Isi Analisa Investasi Dan Pasar Modal.docx

  • Uploaded by: radhitya purwa nugraha
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi Analisa Investasi Dan Pasar Modal.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,228
  • Pages: 20
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan di masa kini tidak hanya dilakukan di pasar konvensional. Kini perdagangan saham, valuta asing, dan surat berharga lainnya pun telah dilakukan oleh banyak orang. Secara umum pengertian pasar modal adalah pasar abstrak sekaligus pasar konkret dengan barang yang diperjualbelikan adalah dana yang bersifat abstrak, dan bentuk konkretnya adalah lembar suratsurat berharga di bursa efek. Dijelaskan pula oleh J.Bogen bahwa Bursa efek adalah suatu sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek secara langsung atau melalui wakilwakilnya. Akan tetapi setiap individu atau perusahaan yang ingin bergabung pada pasar atau bursa ini tidak bebas keluar masuk seperti pada pasar-pasar lainnya, setiap individu atau perusahaan yang ingin bergabung harus memenuhi beberapa persyaratan. Seperti telah diatur dalam pasal 30 ayat 1 UU tentang Perizinan Perusahaan Efek yang menyatakan bahwa “Yang dapat melakukan kegiatan usaha sebagai Perusahaan Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam”, dan persyaratan tersebut diperjelas di ayat 3 “Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi hanya untuk Efek yang bersifat utang yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun, sertifikat deposito, polis asuransi, Efek yang diterbitkan atau dijamin Pemerintah Indonesia, atau Efek lain yang ditetapkan oleh Bapepam sekarang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak diwajibkan untuk memperoleh izin usaha sebagai Perusahaan Efek”. Dan untuk memperjelas ketentuan apa yang dimaksudkan dalam undang-undang tersebut maka Ketua Bapepam sekarang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan keputusan bernomor Kep-02/PM/1996, tanggal 17 Januari 1996 tentang perizinan bursa efek. Karena pentingnya kontribusi bursa efek dalam sistem perekonomian Indonesia, maka kami ingin membahas dan membagi ilmu tentang sebagian komponen dan mekanisme yang terjadi di bursa efek.

1

1.2. Rumusan Masalah Dalam pembahasan kelompok kami kali ini akan membahas mekanisme dan beberapa komponen yang ada di bursa efek, antara lain: a) Apakah yang dimaksud dengan perdagangan saham.? b) Bagaimana mekanisme transaksi yang terjadi di pasar modal (bursa efek).? 1.3. Tujuan Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam dan mendetail tentang bursa efek yang ada di Indonesia, dan juga kami ingin lebih mengetahui bagaimana mekanisme transaksi yang terjadi. Selain itu makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisa Investasi dan Pasar Modal.

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Sejarah, Pengertian dan Jenis 2.1.1. Sejarah Saham Ide dasar tentang saham adalah pembagian modal yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah usaha, konsep ini sudah ada sejak ± 3 SM dan terus berkembang sampai sekarang. Berikut ini adalah tahapan waktu dalam sejarah perkembangan saham. 1. Tahun ± 3 SM (Aplikasi Bagi Hasil Pertama di Dunia) Pemerintah Roma memiliki wilayah jajahan meliputi Eropa, Timur Tengah dan Afrika. Karena wilayah jajahan yang sangat luas, akses untuk menuju wilayah jajahan tidak mudah, dan teknologi tidak secanggih saat ini, maka dibutuhkan tenaga tambahan untuk memungut pajak di wilayah jajahannya. Kemudian pemerintah Roma mengontrakkan layanan kepada sekelompok pengusaha swasta yang disebut kaum Publican. Layanan yang ditawarkan adalah mengurus persediaan dan logistik militer, mengelola pajak suatu

wilayah

atau

pelabuhan,

dan

pengerjaan

proyek

pembangunan fasilitas umum. Sistem yang berlaku dalam penentuan proyek kepada kaum Publican adalah sistem tender, dimana kaum Publican memberikan penawaran harga kepada pemerintah, dan dilakukan pembagian hasil antara kaum Publican dengan pemerintah. 2. Tahun 1288 (Dokumen Saham Pertama di Dunia) Sejak tahun 850-an, di Flaun, Swedia, terjadi eksploitasi tembaga yang dikelola oleh penduduk lokal dengan sistem bagi hasil. Tertanggal 16 Juni 1288, raja Swedia, Magnus Biggerson bersama Uskup Kepala Uppsala dan tiga orang usku lainnya, mengambil alih pengolahan tambang dan mengeluarkan dokumen yang disebut “Deed of Exchange” yang isinya perjanjian pembagian hasil dan pengelolaan tambang. Ada beberapa dokumen lain yang dikeluarkan, yang isinya perjanjian bagi hasil kepada pihak yang menguntungkan. Pada saat itu pengelolaan dan administrasi

