Ushul Fiqh Bagian 05 - Alquran - Agustianto

  • Uploaded by: Edy Ramdan
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ushul Fiqh Bagian 05 - Alquran - Agustianto as PDF for free.

More details

  • Words: 3,123
  • Pages: 14
agustianto.niriah.com

BAB 5 AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER HUKUM EKONOMI ISLAM

Sumber Hukum Islam pada dasarnya hanyalah Al Quran dan Sunnah Rasulullah. Dua sumber tersebut juga disebut juga dalil-dalil pokok hukum Islam Karena keduanya merupakan petunjuk (dalil) utama kepada hukum Allah. Dalam perkembangan berikutnya sumber dan dalil hukum Islam berkembang untuk menjawab berbagai permasalahan masyarakat yang berkaitan dengan hukum syara’ yang ternyata tidak tercantum di dalam Al- Quran maupun sunnah. Untuk lebih jelasnya perhatikan skema Sumber dan Dalil Hukum Islam berikut ini:

Gambar 6.1 Sumber Hukum Islam Pada skema tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa sumber dan dalil hukum Islam pada dasarnya dapat dikelompokkan kepada dua bagian besar, yaitu: kelompok sumber dan dalil hukum Islam yang telah disepakati ulama dan kelopok sumber dan dalil hukum Islam yang masih diperselisihkan oleh para ulama. Para Ulama di seluruh dunia telah sepakat bahwa yang menjadi sumber hukum Islam itu hanyalah 2 yaitu Al -Quran dan Sunnah, sedangkan Ijma dan Qiyas merupakan Dalil Hulum Islam yang dalam pembuatan atau pelaksanaaannya keduanya tetap harus berpedoman pada Al-quran dan Sunnah. Ada 7 dalil hukum islam yang masih menjadi perselisishan bagi para ulama yaitu: Marsalah Mursalah, Istihsan, Saddus Zari’ah, ‘Urf, Istishab, Mazhab Shahbi, dan Syar’u Man Qablana.

1

agustianto.niriah.com

6.1 Pengertian Al-Quran Secara etimologis, Al-Quran adalah bentuk masdar dari qa-ra-a (‫ )ﻗﺮأ‬. Ada 2 pengertian Al-Quran Secara etimologi, yaitu: a. Bacaan(‫)ﻗﺮأن‬ b. Apa yang tertulis (‫)ﻣﻘﺮوء‬ ‫ان ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺟﻤﻌﻪ و ﻗﺮأﻧﻪ ﻓﺎذا ﻗﺮأﻧﺎ ﻩ ﻓﺎﺗﺒﻊ ﻗﺮأﻧﻪ‬ Artinya: Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan (membuat pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaan itu (AlQiyamah (75 : 17-18)

‫آﻼم اﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ اﻟﻤﻨﺰل ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﺎاﻟﻠﻔﻆ اﻟﻌﺮﺑﻲ اﻟﻤﻨﻘﻮل ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﺎﻟﺘﻮاﺗﺮ اﻟﻤﻜﺘﻮب ﺑﺎﻟﺼﺎﺣﻒ اﻟﻤﺘﻌﺒﺪ ﺑﺘﻼوﺗﻪ‬ ‫اﻟﻤﺒﺪوء ﺑﺎ ﻟﻔﺎﺗﺤﺔ واﻟﻤﺨﺘﻮم ﺑﺴﻮرة اﻟﻨﺎس‬ Kalam Allah yang mengandung mukjizat dan diturunkan kepada Rasulullah dalam bahasa Arab yang Dinukilkan kepada generasi sesudahnya secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah, terdapat dalam mushhaf Dimulai dari surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas.

6.2 Ciri-Ciri Al-Quran Ciri-Ciri Al-Quran (Berdasarkan definisi tersebut) a. Al-Quran merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhmmad b. Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab c. Periwayatan Al-quran kepada beberapa generasi secara mutawatir d. Dijamin kemurniannya (Al-Hijr : 9) e. Membacanya dinilai ibadah (berpahala) f.

