.5.2.1 Protein Total  Asupan protein total pasien saat dilakukan recall yaitu 40,06 gram (45,17% dari kebutuhan protein total 88,68 gram) FH 1.5.3 Asupan karbohidrat FH 1.5.3.1 Karbohidrat total  Asupan karbohidrat total pasien saat dilakukan recall yaitu 175,82 gram(45,85% dari kebutuhan karbohidrat total 383,4 gram) Identifikasi: dari data tersebut diketahui bahwa asupan zat gizi makro yaitu: a. Asupan lemak total pasien 30,08 gr masuk ke dalam kategori defisit berat dengan persentase 114,28 dari kebutuhan lemak total 26,32 gr. 34

b. Asupan protein total pasien 40,06 gr masuk ke dalam kategori defisit berat dengan persentase 45,17% dari kebutuhan protein total 88,68 gr. c. Asupan karbohidrat total pasien yaitu 175,82 gr masuk ke dalam kategori defisit berat dengan persentase 45,85% dari kebutuhan karbohidrat total 383,4 gr. FH.2.1.4 Pemberian makanan enteral dan parenteral FH.2.1.4.2 Akses Parenteral  Pasien diberikan makanan parenteral berupa infuse RL 20 TPM. Identifikasi: Pasien di RS diberikan makanan parenteral lewat pembuluh darah berupa infuse RL 20 TPM. FH.3.1 Suplemen Obat dan Jamu FH.3.1.1 Penggunaan Obat Yang Diresepkan  Pasien menggunakan beberapa obat saat di RS yaitu Ondansetron tabet 8 mg 3x8, inj Ranitidin IV 1 AMP 2x1 dan Antasid Syrup 3x1. Identifikasi: Saat ini klien berada di RS diberikan obat seperti Rinitidin 2 x 1 1 amp bekerja dengan cara menekan sekresi asam lambung atau menekan pembentukan asam lambung, Konsumsi bersama makanan atau antasida dengan ranitidin dapat menyebabkan penurunan absorpsi ranitidin hingga 33% dan konsentrasi puncak dalam serum menurun hingga 613-432 g/mL. Interaksi obat Ondanstron dapat terjadi jika di barengi dengan mengonsumsi alkohol atau tembakau atau dengan obat-obatan tertentu. FH.4.1. Pengetahuan/Keterampilan Terkait Makanan Dan Zat Gizi FH.4.1.1 Area Dan Tingkat Pengetahuan  Pasien belum mendapatkan edukasi gizi dari dokter tentang makanan yang baik di konsumsi untuk ibu hamil Identifikasi: Kurangnya pengetahuan pasien terhadap gizi yang baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil.

35

FH 4.2.12 Kesukaan Makanan  Pasien sangat menyukai buah dan sayur Identifikasi: Pasein sangat suka mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari.

3. ANTROPOMETRI AD.1.1 Komposisi/Pertumbuhan tubuh/riwayat berat badan AD. 1.1.1 Tinggi Badan  Tinggi badan pasien yaitu 154,6 cm AD 1.1.2 Berat Badan  Berat badan pasien yaitu 55 kg

AD 1.1.5 IMT  Lila pasien 28,1 Lila/U= 28,1 x 100 = 101,4% 27,7  Kesimpulan : Berdasarkan lila/umur status gizi Ny. Liberty masuk dalam kategori normal Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa status gizi pasien masuk dalam kategori status gizi normal karena hasil pengukuran lila/umur pasien masuk dalam kategori normal yaitu 101,4%. 4. BIOKIMIA BD.1.2 Electrolyte and renal profil BD. 1.2.2 Kreatinin  Hasil Laboratorium Keratinin pasien 1,10 mg/dl. Identifikasi: Dari data laboatorium Kreatinin pasien termasuk dalam kategori Kreatinin (N=0,7-1,5 mg/dl) tinggi. BD 1.5. Profil Glukosa/Endokrin BD 1.5.2 Glukosa, sewaktu 36

 Hasil laboratorium GDS klien yaitu 80 mg/dl. Identifikasi: Dari data laboratorium GDS pasien yaitu 80 mg/dl termasuk dalam kategori normal (<200 mg/dl). BD.1.10. Profil Anemia Gizi BD.1.10.1 Hemoglobin  Data hemoglobin pasien 13,8 mg/dl Identifikasi : Dari data laboratorium pasien memiiki nilai Hb normal yaitu 13,8 mg/dl BD. 1.10.2 Hematocrit  Hasil laboratorium hematocrit pasien 41,3%

BD.1.10.4 Red Blood Cell Folate  Hasil laboratorium eritrosit pasien 4,98 x 106/uL.  Hasil laboratorium leuklosit pasien 12.65x103/uL  Hasil laboratorium trombosit pasien 291x103/uL BD 1.12 Profil urin BD 1.12.1  Warna urin pasien keruh Identifikasi: Dari data laboratorium hemoglobin pasien 13,8 mg/dl termasuk dalam kategori Hb normal (N: 11-15 g/dl). Hematocrit pasein 41,3% termasuk kategori normal(N: 37,047,0%), eritrosit pasien 4,98 x 106/uL termasuk normal (N: 4,00-10,003/uL), trombosit 291x103/uL termasuk normal (N: 100-3003/uL) sedangkan leuklosit 12.65x103/uL termasuk tinggi (N: 3,50-5,003/uL) dan untuk urin pasien keruh. 5. FISIK KLINIS PD 1.1.Nutrition-Focused Physical Findings PD 1.1.1 Penampilan Keseluruhan  Keadaan umum pasien baik  Pasien dapat berkomunikasi

37

PD 1.1.5 Sistem Pencernaan  Sistem pencernaan pasien dalam keadaan baik PD 1.1.9 Tanda-Tanda Vital  Tekanan darah pasien yaitu 120/80 mmHg  Denyut Nadi pasien yaitu 82x/menit  Pernafasan : 22x menit  Suhu : 36,3 C  Keadaan umum : compos mentis Identifikasi: Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa keadaan pasien secara umum baik. Selain itu, pada bagian sistem pencernaan tidak terdapat gangguan. Sedangkan untuk tandatanda vital pasien seperti, tekanan darah pasien termasuk tinggi atau Prehipertensi yaitu 120/80 mmHg menurut Eighth Joint National Committee (JNC 8) tekanan darah Sistolik 120 -139 mmHg atau Diastolik 80-89 mmHg termasuk tinggi atau prehipertensi, nadi pasien yaitu 82x/menit masuk kategori normal menurut Rhonda M. Jones, 2008 (N: 60-100x/menit), pernafasan pasien 22x menit laju menurut Long S, Lacey K, 2014 (N: 12-20 x/menit), suhu tubuh pasien 36,3 C masuk kategori normal menurut Nelms MN, Long S, Lacey K, 2014 (N: 36,5-37,5oC) dan keadaan umum pasien compos mentis atau kesadaran penuh.

38

DIAGNOSA GIZI (8 April 2018)

1. DOMAIN INTAKE (NI) 1. Kelompok Keseimbangan Energi NI. 1.4 Kekurangan Intake Energi Berkaitan dengan : Kondisi pasien yang masih mengalami mual muntah Dibuktikan dengan : Hasil recall konsumsi energi pasien sebesar 1170,55 kkal dengan tingkat asupan 56,20% dari total kebutuhan energi 2082,14 kkal dan interpretasi asupan energi termasuk ke dalam kategori defisit berat 5.7. Sub Kelompok/Sub Kelas Protein NI. 5.7.1 Kekurangan Intake Protein Berkaitan dengan : Kondisi pasien yang masih mengalami mual muntah Dibuktikan dengan : Hasil recall konsumsi protein pasien sebesar 40,06 gram, dengan tingkat asupan 45,17% dari total kebutuhan protein 88,68 gram dan interpretasi asupan protein termasuk ke dalam kategori defisit berat. 5.8 Sub Kelompok Sub Kelas Karbohidrat dan Serat NI. 5.8.1 Kekurangan Intake Karbohidrat Berkaitan dengan : Kondisi pasien yang masih mengalami mual muntah Dibuktikan dengan : Hasil recall konsumsi karbohidrat pasien sebesar 175,82gram, dengan tingkat asupan 45,85% dari total kebutuhan karbohidrat 383,4 gram dan interpretasi asupan karbohidrat termasuk ke dalam kategori defisit berat.