3

tambang bukan lagi dilakukan secara parsial oleh penduduk lokal, namun dilakukan oleh sebuah organisasi yang terorganisir dengan baik. 3. Tahun 1602 (Pasar Modal Pertama di Dunia) Pada masa perdagangan Eropa Asia, terjadi persaingan antara para pedagang-pedagang di Eropa untuk menguasai rute perdagangan. Ketika persaingan antar pedagang memanas, pihak pemerintah turut campur dengan mempersenjatai armada-armada yang dikirim dalam misi dagang. Akibatnya, perang antar negaranegara di Eropa tidak terelakkan lagi. Hasilnya harga rempahrempah menjadi jatuh.Turunnya harga rempah-rempah pada abad ke-16 memaksa para pengusaha Belanda untuk bekerja sama melebur menjadi satu perusahaan salah satunya adalah VOC. Kunci sukses VOC dalam penggalangan modal adalah keputusan untuk membuka

kepemilikan

saham

kepada

publik

oleh

para

pemilik.Penjualan dan pembelian sertifikat saham VOC dikelola oleh dua direktur, yang berada di Amsterdam, yang merupakan kantor pusat VOC, dan juga dikenal sebagai Pasar Modal pertama di Dunia. 4. Tahun 1912 (Pembentukan Pasar Modal Indonesia) Pada 14 Desember 1912, bursa efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia, ketika itu didirikan untuk kepentingan VOC dan merupakan cabang dari Amsterdamse Effectenbueurs yang menjadi penyelenggara adalah Vereniging voor de Effectenhandel. Tahun 1914 – 1918 bursa efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I. Tahun 1825 – 1942 bursa efek dibuka kembali bersama dengan bursa efek di Semarang (1 Agustus 1925) dan Surabaya (11 Januari 1925). Tahun 1939, karena Perang Dunia II bursa efek di Semarang dan Surabaya ditutup, disusul kemudian pada tanggal pada 10 Mei 1940 bursa efek Jakarta tutup.Bursa efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof. DR. Sumitro Djoyohadikusumo).

4

2.1.2. Pengertian Saham Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat diperoleh berupa deviden, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham (M. Paulus Situmorang : 2008). Saham juga bisa diartikan sebagai satuan nominal atau pembukuan, dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu kepada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaanperusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk “menjual” kepentingan dalam bisnis dengan imbalan uang tunai. Inilah kenapa saham disebut sebagai surat berharga, karena menjadi bukti yang diakui oleh hukum dan negara sebagai kepemilikan atas sebuah perusahaan. 2.1.3. Jenis Saham Ada dua (2) jenis saham berdasarkan hak tagih atau kemampuan klaim, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). A. Saham Biasa (Common Stock) Adalah surat berharga dalam bentuk piagam atau sertifikat yang memberikan pemegangnya bukti atas hak dan kewajiban menyangkut andil kepemilikan dalam suatu perusahaan. Jenis saham ini yang paling sering digunakan dan paling populer di pasar modal karena pemilik saham jenis ini akan memperoleh keuntungan / laba dan tidak memperoleh ketika perusahaan dalam kondisi buruk serta memiliki hak suara pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Apabila perusahaan bangkrut / dilikuidasi, maka para pemegang saham akan menerima hak atas sisa dari aset perusahaan atau setelah melunasi hutang. Ciri-ciri Saham Biasa  Hak suara pemegang saham, dapat memilih dewan komisaris.  Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru.  Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja.

