DIAGNOSTIC READING DIKLAT KEPEMIMPINAN TK III
Oleh : Drs. V.M ETWIORY WIDYAISWARA MADYA BADAN DIKLAT PROVINSI PAPUA BARAT 2014
HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu mengidentifikasi permasalahan pengelolaan program instansinya dan menyusun solusi pemecahannya
INDIKATORHASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat : Mengidentifikasi permasalahan pengelolaan program instansi Mengidentifikasi solusi pemecahan permasalahan pengelolaan program instansi
MATERI POKOK
Permasalahan pengelolaan program organisasi
Mengidentifikasi solusi pemecahan masalah pengelolaan program instansi
SCOPING DIAGNOSTIC
VISI MISI ESELON I ESELON III
TUJUAN
PROGRAM
SASARAN
ESELON II
STRATEGI
KINERJA
ESELON IV KEGIATAN
KONSEP DIAGNOSTIC READING
A. PENGERTIAN Diagnostic Reading merupakan refleksi dari proses pemeriksaan sesuatu hal dengan cara identifikasi dari gejala-gejala yang timbul berkaitan dengan jenis dan karakteristik, serta yang melatar belakangi dari suatu kelemahan tertentu, serta mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.
B. PRINSIP DIAGNOSTIC READING Melakukan perubahan dengan melihat kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan, dengan mengikuti proses atau tahapan (Input, Proses, Output) untuk ditindaklanjuti dalam sebuah penetapan yang dapat diaplikasikan.
C. APLIKASI DIAGNOSTIC READING Kegiatan mendiagnosa merupakan kegiatan dalam merefleksikan gejala-gejala yang ditimbulkan dari pembekalan integritas dan isu aktual substansi lembaga, dan selanjutnya bagaimanakah cara untuk mengatasinya.
Dalam mendiagnosa apa yang terjadi dalam organisasi, perlu ditemukan gejala-gejala yang timbul, mencara akar penyebab masalah, dan merekomendasikan cara mengatasinya.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
A. PENDEKATAN SITUASIONAL BERDASARKAN VISI DAN MISI Dalam melakukan kegiatan identifikasi, pendekatan ini dapat berguna dalam melihat proses pelaksanaan tugas dan fungsi di dalam organisasi apakah berjalan sangat efektif dan efisien serta responsif terhadap tujuan organisasi. Karena didalamnya terdapat suatu tujuan dan sasaran terstruktur.
B. PENENTUAN GEJALA BERDASARKAN KRITERIA Dalam melihat suatu gejala yang timbul, dapat dipertimbangkan dari suatu kejadian yang mempunyai kriteria untuk dicermati. Dan ini memberi makna pada kondisi yang benar terjadi dan sedang menjadi perhatian dan layak untuk dikedepankan, karena mempunyai pertimbangan lingkungan eksternal dimana pemecahannya sedang dinanti-nantikan.
Tentunya sekarang ini belum terpecahkan dan membawa dampak atau menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya. Selanjutnya logis, realistis bagi pengelola program untuk memecahkannya.
C. PERSOALAN PROGRAM PRIORITAS Berdasarkan fungsi yang benar-benar dirasa problematik berkaitan dengan sekian fungsi yang dijalankan untuk dikedepankan dan menjadi perhatiannya, kemudian atas dasar fungsi tersebut, kenali persoalan yang menggejala yang menjadi persoalan ditingkat pengelola program berdasarkan sasaran yang ada dalam Renstra dan Renja.
D. INVENTARISASI KEBUTUHAN SUMBERDAYA Melakukan pemetaan terhadap situasi pada unit yang menjadi kewenangannya sebagai penyebab dengan dipengaruhi oleh tugas suatu unit organisasi dianalisis berdasarkan hasil pelaksanaan tugas. Analisis ini dilakukan dengan mengamati tugas yang seharusnya dilaksanakan.
E. PENETAPAN PENYEBAB YANG SEBENARNYA Dengan didasarkan atas analisis diatas, maka penetapan penyebab yang sebenarnya menjadi hal yang krusial dan menjadi perhatian yang lebih untuk ditingkatkan.
IDENTIFIKASI PEMECAHAN PERMASALAHAN
A. ANALISIS PERSOALAN POTENSIAL Tahap ini merupakan langkah pencegahan atau tindakan penanggulangan dalam rangka penyelesaian masalah. Langkah ini sebagai tahap dalam melengkapi suatu hasil diagnosa sebelum diambil sebuah keputusan, dan juga sebagai instrumen pemantau dalam antisipasi dalam sebuah keputusan yang akan dibuat. Pada tahap ini dapat juga digunakan/melihat sebuah reaksi terhadap perubahan internal maupun eksternal yang mempengaruhi organisasi dan memperbaiki suatu keputusan yang akan ditetapkan.