Dimulai dari Surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas

2

agustianto.niriah.com

6.3 Kehujjahan Al-quran Menurut Pandangan Ulama Mazhab Para ulama ushul fiqh sepakat bahwa Al-Quran merupakan sumber utama hukum Islam dan wajib diamalkan. Para mujtahid tidak dibenarkan menjadikan dalil lain sebagai hujjah sebelum membahas dan meneliti ayat-ayat Al-Quran. Jika tidak ditemukan dalam Al-Quran barulah dibenarkan mencari dalil yang lain. A. Pandangan Abu Hanifah Abu Hanifah sependapat dengan jumhur bahwa Al-Quran merupakan sumber hukum pertama hukum Islam. Namun ia berbeda mengenai Al-Quran itu, apakah mencakup makna dan lapaz atau maknanya saja.Menurut Abu Hanifah hanya maknanya saja, Misalnya ia mengatakan boleh shalat dalam bahasa ‘ajam (luar Arab).Tapi ini bagi orang pemula dan, tidak untuk seterusnya . B. Pandangan Imam Malik Hakikat Al-Quran adalah kalam Allah yang lapaz dan maknanya dari Allah. Ia bukan makhluk, karena kalam adalah termasuk sifat Allah. Suatu yang termasuk sifat Allah, tidak dikatakan makhluk, bahkan dia memberikan predikat kafir zindiq terhadap orang yang menyatakan Al-Quran makhluk. Imam Malik mengikuti ulama salaf (sahabat-tabi’in) yang membatasi pembahasan AlQuran sesempit mungkin, agar tidak terjadi kebohongan atau tafsir serampangan terhadap AlQuran, maka kitab Al-Muwaththa’ dan Al_Mudawwanah, sarat dengan pendapat sahabat dan tabi’in. Petunjuk lapaz yang terdapat dalam Al-Quran ada dua macam, yaitu muhkamat dan mutasyabihat (sesuai surah Ali Imran ayat 7) 1) Ayat-ayat Muhkamat Ayat muhkayat adalah ayat yang tegas dan terang maksudnya serta dapat dipahami dengan mudah. 2) Ayat-ayat mutasyabihat Ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian yang tidak dapat ditentukan artinya, kecuali setelah diselidiki secara mendalam.

Pembagian Muhkamat Menurut Imam Malik Muhkamat terbagi kepada dua, yaitu lapaz nash dan lapaz zhahir.

3

agustianto.niriah.com

1) Lapaz Nash menunjukkan makna yang jelas dan tegas (qath’iy, yang secara pasti tidak memiliki makna lain) 2) lapaz Zhahir juga menunjukkan makna yang jelas, namun masih mempunyai kemungkinan makna yang lain. Menurut Imam Malik keduanya dapat dijadikan hujjah, hanya lapaz Nash didahulukan dari lapaz zhahir, hal ini dikarenakan lapaz nash bersifat qath’iy, sedangkan lapaz zhahir bersifat zhanniy, sehingga bila terjadi pertentangan antara keduanya, maka yang didahulukan dilalah nash.

Gambar 6.2 Pembagian Petunjuk Lapaz ayat Al-Quran versi Imam Malik

C. Pandangan Imam Syafi’iy Sebagaiman pendapat ulama yang lain, Imam Syafi’iy menetapkan bahwa sumber hukum paling pokok adalah Al-Quran. Tapi, Al-Quran tidak bisa dilepaskan dari Sunnah. Jika ulama lain berpandangan sumber hukum Islam pertama Al-Quran dan kedua As-Sunnah, maka Imam Syafi’iy berpandangan bahwa Al-Quran dan Sunnah itu berada pada satu martabat. (Keduanya wahyu Ilahi yang berasal dari Allah Firman Allah : ‫ﻦ اﻟْ َﻬﻮَى‬ ِ‫ﻋ‬ َ ‫ﻖ‬ ُ‫ﻄ‬ ِ ‫ َوﻣَﺎﻳَﻨ‬. ‫ﻲ ﻳُﻮﺣَﻰ‬ ٌ ْ‫ﻻ َوﺣ‬ ‫ِإنْ ُه َﻮ ِإ ﱠ‬. Artinya: “Tidaklah ia bertutur itu menurut hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan kepadanya” (An-Najm : 4)

4

agustianto.niriah.com

Meskipun Al-Quran dan Sunnah berada dalam satu martabat (karena dianggap samasama wahyu, yang berasal dari Allah), namun kedudukan sunnah tetap setelah Al-Quran. Al-Quran seluruhnya berbahasa Arab. Dalam Al-quran tidak ada bahasa ‘Ajam : ‫وآﺬاﻟﻚ أﻧﺰﻟﻨﺎ ﻗﺮأﻧﺎ ﻋﺮﺑﻴﺎ‬ Arinya: “Dan begitulah Kami turunkan Al-Quran berbahasa Arab”. Karena itu, Imam Syafi’iy sangat mementingkan bahasa Arab dalam shalat dan mengharuskan penguasaan bahasa Arab untuk istimbath hukum dari Al-Quran

