BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan
teknologi
khususnya
tekhnologi
informasi
dan
komunikasi sangat berpengaruh terhadap berbagai macam aspek kehidupan. Sebagai mahasiswa kita dituntut untuk dapat memanfaatkan dan mensikapi kondisi tersebut dengan positif. Sektor usaha dan sektor pendidikan merupakan pemakai teknologi informasi yang besar. Kegiatan Kunjungan Industri ini dilatar belakangi oleh beberapa hal, diantaranya adalah : Pentingnya pengetahuan tentang pendidikan yang bermutu, serta bagai mana mencapai tahapan ideal dari sebuah perguruan tinggi. Peningkatan pemahaman tentang kewirausahaan dan UMKM. Memperdalam pengetahuan tentang strategi pemasaran. B. Tujuan Kunjungan Industri Kunjungan Industri yang telah dilaksanakan bertujuan supaya peserta atau mahasiswa yang mengikuti mampu menyerap ilmu dan wawasan baru serta diharapkan dapat mengimplementasikan apa yang didapatkan dalam Kunjungan Industri (Surabaya – Malang) ini. Peserta juga diharapkan untuk lebih peka dan siap dalam rangka menghadapi persaingan global serta mampu mensikapi secara positif peluang dan permasalahan dalam bidang pendidikan dan bidang kewirausahaan. Pemanfaatan kemajuan teknologi komunikasi secara positif, sehingga mampu menjadi sarana dan mendukung untuk lebih memajukan kegiatan usaha yang sedang dilakukan. C. Tujuan Pembuatan Laporan Kunjungan Industri Laporan Kunjungan Industri (Surabaya – Malang) ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut : Memenuhi salah satu persyaratan bagi mahasiswa untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN). Petanggung jawaban kegiatan Kunjungan Industri (Surabaya – Malang)
1
D. Waktu dan Tempat Kunjungan Industri (Surabaya – Malang) dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2019. Pada Kunjungan Industri kali ini dilakukan di tiga (3) tempat, yaitu : STIE PERBANAS Surabaya Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya, Jawa Timur PT. Lumbung Madina Tama Jl. Pondok Pesantren No. 1 Ngemplak, Cemeng Kalang, Sidoarjo, Jawa Timur CV. Dwi Jaya Abadi Jl. Raya Kludan 18A Kendensari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur. E. Pengumpulan Data Dalam hal ini, data dikumpulkan melalui diskusi, observasi lapangan (kunjungan ke objek penelitian) dan diperoleh dari narasumber dan data yang telah disiapkan oleh lembaga dan tempat usaha yang dikunjungi. Selain itu, penyusun juga mencari sumber-sumber yang lainnya untuk digunakan sebagai refernsi dan sebagai bahan penyusunan Laporan Kunjungan Industri (Surabaya – Malang) ini.
2
BAB II PEMBAHASAN A. Studi Lapangan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PERBANAS Surabaya
Gambar 1. STIE PERBANAS Surabaya
1) Sejarah Berdiri Berikut ini penyusun akan menyampaikan sejarah berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PERBANAS Surabaya. Pada awalnya
Perhimpunan
PERBANAS
(merupakan
Bank-bank organisasi
Nasional di
atau
bidang
disingkat perbankan)
menyelenggarakan kursus untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga di industri perbankan, maka dibentuklah program pendidikan yang dinamai Kursus Kader Tingkat “A” untuk lulusan SLTP dan Kursus Kader Bank Tingkat “B” untuk lulusan SLTA. Disamping kursus tertulis yang telah ada tersebut, pada tahun 1967 – 1968 diselenggarakan pula Pendidikan Kader Bank “B” untuk para karyawan dan karyawati Bank-bank di Surabaya, baik Bank Pemerintah maupun Bank Swasta. Perkembangan selanjutnya, Pendidikan Kader Bank “B” menjadi cikal bakal Akademi Ilmu Perbankan PERBANAS Surabaya (AIP PERBANAS Surabaya) yang dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 1970 sesuai dengan Surat Keputusan Pengurus PERBANAS Pusat