39

2. DOMAIN KLINIS (NC) NC- 2.2 Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus Berkaitkan dengan adanya infeksi oleh bakteri Helicobacter pylori berada di dalam perut yang dapat memperburuk mual dan muntah Bibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratorium nilai leukosit pasien tinggi yaitu 65 x 103/uL.

NC 3. Perubahan Berat Badan NC 3.2 Penurunan Berat Badan yang Tidak Diharapkan Berkaitan dengan : Mual muntah yang dialami pasien Dibuktikan dengan : hasil skrining yang menyatakan pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 3 kg. 3. DOMAIN PERILAKU LINGKUNGAN (NB) NB- 1.1 Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan makanan dan zat gizi Berkaitan dengan belum pernah diberikan edukasi gizi serta kurangnya informasi terkait kebutuhan zat gizi yang harus di penuhi. Dibuktikan dengan hasil asupan energi, protein, dan karbohidrat mengalami defisit berat. Prioritas Diagnosa Gizi Asupan oral pasien tidak adekuat, hal tersebut dapat di ketahui dari hasil recall yang menyatakan bahwa asupan energi, protein, dan karbohidrat pasien masuk kategori defisit berat. Oleh karena itu, pasien harus diberikan edukasi terkait dengan pemberian asupan dan pola makan yang sesuai dengan kebutuhan pasien guna untuk memenuhi kebutuhan zat gizi makro dan mikro pasien. Agar dapat mengurangi penyakit yang diderita pasien dengan cara mengkonsumi makanan yang seimbang dan menghindari makanan yang tidak dianjurkan. Seiring dengan edukasi yang diberikan diharapkan masalah kekurangan zat gizi yang dialami pasien dapat teratasi.

40

INTERVENSI (8 April 2018) A. Tujuan Diet Jangka Pandek selama 1-2 hari 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Meningkatkan asupan energi sebesar 80%. Meningkatkan asupan protein sebesar 80%. Meningkatkan asupan lemak sebesar 80%. Meningkatkan asupan karbohidrat sebesar 80%. Mengatasi mual dan muntah dengan merubah bentuk makanan Menormalkan kadar kreatinin dan leukosit

B. Jenis diet Diet BB HEG TKTP (Hiperemesis Gravidarum)

C. Perhitungan Zat Gizi dan Cairan Diketahui : Umur : 31 tahun Jenis kelamin : perempuan Tinggi badan : 154,6 cm Berat badan : 55 kg Lila : 28,1 cm

Tinggi Badan Wanita

= (1,35 x Demispan) + 60,1 cm = (1,35 x 70) + 60,1 cm = 154,6 cm

Berat Badan Berat badan estimasi pasien yaitu 55 kg Wanita

= (2,001 X LILA) – 1,223 = (2,001 X 28,1 cm) – 1,223 = 55 kg 41

= (TB – 100)

BBI

= 154,6 – 100 = 54,6 kg (normal) LILA

= 28,1 x 100% 27,7 = 101.4 % (Jadi Status gizi Ny. L normal)

Rumus Harris and Benedict BEE= (9,6 x BB) + (1,9 x TB)-(4,7 x U) + 655,1 = (9,6 x 55) + (1,9 x 154,6) – (4,7 x 31) + 655,1 = 528 + 293,74 – 145,7 + 655,1 = 1331,14 kkal

FA = 1,30 (diluar tempat tidur) FI = 1,4

Kebutuhan energi = BEE x FA x FI = 1331,14 x 1,30 x 1,4 = 2422,68 Jadi kebutuhan energi totalnya adalah 2422,68 + 180 = 2602,68 kkal

Kebutuhan Zat gizi Makro Protein = 15% x 2422,68 = 90,85 + 20 = 110,85 gram 4 Lemak = 10% x 2422,68 = 26,91 + 6 = 32,91 gram 9 Karbohidrat = 75% x 2422,68 = 454,25 + 25 = 479,25 gram 42

4 Perhitungan Zat Gizi Intervensi Energi : 2602,68 kkal 80% = 2082,14 = ±5%( 1978,04 – 2186,24)

Protein : 110,85 gram 80% = 88,68 = ±5%( 84,25-93,11)

Lemak : 32,91gram 80% = 26,32 = ±5%( 25,01-27,63)

Karbohidrat : 479,25 gram 80% = 383,4 = ±5%( 364,32-402,57)

Kebutuhan Zat Gizi Mikro Fe = BBA x Fe BBS = 55 x 26 55 = 26 mg Kalsium = 1000 + 200 = 1200 mg Asam folat = 400 + 200 = 600 mcg Vitamin A = 500 + 300 = 800 mcg Vitamin C = 75 + 10 = 85 mg Vitamin B1 = 1,1 + 0,3 =1,4 mg Vitamin B2 =1,3 + 0,3 = 1,6 mg Vitamin B3 =12 + 0,3 = 12,3 mg Vitamin B5 = 5,0+ 1,0 = 6 mg 43

Vitamin B6 =1,3 + 0,4 = 1,7 mg Vitamin B12 = 2,4 + 0,2 =mcg Kolin = 425 + 25 = 450 mg

Kebutuhan Cairan : 10 kg pertama x 100

= 1000

10 kg kedua x 50

= 500

35 x 20

= 700 + 2200 ml

Perhitungan infus : Cairan infus RL = 20 x 60 x 24 jam = 28.800 tetes = 28.800 tetes = 1440 cc 20 5) Na

= 1440 x 130 = 374,4 500

6) Klorida

= 1440 x 5 = 14,4 500

7) Kalium

= 1440 x 4 = 11,52 500

8) Kalsium

= 1440 x 3 = 8,64 500

D. Prinsip Diet Energi tinggi Karbohidrat tinggi Lemak rendah Protein sedang Cairan tinggi E. Syarat Diet 1. Energi tinggi yaitu sebesar 2082,14 kkal untuk menggantikan energi yang hilang akibat mual muntah yang dialami pasien. 2. Karbohidrat tinggi 75% yaitu sebesar 88,68 gram untuk menggantikan cadangan karbohidrat yang di ubah ke bentuk energi akibat mual muntah yang dialami pasien. 3. Lemak rendah 10% yaitu sebesar 26,32 gram untuk tidak memicu terjadinya mual muntah 44

4.