5

B. Saham Preferen (Preferred Stock) Adalah bagian saham yang memiliki tambahan hak melebihi saham biasa. Jenis saham ini maksudnya adalah pemegang saham memperoleh hak istimewa dan pasti dalam pembayaran deviden dibandingkan jenis saham biasa. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi, para pemegang saham jenis ini akan mendapatkan hak atas sisa aset perusahaan sebelum pemegang saham biasa dan haknya lebih tinggi dari pemegang saham biasa, maksudnya deviden yang diterima biasanya sudah ditetapkan terlebih dahulu. Ciri-ciri Saham Preferen  Memiliki beberapa tingkat, dapat diterbitkan dengan ciri-ciri yang berbeda  Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian deviden  Deviden kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa  Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk Jenis saham berdasarkan cara peralihan kepemilikannya ada dua (2) jenis, yaitu : A. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks) Pada saham ini tidak tertulis nama pemiliknya, supaya lebih mudah dipindah tangankan dari satu investor ke investor lain. Siapa yang memegang saham tersebut secara hukum, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak unutk ikut hadir dalam RUPS. B. Saham Atas Nama (Registered Stocks) Saham ini ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, cara peralihannya harus dilalui melalui prosedur yang telah ditentukan. 2.2. Perdagangan Saham 2.2.1 Pengertian Pasar Modal Ada tiga definisi yang menjelaskan tentang pasar modal (bursa efek), yaitu :

6

1. Definisi yang luas Pasar

modal

adalah

kebutuhan

system

keuangan

yang

terorganisasi. Termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, serta surat-surat kertas berharga / klaim, jangka panjang dan jangka pendek, primer dan yang tidak langsung. 2. Definisi dalam arti menengah Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembagalembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk sahamsaham,

obligasi-obligasi,

pinjaman

berjangka

hipotek,

dan

tabungan serta deposito berjangka. 3. Definisi dalam arti sempit Pasar

modal

adalah

tempat

pasar

terorganisasi

yang

memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa dari makelar, komisioner dan para underwriter. Secara umum pengertian pasar modal adalah pasar abstrak sekaligus pasar konkret dengan barang yang diperjual belikan adalah dana yang bersifat abstrak, dan bentuk konkretnya adalah lembar surat-surat berharga di bursa efek. Sedangkan pengertian Bursa Efek menurut J.Bogen : “Bursa Efek adalah suatu sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek secara langsung atau melalui wakil-wakilnya. 2.2.2 Pasar Sekunder Pasar sekunder adalah penjualan efek / sertifikat setelah pasar perdana berakhir. Pada pasar ini efek diperdagangkan dengan harga kurs (PT. Danareksa: 1986). Dilihat dari sudut investor, pasar sekunder harus

dapat

menjamin

likuiditas

dari

efek.

Artinya

investor

menghendaki dapat membeli kembali sekuritas jika ia punya dana dan juga menghendaki menjual sekuritas untuk memperoleh uang tunai atau dapat mengalihkan kepada investor lain. Dari sudut pandang perusahaan, pasar sekunder merupakan wadah untuk menghimpun para investor, baik para investor lembaga

7

maupun investor perorangan.Pasar sekunder memperdagangkan saham yang sudah berada di tangan masyarakat, dan sudah melewati pasar perdana. Jadi, hasil jual beli saham di sini tidak masuk ke dalam kas perusahaan (emiten), tetapi ke dalam pemegang saham yang bersangkutan. Perusahaan yang menerbitkan saham semula sudah tidak terlibat lagi dalam jual beli saham tersebut. 2.3. Pelaku Perdagangan Saham a) Emiten Perusahaan yang akan melakukkan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di Bursa. Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan dalam hal ini biasanya sudah tertuang dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), antara lain : 1. Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan diguanakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi. 2. Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antaramodal sendiri dengan modal asing. 3. Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru. b) Investor Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang akan melakukan emisi. Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian tersebut mencakup kondisi perusahaan emiten. Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain : 1. Memperoleh deviden, ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden. 2. Kepemilikan perusahaan, semakin banyak saham yang dimilki maka semakin menguasai perusahaan. 3. Berdagang,

saham

pengharapannya

dijual

adalah

kembali

pada

saham

pada yang

saat

harga

benar-benar

tinggi, dapat

menaikkan keuntungannya dari jual beli saham.