D. Pandangan Ahmad bin Hanbal Pandangan Imam Ahmad, sama dengan Imam Syafi’iy dalam memposisikan Al-quran sebagai sumber utama hukum Islam dan selanjutnya diikuti oleh Sunnah. Keduanya juga dianggap berada pada satu martabat, sehingga beliau sering menyebut keduanya dengan istilah nash (yang terkandung di dalamnya Al-Quran dan Sunnah). Dalam penafsiran Al-Quran ia betul – betul mementingkan Sunnah. Sikap Ahmad bin Hanbal dalam konteks ini ada tiga poin : a. Sesungguhnya zahir Al-Quran tidak mendahulukan As-Sunnah b. Hanya Rasulullah saja yang berhak menafsirkan atau mentakwilkan Al-Quran b. Jika tidak ditemukan tafsir dari Nabi, penafsiran sahabatlah yang digunakan, karena merekalah yang menyaksikan turunnya Al-quran dan mendengarkan takwil dari Nabi. Menurut Ibnu Taymiyah, Al-Quran hanya boleh ditafsirkan oleh atsar. Namun dalam beberapa pendapatnya ia menjelaskan kembali, jika tidak ditemukan dalam sunnah dan atsar sahabat, maka diambil penafsiran tabii’in.

Alasan berhujjah (beragumentasi) dengan Al-Quran: a. Alquran itu diturunkan kepada Rasulullah diketahui secara mutawatir dan ini memberikan keyakinan bahwa Al-Quran itu benar-benar datang dari Allah melalui Jibril.

5

agustianto.niriah.com

b. Banyak ayat yang menyatakan bahwa Al-Quran itu datangnya dari Allah, al.(3:3) ‫ﻞ‬ َ ‫ل اﻟ ﱠﺘﻮْرَا َة َواْﻹْﻧﺠِﻴ‬ َ ‫ﻦ َﻳ َﺪﻳْ ِﻪ َوأَﻧ َﺰ‬ َ ْ‫ﺼ ﱢﺪﻗًﺎ ﱢﻟﻤَﺎ َﺑﻴ‬ َ ‫ﻖ ُﻣ‬ ‫ﺤﱢ‬ َ ْ‫ب ﺑِﺎﻟ‬ َ ‫ﻚ اﻟْ ِﻜﺘَﺎ‬ َ ْ‫ﻋَﻠﻴ‬ َ ‫ل‬ َ ‫{ َﻧ ﱠﺰ‬ Artinya: Dia menurunkan Al-Quran kepadamu dengan sebenarnya, membenarkan kitab-kitab yang telah diturunkannya dan menurunkan Taurat dan dan Injil An-Nisaa : 105 ‫اﻧﺎ أﻧﺰﻟﻨﺎ اﻟﻴﻚ اﻟﻜﺘﺎب ﺑﺎ ﻟﺤﻖ‬ Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu dengan membawa kebenaran c.

Mukjizat Al-Quran yang tak tertandingi siapapun dalam membuatnya, juga merupakan dalil yang pasti akan kebenaran Al-Quran datangnya dari Allah. Menurut ahli ushul, mukjizakat Al Quran terlihat ketika banyak keinginan orang-orang Untuk membuat Al-quran tandingan, Tetapi semuanya gagal. Allah menentang mereka untuk membuat satu ayat/surah saja seperti Al-Quran (QS.2:23) ..‫و ان آﻨﺘﻢ ﻓﻲ رﻳﺐ ﻣﻤﺎ ﻧﺰﻟﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﻋﺒﺪﻧﺎ ﻓﺄﺗﻮ ﺑﺴﻮرة ﻣﻨﻬﺎ أو ﻣﺜﻠﻬﺎ‬ Artinya: Katakanlah, Seandainya, jin dan manusia berkumpul untuk Membuat Kitab seperti AlQuran, pasti tidak akan bisa, sekalipun sebagian mereka membantu sebagian yang lain sehingga Mereka Pasti gagal membuat Al-QuranTandingan. Ini Kemukjizatan Al-Quran.

A. Unsur-unsur yang membuat Al-Quran menjadi mukjizat a. Dari segi keindahan dan ketelitian redaksinya. Misalnya keseimbangan jumlah kata dengan lawannya. Hayah (hidup dan maut (mati), masing-masing disebut 145 kali. Kufur dan iman, masing-masing 17 kali. b. Dari segi pemberitaan-pemberitaan gaib yang dipaparkan Al-Quran. Seperti Surah Yunus:92, “Badan Fira’un akan diselamatkan Tuhan sebagai pelajaran bagi generasi berikutnya. Ternyata tahun 1896 ditemukan mumminya yang menurut arkeolog adalah Fir’aun yang mengejar Nabi Musa.