5. 6. 7. 8.

pada pasien Protein sedang 15% dari yaitu sebesar 383,4 gram untuk menggantikan cadangan protein yang habis terpakai untuk keperluan energi akibat mual muntah yang dialami pasien serta untuk mengatasi infeksi. Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien yaitu 7-10 gelas perhari untuk mengatasi dehidrasi karena cairan banyak hilang melalui muntah. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran cerna Bila makan pagi dan siang sulit diterima, di optimalkan makan malam dan selingan malam Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien

F. Bentuk makanan Bubur G. Frekeunsi 3 kali makanan utama (pagi, siang, malam) 1 kali selingan/snack (siang) H. Rute Melalui Oral I. Edukasi Edukasi yang diberikan yaitu berupa konseling yang terdiri dari : 1. Materi atau penjelasan yang disampaikan yaitu ”Diet Hiperemesis Gravidarum” 2. Memberikan informasi mengenai pola makan yang baik dan benar. 3. Memberikan informasi mengenai kebutuhan serta jenis makanan yang terdapat zat gizi, vitamin, mineral untuk penderita hiperemesis gravidarum 4. Memberikan informasi makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk penderita hiperemesis gravidarum. 5. Memberitahukan keluarga pasien untuk mengingatkan pasien agar dapat menjalani diet yang dianjurkan. Sasaran Pasien dan keluarga. Tempat Ruang Campaka C7 Metode Penyuluhan individu dan konsultasi gizi Alat bantu Leaflet 45

PERENCANAAN MENU HARI KE-2 (Minggu, 8 April 2018) B. Pembagian Kedalam Penukar Energi : (1978,04-2186,24)

Lemak : (25,01-27,63)

Protein : (84,25-93,11)

Karbohidrat : (364,23-402,57)

Bahan Makanan

Penukar

Energi

Protein

Lemak

Karbohidrat

Makanan Pokok

5½P

962,5

22

-

220

Lauk Hewani

4P

200

28

8

-

Lauk Nabati

3P

225

15

9

21

Sayuran B

8P

200

8

-

40

Buah

7P

350

-

-

84

Susu

1P

150

8,4

1,8

25,8

Minyak

2P

100

-

10

-

2187,5

81,4

28,8

390,8

Rendah lemak

Jumlah

B. Pembagian Penukar Dalam Sehari Bahan

Penukar

Pagi

Selingan

Siang

Sore

5½P

1½P

-

2P

2P

Lauk Hewani

4P

1P

-

2P

1P

Lauk nabati

3P

1P

-

Sayur

8P



-

2P

3½P

Buah

7P

3P

-

1P

3P

Susu

1P

-

1P

-

-

Minyak

2P

1½P

-

-

½P

Makanan Makanan Pokok

1P

1P

B. Perencanaan Menu Dalam Sehari (8 April 2018) 46

Waktu

Menu

Bahan Makanan

Berat (gram)

Penukar

Pagi

Bubur

Bubur

601

1½P

07.00

Nila goreng saos

Ikan nila

57

1P

tiram

Minyak

2,28

1P

Oseng tahu

Tahu

115

1P

Minyak

4,6

½

Kacang panjang

175

1½ P

Wortel

100

1P

Buah

Pisang

165

3P

Susu

Susu peptisol

150

1P

Bubur

Bubur

803

2P

Ayam goreng

Ayam ras

42

1P

berempah + telur

Telur ayam ras

56

1P

Tempe bacem

Tempe

47

1P

Tumis papaya muda

Papaya muda

100

1P

Wortel

100

1P

Buah

Pisang

91

1P

Sore

Bubur

Bubur

805

2P

16.00

Patin goreng wijen

Patin

49

1P

Tahu goreng

Tahu

56

1P

Minyak

2,24

½P

Buncis

124

1½ P

Wortel

101

1P

Mentimun

100

1P

Pisang

73

3P

Cah kacang panjang

Selingan 10.00 Siang 11.00

ayam

Asem buncis

Buah

47

Perhitungan BDD dan Penyerapan Minyak Minggu Pagi BDD Ikan

= 100% x 40 gram 80% = 50 gram

Maka asupan ikan pasien

= (pemorsian – sisa) x %BDD = (57 – 53) x 80% = 4 x 80% = 3,2 gram

Penyerapan minyak ikan goreng

= %serapan x berat pemorsian ikan = 4% x 57 = 2,28 gram

Maka asupan minyak pasien = %serapan x asupan ikan = 4% x 3,2 = 0,128 gram Penyerapan minyak oseng tahu

= %serapan x berat pemorsian tahu = 4% x 140 = 5,6 gram

Maka asupan minyak pasien = %serapan x asupan tahu = 4% x 68 = 2,72 gram BDD pisang

= 100% x 150 gram 75% = 200 gram 48

Maka asupan pisang

= (pemorsian – sisa) x %BDD = (165 – 0) x 75% = 165 x 75% = 123,75 gram

Perhitungan BDD dan Penyerapan Minyak Minggu Siang Penyerapan minyak ayam goreng

= %serapan x berat pemorsian ayam = 9% x 42 = 3,78 gram

Maka asupan minyak pasien = %serapan x asupan ayam = 9% x 42 = 3,78 gram BDD pisang

= 100% x 50 gram 70% = 71,42 gram

Maka asupan pisang pasien

= (pemorsian – sisa) x %BDD = (91 – 0) x 70% = 91 x 70% = 63,7 gram

Perhitungan BDD dan Penyerapan Minyak Minggu Sore BDD Ikan

= 100% x 40 gram 80% = 50 gram

Maka asupan ikan pasien

= (pemorsian – sisa) x %BDD 49

= (49– 41) x 80% = 8 x 80% = 6,4 gram Penyerapan minyak ikan goreng

= %serapan x berat pemorsian ikan = 30% x 49 = 14,7 gram

Maka asupan minyak pasien = %serapan x asupan ikan = 30% x 6,4 = 1,92 gram Penyerapan minyak tahu goreng

