Investasi Dan Pasar Modal.docx

  • Uploaded by: LiLyzLolaSLalu
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Investasi Dan Pasar Modal.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,103
  • Pages: 21
MAKALAH INVESTASI PASAR MODAL

Disusun Oleh Intan Ayudya Benita 16.0102.0010

PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITRAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2019

BAB I PENDAHULUAN

Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat terutama setelah pemerintahan melakukan berbagai regulasi di bidang keuangan dan perbankkan termasuk pasar modal. Para pelaku di pasar modal telah menyadari bahwa perdagangan efek dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka, dan sekaligus memberikan konsribusi yang besar bagi perkembangan perekonomian negara kita. Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian nasional, memiliki peranan yang penting dalam menumbuh kembangkan perekonomian nasional. Dukungan sektor swasta menjadi kekuatan nasional sebagai dinamisator aktivitas perekonomian nasional demikian pun di Indonesia, ternyata pasar modal masih didominasi oleh pemodal asing. Idealnya, dalam pasar modal perlu ada keseimbangan antara pemodal asing dengan pemodal lokal. Pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Di pasar modal, yang diperjualbelikan adalah modal berupa hak pemilikan perusahaan dan surat pernyataan hutang perusahaan. Pembeli modal adalah individu atau organisasi/lembaga yang bersedia menyisihkan kelebihan dananya untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan melalui pasar modal, sedangkan penjual modal adalah perusahaan yang memerlukan modal atau tambahan modal untuk keperluan usahanya

BAB II PEMBAHASAN

INVESTASI A. Pengertian Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Sebagai contoh, seorang nvestor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham atau sejumlah dividen di masa mendatang, sebagai imbalan waktu serta resiko yang terkait dengan investasi tersebut. Investasi ini berkaitan dengan berbagai macam kegiatan. Investasi dapat dilakukan pada real assets maupun financial assets. Aset real ini dapat berupa benda fisik atau nyata seperti tanah, emas, mesin atau gedung. Sedangkan untuk aset finansial berupa deposito, saham, obligasi, options, warrants atau futures. Aset finansial ini merupakan klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah aset-aset pihak penerbit surat berharga tersebut. Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Jenis investor pada umumnya dibagi menjadi dua golongan yaitu investor individual (individual / retail investors) dan investor institusional (institutional investors). Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi, sedangkan investor institusional terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi.

B. Tujuan Investasi Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan tersebut adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang. Secara lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain: 1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan. Meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau mempertahankan tingkatan pendapatannya agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

2. Mengurangi tekanan inflasi Investasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. 3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa kebijakan negara melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan pada bidang-bidang usaha tertentu.

C. Proses Investasi Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi. Keputusan untuk melakukan investasi didasarkan pada pertimbangan jumlah keuntungan atau tingkat pengembalian yangdiharapkan akan diperoleh dari kegiatan investasi tersebut. Karena untuk memperoleh tambahan modal (uang) tidak harus berasal dari pengusaha atau milik sendiri, melainkan dapat melalui pihak lain (misallnya lembaga perbankan atau pasar modal), maka dengan sendirinya, motif untuk melakukan investasi tidak hanya sebatas dari adanya tingkat pengembalian yang diharapkan diperoleh di masa depan, tetapi juga harus memperhitungkan biaya investasinya (terutama tingkat suku bunga pinjaman). Semakin rendah biaya (tingkat bunga) semakin banyak orang yang melakukan investasi. Sebaliknya, semakin tinggi biaya bunga semakin sedikit orang yang berani melakukan investasi. Dengan kata lain semakin besar return yang diharapkan, semakin besar pula tingkat resiko yang harus dipertimbangkan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang searah dan linier. Dasar keputusan investasi Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat risiko, serta hubungan antara return dan risiko. 1. Return Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu. 2. Risiko Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang setinggitingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang harus selalu dipertimbangkan, yaitu berapa besar risiko yang harus

ditanggung dari investasi tersebut. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena equity premium adalah adanya fakta bahwa risiko saham lebih tinggi dari risiko obligasi. Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang diharapkan. 3. Hubungan Tingkat Risiko dan Return yang Diharapkan