3
No.25/PERBANAS/1970. Para pendiri awal AIP PERBANAS Surabaya adalah Drs. Ec. Agus Widjaya AS., Widianto Tedja, S.H., Drs. S. Sidharta, dan Husein Moha, S.H. Kemudian, sesuai peraturan DIKTI tentang penyelenggaraan Perguruan Tinggi yang tidak diperkenankan membuka cabang di tempat lain, maka di Jawa Timur didirikan Yayasan Pendidikan Perbanas Jawa Timur dengan akte notaris Gusti Djohan No.57 tanggal 14 Desember 1977, yang kemudian diperbarui dengan akte notaris Suyati Subandi, S.H. No.59 tanggal 22 April 1997. Pada tahun 1982 dibuka Program Studi Manajemen, dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI NO.0356/1982 tanggal 2 November 1982 dan nama Akademi Ilmu Perbankan PERBANAS Surabaya diubah menjadi Akademi Ilmu Perbankan dan Manajemen PERBANAS Surabaya (AIPM PERBANAS Surabaya). Dalam
rangka
menindaklanjuti
Surat
Keputusan
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No.0336/1984 tanggal 9 Agustus 1984 tentang penataan jurusan dan program studi di lingkungan Perguruan Tinggi, melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.0510/0/1985 tanggal 12 Agustus 1985 dilaksanakan perubahan bentuk dan nama menjadi
Sekolah
Tinggi
Ilmu
Ekonomi
PERBANAS Surabaya yang menyelenggarakan pendidikan untuk 2 (dua) jurusan, yaitu Jurusan Manajemen dan Jurusan Akuntansi. Sedangkan
Program
diselenggarakan
sejak
Studi tahun
Magister 2006
Manajemen dengan
Surat
(S2)
mulai
Keputusan
No.4892/D/T/2006. Pada awal berdirinya, kegiatan sekretariat dilaksanakan di salah satu ruang PT. Bank Amerta, Jalan Pemuda No.4 Surabaya, sedangkan perkuliahan diselenggarakan di Gedung YPPI, Jalan Sulungkali 45-47, Surabaya. Bertepatan dengan Dies Natalis XI tanggal 29 Januari 1981 dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Kampus di lahan seluas ± 3.945 m2 terletak di Jalan Nginden Semolo 36 Surabaya. Berkat dukungan sepenuhnya dari bank-bank Anggota PERBANAS seJawa Timur dan Bank Indonesia, pembangunan Gedung (A) untuk kampus dapat direalisasikan dan diresmikan pemakaiannya secara
4
simbolis oleh Prof. Ir. Soekisno Hadikoemoro selaku Direktur Perguruan Tinggi Swasta pada tanggal 26 Agustus 1982. Dengan dimilikinya gedung kampus tersebut, maka sejak September 1982 sekretariat beserta seluruh kegiatan akademik dieselenggarakan di Kampus Jalan Nginden Semolo 36 Surabaya. Sampai saat ini STIE PERBANAS Surabaya telah memiliki lahan sendiri seluas ± 7.715 m2 dengan 4 (empat) unit bangunan gedung yaitu A, B, C, dan D yang semuanya digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Sedangkan lahan seluas ± 6.460 m2 terletak di Kelurahan Wonorejo Kecamatan Rungkut Surabaya saat ini telah dibangun Kampus 2 yang digunakan untuk pengembangan STIE PERBANAS Surabaya. Pimpinan STIE PERBANAS Surabaya berdiri sampai sekarang adalah sebagai berikut : Widianto Tedha, S.H.
Direktur
1970 – 1972
Drs. Ec. Agus Widjaya AS
Direktur
1972 – 1974
Widianto Tedha, S.H.
Direktur
1974 – 1978
Dra. Ny. Ade Sutrisno
Direktur / Dekan
1978 – 1988
Prof. Drs. Ec. H. Miendrowo
Presidium /
1988 – 1998
Prawirodjoemeno
Dekan / Ketua
Drs. Ec. Tjuk Kasturi Sukiadi
Ketua
1998 – 2000
Drs. Soenaryo, Ak.
Ketua
2000 – 2001
Drs. Irawan , M.M.
Ketua
2001 – 2002
Drs, Bambang Purwoko,
Ketua
2002 – 2003
Drs. Irawan , M.M.
Ketua
2003 – 2006
Prof. Dr. Dra.Psi. Tatik
Ketua
2006 – 2010
Ketua
2010 – 2014
Dr. Lutfi, S.E., M.Fin.
Ketua
2014 – 2018
Dr. Yudi Sutarso, S.E., M.Si.