8

c) Lembaga Penunjang Fungsi lembaga penunjang antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. d) Penjamin Emisi (Underwriter) Lembaga yang menjamin terjualnya saham / obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten. e) Perantara Perdagangan Efek (Broker / Pialang) Perantara dalam jual beli efek yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain : 1. Memberikan informasi tentang emiten. 2. Melakukan penjualan efek kepada investor. f) Pedagang Efek (Dealer) Fungsi dari pedagang hampir sama dengan perantara perdagangan efek. Yaitu sebagai perantara dan pedagang saham. g) Penanggung (Guarantor) Lembaga penengah antara pemberi kepercayaan dengan penerima kepercayaan. Lembaga yang dipercaya oleh investor sebelum menanamkan modalnya. h) Wali Amanat (Trustee) Jasa wali amanat sangat diperlukan sebagai wakil dari investor, kegiatan yang dilakukkan antara lain : 1. Menilai kekayaan emiten. 2. Menganalisa kemampuan emiten. 3. Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten. 4. Memberikan pertimbangan kepada investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten. 5. Bertindak sebagai agen pembayaran. i) Perusahaan Surat Berharga (Securities Company) Mengkhususkan perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut diantaranya : 1. Sebagai pedagang efek

9

2. Penjamin emisi 3. Perantara perdagangan efek 4. Pengelola dana. j) Perusahaan Pengelola Dana (Investment Company) Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor, terdiri dari dua (2) unit usaha, yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana. k) Kantor Administrasi Efek Kantor yang membantu para emiten maupun para investor dalam rangka memperlancar proses adminstrasinya. 1. Membantu emiten dalam rangka emisi. 2. Melaksanakan kegiatan menyimpan dan mengalihkan hak atas saham para investor. 3. Membantu menyusun daftar pemegang saham. 4. Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham. 5. Membuat laporan-laporan yang diperlukan. 2.4. Mekanisme Perdagangan Saham Perdagangan saham terjadi di pasar sekunder yang merupakan pasar bagi efek yang telah dicatatkan di bursa. Dengan kata lain pasar sekunder merupakan pasar dimana pemodal dapat melakukan jual beli efek setelah efek tersebut tercatat di bursa,jadi pasar sekunder merupakan kelanjutan dari pasar perdana. Di Indonesia terdapat satu bursa efek yaitu Bursa Efek Indonesia, sebagai tempat berlangsungnya perdagangan efek di pasar sekunder.Untuk dapat melakukan transaksi, sebelumnya investor harus menjadi nasabah di perusahaan efek tertentu. Di BEI terdapat lebih dari 100 perusahaan efek yang menjadi anggota bursa, pemodal dapat menjadi nasabah disalah satu atau beberapa perusahaan efek. Pertama kali pemodal melakukan pembukaan rekening dengan mengisi pembukuan rekening didalam dokumen, pembukaan rekening tersebut memuat identitas nasabah lengkap (termasuk tujuan investasi dan keadaan keuangan) serta keterangan tentang investasi yang akan dilakukan. Nasabah dapat melakukan order jual atau beli setelah investor disetujui untuk menjadi nasabah di perusahaan efek yang bersangkutan umumnya sejumlah perusahaan efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk

10

mendepositkan sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak untuk melakukan jual beli efek. Setelah investor memiliki account

disalah

satu

perusahaan

efek,

investor

dapat

langsung

merekomendasikan jual beli saham melalui broker dengan batas limit harga yang diinginkan investor, dibursa domestik saham-saham pada umumnya dijual dalam kelipatan 500 lembar yang disebut dengan satuan LOT, ada juga saham yang dapat dibeli satuan di bawah 500 lembar yang disebut ODD LOT, investor kecil bisa membeli satu saham atas sejumlah kemampuan mereka tidak mesti satu lot. Untuk pembelian dan penjualan saham, pemodal harus membayar biaya komisi kepada pialang / broker yang melaksanakan pesanan. Besarnya komisi ditentukan oleh bursa, di BEI besarnya biaya komisi tersebut setinggitingginya adalah 1% dari nilai transaksi (jual dan beli) artinya besarnya biaya komisi dapat di negosiasikan dengan pialang atau broker dimana pemodal melakukan jual-beli saham, umumnya untuk transaksi beli pemodal dikenakan fee broker 0.3% dari nilai transaksi sedangkan untuk transaksi jual dikenakan 0.4% (untuk transaksi jual pemodal masih dikenakan pajak penghasilan atas penjualan saham sebesar 0.1% dari nilai transaksi). a) Proses Pelaksanaan Perdagangan Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa diakukan dengan menggunakan fasilitas JATS NEXT-G. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. Gambar 1. Proses Pelaksanaan Perdagangan

