Laporan Keuangan terakhir PT P dan PT S untuk tahun 20X8 adalah sebagai berikut: a.
Laporan Laba Rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada Desember 20X8: PT P a b c d e f g h i j h
b.
Penjualan Biaya Penjualan Laba Bruto (a-b) Beban Penjualan Beban Administrasi Beban lain-lain Laba Sebelum Pajak (c-(d+e+f) Pajak Laba setelah pajak (g – h) Saldo laba awal Saldo laba akhir (i + j)
PT S Rp000 800.000 400.000 400.000 60.000 50.000 40.000 250.000
Rp000 500.000 300.000 200.000 70.000 20.000 10.000 100.000
80.000 170.000
30.000 70.000
90.000 260.000
150.000 220.000
Laporan posisi keuangan per 31 Desember 20X8 PT P a b c d e f g
h i j k
Aktiva Tanah Mesin, pada harga perolehan Akumulasi Penyusutan Investasi di PT S Persediaan Piutang Bank Total Aktiva Pasiva Modal saham Saldo laba Utang Cerukan bank Total Pasiva
PT S
Rp000 100.000 400.000 (100.000) 180.000 200.000 120.000 900.000
Rp000 150.000 100.000 (80.000) 100.000 100.000 30.000 400.000
400.000 260.000 140.000 100.000 900.000
100.000 220.000 80.000 400.000
PT P mengakuisisi 90% kepemilikan di PT S pada 1 Januari 20X6. Pada tanggal tersebut, aset neto PT S direpresentasikan oleh ekuitas pemegang sahamnya yang terdiri atas modal saham senilai Rp100.000.000 dan saldo laba sebesar Rp100.000.000. Pada Februari 20X6, PT P menjual sepetak tanah (yang telah dicatat dalam pembukuannya sebesar Rp150.000.000) kepada PT S pada harga perolehan. Pada Maret 20X6, PT P menjual mesin kepada PT S dengan harga Rp40.000.000. Mesin tersebut dibeli oleh PT P dengan harga Rp100.000.000 pada Januari 20X1. Nilai pasar dari mesin tersebut pada tanggal ini kira-kira sama dengan nilai buku yang dicatat dalam pembukuan PT P. Oleh karena PT S telah diambil alih di tahun 20X6, sejak itu PT S selalu menjual barang kepada PT P pada harga perolehan plus 10%. Pada tahun 20X8, penjualan antarperusahaan berjumlah
Rp100.000.000. Persediaan awal dan persediaan akhir PT P untuk tahun 20X8 mencakup barangbarang yang dibeli dari PT S yang masing-masing bernilai Rp22.000.000 dan Rp33.000.000. Pada 31 Desember 20X8, akun utang PT P menyertakan jumlah sebesar Rp10.000.000 yang dibayakan kepada PT S untuk barang-barang yang telah dibeli. Kebijakan grup perusahaan adalah untuk menyusutkan mesin dengan menggunakan metode garis lurus selama 10 tahun, dan untuk melakukan penyusutan setahun penuh jika mesin tersebut telah digunakan selama lebih dari enam bulan dalam tahun tersebut. Diminta: Buatlah laporan posisi keuangan konsolidasian per 31 Desember 20X8 dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasi PT P dan anak perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X8. Jawab: 1. Ayat jurnal konsolidasi: a. Dr. Modal Saham (S) Dr. Saldo laba awal (S) Cr. Investasi di S (menghapus akun investasi)
90.000 90.000 180.000
b. Dr. Mesin 60.000 Cr. Akumulasi Penyusutan 50.000 Cr. Saldo Laba Awal (P) 10.000 (menghapus rugi antar perusahaan yang belum terealisasi) c. Dr. Saldo laba awal (P) 4.000 Dr. Beban Penyusutan (P) 2.000 Cr. Akumulasi Penyusutan (mencatat realisasi bertahap dari rugi antar perusahaan) d. Dr. Penjualan Cr. Biaya Penjualan (menghapus penjualan antar perusahaan)
100.000
e. Dr. Utang Cr. Piutang (menghapus akun antar perusahaan)
10.000
f.