Ketua
2018 s/d
M.B.A., Ph.D
Suryani, M.M. Prof. Dr. Dra.Psi. Tatik Suryani, M.M.
sekarang
5
Jajaran
pimpinan
STIE
PERBANAS
Surabaya
periode
kepemimpinan 2018 – 2022 adalah sebagai berikut : Dr. Yudi Sutarso, S.E., M.Si. (Ketua) Dr. Drs. Emanuel Kristijadi, M.M. (Wakil Ketua Bidang Akademik) Dra. Gunasti Hudiwinarsih, M.Si., Ak. (Wakil Ketua Bidang Operasional, Keuangan, dan SDM) Dr. Basuki Rachmat, S.E., M.M. (Wakil Ketua Bidang Pemasaran dan Kemahasiswaan) Dr. Drs. Soni Harsono, M.Si. (Wakil Ketua Bidang Kerjasama, Penelitian dan Pengabdian)
Gambar 2. Pimpinan STIE PERBANAS Surabaya Periode 2018 - 2022
Visi dan Misi STIE PERBANAS Surabaya Visi Menjadi Perguruan Tinggi terkemuka yang memiliki keunggulan kompetitif di bidang bisnis dan perbankan yang berwawasan global Misi 1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang memiliki keunggulan kompetitif di bidang bisnis dan perbankan yang berwawasan global. 2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
berkualitas,
yang
dapat
memberikan
kontribusi
bagi
pengembangan ilmu dan praktek di bidang bisnis dan perbankan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. 3. Menjalin kerjasama yang berkesinambungan dengan berbagai instansi yang terkait, baik di dalam maupun luar negeri dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
6
4. Melakukan penataan manajemen yang menciptakan suasana akademik yang berorientasi pada tata kelola Perguruan Tinggi yang sehat, dinamis, ramah dan bersahabat. 2) Kegiatan yang Dilakukan di Lokasi Ramah Tamah
Gambar 3. Ramah Tamah dengan STIE PERBANAS Surabaya
Rombongan dari STIE Tamansiswa Banjarnegara diterima dan disambut oleh para akademisi dari STIE PERBANAS Surabaya. Diantara yang menyambut adalah perwakilan dari jajaran pimpinan STIE PERBANAS Surabaya yaitu Dr. Basuki Rahmat, S.E., M.M., (Wakil Ketua Bidang Pemasaran dan Kemahasiswaan), Dr. Drs. Soni Harsono, M.Si., (Wakil Ketua Bidang Kerjasama, Penelitian dan Pengabdian) dan serta dari perwakilan organisasi kemahasiswaan. Diskusi
Gambar 4. Diskusi antara STIE PERBANAS Surabaya dengan STIE Tamansiswa Banjarnegara
7
Pada acara diskusi, sebagian besar waktu diisi dengan tukar informasi antar mahasiswa. Mahasiswa STIE PERBANAS Surabaya memberikan informasi kepada peserta kunjungan seputar organisasi kemahasiswaan, kegiatan perkuliahan, dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan STIE PERBANAS Surabaya. Organisasi
Mahasiswa
(Ormawa)
yang
dimiliki
STIE
PERBANAS Surabaya adalah sebagai berikut : Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Dua (2) Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Dua Belas (12) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Organisasi mahasiswa di bawah pembinaan BEM sebanyak 2 Unit Unit Pengembangan Kompetensi Mahasiswa (UPKM) Setiap Ormawa STIE PERBANAS Surabaya ini dapat dijadikan wadah maupun media oleh mahasiswa untuk bersosialisasi, mengembangkan hobi, dan soft skill, serta melatih kerjasama tim, sehingga nantinya mahaiswa memiliki pengalaman dan prestasi gemilang
baik
dibidang
akademik
maupun
non
akademik
berdasarkan kompetensinya. Keliling Kampus
Gambar 5. Keliling Kampus STIE PERBANAS Surabaya
Setelah sesi acara diskusi dengan mahasiswa STIE PERBANAS Surabaya, mahasiswa dan peserta Kunjungan Industri (Surabaya –
8
Malang) diajak untuk berkeliling Kampus STIE PERBANAS Surabaya. Peserta diajak untuk lebih mengenal dan mengetahui kampus STIE PERBANAS Surabaya. Ukuran baik buruknya atau kualitas sebuah istitusi pendidikan tinggi
adalah Peringkat