= %serapan x berat pemorsian tahu = 4% x 56 = 2,24 gram

Maka asupan minyak pasien = %serapan x asupan ikan = 4% x 19 = 0,76 gram

BDD pisang

= 100% x 150 gram 70% = 214,28 gram

Maka asupan pisang pasien

= (pemorsian – sisa) x %BDD = (73 – 0) x 70% = 73 x 70% = 51.1 gram 50

B. Tabel Asupan makan pasien (8 April 2018) Waktu

Menu

Bahan Makanan

Pemorsian

Berat Sisa

Berat Asupan

Pagi

Bubur

Bubur

601

499

102

07.00

Nila goreng

Ikan nila

57

53

3,2

saos tiram

Minyak

2,28

2,12

0,128

Oseng tahu

Tahu

115

47

68

Minyak

4,6

1,88

2,72

Cah kacang

Kacang panjang

175

-

175

panjang

Wortel

100

32

68

Buah

Pisang

165

-

123,75

Susu

Susu peptisol

150

-

150

Bubur

Bubur

803

803

-

Ayam goreng

Ayam ras

42

-

42

berempah +

Minyak

3,78

-

3,78

telur ayam

Telur ayam ras

56

-

56

Tempe

Tempe

47

47

-

Tumis

Papaya muda

100

86

14

papaya muda

Wortel

100

32

68

Buah

Pisang

91

-

91

Sore

Bubur

Bubur

805

805

-

16.00

Patin goreng

Patin

49

41

6,4

wijen

Minyak

14,7

12,3

1,92

Tahu goreng

Tahu

56

37

19

Minyak

2,24

1,48

0,76

Buncis

124

-

124

Selingan 10.00 Siang 11.00

bacem

Asem buncis

51

Wortel

101

-

101

Mentimun

100

-

100

Pisang

73

-

51,1

Buah

B. Tabel Nilai Gizi Asupan Pasien (8 April 2018) Waktu

Menu

Bahan

Berat

Energi

Protein

Lemak

Karbohidrat

Makanan Pagi

Bubur

Bubur

102

44,62

1,02

-

10,2

07.00

Nila goreng

Ikan nila

3,2

4

0,56

0,16

-

saos tiram

Minyak

0,128

1,28

-

-

0,128

Oseng tahu

Tahu

68

46,36

3,09

1,85

4,32

Minyak

2,72

27,2

-

-

2,72

Cah kacang

Kacang panjang

175

43,75

1,75

-

8,75

panjang

Wortel

68

17

0,68

-

3,4

Buah

Pisang

123,75

123,75

-

-

29,7

Susu

Susu peptisol

150

150

13,72

3,38

62,25

Bubur

Bubur

-

-

-

-

-

Ayam goreng

Ayam ras

42

52,5

7,35

2,1

-

berempah +

minyak

3,78

37,8

-

3,78

-

telur ayam

Telur ayam ras

56

75,36

7,12

5,09

-

Tempe

Tempe

-

-

-

-

-

Tumis

Papaya muda

14

3,5

0,14

-

0,7

papaya muda

Wortel

68

17

0,68

-

3,4

Buah

Pisang

91

63,7

-

-

15,28

Bubur

Bubur

-

-

Selingan 10.00 Siang 11.00

bacem

Sore

52

16.00

Patin goreng

Patin

6,4

8

1,12

0,32

-

wijen

Minyak

1,92

19,2

-

1,92

-

Tahu goreng

Tahu

19

12,95

0,86

0,51

1,20

Minyak

0,76

7,6

-

0,76

-

Buncis

124

31

1,24

-

6,2

Wortel

101

25,25

1,01

-

5,01

Mentimun

100

25

1

-

5

Pisang

51,1

51,1

-

-

12,26

41,34

16,08

Asem buncis

Buah

TOTAL 851,12

53

170,55

MONITORING EVALUASI AKHIR (8 April 2018) 1. Kekurangan intake energi

Dampak Asuhan Gizi Outcome

2. Kekurangan intake protein 3. Kekurangan intake karbohidrat Asupan saat recall yaitu :

Indicator Outcome

1. Energi 1170,25 kkal. 2. Protein 40,06 gram. 3. Lemak 30,08 gram. 4. Karbohidrat 175,82 gram. Berdasarkan Depkes RI, 2004 hasil recall asupan :

Kriteria

1. Energi (defisit berat) 2. Protein (defisit berat) 3. Lemak (normal) 4. Karbohidrat (defisit berat)

Pada kunjungan awal asupan zat gizi makro sebagai

Dokumentasi Monitoring Evaluasi

berikut: 1. Energi 1170,25 kkal dengan tingkat konsumsi 56,20% dari total kebutuhan energi 2. Protein 40,06 gram dengan tingkat konsumsi 45,17% dari total kebutuhan protein 3. Lemak 30,08 gram dengan tingkat konsumsi 114,28% dari total kebutuhan lemak 4. Karbohidrat 175,82 gram dengan tingkat konsumsi 45,85% dari total kebutuhan karbohidrat Yang akan dimonitoring pada hari berikutnya.

54

Pada pengkajian gizi selanjutnya setelah intervensi, target yang direncanakan telah tercapai yaitu tingkat asupan : 1. Asupan energi 851,12 kkal dengan tingkat konsumsi 40,87% dan interpretasinya defisit berat 2. Asupan tingkat

protein 41,34 gram dengan konsumsi

46,61%

dan

interpretasinya defisit berat 3. Asupan lemak 16,08 gram dengan tingkat konsumsi 61,09% dan interpretasinya defisit berat 4. Asupan karbohidrat 170,55 gram dengan tingkat

konsumsi

44,48%

interpretasinya defisit berat

55

dan

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA

1. Hiperemesis Gravidarum A. Pengertian Hiperemesis Gravidarum Hiperemesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terahir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2007 hal 98). Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan. Mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan membaik pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya (Runiari, 2010 hal 65). Pada umumnya hiperemesis gravidarum terjadi pada minggu ke 6-12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16-20 masa kehamilan. Mual dan muntah merupakan gejala yang wajar ditemukan pada kehamilan triwulan pertama. Biasanya mual dan muntah terjadi pada pagi hari sehingga sering dikenal dengan morning sickness. Sementara setengah dari wanita hamil mengalami morning sickness, antara 1,2 - 2% mengalami hiperemesis gravidarum, suatu kondisi yang lebih serius (Huliana, 2001 hal 78) Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual ini mulai dialami sejak awal kehamilan. Mual muntah saat hamil muda sering disebut morning sickness tetapi kenyataannyamual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga, tapi ini jarangterjadi (Ratna, 2010 hal 45).

56

B. Tingkatan Hiperemesis Gravidarum Runiari (2010 hal 58) menyatakan bahwa tidak ada batasan yang jelas antara mual yang bersifat fisiologis dengan hiperemesis gravidarum, tetapi bila keadaan umum ibu hamil terpengaruh sebaiknya dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarumdapat dibagi ke dalam tiga tingkatan sebagai berikut : 1. Tingkat I Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan ini ibu hamil merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung. 2. Tingkat II Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu kadang-kadang naik, mata cekung dan sedikit ikterus, berat badan turun, hemokonsentrasi, oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa pernapasan karena mempunyai aroma yang khas, dan dapat pula ditemukan dalam urine. 3. Tingkat III Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai wenickle ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, diplopia, dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esofagus, lambung, dan retina. C. Akibat Hiperemesis Gravidarum Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien, namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur dan malformasi pada bayi lahir (Gross dalam Runiari, 2010 hal 61). Penelitian yang dilakukan oleh Prawi (2005) didapatkan bahwa hiperemesis gravidarum merupakan faktor yang signifikan 57

terhadap memanjangnya hari rawat bagi bayi yang dilahirkan. Ada peningkatan angka kematian Intrauterin Growth Retardation (IUGR) pada klien hiperemesis gravidarum yang mengalami penurunan berat badan lebih dari 5%. Selain berdampak fisiologis pada kehidupan klien dan janinnya, hiperemesis gravidarum juga memberikan dampak secara psikologis, sosial, spiritual dan pekerjaan. Secara psikologis dapat menimbulkan dampak kecemasan, rasa bersalah dan marah. Jika mual dan muntah menghebat, maka timbul self pity dan dapat terjadi konflik antara ketergantungan dan kehilangan kontrol. Berkurangnya pendapatan akibat berhenti bekerja mengakibatkan timbulnya ketergantungan terhadap pasangan (Simpson, et. Al., 2001). Kontak sosial dengan orang lain juga berubah karena klien mengalami perubahan yang sangat kompleks terhadap kehamilannya. Media yang berkembang menjelaskan bahwa kehamilan merupakan keadaan fisiologis dan psikoemosional yang optimal, sehingga jika wanita mengalami mual dan muntah yang menghebat dianggap sebagai kegagalan perkembangan wanita (Runiari, 2010 hal 62) D. Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesterone menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidak-seimbangan elektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. (Winkjosastro, 2007 hal 185) Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non protein nitrogen, asam urat, dan penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin B1, B6, B12, dapat mengakibatkan terjadinya anemia(Mitayani, 2009 hal 56).

58

E. Etiologi Dan Faktor Yang Berhubungan Dengan Hiperemesis Gravidarum Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Dulu penyakit ini dikelompokkan ke dalam penyakit toksemia gravidarum karena diduga adanya semacam “racun” yang berasal darI janin atau kehamilan. Penyakit ini juga digolongkan ke dalam gestosis bersama pre-eklampsi dan eklampsi. Nama gestosis dini diberikan untuk hiperemesis gravidarum dan gestosis lanjut untuk hipertensi (pre-eklampsi dan eklampsi) dalam kehamilan (Runiari, 2010 hal 63). Runiari (2010) dan Guyton (2004) menjelaskan beberapa teori penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum namun tidak ada satupun yang dapat menjelaskan proses terjadinya secara tepat. Teori tersebut antara lain adalah (Runiari, 2010 hal 63): 1) Teori Endokrin Teori endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar progesteron, estrogen, dan Human Chorionic Gonadotropin(HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual muntah. Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu mengakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga pengosongan lambung melambat. Refleks esofagus, penurunan motilitas lambung dan penurunan sekresi dari asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Selain itu HCG juga menstimulasi kelenjar tiroid yang dapat mengakibatkan mual dan muntah. Hormon progesteron ini dihasilkan oleh korpus luteum pada masa awal kehamilan dan mempunyai fungsi menenangkan tubuh ibu hamil selama kehamilan, termasuk saraf ibu hamil sehingga perasaan ibu hamil menjadi tenang. Hormon ini berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam rahim. Hormon ini juga dapat berfungsi untuk mencegah

gerakan

kontraksi

atau

pengerutan

otot-otot

rahim.

