Kasus Rumah Sakit 3 Hari Pkl.docx

  • Uploaded by: Irma Kenanti
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kasus Rumah Sakit 3 Hari Pkl.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 11,159
  • Pages: 70
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian status gizi merupakan cara yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan gizi seseorang yang berhubungan dengan pola makan dan aktivitasnya. Melalui penilaian status gizi dapat diketahui apakah seseorang termasuk dalam kelompok gizi kurang, normal, dan gizi lebih. Penilaian status gizi dapat dibagi menjadi 4 (empat) metode atau cara penilaian yakni antropometri, biokimia, klinis dan biofisik (Supariasa, 2012). Mola Hidatidosa adalah jonjot-jonjot korion (chorionic villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. Kelainan ini merupakan neoplasma trofoblas yang jinak (benigna). (Mochtar, 2005). Anemia

merupakan

salah

satu

dari

komplikasi

molahidatidosa. Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein pembawa O2) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga pengiriman O2 ke jaringan menurun. Pasien dengan kondisi seperti ini dapat diberikan diet ETPT (Energi Tinggi Protein Tinggi).

B. Tujuan 1. Tujuan umum Mampu melaksanakan penatalaksanaan diet pada pasien Anemia di ruang Cempaka, C/kelas III di rumah sakit dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 2. Tujuan khusus 1. Mampu melakukan assement pada pasien susp. Ab. Mola Complite + Anemia. 2. Mampu menetapkan diagnosa gizi pada pasien susp. Ab. Mola Complitem + Anemia. 3. Mampu menyusun NCP pada pasien susp. Ab. Mola Complitem + Anemia. 4. Mampu melakukan edukasi dan konseling gizi pada pasien susp. Ab. Mola Complitem + Anemia Laporan Kasus Rumah Sakit

1

BAB II GAMBARAN UMUM PASIEN A. Narasi Kasus Ny N berumur 19 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 12 April 2018. Pada tanggal 13 April 2018 dilakukan pengukuran antropometri dan didapatkan hasil TB estimasi 158,6 cm dengan panjang rentang setengah lengan 73 cm, BB estimasi 39,7 kg dan LILA 20,5 cm. Status menikah dan belum mempunyai anak. Ny N masuk rumah sakit dengan rujukan dari Puskesmas lain dengan keluhan awal perdarahan, mual, muntah, pucat konjungtiva pucat, nyeri sedang pada bagian perut. Diagnosa dokter menyatakan Ny N mengalami susp. Ab. Mola complite + Anemia. Ny N beragama Islam dan tinggal di Tumbang Samba kecamatan Katingan Tengah kabupaten Katingan. Pendidikan terakhir Ny N adalah SMA sedangkan pendidikan terakhir suami Ny N adalah Diploma III, Ny N bersuku dayak. Terapi obat yang diberikan kepada Ny N dirumah sakit adalah injeksi cefotaxime 2x1, transfusi PRC dan terapi infus intravena Sodium Chloride 0,9% 20 tpm. b. Data pasien 1. Identitas pasien Tabel 2.1 Identitas umum pasien Nama: Ny N

Aktifitas: Terbatas di tempat tidur

Umur: 19 tahun

Suku: Dayak

Jenis kelamin: Perempuan

Alamat: Tumbang Samba, Katingan

Agama: Islam

No RM: 28.95.09

Pekerjaan: Ibu rumah tangga

Ruang/kelas: Cempaka/III

Pendidikan terakhir: SMA

Diagnosa medis: susp. Ab. Mola complite + Anemia

Sosial ekonomi: Menengah Kebawah

Tanggal kasus: 13 April 2018

Sumber: Data rekam medik 2018

Laporan Kasus Rumah Sakit

2

a. Data subyektif 1. Riwayat penyakit pasien Tabel 2.2 Riwayat penyakit pasien Keluhan utama

Perdarahan,

mual,

muntah,

pucat

konjungtiva pucat, nyeri sedang pada bagian perut. Riwayat penyakit dahulu

-

Riwayat penyakit keluarga

-

Riwayat penyakit sekarang

susp. Ab. Mola complite + Anemia

(sumber data rekam medik 2018 dan wawancara) 2. Riwayat gizi Tabel 2.3 Riwayat gizi pasien Alergi/pantangan makanan

Ny N memiliki alergi terhadap sarden

Diet yang diberikan

Saat sudah di rumah sakit pasien diberikan diet TKTP/ETPT

Kebiasaan makan

Makanan pokok : Nasi 3 – 5x/ hari Lauk hewani : Ikan/ayam 3-5 x/ hari Lauk nabati: Jarang dikonsumsi Sayur : 3 x/ hari Buah : Jarang dikonsumsi Minuman: Air putih dan teh

Frekuensi makan sebelum masuk RS

3-5

kali

makan

utama

(Pagi,

menjelang siang, siang, sore dan malam) Makanan kesukaan

Ayam, Ikan dan kue basah

Masalah gastrointestinal

12 April 2018 Mual : +

Laporan Kasus Rumah Sakit

3

Muntah : + Konstipasi :Anoreksia : Diare : Gangguan mengunyah :Gangguan menelan :Nyeri perut : + 13 April 2018 Mual : + Nyeri Perut : + (berkurang) Muntah : 14-15 April 2018 Mual : Muntah : Nyeri Perut : Aktifitas

Pasien saat sudah dirumah sakit sesekali duduk diatas tempat tidur.

Sumber: Data rekam medik 2018 dan wawancara

3. Riwayat personal -

Ny N berstatus sudah menikah.

-

Ny N tinggal di Tumbang Samba, Kec. Katingan Tengah, Kab. Katingan.

-

Ny N sebelumnya belum pernah mendapatkan edukasi terkait dengan gizinya.

-

Ny N masuk rumah sakit dengan keluhan utama perdarahan, mual, muntah, pucat konjungtiva pucat, nyeri sedang pada bagian perut. (sumber: Data rekam medik 2018 dan wawancara)

b. Data obyektif 1. Data antropometri Data antropometri yang didapatkan dari hasil pengukuran langsung, yaitu: a. Rentang setengah lengan: 73 cm b. LILA : 20,5 cm c. TB estimasi: 158,6 cm Laporan Kasus Rumah Sakit

4

Dihitung menggunakan rumus

= (1,35 x Demispan) + 60,1 cm = (1,35 x 73) + 60,1 = 158,6 cm

(sumber: Hirani et all, otbook 2016)

d. BB : Karena pasien tidak dapat berdiri maka berat badan dihitung melalui berat badan estimasi menggunakan LILA. BB estimasi : 39,7 kg = (2,001 x LILA) – 1.223

Dihitung menggunakan rumus

= (2,001 x 20,5) – 1,223 = 39,7 kg (sumber: Triatmaja et al, 2013: otbook 2016) E.

LILA/U : 77,3%

Dihitung menggunakan rumus

𝐿𝐿𝐴 π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™

: % deviasi dari standar = π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– 𝐿𝐿𝐴 π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿx 100 20,5

=26,6 x 100 = 77,3% (kurang) (sumber: Jelliffe and Jelliffe, 1989 dalam NCP 2015)

2. Data biokimia Tabel 2.5 Data biokimia pasien Nilai

Data

Nilai laboratorium

Nilai laboratorium

laboratorium

(12 April 2018)

(13 April 2018)

HGB

5,7 g/dl

8,0 g/dl

11,0 g/dl

11 – 15 g/dl

RBC

-

2.88 x 10^6/Ul

2.88 x 10^6/Ul

3.50-5.00)

WBC

-

15.23 x 10^3/Ul

15.23 x 10^3/Ul

4-10 rb jt/Ul

GDS

72 mg/dl

-

-

< 200 mg/dl

laboratorium

Nilai normal

(14 April 2018)

(sumber: Data rekam medik 2018)

Laporan Kasus Rumah Sakit

5

3. Data fisik klinis Tabel 2.6 Tabel hasil Pengamatan Fisik Selama Tiga Hari Tanggal

Keadaan fisik

13 April 2018

1. Fisik : lemas 2. Keadaan umum : compos mentis 3. Mata: Konjungtiva anemis

14 April 2018

1. Fisik : 2. Keadaan umum : compos mentis 3. Mata: Konjungtiva anemis

15 April 2018

1. Fisik : 2. Keadaan umum : compos mentis 3. Mata: -

(sumber: Data rekam medik 2018 Tabel 2.7 Tabel hasil pengamatan klinis selama 3 hari Tanggal

Jenis

Hasil

Nilai

pemeriksaan

pemeriksaan

pemeriksaan

normal

13 April 2018

Tekanan

130/80 mmHg

120/80

Keterangan

Normal

mmHg Nadi

80 x/ menit

60-80

x/ Normal

menit Suhu

36,80 C

36,5 – 37,50 Normal C

Respirasi

18 x/ menit

12-20

x/ Normal

menit 14 April 2018

Tekanan

120/80 mmHg

120/80

Normal

mmHg Nadi

78 x/ menit

60-80

x/ Normal

menit Suhu

360 C

360 C

Normal

Respirasi

20 x/ menit

12-20

x/ Normal

menit (sumber: Data rekam medik 2018) Laporan Kasus Rumah Sakit

6

4. Obat 1. Inj Cefotaxime οƒΌ Nama obat

: Cefotaxime

οƒΌ Dosis

: 2 x 1 (pagi dan sore)

οƒΌ Fungsi

: Cefotaxime adalah obat antibiotik yang digunakan

untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri misalnya infeksi pernafasan bagian bawah, infeksi saluran kemih, meningitis, dan gonore. Antibiotik ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri yaitu dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri. οƒΌ Interaksi obat dengan Makanan : Ketika mengkonsumsi obat ini pasien dilarang untuk mengkonsumsi alkohol dan tembakau karena dapat mengakibat interaksi obat. οƒΌ Efek samping : Efek samping yang dapat terjadi ketika mengkonsumsi obat ini adalah sakit perut, mual, muntah, sakit kepala, vagina gatal atau mengeluarkan cairan. Tabel 2.8 Tabel Pengobatan/tindakan yang diberikan Hari/Tanggal Jum’at 13 April 2018

Sabtu 14 2018

Minggu 28 Mei 2017

Obat Yang Diberikan Injeksi cefotaxime

Dosis 2 x 500 ml

Transfusi PRC

500 ml

Infus sodium chloride 0,9%

1440 cc

Injeksi cefotaxime

2 x 500 ml

Transfusi PRC

500 ml

Infus Sodium chloride 0,9%

1440 cc

Infus sodium chloride

1440 cc

Sumber : Data Rekam Medik 2018

5. Terapi diet yang diberikan dari rumah sakit

Laporan Kasus Rumah Sakit

7

Terapi yang diberikan adalah terapi diet TKTP. Dan untuk penerapannya menyesuaikan dalam bentuk makanan yaitu biasa.

Tabel 2.9 TABEL RECALL PASIEN SELAMA 24 JAM (12 April 2018)

Zat gizi

Asupan makanan

Energi

609,1 kkal

Protein

11,1 gr

Lemak

Kebutuhan

Tingkat konsumsi

2097,08

Interpretasi

(%) 29

Defisit berat

78,6 gr

14

Defisit berat

1,8 gr

46,6 gr

4

Defisit berat

Karbohidrat

134,8 gr

340,8 gr

39

Defisit berat

Cairan

800 cc

1894 cc

42

Defisit berat

Besi

0,8 mg

19,11 mg

4

Defisit berat

Vitamin C

3,0 mg

55,14 mg

5

Defisit berat

kkal

*Perhitungan kebutuhan diatas merupakan perhitungan kebutuhan pasien awal masuk rumah sakit atau 12 April 2018 (perhitungan terlampir).