Garis vertikal dalam gambar di atas menunjukkan besarnya tingkat return yang diharapkan dari masing-masing jenis aset, sedangkan garis horizontal memperlihatkan risiko yang ditanggung investor. Titik RF pada gambar tersebut menunjukkan tingkat return bebas risiko (risk-free rate), untuk selanjutnya akan ditulis RF. RF dalam gambar di atas menunjukkan satu pilihan investasi yang menawarkan tingkat return yang diharapkan sebesar RF dengan risiko sebesar 0. Selanjutnya, obligasi pemerintah terlihat mempunyai risiko yang cenderung rendah dan tingkat return diharapkan yang tidak terlalu tinggi. Sedangkan di sisi lain, jika kita berinvestasi pada kontrak futures misalnya, terlihat bahwa risiko yang harus ditanggung tergolong sebagai risiko yang tinggi, dengan tingkat return yang diharapkan tinggi pula. Kesimpulan yang bisa ditarik dari pola hubungan antara risiko dan return yang diharapkan adalah bahwa risiko dan return yang diharapkan mempunyai hubungan yang searah dan linier. Artinya, semakin tinggi risiko suatu aset, semakin tinggi pula tingkat return yang diharapkan dari aset tersebut, demikian sebaliknya

Proses Keputusan Investasi Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (on going process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahap keputusan investasi tersebut adalah penentuan tujuan investasi, penentuan kebijakan investasi, pemilihan strategi portofolio, pemilihan aset, dan pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio. 1. Penentuan Tujuan Investasi Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah menentukan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut. 2. Penentuan Kebijakan Investasi Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (aset allocation decision). 3. Pemilihan Strategi Portofolio Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. 4. Pemilihan Aset Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah pemilihan aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat risiko terendah. 5. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Portofolio Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi. Artinya, jika tahap pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama, demikian seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang paling optimal.

Tipe-tipe Investasi Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan tidak langsung. a. Investasi Langsung Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market). b. Investasi Tidak Langsung Investasi tidak langsung merupakan pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Investasi yang dilakukan tidak langsung menghasilkan mamnfaat, tetapi memerlukan tenggang waktu tertentu. Semakin tinggi jumlah dan kualitas investasi, maka tenggang waktunya semakin lama. Seseorang atau perusahaan sebelum melakukan investasi akan melakukan studi kelayakan investasi atau bisnis. Apabila investasi yang direncanakan menghasilkan keuntungan dan mempunyai prospek untuk masa mendatang maka keputusan investasi akan dilakukan. Pertimbangan pokok dari keputusan investasi adalah berapa nilai sekarang (present value) dari uang yang akan diperoleh di masa mendatang atau berapa nilai uang masa mendatang (future value) dari jumlah uang yang diinvestasikan saat ini. D. Hubungan Konsumsi, Tabungan dan Investasi Pendapatan (Income) adalah jumlah balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi selama 1 tahun. (Simbol Y) Konsumsi (Consumption) adalah bagian dari pendapatan yang dibelanjakan. Konsumsi merupakan kegiatan dalam memanfaatkan atau menggunakan barang dan jasa. Kegiatan konsumsi atau pengeluaran konsumsi terdri atas konsumsi pemerintah (government consumption) dan konsumsi rumah tangga (private consumption). Konsumsi disimbolkan dengan (C). Investasi (Investment) adalah bagian dari pendapatan perusahaan yang ditanam atau sebagai penambah modal. Investasi disimbolkan dengan (I). Tabungan (Saving) adalah bagian dari pendapatan yang disimpan atau tidak dibelanjakan. Terdapat hubungan antara konsumsi, tabungan dan investasi. Apabila tingkat konsumsi tinggi maka tingkat tabungan akan rendah. Rendahnya tabungan yang berfungsi sebagai sumber utama lembaga keuangan (bank/nonbank) dalam melakukan pinjaman akan berdampak pada berkurangnya jumlah pinjaman yang disalurkakn

kepada masabah. Hal ini akan menyulitkan para pelaku investasi dalam memperoleh pinjaman untuk melakukan investasi. Hubungan antara konsumsi, tabungan, dan investasi dapat dilihat dari persamaan berikut ini.

