Jumlah SDM Ekonomi Syariah Masih Kurang
Jakarta : REPUBLIKA [02/05/2007, 13:37:15]
Beberapa bank asal Timur Tengah seperti Albaraka Islamic Bank (AIB) dan Qatar Islamic Bank (QIB) kemungkinan besar akan mulai mewarnai pasar perbankan syariah Indonesia tahun ini. Kabar itu kian santer setelah Bank Indonesia (BI) pekan lalu menyatakan AIB telah memperoleh izin untuk membuka kantor perwakilan dan izin pendirian bank syariah lokal oleh QIB yang tengah diproses. Bertambahnya jumlah pemain tentu saja merupakan kabar baik bagi perkembangan industri keuangan syariah. Namun, hal tersebut sering kali menimbulkan sejumlah masalah baru. Salah satunya adalah ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas untuk mendukung industri yang terus berkembang tersebut. Menurut Sekjen Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Agustianto, salah satu persoalan yang kini dihadapi industri keuangan syariah di Indonesia adalah ketersedian SDM berkualitas. Terus berkembangnya industri keuangan dan perbankan syariah mendorong meningkatnya kebutuhan SDM berkualitas. ‘BI (Bank Indonesia, red) pernah menyatakan untuk mengejar pangsa pasar perbankan syariah menjadi lima persen, kita kekurangan tenaga kerja sekitar 40 ribu,’ katanya kepada Republika, Selasa, (1/5). Karena itu, IAEI mendorong agar semakin banyak perguruan tinggi yang membuka jurusan keuangan dan perbankan syariah. Hal tersebut untuk memecahkan problem ketersediaan tenaga kerja bagi pengembangan industri perbankan syariah. Masalah lainnya, adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap sistem keuangan dan perbankan syariah. Hal tersebut terlihat dari belum banyaknya masyarakat yang mengakses layanan perbankan syariah dibandingkan layanan perbankan konvensional. Pelajaran ekonomi syariah Menurut Agustianto, sosialisasi dan pemahaman keuangan dan perbankan syariah perlu digalakkan oleh berbagai pihak. Salah satunya adalah dengan memasukkan mata pelajaran ekonomi syariah di seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA). ‘Kami mendorong agar seluruh SMA mengajarkan mata pelajaran ekonomi syariah,’ katanya. Untuk merealisasikan harapan tersebut, Agustianto menyebutkan, IAEI bekerja sama dengan Forum Studi Ekonomi Islam (Fossei) mengelar sosialiasi dan pelatihan ekonomi syariah bagi 700 guru ekonomi SMA fdi tujuh kota besar. Mereka adalah Jambi, Solo, Malang, Pontianak, Bandung, Padang, dan Medan. Program tersebut dilaksanakan sejak April hingga Juni mendatang. ‘Untuk Jambi, kami sudah lakukan Rabu-Kamis minggu lalu,’ katanya. Menurut Agustianto, di antara beberapa materi yang diajarkan adalah mengenai sejarah pemikiran ekonomi syariah, fiqh muamalah, fiqh perbankan syariah, dan fiqh riba. Selain
itu, materi praktis penerapan sistem ekonomi syariah dalam industri perbankan dan keuangan syariah juga diajarkan. Mengenai materi, IAEI menghadirkan sejumlah pakar ekonomi syariah. Di antaranya adalah Ketua Program Pasca Sarjana Keuangan dan Perbankan Syariah Univesritas Indonesia (UI), Mustafa Edwin Nasution dan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Yarsi, Nurul Huda. Agustianto berharap pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keuangan dan perbankan syariah sejak dini. Dengan demikian, ketersediaan SDM keuangan syariah berkualitas untuk mendukung perkembangan industri tetap dapat terjaga.n aru (sumber : republika.co.id) DIPOSTING OLEH Agustianto | April 26, 2008