Hormon

ini

dapat

"mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah, itu penyebab mengapa anda sering pusing saat hamil. Hormon ini juga membuat sistem pencernaan jadi lambat, perut menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini juga mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya gairah berhubungan intim selama hamil. Seseorang dalam kondisi stress akan meningkatkan aktifitas saraf simpatis, untuk melepaskan hormon stress berupa adrenalin dan kortisol (Guyton, 2004 hal 46). Sistem imun merupakan komponen penting dan responden adaptif stress secara fisiologis.

59

Stress menggunakan adrenalin dalam tubuh untuk meningkatkan kepekaan, prestasi dan tenaga. Peningkatan adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah terial dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah (Guyton, 2004 hal 46). Tekanan darah yang tinggi dan peningkatan denyut jantung akan dapat meningkatkan HCG. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) adalah hormone yang dihasilkan selama kehamilan, yang dapat dideteksi dari darah atau air seni wanita hamil sesudah kurang lebih 10 hari sesudah pembuahan. HCG ini dapat menstimulasi terjadinya mual dan muntah pada ibu hamil (Guyton, 2004 hal 47). 2) Teori Metabolik Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan mual dan muntah pada kehamilan. 3) Teori Alergi Adanya histamin sebagai pemicu dari mual dan muntah mendukung ditegakkannya teori alergi sebagai etiologi hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah berlebihan juga dapat terjadi pada ibu hamil yang sangat sensitif terhadap sekresi dari korpus luteum. 4) Teori Infeksi Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara infeksi Helicobacter pykori dengan terjadinya hiperemesis gravidarum, sehingga dijadikan dasar dikemukakannya teori infeksi sebagai penyebab hiperemesis gravidarum. 5) Teori Psikosomantik Menurut teori psikomatik, hiperemesis gravidarum merupakan keadaan gangguan psikologis yang dirubah dalam bentuk gejala fisik. Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan serta tekanan pekerjaan dan pendapatan menyebabkan terjadinya perasaan berduka, ambivalen, serta konflik dan hal tersebut dapat menjadi faktor psikologis penyebab hiperemesis gravidarum.. Gejala mual dan muntah dapat juga disebabkan oleh gangguan traktus digestif seperti pada penderita diabetes mellitus (gastroparesis diabeticorum). Hal ini disebabkan oleh gangguan motilitas usus atau keadaan pasca operasi vagotomi. Selain merupakan reflesi gangguan intrinsik 60

dari lambung, gejala mual dan muntah dapat disebabkan oleh gangguan yang bersifat sentral pada pusat muntah (chemoreceptor trigger zone). Perubahan metabolisme hati juga dapat menjadi penyebab penyakit ini, oleh karena itu pada kasus yang berat harus dipikirkan kemungkinan akibat gangguan fungsi hati, kantung empedu, pankreatitis, atau ulkus peptikum (Runiari, 2010 hal 69). Mitayani (2009 hal 57) menyebutkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian hiperemesis gravidarum meliputi : a. Faktor predisposisi terdiri dari primigravida, molahidatidosa dan kehamilan ganda b. Faktor organik seperti alergi masuknya vilikohirialis sirkulasi, perubahan metabolik akibat kehamilan dan resistensi ibu yang menurun. c. Faktor psikologis, meliputi pengetahuan, sikap, umur, paritas, pekerjaan, stress, peningkatan hormon progesteron, estrogen dan HCG, alergi, infeksi dan diabetes melitus. F. Diagnosis Diagnosis hiperemesis gravidarum ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. a. Anamnesis Dari anamnesis didapatkan amenorea, tanda kehamilan muda, mual, dan muntah. Kemudian diperdalam lagi apakah mual dan muntah terjadi terus menerus,dirangsang oleh jenis makanan tertentu, dan mengganggu aktivitas pasien sehari- hari. Selain itu dari anamnesis juga dapat diperoleh informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan terjadinya hiperemesis gravidarum seperti stres, lingkungan sosial pasien, asupan nutrisi dan riwayat penyakit sebelumnya(hipertiroid, gastritis, penyakit hati, diabetes mellitus, dan tumor serebri). b. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik perhatikan keadaan umum pasien, tanda-tanda vital, tanda dehidrasi, dan besarnya kehamilan. Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan iroid dan abdominal untuk menyingkirkan diagnosis banding. c. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan

penunjang

dilakukan

untuk

membantu

menegakkan

diagnosis

dan

menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang dilakukan adalah darah lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang dasar), analisis gas darah, tes fungsi hati dan 61

ginjal. Pada keadaan tertentu, jika pasiendicurigai menderita hipertiroid dapatdilakukan pemeriksaanfungsi tiroid dengan parameter TSH dan T4.Pada kasus hiperemesis gravidarum dengan hipertiroid 50-60% terjadi penurunan kadar TSH. Jika dicurigai terjadi infeksi gastrointestinal dapat dilakukan pemeriksaan antibody helicobacter pylori.Pemeriksaan laboratorium umumnya menunjukan tanda-tanda dehidrasi dan pemeriksaan berat jenis urin, ketonuria, peningkatan blood urea nitrogen, kreatinin dan hematokrit. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan gandaataupun mola hidatidosa. G. Penatalaksanaan Pada pasien dengan hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dilakukan rawat inap dirumah sakit,dan dilakukan penanganan yaitu : 1) Medikamentosa Berikan obat-obatan seperti yang telah dikemukakan diatas. Namun harus diinga untuk tidak memberikan obat yang teratogenik. Obat-obatan yang dapat diberikan diantaranya suplemen multivitamin, antihistamin, dopamin antagonis, serotonin antagonis, dan kortikosteroid. Vitamin yang d ianjurkan adalah vitamin B1 dan B6 seperti pyridoxine (vitamin B6). Pemberian pyridoxine cukup efektif dalam mengatasi keluhan mual dan muntah. Anti histamin yang dianjurkan adalah doxylamine dan dipendyramine . Pemberian antihistamin bertujuan untuk menghambat secara langsung kerja histamin pada reseptor H1dan secara tidak langsung mempengaruhi sistem vestibular, menurunkan rangsangan di pusat muntah. Selama terjadi mual dan muntah, reseptor dopamin di lambung berperandalam menghambat motilitas lambung. Oleh karena itu diberikan obat dopaminantagonis. Dopamin antagonis yang dianjurkan diantaranya prochlorperazine,promethazine, dan metocloperamide.Prochlorperazin dan promethazine bekerja pada reseptor D2 untuk menimbulkan efek antiemetik. Sementara itu metocloperamide bekerja di sentral dan di perifer. Obat ini menimbulkan efek antiemetik dengan cara meningkatkan kekuatan spincter esofagus bagian bawah dan menurunkan transit time pada saluran cerna. Pemberian serotonin antagonis cukup efektif dalam menurunkan keluhan mual dan muntah. Obat ini bekerja menurunkan rangsangan pusat muntah dimedula. Serotonin antagonis yang dianjurkan adalah ondansetron. Odansetron biasanya diberikan pada pasien hiperemesis gravidarum yang tidak membaik setelah diberikan obat-obatan yang lain. Sementara itu pemberian 62