Diketahui : BB = 39,7 kg (estimasi) TB = 158,6 cm (estimasi) Kebutuhan energi: BEE

= (9,6 x BBA) + (1,9 x TB) – (4,7 x U) + 655,1 = (9,6 x 39,7) + (1,9 x 158,6) – (4,7 x 19) + 655,1 = (381,12) + (301,34) – 89,3) + 655,1 = 682,46 – 89,3 = 593,16 + 655,1 = 1.248,26 kkal

HBE

= BEE x FA x FI

Laporan Kasus Rumah Sakit

8

= 1.248,26 x 1,2 x 1,4 = 2.097,08 kkal 15% π‘₯ 2.097,08

Protein = Lemak =

= 78,6 π‘”π‘Ÿ

4 20% π‘₯ 2.097,08

Karbohidrat =

9

= 46,6 π‘”π‘Ÿ

656% π‘₯ 2.097,08 4

= 340,8 gr

Cairan = 39,7 kg 10 kg x 100

= 1000

10 kg x 50

= 500

19,7 x 20

= 1.894 𝑐𝑐 +

394

Zat gizi mikro Zat besi

𝐡𝐡𝐴

= 𝐡𝐡𝐼 (𝐴𝐾𝐺) π‘₯ 𝐹𝑒 π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿ =

Vitamin C

39,7 54

π‘₯ 26 = 19,11 mg

𝐡𝐡𝐴

= 𝐡𝐡𝐼 (𝐴𝐾𝐺) π‘₯ π‘‰π‘–π‘‘π‘Žπ‘šπ‘–π‘› 𝐢 π‘ π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿ =

39,7 54

Laporan Kasus Rumah Sakit

π‘₯ 75 = 55,14 mg

9

BAB III PELAKSANAAN ASUHAN GIZI RAWAT INAP A. Skrining Nama: Ny N No. Rekam medis: 28.95.09 Ruang/kelas: Cempaka (III) Jenis kelamin: Perempuan Tanggal pemeriksaan: 13 Maret 2018 Umur: 19 tahun Berat badan estimasi: 39,7 kg Tinggi badan estimasi: 158,6 cm LILA

: 20,5 cm

Status gizi: Kurang Dari hasil skrining total skor yang didapat yaitu: 2 (resiko sedang) Kesimpulan: Perlu melakukan asesmen lanjut dan di asesmen kembali setelah 3 hari.

B. Asesment gizi (13 April 2018) 1. Client history CH 1 Riwayat personal CH 1.1 Data personal CH 1.1.1 Umur ο‚·

Pasien berumur 19 tahun

CH 1.1.2 Jenis kelamin ο‚·

Pasien berjenis kelamin perempuan

CH 1.1.3 Suku ο‚·

Pasien bersuku dayak

CH 1.1.4 Bahasa ο‚·

Pasien menggunakan bahasa indonesia dan bahasa dayak

CH 1.1.5 Kemampuan membaca

Laporan Kasus Rumah Sakit

10

ο‚·

Pasien memiliki kemampuan membaca yang baik

CH 1.1.6 Edukasi ο‚·

Pendidikan terakhir pasien adalah SMA

CH 1.1.7 Peran dalam keluarga ο‚·

Pasien berperan sebagai isteri dalam keluarga

CH 1.1.10 Morbilitas ο‚·

Pasien saat ini dalam kondisi berbaring dan tampak lemah karena anemia yang diderita pasien

Identifikasi: Pasien saat ini dalam kondisi berbaring dan tampak lemah karena anemia yang dideritanya. CH 2 Riwayat medis CH 2.1 Riwayat medis CH 2.1.5 Gastrointestinal ο‚·

Pasien diketahui memiliki masalah gastrointestinal yaitu nyeri perut

ο‚·

Pada tanggal 12 April 2018 pasien mual dan muntah

ο‚·

Pada tanggal 13 April 2018 pasien masih merasa mual

CH 2.1.8 Immune ο‚·

Pasien diketahui memiliki alergi terhadap sarden

CH 2.1.13 Respiratory ο‚·

Pada tanggal 13 April 2018 laju respirasi pasien normal

CH 2.2 Perawatan/terapi CH 2.2.1 Perawatan/terapi medis ο‚·

Pada tanggal 13 Pada tanggal 09 Maret 2018 pasien mendapatkan infus Sodium Chloride 0,9% 20 tpm, injeksi cefotaxime 2x1 dan transfusi PRC 1 Kolf/24 jam

CH 2.3 Riwayat sosial Laporan Kasus Rumah Sakit

11

CH 2.3.1 Faktor sosial ekonomi ο‚·

Pasien termasuk dalam kondisi sosial ekonomi menengah kebawah

CH 2.3.6 Pekerjaan ο‚·

Pasien sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga

CH 2.3.7 Agama ο‚·

Pasien beragama islam

Identifikasi: Pasien mengalami nyeri perut, pasien menggunakan infus Sodium Chloride 0,9% 20 tpm, inj. cefotaxime 2x1 dan Transfusi PRC 1 Kolf/24 jam. 2. Food history FH 1 Asupan makanan dan zat gizi FH 1.1 Asupan energi FH 1.1.1 Asupan energi total ο‚·

Asupan energi total pasien saat dilakukan recall adalah 609 kkal (29% dari kebutuhan energi total yaitu 2097,08 kkal)

FH 1.2 Asupan makanan dan minuman FH 1.2.1 Asupan cairan/minuman FH 1.2.1.1 Jumlah cairan melalui oral ο‚·

Asupan cairan pasien saat dilakukan recall adalah 800 cc (42 % dari kebutuhan cairan total yaitu 1894 cc)

FH 1.2.2 Asupan makanan FH 1.2.2.1 Jumlah makanan ο‚·

Jumlah makanan yang dikonsumsi pasien yang diketahui saat melakukan recall masuk dalam jumlah sanngat kurang

FH 1.2.2.2 Jenis makanan ο‚·

Jenis makanan yang dikonsumsi pasien yang diketahui saat melakukan recall termasuk dalam jenis makanan biasa

FH 1.2.2.3 Pola makan Laporan Kasus Rumah Sakit

12

ο‚·

Pola makan pasien yang diketahui saat melakukan recall yaitu 2 kali sehari (pagi dan sore)

FH 1.2.2.5 Variasi makanan ο‚·

Variasi makanan yang dikonsumsi pasien yang diketahui saat melakukan recall termasuk kategori kurang bervariasi karena tidak mengkonsumsi lauk nabati

FH 1.3 Asupan enteral dan parenteral FH 1.3.2 Parenteral FH 1.3.2.2 Cairan intravena ο‚·

Saat sudah berada dirumah sakit pasien mendapatkan cairan melalui intravena yaitu Sodium Chloride 0,9% sebanyak 1440 cc/24 jam

FH 1.5 Asupan zat gizi makro FH 1.5.1 Asupan lemak dan kolesterol FH 1.5.1.1 Lemak total ο‚·

Asupan lemak total pasien saat dilakukan recall yaitu 1,8 gr (4% dari total kebutuhan lemak yaitu 46,6 gr)

FH 1.5.2 Asupan protein FH 1.5.2.1 Protein total ο‚·

Asupan protein total pasien saat dilakukan recall yaitu 11,1 gr (14% dari total kebutuhan protein yaitu 78,6 gr)

FH 1.5.3 Asupan karbohidrat FH 1.5.3.1 Karbohidrat total ο‚·

Asupan karbohidrat total pasien saat dilakukan recall yaitu 134,8 gr (39% dari total kebutuhan karbohidrat yaitu 340,8 gr)

Identifikasi: Dari data diatas dapat diketahui bahwa zat gizi energi klien masuk kategori defisit berat, zat gizi protein masuk kategori defisit berat, zat gizi lemak defisit berat, zat gizi karbohidrat defisit berat, asupan cairan saat recall defisit berat, makanan yang dikonsumsi pasien kurang bervariasi dimana pasien tidak mengkonsumsi lauk nabati dan jumlah makanan yang dikonsumsi juga sangat kurang. FH 1.6 Asupan zat gizi mikro

Laporan Kasus Rumah Sakit

13

FH 1.6.1 Asupan vitamin FH 1.6.1.2 Asupan vitamin C ο‚·

Asupan vitamin C total pasien saat dilakukan recall yaitu 3,0 mg (5% dari kebutuhan total yaitu 55,14 mg)

FH 1.6.2 Asupan mineral FH 1.6.2.3 Zat besi ο‚·

Asupan zat besi total pasien saat dilakukan recall yaitu 0,8 mg (4% dari kebutuhan total yaitu 19,1 mg)

Identifikasi: Asupan vitamin C pasien masuk kategori defisit berat. Asupan mineral pasien yaitu Besi masuk dalam kategori defisit berat. FH 3 Penggunaan obat-obatan atau obat alternatif/pelengkap FH 3.1 Suplemen obat dan jamu FH 3.1.1 Penggunaan obat yang diresepkan ο‚·

Pasien saat dirumah sakit mendapatkan resep dokter untuk menerima injeksi cefotaxime 2 x sehari

FH 4 Pengetahuan/kepercayaan/sikap FH 4.1 Pengetahuan/ketrampilan FH 4.1.1 Area dan tingkat pengetahuan ο‚·

Pasien atau keluarga tidak memiliki pengetahuan apapun terkait diet yang sesuai dengan kondisi pasien karena tidak pernah mendapatkan edukasi/konseling gizi

Identifikasi: Pasien tidak pernah mendapatkan edukasi atau konseling terkait gizi FH 7 Aktifitas dan fungsi fisik FH 7.2 Gizi terkait ADI’s dan IADIS FH 7.2.2 Kemampuan fisik untuk makan sendiri ο‚·

Pasien mampu untuk makan sendiri tanpa dibantu oleh orang lain dan tanpa menggunakan alat bantu makan

Laporan Kasus Rumah Sakit

14

FH 7.3 Aktifitas fisik FH 7.3.1 Riwayat aktifitas fisik ο‚·

Pasien biasa nya sebelum masuk RS beraktifitas fisik ringan hingga sedang seperti membersihkan rumah, mencuci, memasak dan terkadang membantu di kebun.

Identifikasi: Pasien bisa makan sendiri tanpa dibantu orang lain dan tanpa menggunakan alat bantu dan aktifitas fisik yang biasa dilakukan pasien sebelum masuk RS adalah aktifitas ringan hingga sedang. 3. A. D Antropometri AD 1.1 Komposisi/pertumbuhan tubuh/Riwayat BB AD 1.1.1 TB estimasi ο‚·

TB estimasi pasien adalah 158,6 cm

AD 1.1.2 BB Estimasi ο‚·

BB estimasi pasien adalah 39,7 kg

AD 1.1.3 LILA ο‚·

LILA pasien adalah 20,5 cm

AD 1.1.5 LILA/U ο‚·

Klien memiliki nilai LILA/U 77%

Identifikasi: Berdasarkan perhitungan LILA/U, status gizi pasien masuk dalam kategori kurang (77%), TB estimasi pasien diambil dengan melakukan pengukuran rentang lengan dan BB estimasi pasien diambil dengan melakukan pengukuran LILA. 4. BD Data biokimia BD 1.10 Profil anemia gizi BD 1.10.1 Hemoglobin ο‚·

Data HBG pasien saat awal masuk rumah sakit adalah 5,7 g/dl

Identifikasi: Diketahui pasien menderita anemia karena nilai Hemoglobin yang rendah akibat dari adanya perdarahan yang dialami oleh pasien. 5. Fisik klinis Laporan Kasus Rumah Sakit

15

PD 1.1 Nutrition focus pada fisik/klinis PD 1.1.1 Penampilan keseluruhan ο‚·

Penampilan keseluruhan pasien dalam keadaan berbaring, sesekali duduk ditempat tidur, pasien tidak dapat berjalan karena pasien menggunakan kateter, dan tampak lemah karena anemia

PD 1.1.5 Sistem pencernaan ο‚·

Sistem pencernaan pasien dalam keadaan kurang baik karena mengalami nyeri perut dan mual

PD 1.1.6 Kepala dan mata ο‚·

Konjungtiva mata pasien terlihat pucat

Identifikasi: Penampilan keseluruhan pasien dalam keadaan berbaring, sesekali dapat duduk ditempat tidur, pasien tidak dapat berjalan kaerena menggunakan cateter, tampak lemah, sistem pencernaan dalam keadaan kurang baik, dan konjungtiva mata terlihat pucat.