Akreditasi yang dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). STIE PERBANAS Surabaya telah mendapatkan Peringkat Akreditasi A atau Unggul dari BAN-PT. Sistem fasilitas akademik dan teknologi yang sudah komputerisasi dan maju, dengan Perpustakaan Kampus yang sudah medapatkan peringkat Akreditas A dari Perpustakaan Republik Indonesia. Ruangan untuk proses perkuliahan juga dibuat nyaman dan didukung fasilitas yang sudah canggih. Dikarenakan perkuliahan sedang tidak berjalan, maka peserta tidak bisa melihat proses perkuliahan, namun peserta diberikan gambaran tentang kegiatan organisasi kemahasiswaan beserta dengan sarana dan prasarananya. 3) Hasil yang Didapat Dari kunjungan peserta ke STIE PERBANAS Surabaya peserta mendapatkan beberapa hal yang penting dan berharga dalam dunia pendidikan umumnya dan perguruan tinggi pada khususnya. Hal-hal tersebut antara lain adalah : Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai ditambah dengan manajemen dan tenaga pengajar yang mumpuni, merupakan faktor penentu yang paling utama dalam hal pendidikan yang berkualitas. Selain didukung pula dari pihak luar yang mempunyai hubungan baik yang langsung maupun yang tidak langsung dengan pihak institusi. Mahasiswa merupakan subjek dan objek bidang pendidikan di perguruan tinggi. Rata-rata Indek Prestasi Kumulatif mahasiswa di sebuah perguruan tinggi, prestasi non akademik, aktifitas organisasi kemahasiswaan yang dinamis adalah menunjukan bahwa mahasiswa merupakan subjek dari pendidikan di perguruan tinggi. Kenyamanan mahasiswa dalam melakukan proses perkuliahan dan melakukan
9
kegiatan
lain
yang
berhubungan
dengan
dunia
pendidikan,
menunjukan adalah mahasiswa adalah objek yang harus dijaga, dirawat, dan diperhatikan dengan baik. Kualitas almamater yang dihasilkan sebuah institusi perguruan tinggi, berbanding lurus dengan kualitas dari proses perkuliahan, dan juga sarana maupun prasarana yang disediakan. Selain hal tersebut, kerja sama dengan pihak-pihak diluar institusi sangat dibutuhkan demi meningkatkan kualitas sebuah perguruan tinggi. Organisasi kemahasiswaan merupakan tempat bagi mahasiswa mengasah kemampuan berkomunikasi dengan melalui sistem keorganisasian. Melalui kegiatan tersebut diharapkan setelah lulus mereka dapat dan siap untuk bekerja, berkomunikasi serta bersosialisasi di masyarakat dan dunia kerj,. sehingga nantinya mahaiswa memiliki pengalaman dan prestasi gemilang baik dibidang akademik maupun non akademik berdasarkan kompetensinya. B. Studi Lapangan di PT. Lumbung Madina Tama
Gambar 6. PT. Lumbung Madina Tama
1) Sejarah Berdiri Pertama akan penyusun sampiakan sejarah lahirnya produk bumbu masak Halawa, karena ini mempunyai keterkaitan erat dengan berdirinya PT. Lumbung Madina Tama. Obrolan tentang bumbu masakan Halawa asli sedapnya, dan spirit hidup sehat begitu hangat.
10
Dua (2) kader Hidayatullah dan lima (5) alumni Kimia ITS berkumpul di Hotel Shangrila Surabaya. Mereka berdiskusi bagaimana mewujudkan bumbu masak yang sehat, halal thoyyib berstandar ISO dan memiliki competitive advantage di pasar global. Salah satu dari team itu sudah perpengalaman tidak kurang dari 20 tahun mengawaki berbagai perusahaan bumbu masak terkenal di Indonesia. Spiritnya bagaimana supaya kita memiliki bumbu masakan sendiri yang benar-benar bisa dipertanggung jawabkan tingkat kehalalan dan thoyyibnya produk. Karena ini merupakan kebutuhan yang mendasar dan hampir dibutuhkan semua ibu rumah tanga dan cheff di rumah makan atau restauran. Kebutuhan aneka bumbu