Y=C+S Y = C+ I C+S=C+I S=I

Intrumen Pasar Modal A. Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) adalah lembaga keuangan bukan bank yang mempunyai kegiatan berupa penawaran dan perdagangan efek. Selain itu juga merupakan lembaga profesi yang berkaitan dengan transaksi jual beli efek dan perusahan publik yang berkaitan dengan efek. Dengan demikian pasar modal dikenal sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli modal. Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952 (Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67). Menurut UU tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan sebagai efek adalah saham, obligasi, serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai efek. Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal. Dana yang didapatkan perusahaan melalui penjualan sekuritas (saham) merupakan hasil perdagangan saham-saham perusahaan yang dilakukan di pasar perdana. Di pasar perdana inilah perusahaan untuk pertama kalinya menjual sekuritasnya, dan proses itu disebut dengan istilah Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham. Setelah sekuritas tersebut dijual perusahaan di pasar perdana, barulah kemudian sekuritas diperjualbelikan oleh investor di pasar sekunder atau dikenal juga dengan sebutan pasar reguler. Transaksi yang dilakukan investor di pasar

sekunder tidak akan memberikan tambahan dana lagi bagi perusahaan yang menerbitkan sekuritas (emiten), karena transaksi hanya terjadi antar investor, bukan dengan perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan emiten tidak akan memperoleh tambahan dana dari transaksi yang terjadi di pasar sekunder. B. Jenis Pasar Modal a. Pasar Perdana Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya kepada investor umum untuk pertama kalinya. Sebelum menawarkan saham di pasar perdana, perusahaan emiten sebelumnya akan mengeluarkan informasi mengenai perusahaan secara detail disebut juga prospektus. Prospektus berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada para calon investor, sehingga dengan adanya informasi tersebut maka investor akan bisa mengetahui prospek perusahaan di masa datang, dan selanjutnya tertarik untuk membeli sekuritas yang diterbitkan emiten. b. Pasar Sekunder Setelah sekuritas emiten dijual dipasar perdana, selanjutnya sekuritas emiten tersebut kemudian bisa diperjualbelikan oleh dan antar investor di pasar sekunder. Dengan adanya pasar sekunder, investor dapat melakukan perdagangan sekuritas untuk mendapatkan keuntungan. Perdagangan di pasar sekuneder dapat dilakukan di dua jenis pasar, yaitu: 1. Pasar Lelang (Auction Market) Pasar sekunder yang merupakan pasar lelang adalah pasar sekuritas yang melibatkan proses pelelangan (penawaran) pada sebuah lokasi fisik. Transaksi antara pembeli dan penjual menggunakan perantara broker yang mewakili masing-masing pihak pembeli atau penjual. 2. Pasar Negosiasi (Negotiated Market). Pasar ini terdiri dari jaringan berbagai dealer yang menciptakan pasar tersendiri di luar lantai bursa bagi sekuritas. Keberadaan pasar negosiasi dapat menambah daya tarik sebuah pasar modal karena akan menambah jumlah penawaran dan permintaan di pasar, serta memperlancar aliran dan alokasi dana dari investor ke perusahaan yang membutuhkan dana. C. Instrumen Pasar Modal Beberapa sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal antara lain adalah saham, obligasi, reksadana dan instrument derivative. Masing-masing sekuritas tersebut memberikan return dan risiko yang berbeda-beda. a. Saham Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dari kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua

kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal. Saham dapat dibedakan menjadi saham preferen dan saham biasa. Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa. Sedangkan saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham mempunyai hak suara (voting rights) untuk memilih direktur ataupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan penting perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). b. Obligasi Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan diperolehnya secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par (par value) pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu, investor harus berhatihati dalam memilih obligasi yang akan dibeli. Untuk itu, investor perlu memperhatikan peringkat obligasi yang menunjukkan tingkat risiko dan kualitas obligasi dilihat dari kinerjja perusahaan yang menerbitkannya. Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda dilihat dari sisi penerbit, yaitu: 1. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta. 2. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat. 3. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility). Pembedaan yang lain mengenai Obligasi adalah : 1. Obligasi atas nama (registered bonds) berarti yang berhak atas sejumlah nilai uang atas obligasi tersebut adalah sesuai dengan nama yang tertera pada obligasi tersebut 2. Obligasi atas unjuk (bearer bonds) berarti pemegang obligasi dianggap sebagai pemilik atas hak obligasi tersebut. Harga Obligasi berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga

obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal. c. Reksadana Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang. Perusahaan reksadana akan menghimpun dana dari investor untuk kemudian diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dibentuk oleh manajer investasi. Dengan demikian, investor dapat membentuk portofolio secara tidak langsung melalui manajer investasi. Berikut ini adalah proses pembentukan portofolio melalui reksadana.

Reksadana dapat dibedakan menjadi dua yaitu reksadana tertutup (close ended) dan reksadana terbuka (open ended). 1. Reksadana Tertutup (Close Ended) Pada reksadana tertutup, setelah dana yang terhimpun mencapai jumlah tertentu maka reksadana tersebut akan ditutup. Dengan demikian, investor tidak dapat menarik kembali dana yang telah diinvestasikan. 2. Reksadana Terbuka (Open Ended) Pada reksadana terbuka, investor dapat menginvestasikan dananya dan/atau menarik dananya setiap saat dari reksadana tersebut selama reksadana tersebut masih aktif. Bagi investor pemegang reksadana, selain dapat memberikan manfaat berupa pembentukan portofolio secara tidak langsung (karena sudah dibentuk oleh manajer investasi), keuntungan lainnya bagi investor adalah: 1. Memperoleh dividen atau bunga dari perusahaan reksadana. 2. Memperoleh capital gain dari hasil penjualan portofolio reksadana.

3. Memperoleh peningkatan nilai aktiva bersih dengan menjual reksadana di pasar sekunder (untuk reksadana berbentuk perusahaan) atau menjual kembali kepada perusahaan reksadana yang menerbitkannya (untuk reksadana terbuka baik berbentuk perusahaan maupun kolektif).

D. Peranan Pasar Modal Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara. Hampir semua negara di dunia ini mempunyai pasar modal, yang bertujuan menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Peranan pasar modal pada suatu negara tersebut antara lain: a. Pasar modal merupakan tempat pengalokasian dana secara efisien. Investor dapat membeli efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal. Sebaliknya, perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menawarkan instrumen atau efek di dalam pasar modal. b. Pasar modal merupakan alternatif investasi dengan memberikan keuntungan dan risiko tertentu. c. Keberadaan pasar modal memungkinkan para investor untuk bisa ikut memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik, misalnya melalui kepemilikan saham. d. Pasar modal mendorong pelaksanaan manajemen perusahaan secara lebih profesional, transparan, efisien, dan berorientasi pada keuntungan. Hal ini dilakukan untuk menarik para investor agar bersedia menanamkan modalnya. e. Pasar modal dapat meningkatkan aktivitas ekonomi nasional. Perusahaanperusahaan akan lebih mudah memperoleh dana sehingga mendorong perusahaan lebih maju. Selanjutnya, kesempatan kerja semakin banyak, peningkatan pendapatan, serta kesejahteraan masyarakat.