Laporan Kasus Rumah Sakit

16

Diagnosa gizi 14 April 2018 1. Domain Intake NI-2.1 Kekurangan Intake Makanan dan Minuman Oral Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan, kurangnya asupan makanan dan minuman, dibuktikan dengan hasil recall asupan makanan dan minuman pasien yang semuanya masuk dalam kategori defisit berat (energi 29%, protein 14%, lemak 4%, karbohidrat 39%, besi 4%, dan vitamin C 5%).

2. Domain Klinik NC-3.2 Penurunan Berat Badan yang Tidak Diharapkan Penurunan berat badan yang tidak diharapkan berkaitan dengan, adanya infeksi dibuktikan dengan hasil lab WBC yang tinggi yaitu 15.23x10^3/Ul.

Prioritas Diagnosa Gizi Domain Intake Pasien mengalami kekurangan intake makanan dan minuman oral yaitu, energi, protein, lemak, karbohidrat, besi dan vitamin C yang semuanya masuk dalam kategori deisit berat. Selain itu pasien juga memiliki kadar HGB yang masuk dalam kategori rendah. Oleh karena itu, pasien membutuhkan peningkatan asupan zat gizi untuk menunjang peningkatan kadar HGB pasien. Selain peningkatan asupan, pasien juga perlu diberikan edukasi terkait dengan pemberian asupan, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, pola makan dan jenis diet yang diberikan. Seiring dengan pemorsian dan edukasi yang diberikan diharapkan masalah zat gizi yang sedang dialami oleh pasien dapat teratasi.

Laporan Kasus Rumah Sakit

17

Intervensi gizi 14 Maret 2018 Tujuan Diet Jangka pendek 1-2 hari 1. Meningkatkan asupan energi pasien sesuai dengan kebutuhan yaitu 2250 kkal. 2. Meningkatkan asupan protein pasien sesuai dengan kebutuhan yaitu 2g/kg BB sebesar 101 gr. 3. Meningkatkan asupan lemak pasien sesuai dengan kebutuhan yaitu 20% dari kebutuhan energi total sebesar 51,5 gr. 4. Meningkatkan asupan karbohidrat pasien sesuai dengan kebutuhan yaitu 62% dari kebutuhan energi total sebesar 341,5 gr 5. Meningkatkan asupan cairan pasien sesuai dengan kebutuhan yaitu sebesar 2.154,8 cc atau 2,1 liter. 3. Jenis Diet β€œDiet ETPT/TKTP I”. Bentuk makanan yang diberikan adalah makanan biasa atau nasi biasa. 4. Perhitungan Zat Gizi Dan Cairan Diketahui: Nama: Ny N Usia: 19 tahun BB: 39,7 kg TB: 158,6 cm 𝐿𝐼𝐿𝐴 π΄π‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™

1. % LILA = 𝐿𝐼𝐿𝐴 π‘†π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿ π‘₯ 100% 20,5

= (26,5) π‘₯ 100% = 77% (Kurang) 2. BBI = TB – 100 x 90% = 158,6 – 100 x 90% = 58,6 x 90% = 52,74 kg

3. Kebutuhan energi dan zat gizi makro a. Energi

: BEE = (9,6 x BBI ) + (1,9 x TB) – (4,7 x U) + 655,1

Laporan Kasus Rumah Sakit

18

= (9,6 x 52,74) + (1,9 x 158,6) – (4,7 x 19) + 655,1 = (506,30) + (301,34) – (89,3) + 655,1 = 807,64 – 89,3 = 718,34 + 655,1 = 1.373,44 kkal HBE

= BEE x FA x FI = 1.373,44 x 1,2 x 1,4 = 2.307, 38 kkal = 2.19,01 – 2.422,75 kkal

Β±5%

b. Protein

= 2 x 52,74 = 105,48 gr =

105,48 π‘₯ 4 2.307,38

= 18, 3% = 100,21 – 110,75 gr

Β±5%

c. Lemak

=

20% π‘₯ 2.307,38 9

= 51,27 gr = 48,7 – 53,83 gr

Β±5%

d.

Karbohidrat =

62% π‘₯ 2.307,38 4

= 246,12 gr = 328,8 – 363,43 gr

Β±5%

4. Kebutuhan zat gizi mikro 𝐡𝐡

a. Besi = 𝐡𝐡𝑆 x nilai zat gizi AKG =

52,74 54

x 26

= 25,39 mg 𝐡𝐡

b. Vit. C = 𝐡𝐡𝑆 x nilai zat gizi AKG =

52,74 54

x 75

Laporan Kasus Rumah Sakit

19

= 73,25 mg

5. Perhitungan kebutuhan cairan Berat badan ideal pasien : 52,74 kg Kebutuhan cairan

: 10 kg x 100 = 1000 : 10 kg x 50

= 500

: 32,74 x 20

= 654,8 = 2.154,8 cc

6. Perhitungan Infus Sodium Chloride 0,9% 20 tpm Cairan infus = 20 x 60 x 24 jam =

28.800 𝑑𝑒𝑑𝑒𝑠 20

= 1440 cc/ml Kandungan cairan infus Sodium Chloride 0,9% 1440

Na = 1000 x 308 = 443,52 mEq/l 1440

Cl = 1000 x 308 = 443,52 mEq/l 1440

Tekanan osmolaritas = 1000 x 616 = 887,04 mOsm/l Kebutuhan cairan melalui oral = cairan total – cairan infus = 2.154,8 – 1440 = 714,8 cc Tabel 3.1 Tabel perencanaan menu dalam sehari Bahan makanan

P

Energi

Protein

Lemak

KH

Besi

Vit C

(kkal)

(gr)

(gr)

(gr)

(mg)

(mg)

Makanan pokok

5

875

20

-

200

1,7

0

Lauk hewani

5

375

35

25

-

2,4

0

Lauk nabati

4

300

20

12

28

17,2

0

Sayuran

5

125

5

-

25

8,1

17

Laporan Kasus Rumah Sakit

20

Buah

2

100

-

-

24

1

9

Minyak

2

100

-

10

-

0,7

0

Susu

1,5

375

21

4,5

64,2

1,56

7,5

2250

101

51,5

341,5 32,66

Jumlah

33,5

Tabel 3.2 Tabel pembagian penukar dalam sehari Bahan

P

Makan

Selingan

Makan

Selingan

Makan Malam

makanan

pagi

siang

Makanan 5

1Β½

-

2

-

1Β½

5

1Β½

-

2

-

1Β½

4

1

-

1

-

2

Sayur

5

1Β½

-

2

-

1Β½

Buah

2

1

-

1

-

-

Minyak

2

1

-

Β½

-

Β½

Susu

1,5

-

ΒΎ

-

3/4

-

pokok Lauk hewani Lauk nabati

Tabel 3.3 Tabel perencanaan menu dalam sehari Waktu makan

Menu

Bahan

Berat

Penukar

06.00 WIB

Nasi

Nasi

150

1Β½

60

1Β½

110

1

Ikan

haruan Ikan haruan

bumbu bali Tahu goreng

Laporan Kasus Rumah Sakit

Tahu

21

Minyak

5

1

Jagung muda

75

ΒΎ

Wortel

75

ΒΎ

Buah

Pisang

50

1

10:00

Susu

Susu peptisol

47,25

ΒΎ

11.00

Nasi

Nasi

200

2

ikan Tongkol

85

2

Minyak

2,5

Β½

Tempe bacem

Tempe

50

1

Sayur bening

Labu

75

ΒΎ

Kacang

75

ΒΎ

Jagung

50

Β½

Buah

Pisang

110

1

14:00

Susu

Susu Peptisol

47,25

ΒΎ

16.00

Nasi

Nasi lunak

150

1Β½

Ayam kecap

Ayam

60

1

Tahu goreng

Tahu

220

2

Minyak

Minyak

5

1

Sop sayur

Wortel

125

ΒΎ

Kentang

25

ΒΌ

Orak-arik jagung muda

Gulai tongkol

panjang

*Berat bahan diatas adalah berat bersih.

Laporan Kasus Rumah Sakit

22

\ Tabel 3.4 Tabel analisis asupan zat gizi pemorsian hari 1 (14 maret 2018) Waktu

Menu

Bahan

Pemorsian

Sisa (gr)

BDD

Asupan (gr)

makan

makanan

makanan

(gr)

06.00

Nasi

Nasi

150

71

-

79

60

21

48

27

110

0

-

110

Minyak

2,5

0

-

2,5

Orak-arik

Jagung

75

50

-

25

jagung

muda

Wortel

75

15

-

60

Buah

Pisang

110

0

68,2

68,2

Susu

Susu

47,25

0

-

47,25

200

0

-

200

85

70

68

12,24

minyak

2,5

2

-

0,5

Tempe

50

50

-

0

Labu

75

30

-

35

WIB Ikan haruan Ikan haruan bumbu bali Tahu goreng Tahu

muda

peptisol 11.00

Nasi

Nasi

WIB Gulai tongkol

Tempe

ikan Ikan tongkol

bacem Sayur

Laporan Kasus Rumah Sakit

23

bening Kcg

75

10

-

65

Jagung

50

0

14

14

Buah

Pisang

110

0

68,2

68,2

Susu

Susu

47,25

23,62

-

23,62

panjang

peptisol 16.00

Nasi

Nasi

150

0

-

150

Ayam

ayam

60

0

34,8

34,8

220

0

-

220

Minyak

5

0

-

5

Wortel

125

0

-

125

Kentang

25

0

-

25

WIB

kecap Tahu goreng Tahu

Sop sayur

*Perhitungan BDD terlampir Asupan zat gizi Waktu

Bahan

Berat

Makanan

(gram)

14 April Nasi

E

P

L

KH

Fe

Vit C

79

102,7

1,9

0,2

22,6

0

0,2

2018

Ikan gabus

27

22,7

4,9

0,2

0

0,3

0,1

Pagi

Tahu

110

83,6

8,9

5,3

2,1

0

5,9

Minyak

2,5

21,6

0

2,5

0

0

0

Jagung muda

25

27

0,8

0,3

6,3

1,5

0,2

Wortel

60

11,3

0,6

0,1

2,5

1,8

0,5

Pisang

68,2

79,1

0,5

0,1

21,3

7,5

0,4

Laporan Kasus Rumah Sakit

24

Selingan Susu peptisol

47,25

187,5

10,5

2,25

32,25

5,6

1,3

Nasi

200

260

4,8

0,4

57,2

0

0,4

Ikan tongkol

12,24

13,6

2,9

0,1

0

0

0,1

Minyak

0,5

4,3

0

0,5

0

0

0

Labu waluh

35

5,3

0,8

0,1

0,7

8,8

0,4

Kcg. Panjang

65

22,7

1,2

0,2

5,1

6,5

0,8

Jagung manis

14

15,1

0,5

0,2

3,5

0,8

0,1

Pisang

68,2

79,1

0,5

0,1

21,3

7,5

0,4

47,25

187,5

10,5

2,25

32,25

5,6

1,3

Nasi

150

195

3,6

0,3

42,9

0

0,3

Ayam

34,8

99,1

9,4

6,6

0

0

0,5

Tahu

220

167,2

17,8

10,6

4,2

0

11,9

Minyak

5

43,1

0

5

0

0

0

Wortel

125

23,6

1,3

0,1

5,1

3,8

1,1

Kentang

25

23,2

0,5

0

5,4

3,3

0,1

Pagi Siang

Selingan Susu peptisol Sore Malam

Jumlah

Laporan Kasus Rumah Sakit

1.674,3

81,9

37,4

264,7

53

26

25

Tabel 3.5 Tabel analisis asupan zat gizi pemorsian hari 1 (14 April 2018) Zat gizi

Asupan

Kebutuhan

Tingkat kons

Interpretasi

Energi

1.674,3 kkal

2250 kkal

74%

Defisit Sedang

Protein

81,9 gr

101 gr

81%

Defisit Ringan

Lemak

37,4 gr

51,5 gr

72%

Defisit Sedang

Karbohidrat

264,7 gr

341,5 gr

77%

Defisit Sedang

Cairan

2240 cc

2154,8 cc

104%

Normal

Besi

26 mg

25,39 mg

102%

Normal

Vitamin C

53 mg

73, 25 mg

72%

Defisit Sedang

5. Prinsip Diet Energi tinggi Protein tinggi Lemak cukup Karbohidrat cukup Cairan cukup Vit C dan Fe, tinggi 6. Syarat Diet a. Energi tinggi diberikan sebanyak 2250 kkal untuk digunakan sebagai sumber energi utama dan mencegah katabolisme protein b. Protein tinggi diberikan sebanyak 101 gr untuk memperbaiki dan mengganti sel serta jaringan yang rusak serta protein juga dapat membantu pembentukan Hb c. Lemak cukup diberikan sebanyak 51,5 gr untuk menghindari terjadinya mual dan muntah d. Karbohidrat cukup

diberikan sebanyak 341,5 gr untuk menghindari

terjadinya pemecahan protein menjadi energi utama.