masakan di Indonesia hari ini volumenya ratusan ribu ton perbulan. Sebagai bangsa besar mestinya kita bisa ambil bagian turut menyehatkan masyarakat sekaligus menyediakan bumbu masak yang halal thoyyib. Masuknya teknologi baru berbasis konsorsium bakteri probiotik merupakan terobosan pertama di dunia. Ini menjadi kekuatan sekaligus daya pembeda dengan produk lain. Sentuhan berbasis lada organik juga sebagai bukti bahwa zat sintetis yang selama ini menjadi kambing hitam biang berbagai macam penyakit bisa dijadikan sebagai bahan edukasi bahwa sesungguhnya setiap tubuh manusia itu membutuhkan asupan alami yang keberadaannya sesuai dengan apa yang dibutuhkan tubuh manusia. Tidak banyak latar belakang atau sejarah dari perusahaan yang dapat penyusun sampaikan dikarenakan susana sudah tidak terlalu nyaman akibat pemadaman listrik. Walaupun demikian, akan penyusun sampaikan sedikit sejarah dan latar belakang berdirinya PT. Lumbung Madina Tama. Hadir tidak lama sebelum produk Halawa mulai dipasarkan. PT. Lumbung Madina Tama hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia dengan misi membantu masyarakat untuk mendapatkan produk makanan yang Sehat, Halal dan Thoyyib. PT. Lumbung madina Tama (distributor Halawa) ditunjuk oleh PT. Tamaddun Inti Perkasa (produsen Halawa) sebagai penyalur resmi produk-produk Halawa dan berkomitmen bersama untuk mewujudkan gerakan “Daulat Pangan Halal Thoyyib”
11
2) Kegiatan yang Dilakukan di Lokasi Ramah Tamah
Gambar 7. Ramah Tamah dengan pihak Manajemen PT. Lumbung Madina Tama
Peserta disambut oleh jajaran manajemen dan karyawan PT. Lumbung Madina Tama yang sedang berada di kantor. Dikarenakan sedang terjadi pemadaman listrik, maka acara tidak bisa berjalan dengan sebagai mana mestinya. Hanya ada acara penyambutan sederhana dan perkenalan biasa. Jarak yang jauh dan situasi yang tidak memungkinkan, maka peserta Kunjungan Industri tidak bisa melihat pabrik atau proses produksi di PT. Tamaddun Inti Perkasa. Penjelasan Produk dan Pemasaran
Gambar 8. Paparan oleh Manajemen PT. Lumbung Madina Tama
PT. Lumbung Medina Tama merupakan distributor yang ditunjuk oleh PT. Tamaddun Inti Perkasa untuk memasarkan produk bumbu masakan dengan merk “Halawa”. Halawa adalah nama merk produk yang diproduksi oleh PT. Tamaddun Inti Perkasa. Halawa produk bumbu masakan dan penyedap rasa yang mengandung Probiotik Siklus, berbahan dasar organik, tanpa bahan pengawet, tanpa pewarna, tanpa bahan kimia sintetis berbahaya.
12
MSG yang ada dalam produk Halawa bukan produk berbasis kimia sintetis,
namun
MSG
dari
hasil
fermentasi
menggunakan
PROBIOTIK yang menghasilkan MSG organik (menggunakan MSG buatan beresiko menimbulkan masalah kesehatan. Berikut ini komposisi dari produk Halawa Kaldu daging ayam dan sapi Aneka rempah Nusantara alami Menggunakan MSG ORGANIK, bukan MSG Additive Sintetis. MSG
ORGANIK
adalah
MSG
yang
dihasilkan
dengan
menggunakan bahan alami dan proses pembuatan yang juga alami. Probiotik Siklus. Penemuan terbaru dari ahli mikrobakteriologi dunia yaitu probiotik dengan G-18 formula yang dapat meningkatkan stamina dan menjaga kesehatan pencernaan. Halawa memproduksi beberapa jenis atau varian produk kebutuhan sehari-hari yang mengandung Probiotik Siklus. Berikut adalah produk-produk Halawa yang tersedia : Halawa Merica Bubuk Merica Bubuk Halawa kemasan 8 gram. Halawa Bumbu Masak Serbaguna / Penyedap Rasa Penyedap Rasa Ayam dan Rasa Sapi, kemasan 12 gram dan 500 gram. Halawa Tepung Bumbu Serbaguna Halawa tepung bumbu serbaguna kemasan 100 gram.