Gambaran Umum Pasar Modal Indonesia A. Pengertian Pasar Modal di Indonesia Pasar modal pada dasarnya untuk menjembatani aliran dana dari pihak yang memiliki dana, dengan pihak yang memerlukan dana. Sedangkan, untuk kasus pasar modal Indonesia, cakupan tujuan dan misi yang diemban pasar modal Indonesia bersifat luas, sesuai dengan identitas bangsa Indonesia yang berusaha untuk menjalankan perekonomian yang berasaskan kekeluargaan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut ada tiga aspek mendasar yang ingin dicapai pasar modal Indonesia yaitu : a. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikan saham-saham perusahaan. b. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemilikan saham.

c. Menggairahkan masyarakat dalam mengerahkan dan penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif. Pada dasarnya, pasar modal merupakan produk dari sistem perekonomian kapitalis. Sedangkan dalam proses sosialisasi pasar modal di Indonesia, tujuan didirikannya pasar modal sudah disisipi muatan idealisme.

B. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreninging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada tanggal Desember 1912, Amserdamse Effectenbeurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah Bombay, Hongkong, dan Tokyo. Aktivitas yang sekarang diidentikkan sebagai aktivitas pasar modal sudah sejak tahun 1912 di Jakarta. Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan oleh orang-orang Belanda di Batavia yang dikenal sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaikbaiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan persiapan akhirnya berdiri secara resmi pasar midal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernamaVerreninging voor den Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai perdagangan. Efek yang diperdagangkan pada saat itu adalah saham dan obligasi perusahaan milik perusahaan Belanda serta obligasi pemerintah Hindia Belanda. Bursa Batavia dihentikan pada perang dunia yang pertama dan dibuka kembali pada tahun 1925 dan menambah jangkauan aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Aktivitas ini terhenti pada perang dunia kedua. Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen Keuangan. Unuk merangsang perusahan melakukan emisi, pemerintah memberikan keringanan atas pajak perseroan sebesar 10%-20% selama 5 tahun sejak perusahaan yang bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor WNI yang membeli saham melalui pasar modal tidak dikenakan pajak pendapatan atas capital gain, pajak atas bunga, dividen, royalti, dan pajak kekayaan atas nilai saham/bukti penyertaan modal. Pada tahun 1988, pemerintah melakukan deregulasi di sektor keuangan dan perbankan termasuk pasar modal. Deregulasi yang memengaruhi perkembangan pasar modal antara lain Pakto 27 tahun 1988 dan Pakses 20 tahun 1988. Sebelum itu telah

dikeluarkan Paker 24 Desember 1987 yang berkaitan dengan usaha pengembangan pasar modal meliputi pokok-pokok: a. Kemudahan syarat go public antar lain laba tidak harus mencapai 10%. b. Diperkenalkan Bursa Paralel. c. Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam d. Investor asing boleh membeli saham di perusahaan yang go public e. Saham boleh diterbitkan atas unjuk. f. Batas fluktuasi harga saham di bursa efek sebesar 4% dari kurs sebelum ditiadakan. g. Proses emisi sudah diselesaikan Bapepem dalam waktu selambatlambatnya 30 hari sejak dilengkapinya persyaratan.

Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham dswastanisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta. Swastanisasi bursa saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.

C. Organisasi Pasar Modal Indonesia Struktur pasar modal Indonesia diatur oleh Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal. Di dalam Undang-UUndang tersebut dijelaskan bahwa kebijakan di pasar modal ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Sedangkan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari dilaksanakan oleh BAPEPAM. Berikut ini adalah struktur pasar modal Indonesia. a. Bursa Efek Perusahaan sekuritas bergabung bersama membentuk bursa efek. Organisasi tersebut mengatur dirinya sendiri dengan mengeluarkan berbagai peraturan serta memastikan anggotanya berperilaku sedemikian rupa. b. Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) Peran LKP adalah melaksanakan kliring dan menjamin penyelesaian transaksi. LKP menjamin penyelesaian transaksi dibursa efek dengan bertindak sebagai counter party dari anggota bursa yang melakukan transaksi. c. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) Merupakan lembaga yang memberikan jasa penitipan kolektif yang aman dan efisien kepada Bank Kustodian,LKP, perusahaan sekuritas, serta pemodal institusional. d. Perusahaan efek meliputi :



