KASUS PENGORGANISASIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAS B
Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko kematian mendadak pada masa perinatal atau risiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). Tingginya angka kurang gizi pada ibu hamil ini juga mempunyai kontribusi terhadap tingginya angka BBLR di Indonesia yang mencapai 10,2% (Kemenkes RI, 2016). Penyebab utama terjadinya KEK pada ibu hamil yaitu sejak sebelum hamil ibu sudah mengalami kekurangan energi, karena kebutuhan orang hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak dalam keadaan hamil. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama hamil. Penyebab dari KEK dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung terdiri dari asupan makanan atau pola konsumsi dan infeksi. Penyebab tidak langsung terdiri dari hambatan utilitas zat-zat gizi, Hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi cacing, ekonomi yang kurang, Pengetahuan, Pendidikan umum dan pendidikan gizi kurang, Produksi pangan yang kurang mencukupi kubutuhan, Kondisi hygiene yang kurang baik bagi ibu hamil, Jumlah anak yang terlalu banyak, Usia ibu yang tua, Penghasilan rendah, Perdagangan dan distribusi yang tidak lancar dan tidak merata bahan makanan bergizi. Penyebab tidak langsung dari KEK disebut juga penyakit dengan causa multi factorial dan antara hubungan menggambarkan interaksi antara faktor dan menuju titik pusat kekurangan energi kronis (Sediaoetama, 2014). Tetapi masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi status gizi ibu hamil KEK seperti pola makan, konsumsi makanan, status ekonomi, status kesehatan dan faktor internal seperti beban kerja berlebihan dan pengetahuan gizi kurang baik (Nugraini dkk, 2013). Hasil studi awal di Puskesmas Samata Kabupaten Gowa bahwa jumlah ibu hamil tahun 2016 sebanyak 1242 orang dan yang mengalami KEK sebanyak 191 orang terdiri dari 6 kelurahan,kelurahan yang paling banyak mengalami KEK adalah kelurahan Paccinongan sebanyak 60 orang dibandingkan dengan kelurahan Samata 28 orang, kelurahan Bontoramba 12 orang, kelurahan Mawang 20 orang, kelurahan Romangpolong 18 orang, dan kelurahan Tamarunang 53 orang. Jumlah ibu hamil tahun 2017 sebanyak 1225 orang dan yang mengalami KEK sebanyak 220 orang terdiri dari 6 kelurahan, kelurahan yang paling banyak mengalami KEK adalah kelurahan Paccinongan sebanyak 61 orang dibandingkan dengan kelurahan Samata 60 orang, Bontoramba 26 orang, Mawang 12 orang, Romangpolong 23 orang, dan kelurahan Tamarunang 57 orang. Sebagai informasi tambahan, sebagian besar ibu
hamil KEK berpendidikan SMP. Di setiap desa dan kelurahan terdapat posyandu sebagai perpanjangan tangan Puskesmas dalam pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. Hampir di setiap desa dan kelurahan terdapat mesjid. Social kapital sebagaimana pemerintahan desa dan kelurahan lain terdapat imam desa, kepala desa/lurah, kepala dusun/ketua RT/RW, bidan desa, dokter puskesmas. INSTRUKSI 1. Baca kasus di atas, perhatikan kalimat yang ditebalkan hurufnya. 2. Kalimat tersebut merupakan masalah penyebab KEK pada ibu hamil. Terdapat 6 masalah berdasarkan jumlah kelompok dalam kelas. Silahkan dibagi masalahnya. 3. Buatlah rencana pemberdayaan masyarakat /Community Based Research (CBR) berdasarkan format yang telah diberikan 4. Persentasi tugas dilaksanakan tanggal 2 dan 3 Januari 2019.
Selamat bekerja