6

agustianto.niriah.com

c. Isyarat-isyarat ilmiah yang dikandung Al-Quran, seperti surah Yunus :5 dikatakan, “Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedang cahaya bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari”. d. Alam jagad raya seperti bunga mawar merah yang mengkilat ‫ﻓﺎذا اﻧﺸﻘﺖ اﻟﺴﻤﺎ ء ﻓﻜﺎﻧﺖ وردة آﺎﻟﺪهﺎن‬ Artinya: Apabila langit telah terbelah, maka ia seperti bunga mawar yang kemerahmerahan,seperti kilapan minyak.(Ar-Rahman : 37 ) Yang sangat luar biasa adalah informasi Allah SWT tentang bentuk kumpulan galaksi/nebula (nebula adalah kumpulan ratusan miliar galaksi) seperti bunga mawar yang merah yang penuh kilapan minyak.

‫اﻟﻢ ﻳﺮاﻟﺬﻳﻦ آﻔﺮوا ان اﻟﺴﻤﻮات و اﻷرض آﺎﻧﺘﺎ رﺗﻘﺎ ﻓﻔﺘﻘﻨﺎهﻤﺎ وﺟﻌﻠﻨﺎ ﻣﻦ اﻟﻤﺎء آﻞ ﺷﻲء ﺣﻲ اﻓﻼ ﻳﺆﻣﻨﻮن )اﻷﻧﺒﻴﺎء‬ (30 : Artinya: Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman (QS.21:30) (47: ‫واﻟﺴﻤﺎء ﺑﻨﻴﻨﺎهﺎ ﺑﺄﻳﺪ و اﻧﺎ ﻟﻤﻮﺳﻌﻮن )اﻟﺬارﻳﺎت‬ Bintang-bintang dan galaksi terus berekspansi (meluas) sesuai teori Edwin Hubble (1889-1953) dan Alexander Friedmen (1888-1925)

6.4 Hukum-Hukum yang dikandung Al-Quran a. Hukum-hukum I’tiqad Hukum i’tiqad yaitu hukum yang mengandung kewajiban para mukalaf untuk mempercayai Allah, malaikat, rasul, Kitab dan Hari Kiamat. b. Hukum yang berkaitan dengan akhlak. c. Hukum-hukum (amaliyah) praktis yang berkaitan dengan Allah (ibadah) dan antara sesa manusia (muamalah)

7

agustianto.niriah.com

Gambar 6.3 Hukum Yang Terkandung Dalam Al-qur’an

A. Hukum Muamalah dalam Al-Quran Allah SWT menjelaskan pokok-pokok muamalah kehartabendaan (muamalah maliyah) yang adil dalam Al-Quran. Adapun prinsip muamalah maliyah tersebut ialah : a. Melarang memakan makanan secara bathil (4:29) ‫ﷲ‬ َ ‫نا‬ ‫ﺴ ُﻜﻢْ ِإ ﱠ‬ َ ‫ﻻ َﺗﻘْ ُﺘﻠُﻮا أَﻧ ُﻔ‬ َ ‫ض ﻣﱢﻨ ُﻜﻢْ َو‬ ٍ ‫ن ِﺗﺠَﺎ َر ًة ﻋَﻦ َﺗﺮَا‬ َ ‫ﻻ َأنْ َﺗﻜُﻮ‬ ‫ﻞ ِإ ﱠ‬ ِ‫ﻃ‬ ِ ‫ﻻ َﺗﺄْ ُآﻠُﻮا أَﻣْﻮَاﻟَﻜُﻢ ﺑَﻴْﻨَﻜُﻢ ﺑِﺎﻟْﺒَﺎ‬ َ ‫ﻦ ءَاﻣَﻨُﻮا‬ َ ‫ﻳَﺎَأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِﻳ‬ ‫ن ِﺑ ُﻜﻢْ َرﺣِﻴﻤًﺎ‬ َ ‫آَﺎ‬ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka-sama suka di antara kamu (An-Nisaa : 29) b. Melaksanakan transaksi bisnis atas dasar ridha (Qs.4:29) c. Pencatatan transaksi hutang-piutang (QS.2:282 ‫ﻳﺄﻳﻬﺎ اﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮا اذا ﺗﺪاﻳﻨﺘﻢ ﺑﺪﻳﻦ اﻟﻰ أﺟﻞ ﻣﺴﻤﻰ ﻓﺎآﺘﺒﻮﻩ‬ Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu melaksanakan hutang piutang sampai waktu tertentu, maka tuliskanlah