Laporan Kasus Rumah Sakit

26

e. Cairan cukup diberikan sebanyak 2154,8 cc untuk menghindari mencegah terjadinya dehidrasi dan untuk menggantikan cairan yang hilang/keluar melalui muntah. f. Vit C diberikan sesuai dengan kebutuhan yaitu sebanyak 73,25 mg guna membantu penyerapan zat besi g. Besi (Fe) diberikan cukup sesuai dengan kebutuhan yaitu sebanyak 25,39 mg untuk membantu pembentukan hemoglobin

7. Bentuk Makanan Makanan biasa (Nasi biasa)

8. Frekuensi 3

Kali makan utama dan 2 kali selingan (pagi, menjelang siang, siang, menjelang sore, dan sore)

9. Rute  Oral

10. Edukasi Sasaran: Edukasi diberikan kepada pasien dan keluarga pasien yang menunggu Waktu: Penyampaian edukasi kepada pasien yaitu ketika pasien akan mendapatkan makanannya dan setelah selesai menghabiskan makanannya Tempat: Ruang Cempaka (III) Edukasi yang diberikan: -

Pasien harus memakan makanan dari rumah sakit dan harus dihabiskan sendiri.

-

Menjelaskan kepada pasien syarat dan prinsip diet ETPT/TKTP

-

Bentuk makanan yang diberikan dan frekuensi pemberian makanan

-

Menjelaskan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan seperti teh karena kandungan tanin didalam teh dapat menghambat penyerapan Fe yang dimana apabila Fe tidak terserap dengan baik maka akan memperparah anemia yang diderita pasien

Laporan Kasus Rumah Sakit

27

Monitoring evaluasi Tabel 3.6 Tabel monitoring dan evaluasi Dampak Asuhan

a. Kekurangan intake makanan dan minuman oral

Gizi Outcome Indicator Outcome

a. Asupan intake makanan dan minuman saat recall ,yaitu: Energi = 29% Protein = 14% Lemak = 4% Karbohidrat = 39% Cairan = 42% Besi = 4% Vitamin C = 5%

Kriteria

a. Menurut Depkes RI tahun 1996 hasil

recall asupan intake

makanan dan minuman oral klien yaitu: Energi = Defisit berat Protein = Defisit berat Lemak = defisit berat Karbohidrat = Defisit berat Cairan = Defisit berat Besi = Defisit berat Vitamin C = Defisit berat Dokumentasi

a. Pada kunjungan awal asupan intake makanan dan minuman oral,

Monitoring

yaitu:

Evaluasi

Energi = 29% (DB) Protein = 14% (DB) Lemak = 4% (DB) Karbohidrat = 39% (DB) Cairan = 42,8% (DB) Besi = 14% (DB) Vitamin C = 6% (DB)

Dokumentasi

a. Pada pengkajian gizi selanjutnya setelah intervensi, target

Monitoring Laporan Kasus Rumah Sakit

direncanakan yang telah tercapai yaitu: 28

Energi = 74% (Defisit Sedang)

Evaluasi

Protein = 81% (Defisit ringan) Lemak = 72% (Defisit sedang) Karbohidrat = 77% (Defisit sedang) Cairan = 104 % (Normal) Besi = 102% (Normal) Vitamin C = 72% (Defisit sedang)

ASESMENT (14 Maret 2018) 6. Client history CH 1 Riwayat personal CH 1.1 Data personal CH 1.1.1 Umur ο‚·

Pasien berumur 19 tahun

CH 1.1.2 Jenis kelamin ο‚·

Pasien berjenis kelamin perempuan

CH 1.1.3 Suku ο‚·

Pasien bersuku dayak

CH 1.1.4 Bahasa ο‚·

Pasien menggunakan bahasa indonesia dan bahasa dayak

CH 1.1.5 Kemampuan membaca ο‚·

Pasien memiliki kemampuan membaca yang baik

CH 1.1.6 Edukasi ο‚·

Pendidikan terakhir pasien adalah SMA

CH 1.1.7 Peran dalam keluarga ο‚·

Pasien berperan sebagai isteri dalam keluarga

CH 1.1.10 Morbilitas Laporan Kasus Rumah Sakit

29

ο‚·

Pasien saat ini dalam kondisi yang semakin membaik, pasien tidak hanya berbaring saja tetapijuga bisa duduk seperti biasanya

Identifikasi: Pasien saat ini sudah dapat duduk dan kondisinya semakin membaik. CH 2 Riwayat medis CH 2.1 Riwayat medis CH 2.1.5 Gastrointestinal ο‚·

Pada tanggal 14 April 2018 pasien sudah tidak merasa mual

CH 2.1.8 Immune ο‚·

Pasien diketahui memiliki alergi terhadap sarden

CH 2.1.13 Respiratory ο‚·

Pada tanggal 14 April 2018 laju respirasi pasien normal

CH 2.2 Perawatan/terapi CH 2.2.1 Perawatan/terapi medis ο‚·

Pada tanggal 14 Pada tanggal 09 Maret 2018 pasien mendapatkan infus Sodium Chloride 0,9% 20 tpm, injeksi cefotaxime 2x1 dan transfusi PRC 1 Kolf/24 jam

ο‚·

CH 2.3 Riwayat sosial

CH 2.3.1 Faktor sosial ekonomi ο‚·

Pasien termasuk dalam kondisi sosial ekonomi menengah kebawah

CH 2.3.6 Pekerjaan ο‚·

Pasien sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga

CH 2.3.7 Agama ο‚·

Pasien beragama islam

Laporan Kasus Rumah Sakit

30

Identifikasi: Pasien menggunakan infus Sodium Chloride 0,9% 20 tpm, inj. cefotaxime 2x1 dan Transfusi PRC 1 Kolf/24 jam. 7. Food history FH 1 Asupan makanan dan zat gizi FH 1.1 Asupan energi FH 1.1.1 Asupan energi total ο‚·

Asupan energi total pasien saat dilakukan recall adalah 1896,9 kkal (84% dari kebutuhan energi total yaitu 2250 kkal)

FH 1.2 Asupan makanan dan minuman FH 1.2.1 Asupan cairan/minuman FH 1.2.1.1 Jumlah cairan melalui oral ο‚·

Asupan cairan pasien saat dilakukan recall adalah 2240 cc (104 % dari kebutuhan cairan total yaitu 2154,8 cc)

FH 1.2.2 Asupan makanan FH 1.2.2.1 Jumlah makanan ο‚·

Jumlah makanan yang dikonsumsi pasien yang diketahui saat melakukan recall masuk dalam jumlah cukup

FH 1.2.2.2 Jenis makanan ο‚·

Jenis makanan yang dikonsumsi pasien yang diketahui saat melakukan recall termasuk dalam jenis makanan biasa

FH 1.2.2.3 Pola makan ο‚·

Pola makan pasien yang diketahui saat melakukan recall yaitu 5 kali sehari, 3 kali makanan utama dan 2 kali selingan.

FH 1.2.2.5 Variasi makanan ο‚·

Variasi makanan yang dikonsumsi pasien yang diketahui saat melakukan recall termasuk kategori bervariasi

ο‚·

FH 1.3 Asupan enteral dan parenteral

FH 1.3.2 Parenteral FH 1.3.2.2 Cairan intravena Laporan Kasus Rumah Sakit

31

ο‚·

Saat sudah berada dirumah sakit pasien mendapatkan cairan melalui intravena yaitu Sodium Chloride 0,9% .

FH 1.5 Asupan zat gizi makro FH 1.5.1 Asupan lemak dan kolesterol FH 1.5.1.1 Lemak total ο‚·

Asupan lemak total pasien saat dilakukan recall yaitu 42,6 gr (82% dari total kebutuhan lemak yaitu 51,5 gr)

FH 1.5.2 Asupan protein FH 1.5.2.1 Protein total ο‚·

Asupan protein total pasien saat dilakukan recall yaitu 90 gr (89% dari total kebutuhan protein yaitu 101 gr)

FH 1.5.3 Asupan karbohidrat FH 1.5.3.1 Karbohidrat total ο‚·

Asupan karbohidrat total pasien saat dilakukan recall yaitu 296,81 gr (87% dari total kebutuhan karbohidrat yaitu 341,5 gr)

Identifikasi: Dari data diatas dapat diketahui bahwa zat gizi energi, protein, lemak dan karbohidrat pasien masuk kategori defisit ringan, asupan cairan saat recall normal, makanan yang dikonsumsi pasien bervariasi. FH 1.6 Asupan zat gizi mikro FH 1.6.1 Asupan vitamin FH 1.6.1.2 Asupan vitamin C ο‚·

Asupan vitamin C total pasien saat dilakukan recall yaitu 35,7 mg (49% dari kebutuhan total yaitu 73,25 mg)

FH 1.6.2 Asupan mineral FH 1.6.2.3 Zat besi ο‚·

Asupan zat besi total pasien saat dilakukan recall yaitu 26,3 mg (103% dari kebutuhan total yaitu 25,39 mg)

Identifikasi: Asupan vitamin C pasien masuk kategori Defisit berat. Asupan mineral pasien yaitu Besi masuk dalam kategori defisit ringan.

Laporan Kasus Rumah Sakit

32

FH 3 Penggunaan obat-obatan atau obat alternatif/pelengkap FH 3.1 Suplemen obat dan jamu FH 3.1.1 Penggunaan obat yang diresepkan ο‚·

Pasien saat dirumah sakit mendapatkan resep dokter untuk menerima injeksi cefotaxime 2 x sehari

FH 4 Pengetahuan/kepercayaan/sikap FH 4.1 Pengetahuan/ketrampilan FH 4.1.1 Area dan tingkat pengetahuan ο‚·

Pasien atau keluarga tidak memiliki pengetahuan apapun terkait diet yang sesuai dengan kondisi pasien karena tidak pernah mendapatkan edukasi/konseling gizi

Identifikasi: Pasien tidak pernah mendapatkan edukasi atau konseling terkait gizi FH 7 Aktifitas dan fungsi fisik FH 7.2 Gizi terkait ADI’s dan IADIS FH 7.2.2 Kemampuan fisik untuk makan sendiri ο‚·

Pasien mampu untuk makan sendiri tanpa dibantu oleh orang lain dan tanpa menggunakan alat bantu makan

FH 7.3 Aktifitas fisik FH 7.3.1 Riwayat aktifitas fisik ο‚·

Pasien biasa nya sebelum masuk RS beraktifitas fisik ringan hingga sedang seperti membersihkan rumah, mencuci, memasak dan terkadang membantu di kebun.

