Fix Kurang Askep,penutup Dan Dapus.docx

  • Uploaded by: Intan Wahyuli
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fix Kurang Askep,penutup Dan Dapus.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,154
  • Pages: 15
MAKALAH KEPERAWATAN GAWATDARURAT “STROKE HEMORAGIK”

Disusun Oleh Kelompok 1: 1. Sesar Andriono 2. Ranita Sari 3. Sindi Ayu A 4. Aprilia R 5. Shelvia R 6. Maritul Q 7. Nizar Z.H 8. Rosa Istiqomah 9. Dwi putri Y 10. Fenny Mellike

11. Goodhari C 12. Apririn Dwi A 13. Irfani M 14. Irfan saifur R 15. Intan Wahyuli 16. Asfinah M 17. Ana Mas’amah 18. Eli Kusnaul A 19. Anisa Kamila

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG TAHUN 2018/2019

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada kira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Pasien Stroke Hemoragik ” ini. Dalam pembuatan makalah ini, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak.Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu pembuatan makalah ini. Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyiggung perasaan pembaca. Dengan ini kami persembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Lawang,19 Maret 2019

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ i Daftar Isi.................................................................................................................. ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................1 1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................2 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian ...................................................................................................3 2.2 Manifestasi Klinik ........................................................................................3 2.3 Etiologi ........................................................................................................5 2.4 Patofisiologi ................................................................................................6 2.5 Penatalaksanaan medis ................................................................................9 2.6 Komplikasi ..................................................................................................9 2.7 Pemeriksaan Penunjang ...............................................................................10 2.8 Asuhan Keperawatan ..................................................................................10 BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 3.2 Saran .............................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular (Muttaqin, 2008). Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragik antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun (Ria Artiani, 2009). Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan kemudian merusaknya (M. Adib, 2009). Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah tidak dapat mengalir secara semestinya yang menyebabkan otak mengalami hipoksia dan berakhir dengan kelumpuhan.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Dari Stroke Hemoragik? 2. Apa Saja Manifestasi Klinik Stroke Hemoragik? 3. Apa Etiologi Stroke Hemoragik ? 4. Bagaimana Penjelasan Patofisiologi Stroke Hemoragik ? 5. Apa Saja Penatalaksanaan Medis Dari Stroke Hemoragik ? 6. Apa Saja Komplikasi Dari Stroke Hemoragik ? 7. Apa Pemeriksaan Penunjang Dari Penyakit Stroke Hemoragik 8. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke Hemoragik ?

1

1.3 Tujuan Penulisan I.

TUJUAN UMUM Sebagai panduan/acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit stroke hemoragik yang berkualitas sesuai standar yang berlaku di rumah sakit.

II. TUJUAN KHUSUS Agar seluruh petugas kesehatan memiliki pengetahuan tentang sitostatika karena penting untuk memahami potensial karsinogenik dan bahaya yang ditimbulkan oleh obat tersebut. Antara lain pengetahuan tentang : 1.

Pengertian

2.

Manifestasi Klinik

3.

Etiologi

4.

Patofisiologi

5.

Penatalaksanaan Medis

6.

Komplikasi

7.

Pemeriksaan Penunjang

8.

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke Hemoragik

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakitserebrovaskuler selama beberapa tahun (Smeltzer and Bare, 2002). Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredarana darah otak non traumatik. (Arif Mansjoer, 2000) Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh terhentinya suplay darah kebagian otak, sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun (Brunner and Suddarth). Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan peredaran darah otak berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan menjadi terganggu. Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf (neuron). Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke (Junaidi, 2011). Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan kemudian merusaknya (M. Adib, 2009). 2.2 Manifestasi Klinik Gejala stroke hemoragik bervariasi tergantung pada lokasi pendarahan dan jumlah jaringan otak yang terkena. Gejala biasanya muncul tiba-tiba, tanpa peringatan, dan sering selama aktivitas.

3

Manifestasi klinis stroke menurut Smeltzer & Bare (2002), antara lain: defisit lapang pandang, defisit motorik, defisit sensorik, defisit verbal, defisit kognitif dan defisit emosional. 1. Defisit Lapang Pandangan a. Tidak menyadari orang atau objek di tempat kehilangan penglihatan b. Kesulitan menilai jarak c. Diplopia 2. Defisit Motorik a. Hemiparesis (kelemahan wajah, lengan, dan kaki pada sisi yang sama). b. Hemiplegi (Paralisis wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama). c. Ataksia (Berjalan tidak mantap, dan tidak mampu menyatukan kaki. d. Disartria (Kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara. e. Disfagia (Kesulitan dalam menelan) 3. Defisit Sensorik : kebas dan kesemutan pada bagian tubuh 4. Defisit Verbal a. Afasia ekspresif (Tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami) b. Afasia reseptif (Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan) c. Afasia global (kombinal baik afasia reseptif dan ekspresif) 5. Defisit Kognitif a. Kehilangan memori jangka pendek dan panjang b. Penurunan lapang perhatian c. Kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi d. Perubahan penilaian 6. Defisit Emosional a. Kehilangan kontrol diri b. Labilitas emosional c. Penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stres d. Depresi

