Primadhani Dyah Larasati NIM 1203011841018
TEORI AKUNTANSI
1. Teori normatif merupakan teori yang menjelaskan cara penggunaan akuntansi yang sesuai ketika melakukan praktek atau suatu cara yang ideal. Menurut Nelson (1973), teori normatif sering dinamakan teori a priori (bersifat deduktif). Alasannya, teori normatif bukan dihasilkan dari penelitian empiris, tetapi dihasilkan dari semi penelitian. Hasil proses dengan menggunakan pendekatan teori normatif dapat berupa kerangka konseptual, standar akuntansi, atau pelaporan laba yang sesungguhnya (true income). 2. Asumsi dasar dari pendekatan kritis merupakan kritik terhadap model penelitian fenomena sosial dengan mencoba menawarkan hal yang baru yang dapat mengganti praktik akuntansi yang sekarang. Menurut Tony Tingker (2005) yaitu evaluasi terhadap socialpraxis yang bermaksud untuk melahirkan perubahan yang terusmenerus dalam konseptual, institusional, praktik, dan teori politik akuntansi. Praxis dalam penelitian critical accounting umumnya dipahami untuk mengacu pada asumsi adanya hubungan dua arah. Antara teori dan praktik. Perspektif kritikal dilakukan oleh penganut sistem sosialis yang mengkritisi sistem kapitalis mengenai ketidakadilan di masyarakat terhadap akuntansi dan legitimasi. Tujuan pendekatan kritis akuntansi digunakan untuk pengambilan keputusan dalam menggunakan metode akuntansi dan berfokus pada peran akuntansi dalam mengontrol sumber daya. 3. Cara manajemen laba menurut William Scott meliputi : a) Taking a bath Terjadi ketika periode menjenuhkan atau saat reorganisasi termasuk pengangkatan direktur baru. Taking a bath dilakukan dengan cara melaporkan laba tinggi ketika diperintahkan untuk melaporkan laba tinggi oleh perusahaan dengan cara membebankan biaya atau kerugian yang akan datang pada tahun berjalan, menghapuskan beberapa aset atau melakukan clear the desk. b) Income minimization Dilakukan dengan alasan politik. Ketika profitabitabilitas tinggi supaya tidak mendapatkan perhatian secara politik, maka dibuat minimalisasi laba dengan cara menghapuskan aset, aset tidak berwujud dan mengakui seluruh pengeluaran sebagai biaya. Dengan biaya yang lebih tinggi daripada pendapatan maka seolah-olah sedang terjadi rugi. c) Income maximization Dilakukan manajer dengan tujuan untuk mendapat bonus ketika laba perusahaan sedang turun dengan cara melaporkan laba bersih lebih tinggi. Biaya-biaya yang tidak material dihilangkan, pengeluaran tidak semua diakui sebagai biaya tetapi dimasukkan ke dalam uang muka atau aset.
Primadhani Dyah Larasati NIM 1203011841018
d) Income smooting Dilakukan dengan cara meratakan laba karena investor lebih menyukai laba yang stabil. Biaya dilaporkan lebih rendah atau lebih tinggi dari periode sebelumnya atau dengan menggunakan metode pelaporannya. Sedangkan motivasi manajemen laba menurut William Scott yaitu : a. Motivasi bonus, yaitu manajer melaporkan laba bersih yang tinggi untuk tujuan bonus b. Motivasi kontrak, manajer mengatur laba bersih yang berkaitan dengan standar teknis hutang jangka panjang. c. Motivasi politik, berbagai kepentingan berbagai orang dapat mendorong melakukan manajemen laba. d. Motivasi pajak yaitu perusahaan melaporkan pajak yang lebih kecil dari yang seharusnya atau penghematan pengeluran biaya pajak dengan cara melaporkan penjualan atau laba bersih lebih kecil. e. Pergantian CEO perusahaan, motivasi CEO terjadi ketika akan mendekati masa pensiun atau reorganisasi perusahaan saat kinerjanya selama kepengurusannya terlihat buruk, guna meningkatkan bonus maka laba perusahaan dilaporkan lebih tinggi. f. Motivasi penawaran saham perdana (IPO), perusahaan akan going public melakukan manajemen laba untuk mendapatkan harga saham yang tinggi sehingga diharapkan akan mendapatkan respon positif dari investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. g. Motivasi pasar modal, perusahaan mengungkapkan informasi privat kepada investor maupun kreditor untuk membeli sahamnya atau memberikan pinjaman hutang dengan cara membeli obligasi perusahaan. 4. Manajemen laba masuk ke dalam ranah teori positif. Manajemen laba dilakukan dengan tidak menggunakan metode akuntansi yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan teori normatif. Teori positif menjelaskan dan memprediksi terkait praktik akuntansi dalam fenomena sosial. 5. Hipotesis pendekatan positif menurut Watt and Zimmerman (1984) sebagai berikut : a. Hipotesis rencana bonus Manajer perusahaan yang memiliki tujuan untuk mencari bonus tertentu cenderung lebih menyukai metode yang meningkatkan laba berjalan. b. Hipotesis hutang/ ekuitas Rasiohutang/ekuitas perusahaaan semakin meningkat, memiliki kemungkinan besar manajer akan menggunakan metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba sehingga dapat memperpanjangplafon kredit dan mengurangi biaya akibat menggunakan teknis yang salah.