2.000
Dr. Saldo laba awal (S) Cr. Biaya Penjualan
6.000
100.000
10.000
2.000
g. Dr. Biaya Penjualan 3.000 Cr. Persediaan akhir (laporan posisi keuangan) 3.000 (menghapus laba yang belum terealisasi dalam persediaan akhir) h. Dr. kepentingan non-pengendali (Laporan laba rugi komprehensif) (10% x (70 + 2 – 3)
6.900
Cr. Kepentingan non pengendali (Laporan posisi keuangan) (mencatat kepentingan non pengendali dalam laba S) i.
6.900
Dr. Modal Saham (S) 10.000 Dr. Saldo laba awal (S) (10% x (150 – 2)) 14.800 Cr. Kepentingan non pengendali 24.800 (laporan posisi keuangan) (mencatat kepentingan non pengendali dalam ekuitas pemegang saham lainnya di S)
2. Kertas Kerja Konsolidasi PT P
PT S
Penyesuaian
Debit g. 100.000 (-) g. 3.000 (+)
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Kredit
Penjualan Biaya Penjualan
800.000 400.000
500.000 300.000
1.200.000
Laba Bruto Beban Operasional Penjualan Administrasi Lain-lain Laba sebelum pajak Pajak Laba setalah pajak Kepentingan non pengendali Laba Pemegang saham Saldo laba awal
400.000
200.000
601.000 599.000
60.000 50.000 40.000 250.000
70.000 20.000 c. 2.000 (+) 10.000 100.000
130.000 72.000 50.000 347.000
d. 100.000 (-) f. 2.000 (-)
80.000 170.000
30.000 70.000
110.000 237.000
-
- h. 6.900 (+)
-
-
90.000
230.100
150.000 a.
90.000
c. 4.000 f. 2.000 i.14.800 Saldo laba akhir Tanah Mesin
6.900
b. 10.000
260.000
220.000
139.200 369.300
100.000 400.000
150.000 100.000 b. 60.000
250.000 560.000
PT P
PT S
Penyesuaian
Debit Akumulasi Penyusutan
(100.000)
(80.000)
Investasi Persediaan Piutang Bank Modal Saham
180.000 200.000 120.000 400.000
100.000 100.000 30.000 100.000 a.90.000
Saldo laba Utang Cerukan bank Kepentingan non pengendali
260.000 140.000 100.000
i.10.000 220.000 80.000 e.10.000 -
-
- h. 6.900
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Kredit b. 50.000 c.6.000 a.180.000 g. 3.000 e.10.000
i.24.800
(236.000) 297.000 210.000 30.000
400.000 369.300 210.000 100.000
31.700
3. Laporan Konsolidasi PT P dan Anak Perusahaan Laba Rugi Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X8 Penjualan Biaya Penjualan Laba Bruto Beban Operasional Penjualan Administrasi Lain-lain Laba Sebelum Pajak Pajak Laba Setelah Pajak Dialokasikan untuk: Pemegang saham induk perusahaan Kepentingan non pengendali Catatan atas laporan: Saldo laba awal Laba Tahun ini Saldo laba akhir
1.200.000 601.000 599.000 130.000 72.000 50.000 347.000 110.000 237.000
230.000 7.000 237.000 139.000 237.000 369.000
PT P dan Anak Perusahaan Laba Posisi Keuangan Konsolidasian Per 31 Desember 20X8 Tanah Mesin, pada harga perolehan Akumulasi Penyusutan Persediaan Piutang Bank
250.000 560.000 (236.000) 297.000 210.000 30.000 1.111.000
Modal Saham Saldo laba Kepentingan non pengendali Utang Cerukan bank
400.000 369.000 31.000 210.000 100.000 1.111.000