B. IDENTIFIKASI FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN (PENDORONG/PENGHAMBAT) Pada tahap ini adalah melihat faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi, dari adalah visi sebagai cita-cita bersama didalam organisasi dan misi yang merupakan cara untuk mencapai visi. Keberhasilan pimpinan dalam menjalankan tugas organisasi dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang bersumber dari lingkungan strategis organisasi, baik internal maupun eksternal organisasi.
C. EVALUASI FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT Untuk dapat menentukan faktor sebagai upaya dalam keberhasilan misi, perlu dilakukan penilaian terhadap setiap faktor yang diidentifikasi, sehingga memiliki nilai yang lebih dari faktor lain. Nilai yang tersebut tentu mempunyai dukungan yang lebih atau lebih tinggi terhadap keberhasilan yang diraih organisasi. Tentunya dalam penilaian terhadap faktor, hendaknya diperhatikan pendukungnya. Jadi penentuan faktor keberhasilan sangat menentukan yang hendak diacapai dalam organisasi sebagai citacita.
D. PENENTUAN STRATEGI PEMECAHAN Penentuan strategi sebagai langkah dalam mencapai tujuan organisasi adalah dengan memberdayakan kemampuan sumberdaya secara efektif dan efisien. Dan bagaimana nantinya sebuah strategi dapat memberikan kontribusi untuk kemajuan organisasi. Strategi nantinya dapat dijadikan pedoman bagi peningkatan kinerja organisasi.
TUGAS DAN FUNGSI
ESELON II
RENCANA STRATEGIS UNIT ORGANISASI ESELON III
PRIORITAS
menguraikan dan
P O A C
mendeskripsikan tugas dan fungsi
PROBLEMATIK
TOPIK YANG DIUSULKAN SEBAGAI PROJECT TEROBOSAN (breakthrough) STRATEGI
KEGIATAN
E. PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM INSTANSI Untuk menjamin strategi yang dirumuskan berjalan dengan baik, maka kebijakan operasional dapat menunjang tujuan yang telah ditetapkan dan bersifat terobosan, serta dapat memberi manfaat bagi kelangsungan organisasi.
PERANAN DIAGNOSA KEBUTUHAN PERUBAHAN ORGANISASI
Self Mastery
Tim Efektif
PROYEK PERUBAHAN
Inovasi
Diagnosa Kebutuhan Perubahan
PERANAN DIAGNOSTIC READING Diklat Kepemimpinan LEBIH di arahkan untuk menghasilkan pemimpin perubahan, yaitu : pemimpin yang berhasil membawa perubahan pada unit organisasi yang dipimpinnya
PEMIMPIN PERUBAHAN Adanya kemampuan MENDIAGNOSA UNIT O R G A N I S A S I N YA ,
Mencari dimensi yang bermasalah,
Menyusun langkah untuk mengubahnya
gejala
DOKTER
gejala
PEMIMPIN PERUBAHAN = PENDIAGNOSA YANG AKURAT
gejala IDENTIFIKASI
ANALISIS
INFORMASI PENTING
ALTERNATIF SOLUSI
KONDISI PERMASALAHAN ORGANISASI LINGKUNGAN INPUT
TRANSFORMASI PROSES
OUTPUT
MENDIAGNOSA ORGANISASI Sebagai langkah awal yang sangat menentukan karena :
Pemimpin dapat merasa lebih percaya diri terhadap tujuannya Pemimpin mempunyai argumentasi yang tepat dalam meyakinkan stakeholders
PEMIMPIN PERUBAHAN
TAHAP IV breaktrough 2 Leadership Laboratorium
TAHAP II breaktrough 1 Taking Ownership
TAHAP V EVALUASI TAHAP III merancang perubahan dan membangun tim
TAHAP I diagnosa kebutuhan perubahan organisasi
PERANAN DIAGNOSA KEBUTUHAN PERUBAHAN ORGANISASI
PENGUASAAN DIRI
(self mastery) & Pembekalan Isu Strategis
DIAGNOSTIC READING
PENJELASAN PROYEK PERUBAHAN
PEMIMPIN PERUBAHAN
SCOPING DIAGNOSTIC
VISI MISI
ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN PROGRAM
SASARAN
KINERJA
STRATEGI KEGIATAN STRATEGI
TUGAS DAN FUNGSI
ESELON II
RENCANA STRATEGIS UNIT ORGANISASI ESELON III
PRIORITAS Menguraikan dan mendeskripsikan tugas dan fungsi
P O A C PROBLEMATIK
TOPIK YANG DIUSULKAN SEBAGAI PROJECT TEROBOSAN (breakthrough) PROGRAM
KEGIATAN
HOW
Si A Bi Di Ba
Siapa
diri dan stakeholders
Apa
yang perlu dirubah
Bilamana
terkait waktu
Dimana
terkait tempat
Bagaimana
terkait cara
LOGO
DIAGNOSIS KEBUTUHAN ORGANISASI DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III
Nama No. Absen Jabatan Instansi
Oleh : : Dra. MARTHA KARSAU : .......................................... : KEPALA DISTRIK : DISTRIK SORONG BARAT
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN II TAHUN 2017 KOTA SORONG
MENDIAGNOSA KEBUTUHAN PERUBAHAN ORGANISASI Nama NIP Pangkat/Golongan Jabatan Instansi 1. a. b. c. d.