kortikosteroid masih kontroversial karena dikatakan pemberian pada kehamilan trimester pertama dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat bawaan. 2) Terapi Nutrisi Pada kasus hiperemesis gravidarum jalur pemberian nutrisi tergantung pada derajat muntah, berat ringannya deplesi nutrisi dan peneriamaan penderita terhadap rencana pemberian makanan. Pada prinsipnya bila memungkinkan saluran cerna harus digunakan. Bila peroral menemui hambatan dicoba untuk menggunakan nasogastric tube (NGT). Saluran cerna mempunyai banyak keuntungan misalnya dapat mengabsorsi banyak nutrien, adanya mekanisme defensif untuk menanggulangi infeksi dan toksin. Selain itu dengan masuknya sari makanan ke hati melalui saluran porta ikut menjaga pengaturan homeostasis nutrisi. Bila penderita sudah dapat makan peoral, modifikasi diet yang diberikan adalah makanan dalam porsi kecil namun sering, diet tinggi karbohidrat, rendah protein dan rendah lemak, hindari suplementasi besi untuk sementara, hindari makanan yang emetogenik dan berbau sehingga menimbulkan rangsangan muntah. Pemberian diet diperhitungkan jumlah kebutuhan basal kalori sehari-hari ditambah dengan 300 kkal perharinya. 3) Isolasi Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, cerah, dan memiliki peredaran udara yang baik. Sebaiknya hanya dokter dan perawat saja yang diperbolehkan untuk keluar masuk kamar tersebut. Catat cairan yang keluar dan masuk. Pasien tidak diberikan makan ataupun minum selama 24 jam. Biasanya dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan. 4) Terapi psikologik Perlu diyakinkan kepada pasien bahwa penyakitnya dapat disembuhkan. Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan dan persalinan karena itu merupakan proses fisiologis, kurangipekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik lainnya yang melatarbelakangi penyakit ini. Jelaskan juga bahwa mual dan muntah adalah gejala yang normal terjadi pada kehamilan muda, dan akan menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan. 5) Cairan parenteral Resusitasi cairan merupakan prioritas utama, untuk mencegah mekanisme kompensasi yaitu vasokonstriksi dan gangguan perfusi uterus. Selama terjadi gangguan hemodinamik, uterus 63

termasuk organ non vital sehingga pasokan darah berkurang. Pada kasus hiperemesis gravidarum, jenis dehidrasi yang terjadi termasuk dalam dehidrasi karena kehilangan cairan (pure dehidration). Maka tindakan yang dilakukan adalah rehidrasi yaitu mengganti cairan tubuh yang hilang ke volume normal, osmolaritas yang efektif dan komposisi cairan yang tepat untuk keseimbangan asam basa. Pemberian cairan untuk dehidrasi harus memperhitungkan secara cermat berdasarkan: berapa jumlah cairan yangdiperlukan, defisit natrium, defisit kalium dan ada tidaknya asidosis. Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambahkan kalium dan vitamin, terutama vitamin B kompleks dan vitamin C, dapat diberikan pula asam amino secara intravena apabila terjadi kekurangan protein. Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Urin perlu diperiksa setiap hari terhadap protein, aseton, klorida, dan bilirubin. Suhu tubuh dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila dalam 24 jam pasien tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat dicoba untuk memberikan minuman, dan lambat laun makanan dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan ini, pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan aman bertambah baik. Daldiyono Mengemukakan salah satu cara menghitung kebutuhan cairan untuk rehidrasi inisial berdasarkan sistiem poin. 6) Terapi Alternatif Ada beberapa macam pengobatan alternatif bagi hiperemesis gravidarum, antara lain: a. Vitamin B6 Vitamin B6 merupakan koenzim yang berperan dalam metabolisme lipid, karbohidrat dan asam amino. Peranan vitaminB6 untuk mengatasi hiperemesis masih kontroversi. Dosis vitamin B6 yang cukup efektif berkisar 12,5 -25 mg per hari tiap 8 jam. Selain itu Czeizel melaporkan suplementasi multivitamin secara bermakna mengurangi kejadian mencegah insidenhiperemesis gravidarum. Vitamin B6 merupakan ko-enzim berbagai jalur metabolisme protein dimana peningkatan kebutuhan protein pada trimester I diikuti peningkatan asupan vitamin B6. Vitamin B6 diperlukan untuk sintesa serotonin dari tryptophan. Defisiensi vitamin B6 akan menyebabkan kadar serotonin 64

rendah sehingga saraf panca indera akan semakin sensitif yang menyebabkan ibu mudah mual dan muntah. Pada wanita hamil terjadi peningkatan kynurenic dan xanturenic acid di urin. Kedua asam ini diekskresi apabila jalur perubahan tryptophan menjadi niacin terhambat. Hal ini dapat juga terjadi karena defisiensi vitamin B6. Kadar hormon estrogen yang tinggi pada ibu hamil juga menghambat kerja enzim kynureninase yang merupakan katalisator perubahan tryptophan menjadi niacin, yang mana kekurangan niacin juga dapat mencetuskan mual dan muntah. b. Jahe (zingiber officinale) Pemberian dosis harian 250 mg sebanyak 4 kali perhari lebih baik hasilnya dibandingkan plasebo pada wanita dengan hiperemesis gravidarum. Salah satu studi di Eropa menunjukan bubuk jahe (1 gram per hari) lebih efektif dibandingkan plasebo dalam menurunkan gejala hiperemesis gravidarum. Belum ada penelitian yang menunjukan hubungan kejadian abnormalitas pada fetus dengan jahe. Namun, harus diperhatikan bahwaakar jahe diperkirakan mengandung tromboksan sintetase inhibitor dan dapat mempengaruhi peningkatan reseptor testoteron fetus.

65

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam melakukan asuhan gizi terstandar khusunya di rumah sakit perlu adanya pelayanan yang lebih intensif terutama pada pasien rawat inap. Pemenuhan kebutuhan dan diet yang patuh kepada pasien sangat menentukan kesembuhan pasien yang dapat di lihat dari asupan nutrisi. Khususnya pada pasien yang mengalami gangguan makan akibat kondisi mual dan muntah. Pada saat praktek kerja lapangan yang di lakukan di RSUD.dr. doris sylvanus, saya mendapatkan kasus di ruang cempaka C7 dengan asuhan gizi pada pasien hiperemesis gravidarum yang telah di rawat sejak tanggal 05 April 2018. Pada hari pertema saya melakukan anamnesa pasien dengan menggunakan skrining dari rumah sakit. Tujuan di lakukan di lakukannya skrining yaitu untuk mengetahui tingkat keparahan suatu penyakit atau keadaan seorang pasien yang telah di rawat di rumah sakit. Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berkelanjutan dan dapat menimbulkan kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit. Pada saat masuk rumah sakit pasien mengeluh sering mengalami mual, muntah, sakit kepala, dan nyeri ulu hati . Sehingga pada saat masuk rumah sakit pemberian diet untuk pasien yaitu diberikan diet BB HEG TKTP yang mana tujuan dari diet ini untuk menggantikan energi pasien yang hilang karena muntah menjadi normal agar tidak mengakibatkan malnutrisi berkelanjutan. Saat saya melakukan asuhan gizi pada Ny. L selam 2 hari pada tanggal 07 April 2018 sampai 08 April 2018. Dengan proses asuhan gizi sebagai berikut: A. Skrining Ny. L pada saat di lakukan skrining awal yaitu untuk mengetahui apakah Ny.L beresiko tinggi atau tidak sehingga perlu di lakukan tindakan lebih lanjut. Dari hasil skrining yang di peroleh Ny. L memperoleh skor 2 yang mana Ny. L beresiko seadang dan perlu di lakukan tindakan lanjutan. Dengan status gizi Ny. L yang di ukur dengan menggunkan LILA normal. Pada saat di tanyakan penurunan berat badan pada Ny. L dalam 6 bulan terkahir yaitu Ny. L turun sebanyak 3 kg. Ny. L tidak punya gangguan menelan dan mengunyah hanya saja merasakan mual dan muntah.