Gambar 9. Bumbu masakan Halawa
Strategi Pemasaran yang digunakan oleh PT. Lumbung Madina Tama agak sedikit berbeda dari pemasaran produk bumbu masak. Mereka menggunakan kemajuan teknologi dan informasi yang ada
13
sekarang. Penggunaan Media sosial sangat diamdalkan oleh mereka, facebook, whatsapp, youtube, dan lainnya. Hal ini tentunya menjadi hal yang sangat menarik untuk diadopsi oleh perusahaan-perusahaan lain dalam memasarkan produknya. 3) Hasil yang Didapat Paparan
tentang
produk
dan
strategi
pemasaran
yang
disampaikan oleh pihak manajemen perusahaan sangatlah jelas. Dikarenakan PT. Lumbung Madina Tama adalah distributor yang ditunjuk oleh PT. Tamaddun Inti Perkasa, maka penjelasan yang diberikan menitik beratkan kepada proses dan strategi pemasaran, namun demikian dijelaskan juga proses produksi secara umum.Untuk proses produksi, masuknya teknologi baru berbasis konsorsium bakteri probiotik merupakan terobosan pertama di dunia. Ini menjadi kekuatan sekaligus daya pembeda dengan produk lain. Sentuhan berbasis lada organik juga sebagai bukti bahwa zat sintetis yang selama ini menjadi kambing hitam biang berbagai macam penyakit bisa dijadikan sebagai bahan edukasi bahwa sesungguhnya setiap tubuh manusia itu membutuhkan asupan alami yang keberadaannya sesuai dengan apa yang dibutuhkan tubuh manusia. Proses pemasaran, PT. Lumbung Madian Tama menunjukkan bagaimana pentingya memanfaatkan kemajuan tekhnologi informasi khususnya
media
sosial
dalam
membantu
proses
pemasaran.
Perusahaan menggunakan media sosial seperti Facebook, Youtube, Whatsapp, dan lain sebagainya sebagai alat bantu pemasaran. Lewat jejaring sosial tersebut disisipkan pula resep-resep makanan, tulisan berisi inspirasi, dan kata-kata unik agar pengguna media sosial tertarik untuk melihatnya. Selain menggunakan media sosial, PT. Lumbung Madina Tama membangun jaringan berupa mitra usaha dalam pemasaran produk Halawa. Mengapa demikian, PT. Lumbung Madina Tama berkeinginan bahwa jaringan yang dibangun merupakan jaringan pemasaran yang kuat berazaskan kekeluargaan dan menggunakan konsep syar’ie (saling
14
menguntungkan) dalam berbagai hal yang berhubungan dengan Halawa pada khususnya. C. Studi Lapangan di CV. Dwi Jaya Abadi
Gambar 10. CV. Dwi Jaya Abadi
1) Sejarah Berdiri Sejarah panjang Sentra Industri Tas dan Koper Tanggulangin (selanjutnya disebut “Sntra Tanggulangin”) dimulai sejak tahun 1960 – an, semenjak beberapa orang menjadi kuli (tenaga lepas) yang membantu proses pembuatan koper di Surabaya. Selanjutnya muncul tenaga-tenaga terampil yang mampu membuat koper sendiri di suatu desa namanya Kedensari, Kalisampurno dan sekitarnya di Kecamatan Tanggulangin. Saat itu koper yang dibuat dari bahan karton tebal yang dilapisi kulit sapi yang diproses sederhana ( kulit nabati) yang dipress menggunakan lem kanji. Semenjak tumbangnya Orde Lama oleh Orde Baru hingga pertengahan tahun 1970 –an, beberapa tenaga ahli dari desa Kendensari dan sekitarnya kebanjiran permintaan dari para juragan (rata-rata etnis Tionghoa) di Surabaya. Munculah tenaga-tenaga terampil baru sebagai akibat dari banyaknya permintaan itu. Namun disaat tertentu atau karena situasi politik dan keamanan saat itu permintaan benar-benar sepi. Muncul sebuah ide untuk mendirikan organisasi, dengan usaha ini, area penjualan hasil produksi tidak hanya di pasar Surabaya saja, mulai
15
merambah ke Semarang, Yogyakarta, Bandung dan Jakarta. Pada tahun 1975 organisasi usaha ini mengalami kebangkrutan karena salah kelola. Pada tahun 1976, enam (6) orang yang sebagian adalah pendiri organisasi yang lama ditambah orang baru, mendirikan Koperasi Inti Tas dan Koper (INTAKO). Koperasi ini adalah cikal bakal Sentra Industri Tas dan Koper di desa Kendensari Tanggulangin. Tahun 1980 –an dengan dukungan pemerintah yang semula hanya memproduksi koper, kemudian berkembang membuat tas pakaian, tas wanita, tas kerja, dompet, sabuk, sepatu dan sandal serta berbagai macam kerajinan berbahan dasar kulit. Untuk menampung hasil produksi tersebut maka berdirilah
toko-toko
atau
showroom
yang
tersebar
di
sekitar
Tanggulangin yang mencapai kurang lebih 250 buah, termasuk salah satunya “DWI JAYA ABADI” yang berada di Jalan Raya Kludan 18A Tanggulangin Sidoarjo. Pada awal krisis 1998, sangat banyak permintaan dari berbagai kota sampai luar pulau Jawa, seperti Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Masuk tahun 2002 mulai terjadi penurunan daya beli karena mahalnya bahan baku akibat dari kenaikan harga BBM. Hal tersebut pula yang menyebabkan banyak produsen dan pengrajin yang tutup usahanya karena bangkrut. Informasi yang penyusun dapat di lokasi, pada tahun 2005, karena suatu hal maka CV. Dwi Jaya Abadi berubah menjadi PT. Cahaya. 2) Kegiatan yang Dilakukan di Lokasi Kunjungan ke Tempat Produksi
Gambar 11. Melihat Proses Produksi CV. Dwi Jaya Abadi
16
Kunjungan di CV. Dwi Jaya Abadi, kami langsung menuju ke pabrik atau tempat produksi. Melihat secara langsung proses pembuatan berbagai jenis produk barang yang berbahan baku kulit sapi. Pengerjaan sebagian besar masih dilakukan dengan cara manual. Hal ini dikarenakan untuk menjaga kualitas dari produk kerajinan yang dihasilkan.