8

agustianto.niriah.com

d. Akad tansaksi bisnis disaksikan oleh saksi (2:282) ‫وأﺷﻬﺪوا اذا ﺗﺒﺎﻳﻌﺘﻢ و ﻻ ﻳﻀﺎر آﺎﺗﺐ و ﻻ ﺷﻬﻴﺪ‬ Artinya: “Dan persaksikanlah apabila kamu berjual-beli Dan janganlah penulis dan saksi saling menyulitkan” e. Larangan riba (Qs.2:275-279) ‫ﻞ اﻟ ﱢﺮﺑَﺎ‬ ُ ْ‫ﻚ ِﺑَﺄ ﱠﻧ ُﻬﻢْ ﻗَﺎﻟُﻮا ِإ ﱠﻧﻤَﺎ اﻟْ َﺒﻴْ ُﻊ ِﻣﺜ‬ َ ‫ﺲ َذِﻟ‬ ‫ﻦ اﻟْ َﻤ ﱢ‬ َ ‫ن ِﻣ‬ ُ ‫ﻄﺎ‬ َ ْ‫ﺸﻴ‬ ‫ﻄ ُﻪ اﻟ ﱠ‬ ُ ‫ﺨ ﱠﺒ‬ َ ‫ﻻ َآﻤَﺎ َﻳﻘُﻮ ُم اﱠﻟﺬِي َﻳ َﺘ‬ ‫ن ِإ ﱠ‬ َ ‫ﻻ َﻳﻘُﻮﻣُﻮ‬ َ ‫ن اﻟ ﱢﺮﺑَﺎ‬ َ ‫ﻦ َﻳﺄْآُﻠ ُﻮ‬ َ ‫اﱠﻟﺬِﻳ‬ ‫ﻚ‬ َ ‫ﷲ َو َﻣﻦْ ﻋَﺎ َد َﻓُﺄوَْﻟ ِﺌ‬ ِ ‫ﻒ َوَأﻣْ ُﺮ ُﻩ ِإﻟَﻰ ا‬ َ ‫ﺳَﻠ‬ َ ‫ﻈ ُﺔ ﻣﱢﻦ ﱠر ﱢﺑ ِﻪ ﻓَﺎﻧﺘَﻬَﻰ َﻓَﻠ ُﻪ ﻣَﺎ‬ َ‫ﻋ‬ ِ ْ‫ﺣ ﱠﺮ َم اﻟ ﱢﺮﺑَﺎ ﻓَﻤَﻦ ﺟَﺂ َء ُﻩ َﻣﻮ‬ َ ‫ﷲ اﻟْ َﺒﻴْ َﻊ َو‬ ُ ‫ﻞا‬ ‫ﺣﱠ‬ َ ‫َوَأ‬ {276} ‫ﺤﺐﱡ ُآﻞﱠ َآﻔﱠﺎ ٍر َأﺛِﻴ ٍﻢ‬ ِ ‫ﻻ ُﻳ‬ َ ‫ﷲ‬ ُ ‫ت وَا‬ ِ ‫ﺼ َﺪﻗَﺎ‬ ‫ﷲ اﻟ ﱢﺮﺑَﺎ وَ ُﻳﺮْﺑِﻲ اﻟ ﱠ‬ ُ ‫ﻖا‬ ُ‫ﺤ‬ َ ْ‫{ َﻳﻤ‬275} ‫ن‬ َ ‫ب اﻟ ﱠﻨﺎ ِر ُهﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺧَﺎِﻟﺪُو‬ ُ ‫َأﺻْﺤَﺎ‬ ‫ﻻ‬ َ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻬﻢْ َو‬ َ ٌ‫ﻻ ﺧَﻮْف‬ َ ‫ﻼ َة َوءَا َﺗﻮُا اﻟ ﱠﺰآَﺎ َة َﻟ ُﻬﻢْ َأﺟْ ُﺮ ُهﻢْ ﻋِﻨ َﺪ َر ﱢﺑ ِﻬﻢْ َو‬ َ‫ﺼ‬ ‫ت َوَأﻗَﺎﻣُﻮا اﻟ ﱠ‬ ِ ‫ﻋ ِﻤﻠُﻮا اﻟﺼﱠﺎِﻟﺤَﺎ‬ َ ‫ﻦ ءَاﻣَﻨُﻮا َو‬ َ ‫ن اﱠﻟﺬِﻳ‬ ‫ِإ ﱠ‬ ‫{ َﻓﺈِن ﱠﻟﻢْ َﺗﻔْ َﻌﻠُﻮا‬278} َ‫ﻦ اﻟ ﱢﺮﺑَﺎ إِن آُﻨﺘُﻢ ﱡﻣﺆْﻣِﻨِﻴﻦ‬ َ ‫ﻲ ِﻣ‬ َ ‫ﷲ َو َذرُوا ﻣَﺎ َﺑ ِﻘ‬ َ ‫ﻦ ءَاﻣَﻨُﻮا ا ﱠﺗﻘُﻮا ا‬ َ ‫{ ﻳَﺂَأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِﻳ‬277} ‫ن‬ َ ‫ُهﻢْ َﻳﺤْ َﺰﻧُﻮ‬ ‫ن‬ َ ‫ﻻ ُﺗﻈَْﻠﻤُﻮ‬ َ ‫ن َو‬ َ ‫ﻻ َﺗﻈِْﻠﻤُﻮ‬ َ ْ‫س َأﻣْﻮَاِﻟ ُﻜﻢ‬ ُ ‫ﷲ َو َرﺳُﻮِﻟ ِﻪ وَإِن ُﺗﺒْ ُﺘﻢْ َﻓَﻠ ُﻜﻢْ ُرءُو‬ ِ ‫ﻦا‬ َ ‫ب ﱢﻣ‬ ٍ ْ‫ﺤﺮ‬ َ ‫َﻓﺄْ َذﻧُﻮا ِﺑ‬ f.