Penjamin emisi yang berperan sebagai lembaga perantara emisi yang menjamin penjualan sekuritas yang diterbitkan emitmen. Penjamin emisis merupakan mediator yang mempertemukan emitmen dan pemodal. Mereka bertugas untuk meneliti dan mengadakan penilaian menyeluruh atas kemampuan emitmen.  Perantara perdagangan efek, merupakan pihak yang memepertemukan penjual dan pembeli sekuritas, menyediakan informasi bagi kepentingan pemodal.  Manajer investasi, merupakan pihak yang mengelola dana yang dititipkan investor reksadana untuk diinvestasikan dipasar modal. e. Lembaga penunjang meliputi:  Biro administrasi efek yaitu badan hukum berbentuk PT yang melakukan usaha pengelolaan administrasi sekuritas seperti registrasi dan pencatatan sekuritas.  Bank kustodian adalah bank dengan pengawasan Bank Indonesia, bertindak sebagai kustodian dipasar modal.  Wali amanat yaitu pihak yang berperan penting dalam penerbitan obligasi. Wali ini merupakan lembaga yang ditunjuk untuk mewakili kepentingan para pemegang obligasi.  Penasihat investasi.  Pemeringkat efek, lembaga ini berperan melakukan pemeringkatan sekuritas terutama untuk obligasi yang bersifat utang, karena sekuritas tersebut harus memperoleh peringkat sebelum melakukan emisi.

D. Proses Go Public Go public atau penawaran umum merupakan kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual sekuritas kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diatur undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Beberapa keuntungan bagi perusahaan yang melakukan go public, yaitu: a. Diversifikasi Dengan melakukan go public, maka pemilik perusahaan akan membagi kepemilikan perusahaan kepada masyarakat yang berminat untuk membeli saham perusahaan tersebut, sehingga pemilik perusahaan telah membagi risiko yang harus di tanggung jika dia menjadi pemilik tunggal perusahaan. b. Meningkatkan Likuiditas Saham yang tidak ditawarkan untuk umum akan sulit di perjualbelikan. Kesulitan tersebut tidak akan terjadi pada perusahaan yang go public.

c. Sebagai Salah Satu Sarana untuk Meningkatkan Modal Perusahaan Perusahaan yang tidak go public akan kesulitan jika ingin menambah dana perusahaan melalui penjualan saham baru. d. Penentuan Nilai Perusahaan Perusahaan yang go public bisa menentukan cara jelas seberapa nilai perusahaan dengan melihat besarnya harga saha perusahaan tersebut di pasar. Proses go public di BEJ dapat digambarkan seperti berikut ini.

Dari gambar di atas, terlihat bahwa proses go public bisa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu proses sebelum emisi, pada saat emisi, dan sesudah emisi. Sebelum melakukan emisi perusahaan melakukan persiapan-persiapan intern dalam rangka go public. Hal-hal yang perlu disiapkan adalah:

a. Penetapan rencana pencarian dana melaui go public oleh manajemen perusahaan. b. Meminta persetujuan kepada pemegang saham dan melakukan perubahan anggaran dasar pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). c. Perusahaan mencari penjamin emisi, profesi penunjan dan lembaga penunjang untuk membantu menyiapkan kelengkapan dokumen. d. Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan. e. Kontrak pendahuluan dengan bursa efek. f. Penandatanganan perjanjian-perjanjian emisi. g. Menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM, sekaligus melakukan ekspos terbatas di BAPEPAM. Setelah itu BAPEPAM melakukan proses pengajuan pernyataan pendaftaran yang telah diajukan oleh emiten. BAPEPAM memberikan tanggapan terhadap kelengkapan dokumen, kecukupan dan kejelasan informasi serta aspek keterbukaan dari sisi hukum, akuntansi, keuangan, dan manajemen. Sebelum dikeluarkan pernyataan bahwa pendaftaran tersebut efektif, BAPEPAM akan memberikan komentar tertulis dalam jangka watu 45 hari. Setelah melakukan persiapan tersebut, maka emiten siap melakukan emisi yang meliputi emisi di pasar perdana dan pasar reguler. Pada pasar perdana, sekuritas ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin sekuritas melalui para agen penjualan yang ditunjuk. Saat itu juga dilakukan penjatahan saham kepada pemodal oleh sindikasi penjamin emisi dan emiten. Penjatahan saham adalah pengalokasian sekuritas pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah sekuritas yang tersedia. Selanjutnya sekuritas tersebut dapat diperdagangkan di pasar reguler dengan terlebih dahulu mencatatkan sekuritas tersebut di bursa. Sesudah melakukan emisi, emiten diwajibkan untuk menyampaikan laporan secara rutin dan laporan lain menyangkut kejadian pentin yang terjadi kepada BAPEPAM di BEJ. Laporan tersebut akan secepatnya dipublikasikan oleh bursa kepada masyarakat pemodal melalui pengumuman di lantai bursa dan melalui papan informasi. Informasi ini nantinya akan berguna bagi pemodal untuk mengetahui kinerja dari perusahaan.

E. Sekuritas yang Diperdagangkan di BEJ dan Mekanisme Perdagangannya Sekuritas-sekuritas yang diperdagangkan di BEI adalah saham biasa, saham preferen, obligasi, obligasi konversi, right issue, waran dan reksadana. a. Saham Preferen Saham preferen merupakan sekuritas yang juga mempunyai karakteristik obligasi disamping memiliki karakteristik saham biasa.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

Saham preferen dikatakan memiliki karakteristik obligasi karena sekuritas ini memberikan tingkat pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi. Sedangkan karakteristik sahamnya adalah bahwa jika emitmen mengalami kerugian maka pemegang saham preferen mungkin tidak bisa menerima pembayaran dividen dalam waktu yang sudah ditetapkan sebelumnya (mungkin ditunda) Obligasi Obligasi merupakan sekuritas yang sudah cukup lama dikenal oleh pasar modal Indonesia, meskipun perkembangannya masih relatif lamban jika dibandingkan dengan perkembangkan saham. Obligasi Konversi Obligasi konversi merupakan obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham biasa. Karakteristik obligasi konversi tidak jauh berbeda dengan obligasi biasa yang memberikan kupon tetap, memiliki jatuh tempo dan memiliki nilai par. Right Issue Right issue biasanya diterjemahkan sebagai bukti right, yaitu sekuritas yang merupakan produk turunan dari saham. Bukti right adalah hak bagi pemodal untuk membeli saham baru jika perusahaan emitmen menerbitkan menerbitkan saham baru. Waran Waran merupakan hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Waran merupakan produk yang ditunjukan untuk menambah daya tarik obligasi atau saham yang disertainya. Reksadana Reksadana merupakan sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksadana untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang atau pasar modal. Saham Biasa Saham biasa merupakan sekuritas yang paling dikenal masyarakat dan paling banyak digunakan oleh emiten dalam mencari dana. Oleh karena itu pada bagian selanjutnya akan lebih banyak dibahas mengenai proses perdagangan saham dibandingkan dengan perdagangan sekuritas-sekuritas lain.

