Minim Sdm Perbankan Syariah Lulusan Ekonomi Syariah - Agustianto

  • Uploaded by: Edy Ramdan
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Minim Sdm Perbankan Syariah Lulusan Ekonomi Syariah - Agustianto as PDF for free.

More details

  • Words: 613
  • Pages: 2
Minim, SDM Perbankan Syariah Lulusan Ekonomi Syariah JAKARTA - Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) menyatakan sumber daya manusia (SDM) perbankan dan keuangan syariah yang berasal dari lulusan program ekonomi syariah cukup minim. Sebagian besar dari mereka merupakan lulusan dari program studi konvensional. Minimnya SDM lulusan ekonomi syariah menyebabkan ketidakcocokan antara pengetahuan yang dipelajari saat di perguruan tinggi dan bidang kerja yang dijalani. Kondisi ini dikhawatirkan berpotensi menghambat perkembangan industri perbankan syariah. `’Hingga tahun lalu, masih cukup minim SDM perbankan syariah yang berasal dari lulusan ekonomi Islam. Sebagian besar dari lulusan konvensional. Ini bisa menghambat perkembangan perbankan syariah,” kata Sekjen IAEI, Agustianto kepada Republika, Selasa, (1/7). Menurut Agustianto, pemenuhan kebutuhkan SDM perbankan syariah oleh lulusan ekonomi syariah penting dikembangkan. Hal itu karena mereka memiliki kualifikasi SDM dan militansi pengembangan ekonomi syariah cukup besar. `’Mereka memiliki semangat dan militansi pengembangan perbankan dan keuangan syariah karena cukup lama ditempa,” katanya. Dalam dua tahun mendatang, menurut Agustianto, perbankan syariah memutuhkan pemenuhan kebutuhan SDM sebanyak 14 ribu jiwa. Hal itu didorong pesatnya perkembangan bisnis perbankan syariah yang berujung pada meningkatnya kebutuhan SDM. Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah SDM perbankan syariah tahun lalu tercatat baru sekitar enam ribu jiwa. `’Data BI tahun lalu, SDM bank syariah sekitar enam ribu. Sedangkan, dalam dua tahun, kebutuhannya mencapai 14 ribu. Ini harus segera dipenuhi bila ingin bank syariah tetap tumbuh berkembang dan maju,” katanya. Karena itu, IAEI mendorong berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk mau mengembangkan program studi ekonomi syariah. Hal itu baik di level program pendidikan sarjana tingkat satu hingga tingkat tiga atau program doktoral. Pemimpin Divisi Syariah Bank Jabar, Rukmana, mengaku sependapat dengan Agustianto. Menurut dia, memang sebagian besar SDM perbankan syariah lulusan non ekonomi syariah belum menjiwai secara penuh ekonomi syariah. Hal itu jauh berbeda bila SDM perbankan syariah merupakan lulusan ekonomi syariah. Mereka memiliki militansi pengembangan ekonomi syariah lebih besar. ”Bahkan, kemarin di seminar ekonomi syariah di UIN Bandung bekerjasama dengan Malaysia, kita semua sepakat SDM perbankan syariah perlu terus disiapkan,” katanya. Mengenai dorongan pengembangan ekonomi syariah, Agustianto menyebutkan, IAEI akan mengadakan seminar dan simpsosium internasional ekonomi syariah di Surabaya pada 1-3 Agustus mendatang. Program itu diselenggarakan bekerjasama dengan Program Doktor Studi Ekonomi Islam Universitas Airlangga Surabaya. Program bertema implementasi ekonomi Islam menuju ekonomi positif di dunia sebagai alternatif

pengganti sistem ekonomi konvensional. Menurut Agustianto, program internasional itu akan dibuka langsung oleh Gubernur Bank Indonesia, Boediono dan dihadiri oleh 16 pembicara internasional. Di antaranya adalah Direktur Eksekutif Pusat Kajian Ekonomi Islam Univeristas Al Azhar Kairo Mesir Mustafa Dasuki, Direktur Eksekutif Center for International Economy and Energy Iran Ali Biniaz, dan pakar ekonomi syariah Malaysia Hamzah Ismail. `’Sedangkan, pembicara dalam negeri yang kita harapkan hadir seperti Pak Alwi Shihab utusan khusus presiden untuk Timteng, Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu Rahmat Waluyato, Dirut Bank Muamalat Pak Riawan Amin, dan Dirut BSM Pak Yuslam Fauzi,” katanya. Selain itu, program internasional juga akan menghadirkan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, Prabowo Subianto sebagai pembicara. Ia akan berbicara mengenai mendorong pengembangan sektor riil pertanian melalui ekonomi syariah. Hadirkan 300 Rektor Menurut Agustianto, forum internasional itu akan dihadiri oleh 500 peserta. Sebanyak 300 peserta di antaranya merupakan rektor dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta. Sedangkan, sisanya merupakan direktur pasca sarjana, dekan fakultas ekonomi, pejabat mahkamah agung (MA), ketua pengadilan tinggi agama, majelis ulama Indonesia (MUI), dan sejumlah gubernur beberapa provinsi. `’Kita sengaja undang rektor lebih banyak agar mereka tertarik mengembangkan program studi ekonomi syariah di kampus mereka,” katanya. Agustianto berharap, setahun setelah forum diadakan, minimal satu perguruan tinggi di seluruh provinsi membuka program studi ekonomi syariah. Hal itu sehingga semakin banyak lulusan ekonomi syariah yang bisa membantu perkembangan industri perbankan dan keuangan syariah nasional. (aru ) sumber: republika DIPOSTING OLEH Agustianto | July 2, 2008

Related Documents


More Documents from "Edy Ramdan"