Keterkaitan Sektor moneter dengan sektor riil (2:275) ‫و أﺣﻞ ﷲ اﻟﺒﻴﻊ و ﺣﺮم اﻟﺮﺑﺎ‬ Artinya: “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” Jual beli, mengaitkan sektor riil (barang) dengan sektor moneter (uang/harga yang dibayarkan)

g. Investasi dengan sistem mudharabah, musyarakah, ijarah h. Sasaran kebijakan fiskal Islam melalui zakat (5:60) i. Larangan menyuap/sogok, (Al-Baqarah : 188) ‫ن‬ َ ‫ﻹ ْﺛ ِﻢ َوأَﻧ ُﺘﻢْ َﺗﻌَْﻠﻤُﻮ‬ ِ ْ‫س ِﺑﺎ‬ ِ ‫ل اﻟﻨﱠﺎ‬ ِ ‫ﺤﻜﱠﺎ ِم ِﻟ َﺘﺄْ ُآﻠُﻮا َﻓﺮِﻳﻘًﺎ ﱢﻣﻦْ َأﻣْﻮَا‬ ُ ْ‫ﻞ َو ُﺗﺪْﻟُﻮا ِﺑﻬَﺎ ِإﻟَﻰ اﻟ‬ ِ‫ﻃ‬ ِ ‫ﻻ َﺗﺄْ ُآﻠُﻮا َأﻣْﻮَاَﻟﻜُﻢ ﺑَﻴْﻨَﻜُﻢ ﺑِﺎﻟْﺒَﺎ‬ ََ Artinya: Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil, dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim, agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain dengan jalan dosa sedangkan kamu mengetahui (2:188) j.

Memberikan keringanan bagi “debitur” yang tak mampu “Jika ia mengalami kesulitan (membayar hutang), maka berilah dia masa tangguh sampai ia mampu membayar” (QS.2: 283)

9

agustianto.niriah.com

Bila diperhatikan nash-nash Al-Quran tentang muamalah maliyah, sifatnya global (kully), tidak terinci (juz’iy).Karakter global ini akan membuat hukum muamalah lebih elastis dan fleksibel dalam menghadapi perubahan dan tantangan zaman. Karena sifat global tersebut, maka Sunnah-lah yang menjelaskan Hukum-hukum muamalah menjadi rinci dan detail

Tabel 6.1 Perbedaan Prinsip Ibadah Dan Muamalah No

Ibadah

Muamalah

1

Bersifat tetap (‫)ﺛﺎﺑﺘﺔ‬

Bersifat Elastis (‫)ﻣﺘﻐﻴﺮة‬

2

Tidak bisa berkembang

Dapat berkembang sesuai dengan zaman & tempat

3

Bersifat khusus,eksklusi

Bersifat universal, inklusif

4

Nash-nash lebih terinci (tafshili)

Nash-nash umumnya general

5

Peluang Ijtihad sempit

Peluang ijtihad luas

a. Kedah Ibadah dan Muamalah ‫اﻵﺻﻞ ﻓﻲ اﻟﻌﺒﺎدة اﻟﺘﺤﺮﻳﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﺪل اﻟﺪﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ إ ﺑﺎﺣﺘﻬﺎ‬ Artinya: “Pada dasarnya dalam ibadah adalah haram, kecuali ada dalil Yang membolehkannya”

‫اﻵﺻﻞ ﻓﻲ اﻟﻤﻌﺎﻣﻠﺔ اﻻﺑﺎ ﺣﺔ ﺣﺘﻰ ﻳﺪل اﻟﺪﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﺗﺤﺮﻳﻤﻬﺎ‬ Artinya: “Pada dasarnya semua aktivitas muamalah adalah boleh melarangnya”

kecuali ada dalil yang

‫اﻵﺣﻜﺎم ﻳﺘﻐﻴﺮ ﺑﺘﻐﻴﺮ اﻵزﻣﻨﺔ و اﻷﻣﻜﻨﺔو اﻷﺣﻮا ل و اﻟﻌﺎداة‬ Hukum dapat berubah karena perubahan zaman, tempat, keadaan dan adat