Catatan untuk jawaban 1. Dalam contoh ini, kerugian berasal dari penjualan mesin antarperusahaan dari PT P ke PT S. Ayat jurnal konsolidasi (b) adalah untuk menghapus kerugian awal antarperusahaan yang belum terealisasi sebesar Rp10.000.000. Ayat jurnal konsolidasi (c) adalah untuk mencatat realisasi bertahap dari kerugian antarperusahaan melalui proses penyusutan. Kerugian awal antarperusahaan yang belum terealisasi sebesar Rp10.000.000 akan direalisasikan secara bertahap saat dan ketika mesin disusutkan selama lima tahun. Realisasi tahunan sebesar Rp2.000.000 dari kerugian antaperusahaan untuk tahun 20X6 dan 20X7 dibebankan terhadap saldo laba awal, sedangkan untuk tahun 20X8 dibebankan ke laba tahun berjalan. Ingatlah bahwa kerugian awal antarperusahaan yang belum terealisasi dan realisasi rugi antarperusahaan setelah nya dibebankan atau dikreditkan, untuk tujuan menentukan kepentingan non pengendali, ke laba PT P, perusahaan penjual. 2. Beban penyusutan atas mesin diklasifikasikan sebagai beban administrasi dalam contoh ini, atas asumsi bahwa mesin tersebut secara keseluruhan digunakan untuk kepentingan administrasi. Dalam pengungkapannya, beban penyusutan akan bertambah Rp2.000.000 (lihat ayat jurnal konsolidasi c) 3. Lihatlah bahwa tidak ada penyesuaian pada penjualan tanah antarperusahaan , karena tidak ada laba atau rugi antarperusahaan yang muncul dari penjualan tanah tersebut. 4. Lihatlah bahwa kepentingan non pengendali terpengaruh oleh laba antarperusahaan yang belum terealisasi yang muncul dari penjualan hulu saja. Kepentingan non pengendali dipengaruhi oleh laba antarperusahaan dalam penjualan persediaan dimana PT S adalah perusahaan penjualnya. Kepentingan non pengendali tidak terpengaruh oleh kerugian antarperusahaan dari penjualan mesin dimana PT P adalah perusahaan penjual. 5. Kepentingan non pengendali dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar Rp31.700.000 (yang telah dibulatkan menjadi 32.000.000 demi kepentingan pelaporan) dapat dibuktikan sebagai 10% X (Rp100.000.000 + Rp220.000.000 – Rp3.000.000). (Aset Neto PT S sebesar Rp320.000.000 (Rp100.000.000 + Rp220.000.000) seperti yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan dikurangi laba antarperusahaan yang belum terealisasi sebesar Rp3.000.000 dalam persediaan akhir. Lihatlah bahwa laba antar perusahaan dalam persediaan awal telah terealisasi pada 31 Desember 20X8. 6. Saldo laba grup sebesar Rp369.300.000 (yang telah dibulatkan menjadi 369.000.000 demi kepentingan pelaporan) dapat dibuktikan dengan menambahkan saldo laba disesuaikan induk perusahaan sebesar Rp264.000.000 (Rp260.000.000 + rugi yang belum terealisasi dari mesin sebesar Rp10.000.000 – realisasi rugi atas mesin sebesar Rp6.000.000) ke bagian grup atas saldo laba disesuaikan pasca-akuisisi PT S sebesar Rp105.300.000 (90% x (Rp220.000.000 – Rp100.000.000 – Rp3.000.000)) 7. Laba grup sebesar Rp230.100.000 (yang telah dibulatkan menjadi Rp230.000.000 demi kepentingan pelaporan) dapat dibuktikan dengan menambahkan laba disesuaikan induk perusahaan sebesar Rp168.000.000 (Rp170.000.000 – realisasi rugi atas mesin Rp2.000.000) ke bagian grup atas laba disesuaikan PT S sebesar Rp62.100.000 (90% x (Rp70.000.000 + laba terealisasi dalam persediaan awal sebesar Rp2.000.000 – laba yang belum terealisasi dalam persediaan akhir sebesar Rp3.000.000)). 8. Dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, akun “bank” dan akun “cerukan bank” tidak boleh disalinghapusbukukan satu sama lain.