Proses perdagangan sekuritas dipasar modal, investor tidak dapat langsung membeli atau menjual sekuritas di lantai bursa, melainkan harus melalui perusahaan pialang atau broker yang merupakan anggota bursa. Transaksi yang ada dibursa umumnya bukan merupakan transaksi tunai pada saat itu juga. Bila terjadi transaksi pada hari H, maka penyerahan saham dan pembayaran harus diselesaikan melalui PT Kustodian Depositori Efek Indonesia pada hari bursa kelima (H+4). Setelah proses

penyelesaian dilakukan, pialang melaksanakan pesanan untuk membeli sekuritas, akan dating ke Biro Administrasi Efek (BAE) yang ditunjuk emitmen untuk mendaftar dan mengadministrasi saham tersebut atas nama pemodal yang membeli saham. PT BEJ menentukan batas waktu proses pendaftaran saham selama-lamanya 7 hari. Setelah registrasi maka pemodal telah terdaftar sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan seluruh hak-hak sebagai pemegang saham. Untuk melakukan transaksi di pasar reguler, investor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Jumlah saham dalam satuan standar lot, yaitu 1 lot sama dengan 500 saham (saham yang bukan reksadana), sedangkan untuk saham reksadana ditetapkan 100 saham per lot. b. Perubahan harga (fraksi) dalam menawar di bursa : 1. Untuk saham dengan kelipatan Rp 25,00 dengan perubahan maksimum Rp 20,00 2. Untuk obligasi dengan kelipatan 0,625% c. Transaksi berdasarkan prioritas harga dan waktu. Pasar negosiasi terdiri dari : a. Perdagangan dalam jumlah besar (block trading) untuk jumlah saham minimal 200 ribu saham. b. Perdagangan di bawah standar lot (odd lot) untuk jumlah saham kurang dari standar lot (di bawah 500 saham). c. Perdagangan tutup sendiri (crossing) untuk transaksi jual beli yang dilakukan satu anggota baru. Untuk membeli dan menjual saham, pemodal harus membayar komisi kepada perusahaan pialang yang besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan pemodal. Biaya komisi di BEJ setinggi-tingginya 1% dari nilai transaksi. Sedangkan perusahaan pialang berkewajiban membayar biaya-biaya : a. Transaksi saham dikenakan biaya transaksi sebesar 0,04% dari nilai kumulatif transaksi setiap bulan. b. Transaksi obligasi atas unjuk dan bukti right tidak dikenakan biaya transaksi. c. Transaksi waran dikenakan biaya transaksi sebesar 0,02% dari nilai transaksi. BEJ juga memberikan informasi setiap harinya dalam Daftar Kurs Efek (DKE) yang meliputi informasi :     

Nama dan kode sekuritas yang tercatat di bursa Kurs,volume dan nilai transaksi yang terjadi Indeks harga saham individual dan gabungan Penawaran jual dan beli Pengumuman-pengumuman bursa

BAB III KESIMPULAN Investasi adalah pengeluaran penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi yang akan menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana yang ada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Pasar modal (capital modal) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Pengertian bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian efek adalah setiap surat berharga (sekuritas) yang diterbitkan oleh perusahaan, misalnya: surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right (right issue), dan waran (warrant). Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952 (Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67). Menurut UU tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan sebagai efek adalah saham, obligasi, serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai efek.

DAFTAR PUSTAKA Hartono, Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisi ketujuh. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, edisi ketiga. Yogyakarta:Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. https://deden08m.files.wordpress.com/2019/01/materi-1-pengertian-investasi.pdf (tanggal akses 15 Maret 2019 01:20) http://abaditeacher.blogspot.com/2012/10/konsumsi-tabungan-dan-investasi.html (tanggal akses 15 Maret 2019 01:05) https://mafiadoc.com/konsumsi-dan-tabungan-daninvestasi_5a310ec81723dd9eda14aadb.html (tanggal akses 15 Maret 2019 01:40)

Related Documents


More Documents from "Dimas Aris Shera"

Bab Ii.docx
June 2020 7
Makalah Asp.docx
June 2020 8
Appendix.pdf
October 2019 7
Makalah Efisiensi Pasar.docx
November 2019 10