11

b) Segmentasi Pasar dan Penyelesaian Transaksi Tabel 1. Segmen Pasar

Waktu Penyelesaian Transaksi

Pasar Reguler

Hari Bursa ke-2 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+2)

Pasar Tunai

Hari

Bursa

yang

sama

dengan

terjadinya

Transaksi Bursa (T+0) Pasar Negosiasi

Berdasarkan kesepakatan antara Anggota Bursa jual dengan Anggota Bursa Beli

Hak

Memesan

Efek

Terlebih

Dahulu

(HMETD)

hanya

dapat

diperdagangkan di Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi pada Sesi I. c) Jam Perdagangan setiap Segmen Pasar Jam Perdagangan Pasar Reguler Tabel 2. Hari

Sesi I

Sesi II

Senin – Kamis

09:00:00 s/d 12:00:00

13:30:00 s/d 15:49:59

Jumat

09:00:00 s/d 11:30:00

14:00:00 s/d 15:49:59

Jam Perdagangan Pasar Tunai Tabel 3. Hari

Waktu

Senin – Kamis

Pukul 09:00:00 s/d 12:00:00

Jumat

Pukul 09:00:00 s/d 11:30:00

Jam Perdagangan Pasar Negosiasi Tabel 4. Hari

Sesi I

Sesi II

Senin – Kamis

09:00:00 s/d 12:00:00

13:30:00 s/d 16:15:00

Jumat

09:00:00 s/d 11:30:00

14:00:00 s/d 16:15:00

12

Untuk Pasar Reguler menggunakan sesi Pra-pembukaan, Pra-penutupan dan Pasca Penutupan yang dilakukan setiap hari Bursa dengan jadwal sebagai berikut: 1. Pra Pembukaan: Tabel 5. Waktu

Agenda Anggota Bursa Efek memasukan

08:45:00 - 08:55:00

penawaran Jual dan atau permintaan beli JATS melakukan proses pembentukan Harga Pembukaan dan

08:55:01 - 08:59:59

memperjumpakan penawaran jual dengan permintaan beli pada Harga Pembukaan berdasarkan price dan time priority.

2. Pra-Penutupan dan Pasca Penutupan : Tabel 6. Sesi

Waktu

Aktivitas Anggota Bursa Efek

Pra-Penutupan 15:50:00 - 16:00:00

memasukan penawaran Jual dan atau permintaan beli. JATS melakukan proses pembentukan Harga Penutupan dan

16:00:01 - 16:04:59

memperjumpakan penawaran jual dengan permintaan beli pada Harga Penutupan

13

Sesi

Waktu

Aktivitas berdasarkan price dan time priority. Anggota Bursa Efek untuk memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli pada Harga Penutupan, dan JATS memperjumpakan secara

Pasca Penutupan

16:05:00 - 16:15:00

berkelanjutan (continuous auction) atas penawaran jual dengan permintaan beli untuk Efek yang sama secara keseluruhan maupun sebagian pada Harga Penutupan berdasarkan time priority.

Jam Perdagangan Derivatif Senin s.d Kamis  Sesi I 09:00 - 12:00 Waktu JATS  Sesi II 13:30 - 16:15 Waktu JATS

Jumat  Sesi I 09:00 - 11:30 Waktu JATS  Sesi II 14:00 - 16:15 Waktu JATS

Jam Perdagangan Derivatif - Kontrak Berjangka Indeks Efek (KBIE) Senin s.d Kamis 

Sesi I 09:15 - 12:00 Waktu JATS



Sesi II 13:30 - 16:15 Waktu JATS

Jumat 

Sesi I 09:15 - 11:30 Waktu FATS



Sesi II 14:00 - 16:15 Waktu FATS 14

Untuk bulan kontrak yang jatuh tempo maka pada akhir hari perdagangannya akan berakhir pada pukul 16.00 waktu JATS d) Tahapan Mekanisme Perdagangan Saham Pra-pembukaan Pelaksanaan perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan Prapembukaan. Anggota Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan auto rejection.Harga Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli terbanyak yang dapat dialokasikan oleh JATS NEXT-G pada harga tertentu pada periode Pra-pembukaan.Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang tidak teralokasi di Pra-pembukaan, akan diproses secara langsung (tanpa memasukkan kembali penawaran jual dan atau permintaan beli) pada sesi I perdagangan, kecuali Harga penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut melampaui batasan auto rejection. Pra-penutupan dan Pasca Penutupan Pada masa Pra-Penutupan, Anggota Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan auto rejection. JATS melakukan proses pembentukan Harga Penutupan dan memperjumpakan penawaran jual dengan permintaan beli pada Harga Penutupan berdasarkan price dan time priority. Dalam Pelaksanaan Pasca Penutupan, Anggota Bursa Efek memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli pada Harga Penutupan,

