Isu Papua.docx

  • Uploaded by: Evert Nusatjasi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isu Papua.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 449
  • Pages: 2
Pak Felix, Saudaraku Wensy, dan Pak Jimmy yang baik….

Topik ISU PAPUA ini diposting oleh saya sesuai tanggal yang tertera dalam inbox pineleng grup ini. Pak Felix Lengkong langsung menanggapinya. Saat itu juga saya duduk baik-baik di rumah untuk membaca sampai selesai. Menarik sekali bahwa Pak Felix sangat peduli dengan persoalan di Provinsi Papua dan Papua Barat. Saya tidak ada waktu membalas komentar Pak Felix itu. Lagi pula sepertinya tidak perlu membalas karena Pak Felix membuat saya senang bahwa ada orang di luar Papua yang ternyata sangat peduli dengan persoalan Papua saat ini. Saya sendiri hampir lupa dengan topik ini. Tiba-tiba sa pu sobat Wensy mengomentarinya dan disusul oleh Pak Jimmy. Wah, sepertinya ISU PAPUA selalu menarik untuk dibicarakan. Pada kesempatan ini ijinkanlah saya menjelaskan tentang artikel yang saya share ke Pineleng grup: -

Pada tanggal 24 Maret 2016 saya membuka akun twitter dan membaca tweet dari orang-orang yang saya ikuti. Salah satu yang selalu jadi perhatian saya adalah timeline @Jokowi yang merupakan Akun Resmi Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia.

-

Rupanya Jokowi baru saja ‘berkicau’ tentang Bendungan Teritip di Balikpapan dengan menulis: Bendungan Teritip dibangun untuk memenuhi pasokan air warga Balikpapan, pengendali banjir dan destinasi wisata –Jokowi. Saya tertarik membuka komentar karena melihat banyak yang menyukai serta me-retweetnya.

-

Di luar dugaan, saya melihat sebuah peta yang diposting sebagai komentar atas kicauan Jokowi dengan caption: The Map of Indonesian Government commited a hidden genocide in West Papua since 1961 – 2015 (The number of West Papuan people died under Indonesian brutality is estimated about more than 700.000 people)

-

Yang mengirim gambar itu ke Jokowi adalah @PrayutChanocha. Akun ini rupanya milik Prayut Chan-O-cha yang dalam profilnya tertulis sebagai: Prime Minister of Thailand and Head of The National Council for Peace and Order. Ada gambar bendera Thailand serta foto wajah Prayut Chan-O-cha. Saya berharap ini bukan akun palsu yang mengatasnamakan PM Thailand.

-

Pada komentar berikutnya, pemilik akun itu mengirimkan link berita tentang situasi di Papua. Saya langsung membuka dan membacanya. Saya akhirnya sadar bahwa tiga orang dari Australia (ada biarawati) yang sempat mengikuti misa di paroki kami, yakni Paroki Emaus-Kota Sorong (sekitar bulan Februari 2016), telah kembali ke Australia dan menulis artikel itu.

-

Ketika itu pastor paroki kami memperkenalkan mereka kepada umat sebagai tim yang sedang mengumpulkan data tentang Papua dan mereka bekerjasama dengan Sekretariat Keadilan dan Perdamaian (SKP) di seluruh keuskupan di Tanah Papua.

-

Jadi, artikel http://catholicleader.com.au/news/new-catholic-report-tells-storiesof-murder-kidnapping-and-torture-in-west-papua itu ditulis oleh orang-orang Katolik yang datang dan melihat sendiri situasi di Tanah Papua.

Saya perlu menjelaskan tentang asal-usul artikel itu karena saat ini banyak sekali tulisan tentang Papua yang tidak berasal dari sumber terpercaya, juga tidak merupakan hasil penelitian di lapangan.

Salam dari Kota Sorong Etus Nusatjasi

Related Documents

Isu
May 2020 40
Isu
July 2020 27
Isu Isu Global
May 2020 34
Isu-isu Alam Sekitar
May 2020 35

More Documents from ""