Gambar 12. Beberapa Hasil Produksi CV. Dwi Jaya Abadi
3) Hasil yang Didapat Dalam proses menghasilkan sebuah produk jasa maupun barang, kesabaran dan ketelitian adalah sebuah tolok ukur dalam kualitas hasil produksi, disamping bahan bakunya. Pengetahuan tentang bagai mana memproduksi kerajinan yang berbahan kulit dapat kami peroleh. Perkembangan zaman dan tekhnologi pada saat ini memungkinkan untuk segala sesuatunya dikerjakan dengan mesin, namun CV. Dwi Jaya Abadi memilih untuk masih tetap menggunakan sistem manual dalam produksi kerajinan dari bahan kulit adalah karena pertimbangan hal tersebut. Dan juga dikarenakan permodalan yang sangat besar apabila menggunakan sistem mesin. Disini juga kita belajar bagaimana bertahan dari segala persoalan yang menghambat jalannya usaha. Mulai dari krisis ekonomi dan politik, faktor bencana, dan faktor kelangkaan bahan baku yang berkualitas. Hal tersebut semua dapat diatasi dengan kesabaran dan ketekunan dalam menjalankan usaha. Pentingnya berserikat juga digambarkan oleh perusahaan ini, dengan membentuk sebuah organisasi usaha yang anggotanya berisi para pelaku usaha yang sama, juga merupakan salah satu cara menghadapi persoalan dan kendala dalam usaha.
17
BAB III SARAN DAN KESIMPULAN A. Saran Secara umum tidak banyak saran yang bisa penyusun sampaikan tentang tempat yang dituju untuk Kunjungan Industri. Karena pada dasarnya penyusun mengikuti Kunjungan Industri ini dikarenakan ingin mendapatkan ilmu dan wawasan yang lebih dalam berbagai hal yang berhubungan dengan Kunjungan Industri (Surabaya – Malang) ini. Namun demikian, akan penyusun sampaikan beberapa hal mengenai Kunjungan Industri ini. STIE PERBANAS Surabaya Tidak ada saran yang bisa penyusun sampaikan di Laporan Kunjungan Industri (Surabaya – Malang) ini yang berkaitan dengan STIE PERBANAS Surabaya. STIE PERBANAS Surabaya merupakan gambaran yang hampir sempurna dari sebuah perguruan tinggi pada umumnya. Disamping itu juga pada saat kunjungan, proses perkuliahan sedang tidak ada dikarenakan hari Sabtu memang tidak ada perkuliahan. PT. Lumbung Madina Tama Pada saat kunjungan ke PT.Lumbung Madina Tama, sedang terjadi pemadaman listrik, sehingga ada hal-hal tekhnis yang tidak bisa disiapkan ataupun disediakan. Disamping itu juga, kami tidak bisa berkunjung ke tempat proses produksi, sehingga tidak bisa mengetahui proses produksi secara langsung. Tetapi secara umum kegiatan yang dilakukan sudah bisa memberikan gambaran secara umum tentang proses produksi dan pemasaran.Dikarenakan hal-hal teknis yang disebutkan diatas, maka penyusun juga tidak dapat memberikan saran ataupun masukan untuk PT. Lumbung Madina Tama. CV. Dwi Jaya Abadi CV. Dwi Jaya Abadi merupakan produsen dari industri tas, jaket, sepatu dan lainnya, yang terbuat dari kulit. Dikarenakan masih Industri sekala kecil, maka tempat produksi masih terkesan sederhana. Saran dari penyusun adalah modernisasi alat dan sarana dan prasarana proses produksi sangat diperlukan untuk meningkatkan jumlah hasil produksi
18
dan juga jangan sampai meninggalkan kualitas yang sudah berjalan, bahkan sebisa mungkin untuk ditingkatkan. Biro Perjalanan Secara
umum,
biro
perjalanan
menjalankan
apa
yang
sudah