: Dra. MARTHA KARSAU : 19720314 199403 2 007 : Pembina (IV/a) : KEPALA DISTRIK : DISTRIK SORONG BARAT
PROFL LEMBAGA Nama SKPD/SOPD Struktur Organisasi Tugas Pokok dan Fungsi Data Pendukung
:.................. : (terlampir) :.................. :(terlampir)
2. ANALISA KEBUTUHAN PERUBAHAN ORGANISASI a. Identivikasi Masalah
Kondisii Yang diharapkan 1. Anak anak tersebut dapat bebas dari buta aksara dan dapat berhitung dengan baik.
Kondisi saat ini 1. Masih terdapatnya anak anak usia sekolah yang tidak tahu baca, tulis dan berhitung.
Gap (Masalah) 1. Dibutuhkan perhatian Pemerintah dan pihak terkait untuk menangani hal ini.
b. Inventarisasi Masalah 1. Masih terdapatnya anak-anak usia sekolah yang tidak tahu baca, tulis dan berhitung 2. Kurangnya animo masyarakat untuk mengurus E.KTP 3. Minimnya kesadaran masyarakat dalam penanganan sampah 4. Kurangnya animo masyarakat dalam mengurus Kartu Keluarga
c. Analisis Penyebab Masalah N O
1
2
IDENTIFIKASI MASALAH
Masih terdapatnya anak anak usia sekolah yang tidak tahu baca, tulis dan berhitung Kurangnya animo masyarakat untuk mengurus E.KTP
KRITERIA PENILAIAN U
S
G
TOTAL NILAI
5
5
5
15
5
5
4
14
3
Minimnya kesadaran masyarakat dalam penanganan sampah
5
4
4
13
4
Kurangnya animo masyarakat dalam mengurus Kartu Keluarga
4
4
4
12
Penyebab Masalah : LEMAHNYA SISTIM PERENCANAAN Keterangan : USG yaitu tingkat Urgency (kegawatan), Seriousness (Mendesak) dan Growth (Pertumbuhan) Perhitungannya menggunakan skala Likert: 1 = sangat kecil/rendah pengaruhnya, 2 = kecil pengaruhnya, 3 = sedang/cukup pengaruhnya, 4 = besar/tinggi pengaruhnya, 5 = sangat besar/sangat tinggi pengaruhnya.
d. Analisis Penyebab Masalah Utama Penyebab sehingga lemahnya sistim perencanaan adalah adanya kelemahankelemahan institusional dari aparat perencanaan dan pelaksanaan dalam bidang pendidikan dan kurang profesionalnya mereka untuk memperhatikan tentang kebutuhan masyarakat dalam dunia pendidikan terutama tentang pemberantasan buta huruf, sehingga menyebabkan banyak anak anak usia sekolah yang masih saja kita temui tidak tahu baca dan tulis di Kompleks Kokoda, Kelurahan Klawasi, Distrik Sorong Barat. Hal ini menjadi tugas kita bersama untuk dapat secara bersama menangulangi persoalan ini yaitu harus adanya Perencanaan yang matang dan tersusun secara baik, khususnya dalam bidang pendidikan, untuk bersama-sama menyusun suatu pola untuk secara bersama dapat mengatasi persoalan buta huruf, sehingga diharapkan kedepannya anak anak ini dapat baca, tulis dan berhitung dengan baik dan menjadi anak-anak Papua yang pintas dan cerdas dan siap bertarung dan bersaing dengan anak anak yang lain.. Penyebab Masalah Utama LEMAHNYA SISTIM PERENCANAAN
e. Gagasan Perubahan yang diusulkan 1. PENGUATAN SISTIM PERENCANAAN 2. OPTIMALISASI KOORDINASI DAN SINGKRONISASI DINAS TERKAIT 3. PENGUATAN PENGAWASAN DI DINAS TERKAIT 4. PENGUATAN PENGAWASAN BAGI ASN DI BIDANG PLS PADA DINAS P DAN P Sorong, 04 Oktober 2017 Widyaiswara Diagnostic Reading
Drs. Velvianus M. Etwiory Widyaiswara Ahli Madya NIP.19620628 199003 1 007
Reformer,
Dra. MARTHA KARSAU NIP. 19720314 199403 2 007