10

agustianto.niriah.com

6.5 Petunjuk (Dilalah) Al-Quran Kaum muslimin sepakat bahwa Al-Quran merupakan sumber hukum syara’. Mereka pun sepakat bahwa semua Ayat Al-Quran dari segi wurud (kedatangan) dan tsubut (penetapannya) adalah Qath’i. Hal ini karena semua ayatnya sampai kepada kita dengan jalan mutawatir (Syafe’i, 1999:54) Adapun ditinjau dri segi dilalahnya, ayat-ayat Al-Quran itu dapat dibagi dalam dua bagian nash yang Qath’i dilalahnya dan nash yang Zhanny dilalahnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Skema dilalah Al-Quran berkut ini:

Gambar 6.4 Dilalah Al-Qur’an A. Qath’iy ad-Dilalah Qath’iy ialah lapaz-lapaz yang mengandung pengertian tunggal dan tidak bisa dipahami makna selainnya. Misalnya, ayat tentang waris, hudud dan kaffarat. An-Nisaa : 11. ‫ﺣ َﺪ ًة َﻓَﻠﻬَﺎ‬ ِ ‫ك َوإِن آَﺎ َﻧﺖْ وَا‬ َ ‫ﻦ ُﺛُﻠﺜَﺎ ﻣَﺎ َﺗ َﺮ‬ ‫ﻦ َﻓَﻠ ُﻬ ﱠ‬ ِ ْ‫ق اﺛْ َﻨ َﺘﻴ‬ َ ْ‫ﻦ َﻓﺈِن ُآﻦﱠ ِﻧﺴَﺂ ًء َﻓﻮ‬ ِ ْ‫ﻆ اْﻷُﻧ َﺜ َﻴﻴ‬ ‫ﺣﱢ‬ َ ‫ﻞ‬ ُ ْ‫ﻻ ِد ُآﻢْ ﻟِﻠ ﱠﺬ َآ ِﺮ ِﻣﺜ‬ َ ْ‫ﷲ ﻓِﻲ َأو‬ ُ ‫ﻳُﻮﺻِﻴ ُﻜ ُﻢ ا‬ ‫ﻒ‬ ُ ْ‫اﻟﻨﱢﺼ‬ Artinya: Allah mensyariatkan bagi tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu, yaitu, bagian seorang anak laki-laki sama dengan dua bagian anak perempuan, dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari 2 orang, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan, dan jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separoh harta.

11

agustianto.niriah.com

An-Nur : 24 ‫ﺟﻠْ َﺪ ٍة‬ َ ‫ﺣ ٍﺪ ﱢﻣﻨْ ُﻬﻤَﺎ َﻣﺎ َﺋ َﺔ‬ ِ ‫اﻟﺰﱠا ِﻧ َﻴ ُﺔ وَاﻟﺰﱠاﻧِﻲ ﻓَﺎﺟْ ِﻠﺪُوا ُآﻞﱠ وَا‬ Artinya: Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah masing-masing keduanya 100 kali.

B. Zhanniy ad-Dilalah zhanni’iy ialah lapaz-lapaz yang mengandung pengertian lebih dari satu dan mungkin untuk dita’wil. Misalnya, firman Allah tentang tangan yang dipotong (Al-Maidah : 38) ‫ﺣﻜِﻴ ُﻢ‬ َ ٌ‫ﷲ ﻋَﺰِﻳﺰ‬ ُ ‫ﷲ وَا‬ ِ ‫ﻦا‬ َ ‫ﻻ ﱢﻣ‬ ً ‫ﺴﺒَﺎ َﻧﻜَﺎ‬ َ ‫ﺟﺰَﺁ ًء ِﺑﻤَﺎ َآ‬ َ ‫ﻄﻌُﻮا أَﻳْﺪِﻳَ ُﻬﻤَﺎ‬ َ ْ‫ق وَاﻟﺴﱠﺎ ِر َﻗ ُﺔ ﻓَﺎﻗ‬ ُ ِ‫وَاﻟﺴﱠﺎر‬ Artinya: “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan”. Kata tangan dalam ayat mengandung kemungkinan tangan kanan dan tangan kiri. Juga mengandung kemungkinan, 1. Ujung jari s/d pergelangan, 2. Ujung jari sampai siku, 3.Ujung jari sampai bahu. Kemungkinan makna yang banyak ini,membuat status ayat tersebut zhannniy addilalah