direncanakan dengan baik. Karena ada istilah jawa “rega nggawa rupa”, peserta tidak mengetahui berapa dan bagaimana kesepakatan dengan pihak panitia penyelenggara karena memang itu adalah kode etik yang tidak boleh dilanggar. Panitia Pelaksana Kunjungan Industri Panitia pelaksana kunjungan industri sudah melaksanakan tugas dengan cukup baik. Untuk kedepannya, penyusun berharap agar lebih ditingkatkan interaksi dengan peserta, walaupun sudah ada biro perjalanan yang mengurus. Sehingga tercipta suasana yang lebih akrab dan cair. Disamping itu, komunikasi juga mengurangi dan bahkan menghilangkan prasangka buruk. STIE Tamansiswa Banjarnegara Penyusun sebenarnya tidak berani memberikan saran, penyusun hanya berharap untuk kedepannya STIE Tamansiswa Banjarnegara bisa mengakomodir kepentingan ataupun aspirasi dari mahasiswa kelas karyawan. Skala prioritas kegiatan yang wajib diikuti oleh mahasiswa reguler dengan mahasiswa kelas karyawan, penyusun mengharapkan seyogyanya dibedakan. B. Kesimpulan Kesimpulan dari kegiatan Kunjungan Industri (Surabaya – Malang) yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut : Pada saat berkunjung ke STIE PERBANAS Surabaya, kita diberikan gambaran dan wawasan yang ideal bagaimana seharusnya perguruan tinggi berjalan. Baik dari sisi manajemen, proses perkuliahan, kegiatan kemahasiswaan, dan juga sarana dan prasarana yang tersedia. Dari sini kita dapat simpulkan bahwa STIE Tamansiswa Banjarnegara masih banyak sekali hal yang perlu diberbaiki, ditambah dan ditingkatkan kualitasnya. Baik dari segi sarana dan prasarana, tenaga pengajar dan organisasi kemahasiswaannya.
19
Di PT. Lumbung Madina Tama, kita diberikan gambaran tentang sisi lain yang lebih spesifik atau khusus dari strategi pemasaran. Mereka menitik beratkan pada sektor pemasaran berbasis teknologi informasi. Sosial media mempunyai andil yang paling besar pada sistem pemasaran PT.Lumbung Madina Tama, disamping juga pemasaran jaringan seperti pada umumnya. Kesimpulan yang dapat kita ambil disini adalah pemanfaatan teknologi dengan benar akan membantu sekali terhadap segala macam urusan dan usaha yang sedang kita jalankan. Disini juga dapat kita simpulkan bahwa, inovasi dibidang pemasaran sangatlah penting dalam mendukung kemajuan perusahaan. CV. Dwi Jaya Abadi memberikan gambaran kepada kita bagaimana sebuah ketekunan dalam menjalani sebuah proses dan bertahan dari segala permasalahan usaha. Proses produksi yang dilakukan masih dominan dengan cara manual, memang kualitas dari produk yang dihasilkan akan lebih terjaga karena dari proses awal pembuatan barang sampai finishing langsung ditangani dan diawasi oleh tenaga kerja yang sudah berpengalaman. Namun karena hal tersebut, perusahaan akan sangat susah menerima atau memproduksi dalam jumlah yang banyak. Dari proses produksi yang masih menjadi acuan, maka dapat disimpulkan bahwa CV. Dwi Jaya Abadi lebih mementingkan kualitas produk, dari pada jumlah produk yang dihasilkan. Secara keseluruhan proses Kunjungan Industri (Surabaya – Malang) berjalan dengan baik, terlepas dengan segala kendala yang terjadi dari mulai berangkat sampai dengan pulang. Demikian kesimpulan yang dapat penyusun ambil dari apa yang sudah penyusun sampaikan dan uraikan di Laporan Kunjungan Industri (Surabaya – Malang) ini. Semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
20