Identifikasi: Pasien bisa makan sendiri tanpa dibantu orang lain dan tanpa menggunakan alat bantu dan aktifitas fisik yang biasa dilakukan pasien sebelum masuk RS adalah aktifitas ringan hingga sedang. 8. Antropometri AD 1.1 Komposisi/pertumbuhan tubuh/Riwayat BB AD 1.1.1 TB estimasi

Laporan Kasus Rumah Sakit

33

ο‚·

TB estimasi pasien adalah 158,6 cm

AD 1.1.2 BB Estimasi ο‚·

BB estimasi pasien adalah 39,7 kg

AD 1.1.3 LILA ο‚·

LILA pasien adalah 20,5 cm

AD 1.1.5 LILA/U ο‚·

Klien memiliki nilai LILA/U 77%

Identifikasi: Berdasarkan perhitungan LILA/U, status gizi pasien masuk dalam kategori kurang, TB estimasi pasien diambil dengan melakukan pengukuran rentang lengan dan BB estimasi pasien diambil dengan melakukan pengukuran LILA. 9. Data biokimia BD 1.10 Profil anemia gizi BD 1.10.1 Hemoglobin ο‚·

Data HBG pasien 14 adalah 8,0 g/dl

Identifikasi: Diketahui pasien menderita anemia karena nilai Hemoglobin yang rendah tetapi nilai ini telah mengalami peningkatan dari yang sebelumnya. 10. Fisik klinis PD 1.1 Nutrition focus pada fisik/klinis PD 1.1.1 Penampilan keseluruhan ο‚·

Penampilan keseluruhan pasien dalam keadaan berbaring, sesekali duduk ditempat tidur, pasien tidak dapat berjalan karena pasien menggunakan kateter.

PD 1.1.5 Sistem pencernaan ο‚·

Sistem pencernaan pasien dalam keadaan baik karena tidak mengalami nyeri perut dan mual lagi

PD 1.1.6 Kepala dan mata ο‚·

Konjungtiva mata pasien masih agak pucat

Laporan Kasus Rumah Sakit

34

Identifikasi: Penampilan keseluruhan pasien dalam keadaan berbaring, sesekali dapat duduk ditempat tidur, pasien tidak dapat berjalan kaerena menggunakan cateter, sistem pencernaan dalam keadaan dan baik, konjungtiva mata terlihat agak pucat.

Laporan Kasus Rumah Sakit

35

Diagnosa gizi 14 April 2018 1. Domain Intake NI-2.1 Kekurangan Intake Makanan dan Minuman Oral Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan, kurangnya asupan makanan dan minuman, dibuktikan dengan hasil recall asupan makanan pasien yang masuk dalam kategori defisit ringan dan sedang.

2. Domain Klinik NC-3.2 Penurunan Berat Badan yang Tidak Diharapkan Penurunan berat badan yang tidak diharapkan berkaitan dengan, adanya infeksi dibuktikan dengan hasil lab WBC yang tinggi yaitu 15.23x10^3/Ul.

Prioritas Diagnosa Gizi Domain Intake Pasien mengalami kekurangan intake makanan dan minuman oral yaitu, energi (DS), protein (DR), lemak (SD), karbohidrat (DS), dan vitamin C (DS) yang masuk dalam kategori deisit baik sedang maupun ringan. Selain itu pasien juga memiliki kadar HGB yang masih masuk dalam kategori rendah. Oleh karena itu, pasien membutuhkan peningkatan asupan zat gizi untuk menunjang peningkatan kadar HGB pasien dan asupan zat gizi. Selain peningkatan asupan, pasien juga perlu diberikan edukasi terkait dengan pemberian asupan, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, pola makan dan jenis diet yang diberikan. Seiring dengan pemorsian dan edukasi yang diberikan diharapkan masalah zat gizi yang sedang dialami oleh pasien dapat teratasi.

Intervensi gizi 14 Maret 2018 Laporan Kasus Rumah Sakit

36

Tujuan Diet Jangka pendek 1-2 hari 1. Meningkatkan asupan energi pasien sesuai dengan kebutuhan yaitu 2250 kkal. 2. Meningkatkan asupan protein pasien sesuai dengan kebutuhan yaitu 2g/kg BB sebesar 101 gr. 3. Meningkatkan asupan lemak pasien sesuai dengan kebutuhan yaitu 20% dari kebutuhan energi total sebesar 51,5 gr. 4. Meningkatkan asupan karbohidrat pasien sesuai dengan kebutuhan yaitu 62% dari kebutuhan energi total sebesar 341,5 gr 5. Meningkatkan asupan cairan pasien sesuai dengan kebutuhan yaitu sebesar 2.154,8 cc atau 2,1 liter.

Jenis Diet β€œDiet ETPT/TKTP I”. Bentuk makanan yang diberikan adalah makanan biasa atau nasi biasa. a. Perhitungan Zat Gizi Dan Cairan Diketahui: Nama: Ny N Usia: 19 tahun BB: 39,7 kg TB: 158,6 cm 𝐿𝐼𝐿𝐴 π΄π‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™

1. % LILA = 𝐿𝐼𝐿𝐴 π‘†π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿ π‘₯ 100% 20,5

= (26,5) π‘₯ 100% = 77% (Kurang) 2. BBI = TB – 100 x 90% = 158,6 – 100 x 90% = 58,6 x 90% = 52,74 kg

3. Kebutuhan energi dan zat gizi makro Energi

: BEE = (9,6 x BBI ) + (1,9 x TB) – (4,7 x U) + 655,1

Laporan Kasus Rumah Sakit

37

= (9,6 x 52,74) + (1,9 x 158,6) – (4,7 x 19) + 655,1 = (506,30) + (301,34) – (89,3) + 655,1 = 807,64 – 89,3 = 718,34 + 655,1 = 1.373,44 kkal HBE

= BEE x FA x FI = 1.373,44 x 1,2 x 1,4 = 2.307, 38 kkal

Β±5%

= 2.19,01 – 2.422,75 kkal

Protein

= 2 x 52,74 = 105,48 gr =

105,48 π‘₯ 4 2.307,38

= 18, 3% Β±5%

= 100,21 – 110,75 gr

Lemak

=

20% π‘₯ 2.307,38 9

= 51,27 gr = 48,7 – 53,83 gr

Β±5%

Karbohidrat =

62% π‘₯ 2.307,38 4

= 246,12 gr = 328,8 – 363,43 gr

Β±5%

4. Kebutuhan zat gizi mikro 𝐡𝐡

Besi = 𝐡𝐡𝑆 x nilai zat gizi AKG =

52,74 54

x 26

= 25,39 mg 𝐡𝐡

Vit. C = 𝐡𝐡𝑆 x nilai zat gizi AKG =

52,74 54

x 75

Laporan Kasus Rumah Sakit

38

= 73,25 mg

5. Perhitungan kebutuhan cairan Berat badan ideal pasien : 52,74 kg Kebutuhan cairan

: 10 kg x 100 = 1000 : 10 kg x 50

= 500

: 32,74 x 20

= 654,8 = 2.154,8 cc

Perhitungan Infus Sodium Chloride 0,9% 20 tpm Cairan infus = 20 x 60 x 24 jam =

28.800 𝑑𝑒𝑑𝑒𝑠 20

= 1440 cc/ml Kandungan cairan infus Sodium Chloride 0,9% 1440

Na = 1000 x 308 = 443,52 mEq/l 1440

Cl = 1000 x 308 = 443,52 mEq/l 1440

Tekanan osmolaritas = 1000 x 616 = 887,04 mOsm/l Kebutuhan cairan melalui oral = cairan total – cairan infus = 2.154,8 – 1440 = 714,8 cc

Laporan Kasus Rumah Sakit

39

Tabel 3.1 Tabel perencanaan menu dalam sehari Bahan makanan

P

Energi

Protein

Lemak

KH

Besi

Vit C

(kkal)

(gr)

(gr)

(gr)

(mg)

(mg)

Makanan pokok

5

875

20

-

200

1,7

0

Lauk hewani

5

375

35

25

-

2,4

0

Lauk nabati

4

300

20

12

28

17,2

0

Sayuran

5

125

5

-

25

8,1

17

Buah

2

100

-

-

24

1

9

Minyak

2

100

-

10

-

0,7

0

Susu

1,5

375

21

4,5

64,2

1,56

7,5

2250

101

51,5

341,5 32,66

Jumlah

33,5

Tabel 3.2 Tabel pembagian penukar dalam sehari Bahan

P

Makan

Selingan

Makan

Selingan

Makan Malam

makanan

pagi

siang

Makanan 5

1Β½

-

2

-

1Β½

5

1Β½

-

2

-

1Β½

4

1

-

1

-

2

Sayur

5

1Β½

-

2

-

1Β½

Buah

2

1

-

1

-

-

Minyak

2

1

-

Β½

-

Β½

Susu

1,5

-

ΒΎ

-

ΒΎ

-

pokok Lauk hewani Lauk nabati

Laporan Kasus Rumah Sakit

40

Tabel 3.3 Tabel perencanaan menu dalam sehari Waktu makan

Menu

Bahan

Berat

Penukar

06.00 WIB

Nasi

Nasi

150

1Β½

60

1Β½

Minyak

2,5

Β½

Tempe

75

1Β½

Minyak

2,5

Β½

Tumis kacang Kacang

50

Β½

Wortel

50

Β½

Taoge

50

Β½

Buah

Pisang

50

1

10:00

Susu

Susu peptisol

47,25

ΒΎ

11.00

Nasi

Nasi

200

2

Ayam goreng

Ayam

80

2

Minyak

2,5

Β½

Tempe bacem

Tempe

50

1

Sup sayur

Wortel

150

1Β½

Jagung pipil

50

Β½

Buah

Pisang

110

1

14:00

Susu

Susu Peptisol

47,25

ΒΎ

16.00

Nasi

Nasi

150

1Β½

Patin

asam Patin

60

1Β½

Ikan

patin Ikan patin

goreng

Tempe goreng

panjang

Laporan Kasus Rumah Sakit

panjang

41

manis Tahu goreng

Tahu

220

2

Minyak

Minyak

5

1

Capcay

Wortel

50

Β½

Sawi putih

50

Β½

Jagung muda

50

Β½

*Berat bahan diatas adalah berat bersih.