C. Qath’iy ats-Tsubut Qath’iy Tsubut ialah kepastian dari segi jumlah periwatannya yang banyak pada setiap level, sehingga tidak mungkin terjadi dusta, karena jumlah perawinya mutawatir. Berdasarkan definisi ini , maka seluruh ayat Al-Quran adalah qath’it ast-Tsubut. Kaitan ayat Qath’i-Zhanny dengan ijtihad adalah Ayat-ayat Qath’iy tidak bisa menjadi Objek ijtihad. Dengan demikian Lapangan (objek) ijtihad hanya-lah ayat-ayat Zhanniy.

D. Zhanniy ats-Tsubut Qath’iy Tsubut ialah jumlah para perawinya tidak sampai mutawatir. Kezannian ini tidak ada pada ayat Al-quran, yang ada pada hadit ahad dan masyhur.

12

agustianto.niriah.com

6.6 Pandangan Ulama tentang Dilalah Al-Quran Berhadapan dengan Sunnah Sunni memahami dilalah Al-Quran melalui sunnah. Jika tidak ada sunnah mereka memahaminya dengan ilmu bahasa Arab dan ilmu syari’at dengan mengambil maqashid syari’ah. Syi’iy : Tidak seorangpun yanag mampu memahami Al-Quran selain Imam mereka yang 12. Imam-Imam tsb sebagai kunci memahami Al-Quran, karena Imam tersebut dianggap ma’shum (terhindar dari kesalahan) a. Cara Penjelasan Al-Quran terhadap hukum-hukum 1) Penjelasan rinci, seperti hukum waris, hukum pidana (hudud) dan kaffarah 2) Penjelasan global, seperti shalat, tidak dirinci jumlah rakaatnya. Zakat juga tidak djelaskan benda yang dizakti, nishab dan haulnya.Untuk menjelaskan ayat yang global itu, Nabi Muhammad melalui sunnahnya merinci, menjelaskan, dan mengkhususkannya. Sifat Al-Quran yang global dimaksudkan agar Al-quran menjadi elastis dan flexibel dalam menghadapi tantangan zaman yang selalu berubah. Seandainya Al-Quran semuanya bersifat rinci, maka ia akan kaku dalam menghadapi perubahan zaman yang selalu berubah/berkembang. Oleh karena itu prinsip-prinsip umum Al-Quran menjadi penting artinya dalam mengantisipasi perkembangan zaman

b. Kesempurnaan Al-Quran dirangkum dalam 3 hal : 1) Teks-teks rinci yang dikandung Al-Quran Teks-teks global yang mengandung berbagai kaedah-kaedah dan kriteria umum ajaran Al-Quran. Para ulama memahaminya sesuai dengan tujuan-tujuan yang dikehendaki syara (maqashid syari’ah) 2) KaedahushulFiqh yang terkait dengan Al-Quran 3) Alquran merupakan dasar dan sumber utama hukum Islam, sehingga seluruh sumber hukum atau metode istimbath, harus mengacu kepada kaedah umum yang dikandung AlQuran 4) Untuk memahami Al-Quran, para mujtahid harus mengetahui asbabun nuzul, karena ayat-ayat Al-Quran itu diturunkan secara bertahap sesuai dengan siatuasi dan kondisi sosial.

13

agustianto.niriah.com

c. Alasan urgennya asbabun nuzul ialah 1) Seseorang tidak bisa memahami kemukjizatan Al-Quran, kecuali setelah mempelajari situasi kondisi di zaman turunnya Al-Quran 2) Ketidak tahuan terhadap asbaun nuzul, akan membuat kerancuan dalam memahami hukum-hukum yang dikandung Al-Quran, karena Al-Quran turun sesuai dengan permasalahan yang memerlukan ketentuan hukum Dalam memahami kandungan hukum dalam Al-quran, mujtahid juga dituntut untuk memahami secara baik adat kebiasaan orang Arab. Contoh dalam memahami firman Allah Swt. (2:196) ‫وأﺗﻤﻮا اﻟﺤﺞ واﻟﻌﻤﺮة ﷲ‬ Artinya: “Sempurnakanlah haji dan umrah untuk Allah…” Ayat ini hanya memerintahkan untuk menyempurnakan haji dan umar, bukan memerintahkan haji dan umrah itu sejak semula. Hal ini dikarenakan orang-orang jahiliyah dahulu sudah melaksakana haji dan umar, maka Allah memerintahkan untuk menyempurnakan sebagian manasik haji, seperti wukuf di Arafah.

14

Related Documents


More Documents from "Edy Ramdan"