66

B. Asesment 

Riwayat Personal Hasil asesment pertama dan kedua diketahui pasien yaitu Ny. L seorang guru honorer

berumur 31 tahun mengeluh mual muntah pusing dan nyeri di ulu hati didiagnosa dokter terkena penyakit hiperemesis gravidarum 

Dietery history Pada asesment pertama asupan energi pasien 613,75 kkal asupan lemak pasien 20,5 gr,

asupan protein pasien 33,4 gr, asupan karbohidrat pasien yaitu 72,5 gr, mengkonsumsi air putih ± 900 ml/hari. Pada assment kedua didapatkan asupan energi pasien 1170,25 kkal, asupan lemak pasien 30,08 gr, asupan protein pasien 40,06 gr, asupan karbohidrat pasien yaitu 175,82 gr dan pasien mengkonsumsi cairan sebanyak ± 1,5 liter/hari. Pasien di rumah sakit di berikan terapi infus RL 20 TPM dan obat yaitu Ondansetron 8 mg, Inj Ranitidin 1 AMP, Antasid Syrup. Pada dietery history yang berbeda hanya asupan dan cairan assesment pada hari pertama dan asesment hari kedua. Dilihat dari hasil tersebut asupan pasien pada asesment hari kedua meningkat meskipun masih dalam kategori defisit berat kecuali lemak (normal). Serta konsumsi cairan pasien meningkat dari 900 ml menjadi 1,5 L. Peningkatan tersebut dapat terjadi karena pemberian eduakasi kepada pasien yang bersifat support agar pasien menghabiskan atau memakan makanannya dengan prinsip sedikit tapi sering, dan memberitahukan asupan dan cairan harus segera di kembalikan dengan cara mengkonsumsi makananan yang sudah di sediakan serta dengan banyak mengkonsumsi air putih, karena makanan yang di asup pasien dan cairan hilang pada saat pasien muntah hal tersebut yang dapat menyebabkan kondisi pasien menjadi lemah. Pemberian terapi infus RL 20 TPM yaitu untuk mengembalikan cairan yang hilang akibat muntah terusmenerus yang dialami pasien. Pemberian obat ondansetron yaitu berfungsi mengobati mual dan muntah dengan cara menghambat serotonin bereaksi pada reseptor 5HT3 sehingga membuat kita tidak mual dan berhenti muntah. Inj Ranitidin 1 AMP. Obat ranitidine obat untuk lambung yang bekerja dengan cara menekan sekresi (pembentukan) asam lambung. Secara mekanisme aksi dapat dikatakan ranitidine ini sebagai obat menengah. Diberikan melalui Inj karena secara efek terapi cepat. Antasid Syrup berfungsi sebagai obat penetral asam lambung. 67



Antropomentri Hasiil pengukuran antropometri pasien yaitu berat badan 55 kg. tinggi badan 154,6 cm. lila

28,1 cm. Pengukuran di lakukan dengan mengkonversi pengukuran lila menjadi estimasi berat badan sedangkan untuk tinggi badan mengkonversi demispan. Hal tersebut dilakukan karena pasien tidak mampu berdiri karena kondisi pasien yang sangat lemah akibat muntah yang terjadi terus menerus. Hasil pengukuran lila untuk mengetahui status gizi pasien hasil yang di dapat yaitu 101,4% yang artinya status gizi pasien normal. 

Biokimia Hasil pemeriksaan laboratorium yaitu creatinine 1,10 mg/dl, GDS 80 mg/dl, Hemoglobin

13,8 mg/dl, hematocrit 41,3%, eritrosit 4,98 x 106/uL, leukosit 12,65 x 103/Ul, dan trombosit 291 x 103/uL urin pasien keruh. Pemeriksaan laboratorium hanya di lakukan satu kali jadi hasil lab pada asesment 1 dan dua sama. Hasil laboratorium pasien yang bermasalah yaitu kreatinin dan leukosit tinggi. Leukosit tinggi menandakan bahwa terjadi infeksi pada pasien. Serta urin pasien keruh. 

Fisik Klinis Hasil fisik klinis pasien yaitu keadaan umum baik pasien dapat berkomunikasi, sistem

pencernaan dalam keadaan baik, tanda-tanda vital pada assment hari pertama yaitu tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi pasien 82x/menit, pernafasan 22x menit, suhu 36,2 C dan keadaan umum compos mentis. Pada assement kedua hasil tanda-tanda vital yang berbeda yaitu tekanan darah 120/80 dan suhu 36,3 C. yang bermasalah pada assment 1 hanya di bagian pernafasan yaitu pernafasan cepat/laju selain itu normal, sedangkan pada assment hari kedua yang bermasalah yaitu pernafasan cepat/laju dan tekanan darah pasien tinggi(prehipertensi). C. Dagnosa Gizi Hasil diagnosa gizi pada aasement hari pertama yaitu untuk domain intake semua asupan mengalami defisit berat mulai dari energi, protein, lemak, karbohidrat, domain klinis yaitu adanya infeksi yang terjadi pada pasien di tandai dengan hasil pemeriksaan lab leukosit pasien tinggi serta terjadinya penurunan berat badan yang tidak di inginkan di buktikan dengan hasil skrining pasien mengalami peneurunan berat badan sebanyak 3 kg. dan pada domain prilaku pasien belum pernah 68

mendapatkan edukasi gizi hal tersebut menjadi salah satu penyebab semua asupan zat gizi makro pasien mengalami defisit. Sedangkan hasil assment hari kedua yang berbeda hanya pada lemak yaitu didapatkan asupan lemak pasien normal pada assement kedua. Karena setelah di berikan edukasi pasien menjadi mau makan makanan yang di berikan dari rumah sakit. D. Intervensi gizi Intervensi pada assesment pertama energi, protein, lemak dan karbohidrat di berikan sebesar 80%. diet yang di berikan yaitu diet BB HEG TKTP, dengan prinsip energi tinggi, karbohidrat tinggi, lemak rendah, protein sedang lemak rendah, karbohidrat tinggi. syarat diet yang di berikan energi tinggi yaitu sebesar 2082,14 kkal¸ karbohidrat tinggi 75% yaitu sebesar 88,68 gram¸ lemak rendah 10% yaitu sebesar 26,32 gram, protein sedang 15% dari yaitu sebesar 383,4 gram, pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien yaitu 7-10 gelas perhari. Edukasi yang di berikan pada hari pertama yaitu memberitahukan bahwa diet yang akan di berikan adalah diet Hipeemesis Gravidarum serta menjelaskan kepada pasien agar tidak membeli makanan dari luar dan pasien harus memakan serta menghabiskan makanan yang diberikan dari rumah sakitsedangkan edukasi kedua yaitu memberikan materi atau penjelasan yang disampaikan yaitu ”Diet Hiperemesis Gravidarum”, memberikan informasi mengenai pola makan yang baik dan benar, memberikan informasi mengenai kebutuhan serta jenis makanan yang terdapat zat gizi, vitamin, mineral untuk penderita hiperemesis gravidarum, memberikan informasi makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk penderita hiperemesis gravidarum, memberitahukan keluarga pasien untuk mengingatkan pasien agar dapat menjalani diet yang dianjurkan dengan menggunakan media leafleat. Untuk intervensi hari pertama dan kedua sama yang berbeda hanya di pemberian edukasi, di berikannya energi tinggi dan karbohidrat tinggi adalah untuk menggantikan energi dan karbohidrat yang hilang akibat mual muntah yanhg dialami pasien, pemerian lemak rendah bertujuan untuk tidak memacu terjadinya mual-muntah pada pasien protein sedang adalah untuk mengatasi infeksi oleh bakteri, dan pemberian cairan tinggi untuk rehidrasi cairan yang hilang melalui muntah. Edukasi pertama bersifat support dimana pasien harus menghabiskan atau memakan makanan yang sudah di sediakan rumah sakit dan jangan mengkonsumsi makanan dari luar karena dapat memperburuk penyakit jika makanan yang di beli dari luar adalah makanan yang tidak di 69