Tabel 3.4 Tabel analisis asupan zat gizi pemorsian hari 2 (15 April 2018) Waktu makan 06.00

Menu makanan

Bahan makanan

Pemorsian

Sisa

BDD

Asupan

Nasi

Nasi

150

0

-

150

Ikan patin goreng

Ikan patin

60

0

48

48

Minyak

2,5

0

-

2,5

Tempe

75

25

-

50

Minyak

2,5

0

-

2,5

50

0

-

50

Wortel

50

0

-

50

Taoge

50

0

-

50

Pisang

50

0

37,5

37,5

47,25

0

-

47,25

Tempe goreng

Tumis kacang

Kacang

panjang

panjang

Buah Susu

Laporan Kasus Rumah Sakit

Susu peptisol

42

11.00 WIB

Nasi

Nasi

200

0

-

200

Ayam goreng

Ayam

80

0

46,4

46,4

Minyak

2,5

0

-

2,5

Tempe bacem

Tempe

50

50

-

0

Sup sayur

Wortel

150

30

-

120

Jagung pipil

50

0

-

50

Pisang

50

0

37,5

37,5

47,25

47,25

-

0

Buah

Susu

14:00

Susu

16.00

Nasi

Nasi

150

5

-

145

Patin asam manis

Patin

60

2

48

46

Tahu goreng

Tahu

220

30

-

190

Minyak

5

0,7

-

4,3

Wortel

50

0

-

50

50

0

-

25

50

0

-

50

Capcay

peptisol

Jagung muda Sawi putih *Perhitungan BDD terlampir

Laporan Kasus Rumah Sakit

43

Asupan zat gizi Waktu

Bahan

Berat

Makanan

(gram)

15 April Nasi

E

P

L

KH

Fe

Vit C

150

195

3,6

0,3

42,9

0

0,3

2018

Patin

48

47

8,7

1,2

0

0

0,3

Pagi

Minyak

2,5

21,6

0

2,5

0

0

0

Tempe

50

132,5

7,9

8,5

8,4

5,5

1,1

Minyak

2,5

21,6

0

2,5

0

0

0

Kcg. Panjang

50

17,4

0,9

0,2

4

5

0,6

Wortel

50

9,4

0,5

0,1

2

1,5

0,4

Taoge

50

30,5

3,3

1,7

2,4

4

0,6

Pisang

37,5

43,5

0,3

0,1

11,7

4,1

0,2

47,25

187,5

10,5

2,25

32,25

5,6

1,3

Nasi

200

260

4,8

0,4

57,2

0

0,4

Ayam

46,4

132,2

12,5

8,8

0

0

0,6

Minyak

2,5

21,6

0

2,5

0

0

0

Wortel

120

22,7

1,2

0,1

4,9

3,6

1,1

Jagung manis

50

54

1,6

0,6

12,6

3

0,3

Pisang

37,5

43,5

10,3

0,1

11,7

4,1

0,2

Nasi

145

188,5

3,5

0,3

41,5

0

0,3

Patin

46

45,1

8,3

1,1

0

0

0,3

Tahu

190

144,4

15,4

9,1

3,6

0

10,3

Minyak

4,3

37,1

0

4,3

0

0

0

Wortel

50

9,4

0,5

0,1

2

1,5

0,4

Jagung manis

25

27

0,8

0,3

6,3

1,5

0,2

Sawi putih

50

7,5

1,1

0,1

1

12,5

0,6

Selingan Susu peptisol Pagi Siang

Malam

Jumlah

Laporan Kasus Rumah Sakit

1.699

95,7

47,15

244,45

51,9

19,5

44

Tabel 3.5 Tabel perbandingan total asupan (15 April 2018) dengan kebutuhan Zat gizi

Asupan

Kebutuhan

Tingkat kons

Interpretasi

Energi

1.699 kkal

2250 kkal

75%

Defisit sedang

Protein

95,7 gr

101 gr

94%

Normal

Lemak

47,15 gr

51,5 gr

91%

Normal

Karbohidrat

244,45 gr

341,5 gr

71%

Defisit sedang

Cairan

2240 cc

2154,8 cc

104%

Normal

Besi

19,5 mg

25,39 mg

76%

Defisit sedang

Vitamin C

51,9 mg

73, 25 mg

70%

Defisit sedang

b. Prinsip Diet Energi tinggi Protein tinggi Lemak cukup Karbohidrat cukup Cairan cukup Vit C dan Fe, tinggi c. Syarat Diet 1. Energi tinggi diberikan sebanyak 2250 kkal untuk digunakan sebagai sumber energi utama dan mencegah katabolisme protein 2. Protein tinggi diberikan sebanyak 101 gr untuk memperbaiki dan mengganti sel serta jaringan yang rusak serta protein juga dapat membantu pembentukan Hb 3. Lemak cukup diberikan sebanyak 51,5 gr untuk menghindari terjadinya mual dan muntah 4. Karbohidrat cukup diberikan sebanyak 341,5 gr untuk menghindari terjadinya pemecahan protein menjadi energi utama.

Laporan Kasus Rumah Sakit

45

5. Cairan cukup diberikan sebanyak 2154,8 cc untuk menghindari mencegah terjadinya dehidrasi dan untuk menggantikan cairan yang hilang/keluar melalui muntah. 6. Vit C diberikan sesuai dengan kebutuhan yaitu sebanyak 73,25 mg guna membantu penyerapan zat besi 7. Besi (Fe) diberikan cukup sesuai dengan kebutuhan yaitu sebanyak 25,39 mg untuk membantu pembentukan hemoglobin

d. Bentuk Makanan Makanan biasa (Nasi biasa)

e. Frekuensi 5

Kali makan, 3 kali makanan utama dan 2 kali selingan (pagi, menjelang siang, siang, menjelang sore, dan sore)

f. Rute  Oral

g. Edukasi Materi atau penjelasan yang diberikan yaitu β€œDiet ETPT 1” 1. Memberikan informasi kepada Ny N dan keluargnya untuk tidak mengkonsumsi teh ataupun kopi karena HGB Ny N yang masih rendah. 2. Memberikan informasi kepada Ny N dan keluarga agar makanan rumah sakit selalu dihabiskan, karena makanan yang diberikan kepada Ny N sudah disesuaikan dengan kondisi penyakitnya saat ini dan diharapkan dapat segera pulih. 3. Memberikan motivasi kepada Ny N untuk mengikuti diet yang diberikan, agar lekas sembuh. 4. Memberikan pemahaman tentang makanan yang dapat menunjang peningkatan kadar Hb seperti ikan, daging serta buah-buahan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, apel dan pisang serta sayur-sayuran yang kaya akan Fe dan bisa ditandai seperti sayuran yang berwarna merah seperti bayam merah. Laporan Kasus Rumah Sakit

46

5. Memberikan pemahaman tentang syarat dan prinsip diet ETPT. 6. Menjelaskan bahan makanan yang tidak dianjurkan pada diet ETPT seperti alkohol, teh, kopi kental, makanan yang berlemak tinggi. Sayuran mengandung gas juga sebaiknya dihindari seperti kol, dan sawi. Untuk bumbu hindari penggunaan bumbu tajam seperti merica dan cabai. 7. Membantu pasien menyusun menu diet ETPT untuk memenuhi kebutuhan Pasien.

Laporan Kasus Rumah Sakit

47

Monitoring evaluasi Tabel 3.6 Tabel monitoring dan evaluasi Dampak

b. Kekurangan intake makanan dan minuman oral

Asuhan Gizi Outcome Indicator Outcome

b. Asupan intake makanan dan minuman saat recall ,yaitu: Energi = 74% Protein = 81% Lemak = 72% Karbohidrat = 77% Cairan = 104% Besi = 102% Vitamin C = 72%

Kriteria

b. Menurut Depkes RI tahun 1996 hasil recall asupan intake makanan dan minuman oral klien yaitu: Energi = Defisit sedang Protein = Defisit ringan Lemak = Defisit sedang Karbohidrat = Defisit sedang Cairan = Normal Besi = Normal Vitamin C = Defisit sedang

Dokumentasi

a. Pada kunjungan awal asupan intake makanan dan minuman oral,

Monitoring

yaitu:

Evaluasi

Energi = 74%(DS) Protein = 81%(DR) Lemak = 72%(DS) Karbohidrat = 77%(DS) Cairan = 104%(N) Besi = 102%(N) Vitamin C = 72% (DS)

Laporan Kasus Rumah Sakit

48

Dokumentasi Monitoring Evaluasi

Pada pengkajian gizi selanjutnya setelah intervensi, target direncanakan yang telah tercapai yaitu: Energi = 75% (DS) Protein = 94% (N) Lemak = 91% (N) Karbohidrat = 71% (DS) Cairan = 104 % (N) Besi = 76% (DS) Vitamin C = 70% (DS)

Laporan Kasus Rumah Sakit

49

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Malahidatidosa Mola hidatidosa merupakan penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik villi dan perubahan hidopik. Mola hidatidosa yang dikenal awam sebagai hamil anggur merupakan kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan bakal janin, sehingga terbentuk jaringan permukaan membran (villi) yang mirip gerombolan buah anggur (Norma & Dwi, 2013). Kehamilan mola hidatidosa karena ketidakseimbangan kromosom pada kehamilan. Faktor penyebab terjadinya kehamilan mola hidatidosa antara lain sel telur yang secara patologi sudah mati tetapi terhambat untuk dikeluarkan, adanya imunoseletif dari trofoblas, status sosial ekonomi yang rendah, paritas yang tinggi, defisiensi protein dan adanya infeksi virus serta faktor kromosom yang belum jelas (Yahya, 2014 dalam Norma & Dwi, 2013). Mola hidatidosa lebih sering terjadi pada puncak umur reproduktif. Wanita pada umur remaja muda atau premenopausal yang paling berisiko. Wanita dengan umur 35 tahun ke atas memiliki peningkatan risiko 3 kali lipat. Wanita lebih tua dari 40 tahun mengalami peningkatan sebanyak 7 kali lipat dibandingkan wanita yang lebih muda. Seberapa banyak partus sepertinya tidak mempengaruhi risiko (Monga, 2006 dalam Norma & Dwi 2013). Mola hidatidosa terdiri dari dua jenis menurut Myles, 2009 yaitu : a. Mola hidatidosa komplet Pada mola jenis ini, tidak terdapat adanya tanda-tanda embrio, tali pusat, atau membran. Kematian terjadi sebelum berkembangnya sirkulasi plasenta. Villi korionik berubah menjadi vesikel hidropik yang jernih yang menggantung bergerombol pada pedikulus kecil, dan memberi tampilan seperti seikat anggur. Ukuran vesikel bervariasi, dari yang sulit dilihat sampai yang berdiameter beberapa sentimeter. Hiperplasia menyerang lapisan sinsitiotrofoblas dan sitotrofoblas. Massa mengisi rongga uterus dan dapat cukup besar untuk menyerupai kehamilan. Pada kehamilan normal, trofoblas meluruhkan desidua untuk menambatkan hasil konsepsi. Hal ini berarti bahwa mola yang sedang berkembang dapat berpenetrasi ke tempat implantasi. Miometrium dapat terlibat, begitu pula dengan vena Laporan Kasus Rumah Sakit

50

walaupun jarang terjadi. Ruptur uterus dengan perdarahan massif merupakan salah satu akibat yang dapat terjadi. Mola komplet biasanya memiliki 46 kromosom yang hanya berasal dari pihak ayah (paternal). Sperma haploid memfertilasi telur yang kosong yang tidak mengandung kromosom maternal. Kromosom paternal berduplikasi sendiri. Korsiokarsioma dapat terjadi dari mola jenis ini.

b. Mola hidatidosa partial Tanda-tanda adanya suatu embrio, kantong janin, atau kantong amnion dapat ditemukan karena kematian terjadi sekitar minggu ke-8 atau ke-9. Hiperplasia trofoblas hanya terjadi pada lapisan omplet. Analisis kromosom biasanya akanmenunjukan adanya triploid dengan 69 kromosom, yaitu tiga set kromosom: satu maternal dan dua paternal. Secara histologi, membedakan antara mola parsial dan keguguran laten merupakan hal yang sulit dilakukan. Hal ini memiliki signifikansi klinis karena walaupun risiko ibu untuk menderita koriokarsinoma dari mola parsial hanya sedikit, tetapi pemeriksaan tindak lanjut tetap menjadi hal yang sangat penting.

B. Komplikasi Komplikasi pada mola hidatidosa menurut Nugroho, 2011 meliputi : a. Perdarahan hebat. b. Anemia. c. Syok hipovolemik. d. Infeksi sekunder. e. Perforasi uterus. f. Keganasan (PTG).

C. Etiologi Molahidatidosa 3 Menurut Purwaningsih, 2010 penyebab terjadinya mola hidatidosa adalah pembengkakan pada vili (degenerasi pada hidrofik) dan poliferasi trofoblas. Faktor yang dapat menyebabkan mola hidatidosa antara lain: a. Faktor ovum: ovum patologik sehingga mati dan terlambat dikeluarkan b. Imunoselektif dari trofoblas c. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah Laporan Kasus Rumah Sakit

51

d. Paritas tinggi e. Kekurangan protein f. Infeksi virus dan factor kromosom yang belum jelas

D. Anemia Anemia merupakan salah satu dari beberapa komplikasi yang dapat menyertai molahidatidosa. Anemia yang terjadi pada kondisi ini disebabkan oleh adanya perdarahan pervaginam, yang mengakibatkan penurunan kadar Hb secara cepat yang kemudian berdampak pada anemia. Penanganan pasien dengan anemia ini biasanya langsug ditangani dengan transfusi. Aadapun kadar Hb yang normal bagi wanita ialah 12-16 g/dl.