dan

JATS

memperjumpakan

secara

berkelanjutan

(continuous auction) atas penawaran jual dengan permintaan beli untuk Efek yang sama secara keseluruhan maupun sebagian pada Harga Penutupan berdasarkan time priority. Pasar Reguler dan Pasar Tunai Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam

JATS

NEXT-G

diproses

oleh

JATS

NEXT-G

dengan

memperhatikan: 

Prioritas harga (price priority):

15

Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi. 

Prioritas Waktu (time Priority) Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS NEXT-G memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang diajukan terlebih dahulu. Pengurangan jumlah Efek pada JATS NEXT-G baik pada penawaran jual maupun pada permintaan beli untuk tingkat harga yang sama tidak mengakibatkan hilangnya prioritas waktu. Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai terjadi dan mengikat pada saat penawaran jual dijumpakan (match) dengan permintaan beli oleh JATS NEXT-G.

Pasar Negosiasi Perdagangan Efek di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antara: 

Anggota Bursa atau



Nasabah melalui satu Anggota Bursa atau



Nasabah dengan Anggota Bursa atau

Selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar menawar tersebut diproses melalui JATS NEXT-G. Anggota Bursa dapat menyampaikan penawaran jual dan atau permintaan beli melalui papan tampilan informasi (advertising) dan bisa diubah atau dibatalkan sebelum kesepakatan dilaksanakan di JATS NEXT-G. Kesepakatan mulai mengikat pada saat terjadi penjumpaan antara penawaran jual dan permintaan beli di JATS NEXT-G. e) Satuan Perdagangan Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan (round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 100 (seratus) Efek. Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak round lot). Satuan Perubahan Harga (Fraksi) sesuai Peraturan II-A Kep-00023/BEI/04-2016:

16

Tabel 7. Kelompok Kerja

<200,Rp200,- < Rp500,Rp500,- < Rp2.000,Rp2.000,- < Rp5.000,>= Rp5.000,-

Fraksi Harga

Rp1,Rp2,Rp5,Rp10,Rp25,-

Maksimum Perubahan*

Rp10,Rp20,Rp50,Rp100,Rp250,-

Fraksi dan jenjang maksimum perubahan harga di atas berlaku untuk satu Hari Bursa penuh dan disesuaikan pada Hari Bursa berikutnya jika Harga Penutupan berada pada rentang harga yang berbeda. Jenjang maksimum perubahan harga dapat dilakukan sepanjang tidak melampaui batasan persentase auto rejection. f) Auto Rejection Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS NEXT-G adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh JATS NEXT-G (auto rejection). Batasan auto rejection yang berlaku saat ini sesuai peraturan Nomor II-A Kep-00168/BEI/11-2018 : Tabel 8. No 1 2 3

Rentang Harga Rp50,- s/d Rp200,Rp200,- s/d Rp5.000,-

< Rp50,>35% / <35%

> Rp5.000,-

>20% / <20%

Penerapan Auto

Volume Penawaran

Harga Penawaran / Pembelian

>25% / <25%

Rejection terhadap

> 50.000 lot atau 5% dari jumlah efek tercatat (mana yang lebih kecil) harga

di

atas

untuk

perdagangan saham hasil penawaran umum yang pertama kalinya diperdagangkan di bursa (perdagangan perdana), ditetapkan sebesar 3 (tiga) kali dari persentase batasan auto rejection harga sebagaimana dimaksud dalam butir di atas. Khusus untuk Waran, Harga penawaran jual atau permintaan beli atas Waran yang dimasukkan ke JATS sama atau melebihi harga terakhir perdagangan saham yang mendasari Waran tersebut.