anjurkan untuk penyakit hiperemesis gravidarum. Sedangkan edukasi kedua yaitu menjelaskan tentang diet yang di berikan, menjelaskan bentuk makanan, jenis diet syarat diet sesuai kebutuhan pasien, mejelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dan memberikan contoh menu sehari untuk pasien dan dengan menggunakan media leafleat. E. Monitoring dan evaluasi Hasil monitoring evaluasi pada asssement hari pertama yaitu semua zat gizi mengalami kekurangan. Energi 613,75 kkal, protein 33,4 gram, lemak 20,5 gram, karbohidrat 72,5 gram dengan persentase masing-masing 34,02% , 44,00%, 31,44%, 31,86% dengan interpretasi defisit berat dan pada pengkajian selanjutnya didapatkan asupan energi sebesar 1170,25 persentase yaitu 56,19%, asupan protein 40,06 gram persentase 45,17%, lemak 30,08 gram persentase 114,28% dan karbohidrat 175,82 gram persentase 45,85% Hasil monitoring evaluasi pada asesment hari kedua yaitu zat gizi energi, protein dan karbohidrat mengalami kekurangan. Energi 1170,25 kkal, protein 40,06 gram, karbohidrat 175,82 gram dengan persentase masing-masing 56,20% , 45,17%, 45,85%, dengan interpretasi defisit berat dan pada pengkajian selanjutnya didapatkan asupan energi sebesar 851,12 persentase yaitu 40,87%, asupan protein 41,34 gram persentase 46,61%, lemak 16,08 gram persentase 61,09% dan karbohidrat 170,55 gram persentase 44,48%. Dari hasil monitoring dan evaluasi hari pertama terlihat semua zat gizi mengalami defisit berat dan setelah di lakukan pengkajian selanjutnya asupan mengalami peningkatan pada semua zat gizi terutama lemak menjadi normal dan zat gizi lainnya masih dalam kategori defisit berat. Terlihat setelah di berikan edukasi pasien sudah mau mengkonsumsi makanan yang di berikan rumah sakit meskipun tidak di habiskan terkait kondisi pasien yang masih mengalami mual dan muntah. Sedangkan pada hasil monitoring evaluasi hari kedua terlihat bahwa asupan pasien mengalami penurunan terutama pada asupan energi, lemak dan karbohidrat dikarenakan perubahan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah pasien tinggi hal tersebut yang memperburuk kondisi mualmuntah pasien sehingga pasien hanya sedikit menghabiskan makanan yang di berikan rumah sakit.

70

GRAFIK ASUPAN KE-1 2000 1800 1600 1400 1170.25

1200

1000 800 600 383.4

400 200

175.82

88.68

40.06

26.32

30.08

0 Energi (kkal)

Protein (gr)

Lemak (gr)

Kebutuhan

Zat Gizi

Asupan

Karbohidrat (gr)

Asupan

Kebutuhan

Makanan

Tingkat

Interprestasi

Kons. (%)

1170,25 kkal

2082,14 kkal

56,20%

Defisit berat

Protein (gr)

40,06 gram

88,68 gram

45,17%

Defisit berat

Lemak (gr)

30,08 gram

26,32 gram

114,28%

Normal

Karbohidrat (gr)

175,82 gram

383,4 gram

45,85%

Defisit berat

Energi (kkal)

71

GRAFIK ASUPAN KE-2

2000 1800 1600 1400 1200 1000

851.12

800

600

383.4

400 88.68

200

170.55 41.34

26.32

16.08

0 Energi (kkal)

Protein (gr) Kebutuhan

Zat Gizi

Asupan

Lemak (gr)

Karbohidrat (gr)

Asupan

Kebutuhan

Makanan

Tingkat

Interprestasi

Kons. (%)

Energi (kkal)

851,12 kkal

2082,14 kkal

40,87%

Defisit berat

Protein (gr)

41,34 gram

88,68 gram

46,61%

Defisit berat

Lemak (gr)

16,08 gram

26,32 gram

61,09%

Defisit berat

Karbohidrat (gr)

170,55 gram

383,4 gram

44,48%

Defisit berat

72

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari pembahasan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : 1. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berkelanjutan yang dapat menimbulkan kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit. 2. Diet untuk hiperemesis gravidarum adalah diet HEG TKTP. Makanan yang diberikan dalam bentuk bubur. 3. Hasil skor skrining yang dilakukan pada Ny. L adalah 2 dengan keteranagan resiko sedang, hasil tersebut didapatkan dari keadaan pasien yang mengalami mual muntah secara terus menerus sehingga dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi pada pasien. 4. Pengukuran antriopometri hanya untuk mengetahui berat badan, tinggi badan, dan status gizi. Yang masing masing di lakukan dengan pengukuran demispan dan pengukuran LILA. Untuk status gizi pasien hasil dari pengukuran lila/U yaitu masuk kategori normal. 5. Pemeriksaan biokim hanya di lakukan 1 kali hasil yang bermasalah yaitu hasil pemeriksaan creatinine dan leukosit tinggi 6. Pemeriksaan fisik yang dilakukan asuhan gizi 2 hari yaitu pasien dalam keadaan sadar penuh, buang air kecil dan buang air besar lancar. 7. Pemeriksaan klinis pasien selama asuhan gizi 2 hari yaitu untuk asessment hari pertama hanya pernafasan cepat namun pada hari kedua mengalami perubahan pada tekanan darah yaitu tinggi atau prehipertensi dan masih mengalami penafasan cepat. 8. Pengobatan yang diberikan pada pasien yaitu ranitidine dan antacid syrup yang digunakan untuk menekan atau penetral asam lambung. Sedangkan ondansetron berfungsi mengatasi mual dan muntah akibat gejala yg di sebabkan oleh hiperemesis gravidarum. Serta terapi infus 20 TPM untuk menggantikan cairan pasien yang hilang melalui muntah. 9. Diagnosa yang digunakan pada asuhan gizi selama 2 hari adalah domain intake, dengan prioritas masalah meningkatkan asupan zat gizi yang masih defisit. 73

10. Monitoring asupan makan pasien selama 2 hari didapatkan hasil bahwa tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada asupan pasien dari tanggal 07 hingga tanggal 08 dan zat gizi makro tersebut masih defisit dikarenakan pasien masih mengalami mual muntah sehingga susah untuk menghabiskan semua makanan yang sudah di berikan.

B. Saran Di harapkan kepada mahasiwa agar lebih teliti dalam melakukan posedur asuhan gizi standar di rumah sakit baik dari melakukan skrining gizi, antropometri, menghitung kebutuhan dan pemorsian.

74

75

Related Documents

Kasus
June 2020 54
Denah Ruang
November 2019 42
Penataan Ruang
October 2019 33

More Documents from ""

Lampiran Menu.docx
November 2019 16
Laporan Rs Cempaka.docx
November 2019 15
Urt Ibu Pitri.docx
November 2019 12
Laporan Dinas Rs Pepi.docx
November 2019 23