E. Penatalaksaan diet Pasien yang mengalami Molahidatidosa yang disertai dengan anemia mendapatkan terapi diet ETPT (Energi Tinggi Protein Tinggi). Diet ETPT sendiri terbagi menjadi 2, yaitu diet ETPT 1 dan diet ETPT 2. Diet ETPT 1 diberikan dengan Energi 2600 kkal dan protein 100g (2 g/kg BB). Diet ETPT 2 diberikan dengan Energi 3000 kkal dan protein 125g (2,5 g/kg BB). Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa ditambah bahan makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur, dan daging atau dalam bentuk minuman enteral energi tinggi protein tinggi. Adapun penyusunan diet Energi Tinggi Protein Tinggi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Energi tinggi, yaitu 40 – 45 kkal/kg BB. 2. Protein tinggi, yaitu 2 – 2,5 g/kg BB. 3. Lemak cukup, yaitu 10 -25% dari kebutuhan energi total. 4. Karbohidrat cukup yaitu sisa dari kebutuhan energi total. 5. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan energi normal. 6. Bentuk makanan yang diberikan disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan pasien.

Laporan Kasus Rumah Sakit

52

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan pembahasan Upaya yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan gizi untuk pasien rawat inap dilakukan melalui pelayanan gizi dengan menyediakan makanan atau diet kepada pasien. Bagi sejumlah pasien dengan penyakit berat, upaya pelayanan gizi tersebut tidak dapat dilaksanakan secara maksimal karena berbagai keterbatasan pada penerimaan, pencernaan dan penyerapan berbagai zat gizi pada makanan didalam tubuh. Pada praktek lapangan mata kuliah dietetik lanjut, saya mendapatkan kesempatan untuk melakukan asuhan gizi diruang Cempaka atau ruang khusus penyakit reproduksi wanita. Hal yang saya lakukan pada hari pertama adalah melakukan skrining pada semua pasien baru, tujuan saya melakukan skrining adalah untuk mengatahui tingkat keparahan penyakit yang dialami pasien serta menentukan diet apa yang sebaiknya dijalani pasien dengan kondisi penyakitnya saat ini. Diruang Cempaka ini saya mengambil 1 pasien untuk dilakukan asuhan gizi. Pasien saya masuk rumah sakit pada tanggal 12 April 2018. Pasien saya adalah seorang wanita bernama Ny usia 19 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan perdarahan hebat. Ny N di diagnosa dokter susp Mola complite dengan anemia. Mola hidatidosa merupakan penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik villi dan perubahan hidopik. Mola hidatidosa yang dikenal awam sebagai hamil anggur merupakan kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan bakal janin, sehingga terbentuk jaringan permukaan membran (villi) yang mirip gerombolan buah anggur (Norma & Dwi, 2013, h.161). Faktor penyebab terjadinya kehamilan mola hidatidosa antara lain sel telur yang secara patologi sudah mati tetapi terhambat untuk dikeluarkan, adanya imunoseletif dari trofoblas, status sosial ekonomi yang rendah, paritas yang tinggi, defisiensi protein dan adanya infeksi virus serta faktor kromosom yang belum jelas (Yahya, 2014). Perdarahan pervaginam merupakan gejala utama dan keluhan tersering Laporan Kasus Rumah Sakit

53

pasien mola hidatidosa untuk datang memeriksakan diri. Berhubung kehamilan ini abnormal maka tubuh berusaha mengeluarkannya sehingga terjadi perdarahan pervaginam. Gejala perdarahan ini biasanya terjadi pada bulan pertama sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14 minggu. Perdarahan ini biasanya bersifat perdarahan biasa intermiten, bercak-bercak sedikit, atau sekaligus banyak sehingga pasien menderita anemia bahkan sampai menyebabkan syok dan kematian. Efek dilusi akibat hipervolemia yang cukup berat dibuktikan terjadi pada sebagian wanita yang molanya lebih besar. Oleh karena itu diperlukan diet yang tepat untuk pasien Ny N. Pemberian dietnya yaitu diet ETPT. Makanan yang diberikan dalam bentuk makanan biasa. Saya melakukan asuhan gizi pada Ny N selama 2 hari sejak tanggal 14 April 2018 sampai dengan 15 April 2018. Berikut adalah hasil asuhan gizi yang saya lakukan selama 2 hari: 1. Skrining Pasien Ny N dilakukan skrining awal pada tanggal 13 April 2018 untuk mengetahui resiko yang ditimbulkan dari penyakitnya. Saat dilakukan skrining perolehan skor yang didapatkan yaitu 2 dengan kesimpulan resiko sedang yang perlu dilakukan asesmen lanjut oleh Ahli Gizi dan diasesmen kembali setelah 3 hari. Dari hasil skiring tersebut diketahui bahwa pasien nampak kurus, tidak mengalami diare, mengalami mual dan muntah namun serta nyeri pada perut dan pasien mengaku nafsu makannya dalam keadaan baik. Kemudian penyakit yang dialami pasien saat ini masuk kategori penyakit kandungan yaitu susp Ab. Mola complite dengan anemia. 2. Antropometri Pada tanggal 13 April 2018 saya melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan dengan menggunakan berat badan estimasi dan tinggi badan estimasi. Prosedur pengukuran berat badan estimasi dilakukan melalui pengukuran LILA, sedangkan pengukuran tinggi badan estimasi dilakukan dengan mengukur setengah rentang lengan. Melalui estimasi pengukuran berat badan diketahui bahwa pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 7 kg. Penurunan berat badan tersebut terjadi karena Ny N mengalami mual dan muntah. Kemudian untuk status gizi, status gizi Ny N diukur menggunakan LILA/U dan berdasarkan hasil pengukuran tersebut diketahui bahwa status gizi Ny N termasuk dalam kategori kurang.

Laporan Kasus Rumah Sakit

54

3. Biokimia Pada tanggal 13 April 2018 hasil pemeriksaan laboratorium yang saya lihat dari rekam medik pasien terdapat jenis pemeriksaan darah. Hasil pemeriksaan yaitu WBC tinggi, HGB rendah dan RBC rendah. Hemoglobin pasien tergolong rendah (8,0 gr/dl). Nilai hemoglobin yang rendah menandakan pasien menderita anemia sedangkan nilai WBC yang tinggi menandakan pasien mengalami infeksi. 4. Fisik klinis Pada tanggal 13 s/d 14 April hasil pengamatan kondisi pasien untuk pemeriksaan fisik diketahui untuk kondisi fisik pasien semakin membaik, dan pasien dalam keadaan sadar. Pada tanggal 13 April 2018 hingga 14 April 2018 hasil pengamatan kondisi pasien untuk pemeriksaan klinis diketahui tekanan darah dalam keadaan normal, hasil pemeriksaan denyut nadi normal. Denyut nadi merupakan berapa kali arteri (pembuluh darah bersih) mengembang dan berkontraksi dalam satu menit sebagai respon terhadap detak jantung. Oleh karena itu mengukur denyut nadi artinya sama dengan mengukur denyut jantung. Untuk suhu tubuh pasien masih stabil yaitu masih dalam keadaan normal . Sedangkan untuk respirasi atau pernafasan pasien pada tanggal 13 s/d 14 April 2018 masuk dalam kategori normal. 5. Pengobatan Pada tanggal 12-14 April 2018 pasien mendapatkan terapi berupa injeksi ccefotaxime, infus sodium chloride 0,9% dan tranfusi PRC. Pemberian injeksi cefotaxime dimaksudkan untuk menghentikan pertumbuhan bakteri yang dapat memperparah adanya infeksi. Efek samping dari obat ini adalah reaksi alergi, gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah atau tenggorokan, sakit perut, mual, muntah, sakit kepala, vagina gatal atau mengeluarkan cairan.

Laporan Kasus Rumah Sakit

55

6. Asupan pasien (12,14-15 Maret 2018) a. Energi

2250

2250

2500

2097.08

1674,3 (74%)

1699 (75%)

2000

1500 Asupan Kebutuhan 1000 609,1 (29%) 500

0 12-Apr-18

14-Apr-18

15-Apr-18

Berdasarkan grafik tersebut diketahui hasil asupan energi pasien pada tanggal 12, 14-15 April 2018 yang dibandingkan dengan kebutuhan energi pasien. Dari grafik tersebut diketahui bahwa asupan energi pasien pada saat recall pertama yaitu tanggal 12 April sangat rendah sehingga masuk ke dalam interpretasi defisit berat. Pada pengkajian gizi hari pertama yaitu pada tanggal 14 April 2018 dilakukan recall kedua, dari hasil recall kedua diketahui bahwa hasil asupan energi pasien yang dibandingkan dengan kebutuhan telah meningkat dan masuk ke dalam interpretasi defisit sedang. Pada tanggal 15 April 2018 setelah pengkajian gizi kedua dilakukan recall ketiga untuk mengetahui asupan energi pasien, setelah membandingkan hasil asupan dengan kebutuhan pasien diketahui bahwa asupan energi pasien pada pengkajian gizi kedua mengalami peningkatan sebesar 1% dan masih masuk ke dalam interpretasi defisit sedang. Jumlah asupan pasien yang semakin meningkat ini sejalan dengan menurunnya gangguan pada gastrointestinal pasien berupa mual dan muntah sehingga pasien dapat menghabiskan makanan yang diberikan. Meningkatnya asupan pada pasien Laporan Kasus Rumah Sakit

56

juga tidak lepas dari dukungan keluarga pasien yang selalu menemani dan mengingatkan pasien untuk menkonsumsi dan menghabiskan makanan yang telah disediakan. Sehingga dengan terpenuhinya asupan pada pasien diharapkan dapat

membantu dalam menunjang peningkatan kadar Hb

selain melaui tranfusi yang pasien dapatkan dan dapat membantu dalam meningkatkan status gizi pasien.

b. Protein 120 101

101 95,7 (94%)

100 78.6

81,9 (81%)

80 Asuapan

60

Kebutuhan

40 20

11,1 (14%)

0 12-Apr-18

14-Apr-18

15-Apr-18

Berdasarkan grafik tersebut diketahui hasil asupan protein pasien pada saat recall awal yaitu tanggal 12 April 2018 setelah dibandingkan dengan kebutuhan pasien didapatkan hasil bahwa asupan pasien masuk ke dalam kategori interpretasi defisit berat. Pada tanggal 14 dilakukan recall kedua untuk mengukur tingkat asupan pasien, dari hasil recall asupan setelah dibandingkan dengan kebutuhan di ketahui bahwa asupan protein pasien masuk dalam kategori interpretasi Defisit ringan. Pada tanggal 15 April dilakukan recall ketiga untuk mengetahui perkembangan asupan pasien dari hasil recall asupan yang telah dibandingkan dengan kebutuhan diketahui bahwa asupan protein pasien telah masuk dalam kategori interpretasi normal. Terpenuhinya asupan protein pada pasien sejalan dengan membaiknya kondisi pasien. Protein yang diasup oleh pasien tidak hanya Laporan Kasus Rumah Sakit

57

pasien dapatkan melalui makanan (lauk hewani dan nabati) saja tetapi juga melalui tambahan susu tinggi protein yang diberikan kepada pasien. Dengan normalnya asupan protein pada pasien diharapkan dapat membantu pembentukan ataupun memperbaiki jaringan maupun sel pasien yang rusak dan dapat menunjang pembetukan dan peningkatan kadar hemoglobin pasien serta dapat membantu peningkatan status gizi.

c. Lemak 60 51.5 46.6

50

51.5 47,15 (91%)

37,4 (72%)