Primadhani Dyah Larasati NIM 1203011841018
c. Hipotesis biaya politik Akibat biaya informasi dan biaya monitoring, manajer memiliki keinginan untuk menggunakan laba akuntansi tertentu dalam kepentingan politiknya.. Misalnya, perusahaan besar cenderung menurunkan laba untuk menghindari pajak yang tinggi supaya diharapkan dapat membayar pajak secara rutin. 6. a. Titik kritis pendapatan diakui mencakup : Pengakuan Pendapatan selama proses produksi berlangsung Besarnya pendapatan dapat ditaksir berdasarkan akumulasi biaya yang terjadi selama penyelesaian pekerjaan. Prosedur yang digunakan adalah presentase penyelesaian fisik atau berdasarkan prosentase biaya. Presentase penyelesaian fisik didasarkan pada tahap kemajuan proyek. Sementara prosentase biaya ditentukan dengan perbandingan pengeluaran biaya dengan total biaya untuk penyelesaian proyek. Pengakuan pendapatan tersebut biasanya dilakukan oleh perusahaan kontruksi. Pengakuan pendapatan dengan cara ini dapat dilakukan apabila harga kontrak dapat dipastikan, penaksiran biaya dalam menyelaikansudah pasti dan taksiran biaya, dan kemajuan untuk menyelesaiakan proyek dalam kontrak dapat dipertanggungjawabkan.
Pendapatan diakui saat produk selesai Pengakuan pendapatan dengan cara ini umumnya berlaku pada industri pertanian dan pertambangan. Persyaratan pendapatan saat produk selesai dapat diakui meliputipenentuan harga jual cukup tepat, biaya pemsaran dalam menjual produk tersebut tidak ada, penentuan biaya produk sulit dilakukan, serta barang tidak berubah dalam bentuk dan ukuran.
Pendapatan diakui saat penjualan Proses pembentukan pendapatan telah cukup selesai dan proses realisasi pendapatan telah terjadi. Secara yuridis, penjualan dapat dikatakan terjadi apabila telah terjadi peralihan hak milik atas barang yang diperjualbelikan. Masalah yang terjadi pada pendapatan diakui saat penjualan terjadi yaitu biaya yang timbul setelah penjualan barang yang pembelinya memiliki hak untuk retur barang.Dalam mengakui pendapatan apabila periode mengembalikan telah selesai atau apabila semua persyaratandipenuhi. Pengiriman barang juga dipengaruhi syarat penjualan seperti FOB destination, FOB shipping point, dan CIF (Cost, Insurance and Freight). Jika penjualan didasarkan pada FOB shipping point, maka tanggal pengiriman barang, penjualan sudah terjadi. Apabila menggunakan FOB destination, maka penjualan dianggap terjadi apabila barang sudah sampai ke tangan pembeli. Sementara syarat CIF, penjualan diangggap terjadi apabila barang sampai ke pembeli. Sedangkan untuk C & F, penjualan dicatat paa tanggal barang dikirim ke pembeli.
Primadhani Dyah Larasati NIM 1203011841018
b.
Pengakuan pendapatan saat kasterima Pengakuan pendapatan pada saat kas diterima karena realisasi tidak seluruhnya terpenuhi atau diragukan. Pengakuan pendapatan seperti ini berasal dari penjualan angsuran.Jangka waktu angsuran yang panjangn, maka kemungkinan piutang tak tertagih semakin besar.
Biaya karena matching, membandingkan pendapatan dengan perkiraan biaya untuk menghasilkan pendapatan tersebut, agar menghasilkan laba yang akurat. Contoh biaya karena matching yaitu harga pokok penjualan. Terdapat tiga dasar yang digunakan dalam penandingan biaya dengan pendapatan yaitu :
Hubungan sebab akibat Penandingan yang tepat apabila antara pendapatan dan biaya memiliki hubungan yang rasional. Menghubungkan biaya dengan pendapatan dan melaporkan dalam periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan. Contohnya : biaya komisi penjualan, gaji dan upah, serta cost barang terjual.
Alokasi sistematis dan rasional Pengalokasian secara sistematis dan rasional disebut dengan dasar menandingkan secara periodik atau tidak langsung. Ukuran penandingan bukan pada produk tetapi periode. Pendapatan mengakui dengan menghubungkan biaya saat periode terjadinya. Pengalokasian biaya dapat dilakukan secara berkala dalam beberapa periode maupun secara langsung diakui dan biaya dapat dibebankan. Contoh alokasi sistematis dan rasional : biaya depresiasi aset tetap, biaya sewa, biaya rekreasi, biaya pajak.
Pembebanan segera Apabila tidak terdapat pedoman dalam pengkuan biaya atas dasar sebab akibat atau alokasi sistematis dan rasional, maka mengakui biayasaat periode transaksi terjadi. Contoh : pencatatan terhadap biaya advertensi, biaya pengembangan dan penelitian.
Biaya karena kadaluarsa, jika biaya tidak memiliki hubungan sebab akibat, biaya kadaluarsa diakui ketika telah habis dikonsumsi atau digunakan. Misalnya, biaya barang rusak, barang kadaluarsa, atau biaya barang yang penjualannya kurang lancar (tidak diminati konsumen).