17

Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi atau terendah atas saham yang dimasukkan ke JATS NEXT-G dalam perdagangan saham di Pasar Reguler dan Pasar Tunai ditentukan sebagai berikut:  Menggunakan harga pembukaan (Opening Price) yang terbentuk pada

sesi Pra-Pembukaan; atau  Menggunakan harga penutupan (Closing Price) di Pasar Reguler pada

Hari Bursa sebelumnya (Previous Price) apabila Opening Price tidak terbentuk. Dalam hal Perusahaan Tercatat melakukan tindakan korporasi maka selama 2 (dua) Hari Bursa berturut-turut setelah berakhirnya perdagangan saham yang memuat hak (periode cum) di Pasar Reguler, Acuan Harga di atas menggunakan Previous Price dari masing-masing Pasar (Reguler atau Tunai). g) Penyelesaian Transaksi Pasar Reguler dan Pasar Tunai Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai antara Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli dijamin oleh KPEI.  Transaksi Bursa Pasar Reguler wajib diselesaikan pada Hari Bursa ke-2

(T+2).  Transaksi Bursa Pasar Tunai wajib diselesaikan pada Hari Bursa yang

sama (T+0).  Penyelesaian Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan

Pasar Tunai akan ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting dan dilakukan melalui pemindahbukuan Efek dan atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa yang berhak yang berada pada KSEI. Dalam hal kewajiban Anggota Bursa untuk menyerahkan Efek tidak dilaksanakan sesuai dengan ketentuan maka Anggota Bursa tersebut wajib untuk menyelesaikan kewajibannya dengan uang pengganti (ACS= Alternate Cash Settlement) yang besarnya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua puluh lima perseratus) dari harga tertinggi atas Efek yang sama yang terjadi di:  Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada

tanggal yang sama; dan

18

 Pasar Reguler pada Sesi I pada hari penyelesaian transaksi yang jatuh

temponya sebagaimana di atas. Pasar Negosiasi Waktu penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara AB jual dan AB beli dan diselesaikan secara per transaksi (tidak Netting). Bila tidak ditetapkan, penyelesaian Transaksi Bursa dilakukan selambat-lambatnya pada Hari Bursa ke-2 setelah terjadinya transaksi (T+2) atau Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk Hari Bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan dengan pemindahbukuan secara langsung oleh Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli dan tidak dijamin KPEI. h) Biaya Transakasi Anggota Bursa wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa, KPEI dan KSEI yang dihitung berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa sebagai berikut : Pasar Reguler

Pasar Negosiasi

Pasar Tunai

Biaya Transaksi BEI

0,018%

0,018%

0,018%

Biaya Kliring KPEI

0,009%

0,009%

0,009%

Biaya Penyelesaian KSEI 0,003%

0,003%

0,003%

Dana Jaminan KPEI

0,010%

0,010%

-

PPN 10%

0,003%

0,003%

0,003%

PPh Final 0,1%* (Hanya Transaksi Jual)

0,100%

0,100%

0,100%

Total

0,143% (Jual) 0,143% (Jual) 0,133% (Jual) 0,043% (Beli) 0,043% (Beli) 0,033% (Beli)

Catatan : Dibayarkan ke Bursa sebagai Wajib Pungut, sesuai ketentuan yang berlaku.

Biaya transaksi tersebut diatas belum termasuk komisi transaksi yang dikenakan Anggota Bursa kepada nasabah.

19

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Sebelum dapat melakukan transaksi, terlebih dahulu investor harus menjadi nasabah di perusahaan Efek atau kantor broker. Di BEI terdapat sekitar 120 perusahaan Efek yang menjadi anggota BEI. Pertama kali investor melakukan pembukaan rekening dengan mengisi dokumen pembukaan rekening. Di dalam dokumen rekening tersebut memuat identitas nasabah lengkap (termasuk tujuan investasi dan keadaan keuangan) serta keterangan tentang investasi yang akan dilakukan. Nasabah atau investor dapat melakukan order jual atau beli setelah investor disetujui untuk menjadi nasabah di perusahaan Efek yang bersangkutan. Umumnya setiap perusahaan Efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositkan sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli saham. Dilihat dari prosesnya, maka urutan perdagangan saham atau Efek lainnya dapat dijelaskan sebagai berikut:  Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek  Order dari nasabah  Diteruskan ke Floor Trader  Masukkan order ke JATS  Transaksi Terjadi (matched)  Penyelesaian Transaksi (settlement)

20

Related Documents


More Documents from "salsa billa syarif"