40

Asupan

30

Kebutuhan

20 10 1,8 (4%) 0 12-Apr-18

14-Apr-18

15-Apr-18

Berdasarkan grafik tersebut diketahui hasil asupan lemak pasien pada tanggal 12 April 2018 yang dibandingkan dengan kebutuhan lemak pasien, dari grafik tersebut diketahui bahwa asupan lemak pasien masuk ke dalam kategori Defisit Berat. Pada tanggal 14 April 2018 asupan lemak pada pasien mengalami peningkatan dan setelah dibandingkan dengan kebutuhan didapatkan hasil bahwa asupan pasien masuk dalam kategori defisit ringan. Pada tanggal 15 April 2018 terjadi peningkatan asupan pada pasien, setelah dibandingkan dengan kebutuhan diketahui bahwa tingkat asupan lemak pasien masuk ke dalam kategori normal. Hal ini terjadi karena nafsu makan pasien yang telah membaik sehingga pasien dapat menghabiskan makanan yang disediakan untuknya. Meningkatnya asupan lemak pada pasien juga didukung oleh kesukaan pasien terhadap lauk hewani. Laporan Kasus Rumah Sakit

58

Peningkatan ini terjadi karena selain sebagai sumber protein lauk hewani juga memiliki kandungan lemak yang bervariasi mulai dari yang mengandung lemak rendah, sedang hingga tinggi.

d. Karbohidrat 350

341.5

340.8

300

264,7 (77%)

341.5

244,45 (71%)

250 200

Asupan Kebutuhan

150 134,8 (39%) 100 50 0 12-Apr-18

14-Apr-18

15-Apr-18

Berdasarkan grafik tersebut diketahui hasil asupan karbohidrat pasien pada tanggal 12 April 2018 yang dibandingkan dengan kebutuhan masuk dalam kategori defisit berat, 14, dan 15 April 2018 yang dibandingkan dengan kebutuhan karbohidrat pasien. Setelah dilakukan pengkajian gizi awal pada tanggal 14 April 2018, hasil asupan pasien yang dibandingkan dengan kebutuhan mengalami peningkatan dan masuk dalam kategori defisit sedang. Hal ini dikarenakan nafsu makan pasien yang semakin membaik karena tidak adanya mual seperti yang dirasakan oleh pasien pada hari sebelumnya. Pada pengkajian gizi kedua hasil asupan pasien yang dibandingkan

dengan

kebutuhan

mengalami

penurunan

dari

hari

sebelumnya, penurunan asupan ini diduga akibat dari pasien tidak menghabiskan makanan yang diberikan. Selain itu, pasien juga tidak mengkonsumsi susu yang telah diberikan sehingga menyebabkan terjadinya Laporan Kasus Rumah Sakit

59

penurunan asupan karbohidrat. Susu yang diberikan pada pasien merupakan susu yang tidak hanya tinggi protein tetapi juga tinggi energi sehingga ketika pasien tidak mengkonsumsi susu ini maka akan berdampak pada asupan zat gizi pasien.

e. Cairan 2500

2000

2240 (104%)

2154,8

2240 (104%) 2154,8

1894

1500 Asupan Kebutuhan 1000

800 (42%)

500

0 12-Apr-18

14-Apr-18

15-Apr-18

Berdasarkan grafik tersebut diketahui hasil asupan cairan baik oral maupun parenteral pada tanggal 12, 14 dan 15 April 2018 yang telah dibandingkan dengan kebutuhan cairan pasien. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa asupan cairan pasien yang awalnya masuk dalam kategori defisit berat telah mengalami peningkatan bahkan hingga masuk dalam kategori normal. Hal ini terjadi karena pasien mendapatkan asupan cairan tidak hanya melalui oral saja tetapi juga melalui cairan infus yang diberikan kepada pasien yaitu infus sodiun chloride 0,9%.

Laporan Kasus Rumah Sakit

60

f. Zat besi 30 26 (102%) 25.39

25.39

25 20

19,5 (76%)

19.11

Asupan

15

Kebutuhan

10 5 0,8 (4%) 0 12-Apr-18

14-Apr-18

15-Apr-18

Grafik tersebut merupakan hasil asupan zat besi pasien pada tanggal 12, 14 dan 15 April 2018 yang dibandingkan dengan kebutuhan zat besi pasien. Dari grafik tersebut diketahui bahwa asupan zat besi pasien mengalami peningkatan yang awalnya defisit berat mengalami peningkatan pada pengakajian gizi hari pertama yaitu 14 April 2018 menjadi normal. Peningkatan asupan zat besi pada pasien dikarenkan oleh pemberian diet dan kepatuhan pasien pada diet yang diberikan. selain itu pasien juga menyukai lauk hewani. Kesukaan pasien pada lauk hewani ini turut berperan dalam peningkatan zat besi pada pasien karena lauk hewani merupakan salah satu bahan makanan yang tinggi akan kandungan zat besi. Selain karena lauk hewani, konsumsi buah dan susu pada pasien juga berdampak terhadap peningkatan asupan zat besi.

Laporan Kasus Rumah Sakit

61

g. Vitamin C 80

73.25

73.25

70 55.14

60

53 (72%)

51,9 (70%)

50 Asupan

40

Kebutuhan

30 20 10

3 (5%)

0 12-Apr-18

14-Apr-18

15-Apr-18

Berikut adalah grafik asupan Vitamin C pasien pada tanggal 12, 14 dan 15 April 2018. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa asupan vitamin C pasien mengalami peningkatan yaitu pada tanggal 14 April 2018. Pada tanggal 15 April 2018 peningkatan ini terjadi karena pasien selalu mengkonsumsi dan menghabiskan makanan terutama buah yang diberikan kepada pasien selain melaui buah dan sayur asupan vitamin C pada pasien juga pasien dapatkan dari susu yang diberikan dan dikonsumsi oleh pasien. Pada tanggal 15 April 2018 diketahui bahwa asupan vitamin C pada pasien penurunan sebesar 2%. Penurunan asupan ini diduga disebabkan oleh bahan makanan yang diberikan dan dikonsumsi oleh pasien kurang mengandung vitamin C sehingga ketika dilakukan perbandingan asupan dengan kebutuhan asupan mengalami penurunan. Selain itu prnurunan ini juga didiga diakibatkan oleh tidak dikonsumsinya susu yang diberikan pada pasien untuk selingan sore. Penurunan asupan vitamin C ini dapat berdampak terhadap terganggunya penyerapan zat besi pada pasien yang pada akhirnya juga dapat berpengaruh terhadap kadar hemoglobin.

Laporan Kasus Rumah Sakit

62

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan 1. Dari hasil asessment diketahui bahwa keadaan pasien pada tanggal 13 April 2018 dalam kondisi lemah karena anemia yang dideritanya. Pasien mengalami nyeri perut, dan pasien mendapatkan transfusi darah. Selain itu untuk asupan zat gizi pasien seluruhnya mengalami defisit denga interpretasi defisit berat. Pasien belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan status gizi pasien masuk dalam kategori kurang berdasarkan pengukuran LILA/U. 2. Prioritas diagnosa pada pasien adalah domain Intake dimana pasien mengalami kekurangan intake makanan dan minuman oral yaitu, energi, protein, lemak dan karbohidrat. Selain itu, pasien juga memiliki kadar HGB yang masuk dalam kategori rendah. Oleh karena itu, pasien perlu diberikan diet dengan energi tinggi dan protein tinggi untuk menunjang peningkatan kadar HGB pasien dan membantu meningkatkan status gizi pasien. 3. Diagnosa yang digunakan selama asuhan gizi 2 hari adalah domain intake dengan prioritas masalah meningkatkan asupan zat gizi yang masuk dalam kategori defisit sesuai dengan kebutuhan pasien. 4. Monitoring asupan makan pasien selama 2 hari didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan asupan pada pengkajian gizi awal unruk semua zat gizi. Sedangkan, pada pengakajian gizi kedua asupan pasien ada yang mengalami peningkatan dan penurunan, dimana asupan protein dan lemak pasien meningkat dan masuk kategori normal. Tetapi untuk zat gizi yang lainnya mengalami penurunan. 5. Memberikan edukasi kepada pasien terkait dengan penyakit yang diderita, diet yang sedang dijalani bahan makanan yang dianjurkan, tidak dianjurkan serta contoh menu sehari dan jenis serta cara pengolahan.

B. Saran Setelah dilakukan praktek dietetik lanjut ini diharapkan agar mahasiswa yang melakukan praktek dapat menerapkan dan melakukan prosedur asuhan gizi rumah sakit khususnya di ruang Cempaka. Selain itu mahasiswa juga diharapkan dapat Laporan Kasus Rumah Sakit

63

melakukan skrining dengan tepat, pengukuran antropometri dengan prosedur yang sesuai agar status gizi dapat ditentukan dengan tepat, melakukan perhitungan kebutuhan pasien dengan teliti, dan melakukan pemorsian hingga edukasi dengan baik dan tepat.

Laporan Kasus Rumah Sakit

64

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2005. Penuntun diet. Gramedia Pustaka utama: Jakarta Balda, I putu Y.P. 2016. Otbook Buku pedoman praktis diagnosa gizi dalam proses asuhan gizi terstandar. 2011 Fraser M. D. Myles. 2009. Buku Ajar Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Handayaani, Dian dkk. 2016. Nutrition Care Process. Graha Ilmu: Yogyakarta Mochtar Rustam, 2005, Sinopsis Obstetri, Jakarta: EGC. Monga,

A.

2006.

Gynaecology

By

Ten

Teachers,

dikses

dari

:

http://medicallibrary90.wikispaces.com/file/view/Self+Assessment+by+Ten+Teachers+EMQ S+MCQS+SAQS+and+OSCES+in+Obstetrics+amp+Gynaecology.pdf Norma Nita, Dwi Mustika. 2013. β€œAsuhan Kebidanan Patologi”.Yogyakarta : Nuha Medika. Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Supariasa. 2012. Pendidikan Dan Konsultasi Gizi. Jakarta : EGC Purwaningsih,W. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: ISBN

Laporan Kasus Rumah Sakit

65

LAMPIRAN

Lampiran 1.1 plato makanan pasien 14 April 2018 Waktu

Pemorsian

Sisa

Pagi 14 April 2018

Nasi 150 gr

Ikan Gabus 60 gr

Laporan Kasus Rumah Sakit

66

Tahu 110 gr

Wortel 75 gr

Jagung muda 75 gr

Pisang (2) 110 gr

Laporan Kasus Rumah Sakit

67

Siang

Nasi 200 gr

Labu waluh 75 gr

Ikan tongkol 85 gr

Laporan Kasus Rumah Sakit

68

Tempe 50 gr

Kacang panjang 75 gr

Jagung 50 gr

Pisang (2) 110 gr

Laporan Kasus Rumah Sakit

69

Lampiran 1.2 perhitungan BDD 58

1. Ayam 100 π‘₯60 = 34,8π‘”π‘Ÿ 58

2. Ayam 100 π‘₯80 = 46,4π‘”π‘Ÿ 80

3. Gabus 100 π‘₯60 = 48π‘”π‘Ÿ

4. Jagung

28 100

π‘₯50 = 14π‘”π‘Ÿ

80

5. Ikan patin 100 π‘₯60 = 48π‘”π‘Ÿ 80

6. Ikan tongkol 100 π‘₯85 = 68π‘”π‘Ÿ 7. Pisang kepok

62 100

π‘₯110 = 68,2π‘”π‘Ÿ

75

8. Pisang lampung 100 π‘₯50 = 37,5π‘”π‘Ÿ

Laporan Kasus Rumah Sakit

70

Related Documents


More Documents from "Lab IT"

Lampiran Menu.docx
November 2019 16
Laporan Rs Cempaka.docx
November 2019 15
Urt Ibu Pitri.docx
November 2019 12
Laporan Dinas Rs Pepi.docx
November 2019 23