4

e. Menarik diri f. Rasa takut, bermusuhan dan marah g. Perasaan isolasi

2.3 Etiologi Stroke hemoragik terjadi pada otak yang mengalami kebocoran atau pecahnya pembuluh darah di dalam otak, sehingga darah menggenangi atau menutupi ruang - ruang jaringan sel otak. Adanya darah yang mengenangi atau menutupi ruang - ruang jaringan sel otak akan menyebabkan kerusakan jaringan sel otak dan menyebabkan kerusakan fungsi kontrol otak. Genangan darah bisa terjadi pada otak sekitar pembuluh darah yang pecah (intracerebral hemorage) atau dapat juga genangan darah masuk kedalam ruang sekitar otak (subarachnoid hemorage) bila ini terjadi stroke bisa sangat luas dan fatal bahkan sampai pada kematian. Stroke hemoragik pada umumnya terjadi pada lanjut usia, karena penyumbatan terjadi pada dinding pembuluh darah yang sudah rapuh (aneurisma). Pembuluh darah yang sudah rapuh ini, disebabkan karena faktor usia (degeneratif), akan tetapi bisa juga disebabkan karena faktor keturunan (genetik). Keadaan yang sering terjadi adalah kerapuhan karena mengerasnya dinding pembuluh darah akibat tertimbun plak atau arteriosklerosis akan lebih parah lagi apabila disertai dengan gejala tekanan darah tinggi. Stroke hemoragik dapat terjadi apabila lesi vaskular intraseberum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Sebagian dari lesi vaskular yang dapat menyebabkan perdarahan subaraknoid (PSA) adalah aneurisma sakular (Berry) dan malformasi arteriovena (MAV). Selain lesi vaskular anatomik, penyebab stroke

hemoragik

adalah

hipertensi,

gangguan

perdarahan,

pemberian

antikoagulan yang terlalu agresif (terutama pada klien berusia lanjut), dan pemakaian anfetamin dan kokain intranasal karena zat-zat ini dapat menyebabkan hipertensi berat dan perdarahan intraserebrum atau subaraknoid. (Price & Wilson, 2006; 1119)

5

Penyebab lain terjadinya stroke hemoragik adalah : 1. Hubungan

abnormal

antara

arteri

dan

vena,

seperti

kelainan

arteriovenosa. 2. Kanker, terutama kanker yang menyebar ke otak dari organ jauh seperti payudara, kulit, dan tiroid. 3. Cerebral amyloid angiopathy, yang membentuk protein amiloid dalam dinding arteri di otak, yang membuat kemungkinan terjadi stroke lebih besar. 4. Kondisi atau obat (seperti aspirin atau warfarin).

2.4 Patofisiologi Tahapan patofisologi terjadinya stroke adalah kerusakan pembuluh darah otak, pembuluh darah tidak mampu mengalirkan darah atau pembuluh darah pecah dan bagian otak yang memperoleh darah dari pembuluh yang rusak tadi fungsinya menjadi terganggu hingga timbul gejala-gejala stroke. Tahapan tersebut tidak terjadi dalam waktu singkat.Pada tahap pertama dimana dinding pembuluh darah yang mengalirkan darah ke otak mula-mula terkena berupa aterosklerosis pada pembuluh-pembuluh yang kecil. Penebalan dinding pembuluh darah ini terjadi berangsung-angsur dan diakibatkan oleh hipertensi, DM, peninggian kadar asam urat atau lemak dalam darah, perokok berat dll. Proses penebalan timbul berangsur-angsur dalam waktu beberapa tahun atau akhirnya suatu saat terjadi sumbatan dimana aliran darah yang terjadi cukup ditolerir oleh otak. Akhirnya karena sempitnya lumen pembuluh darah tersebut tidak cukup lagi memberi darah pada pembuluh darah otak ini menyebabkan kerapuhan dan pembuluh darah menjadi pecah dan timbul perdarahan. Pada saat dimana pembuluh darah tersebut pecah atau tersumbat hingga aliran darah tidak cukup lagi memberi darah lalu timbul gejala-gejala neurologik berupa kelumpuhan, tidak bisa bicara atau pingsan, diplopia secara mendadak. Sumbatan pembuluh darah otak dapat juga terjadi akibat adanya bekuan-bekuan darah dari

6

luar otak (jantung atau pembuluh besar tubuh) atau dari pembuluh darah leher (karotis) yang terlepas dari dinding pembuluh tersebut dan terbawa ke otak lalu menyumbat. Karena fungsi otak bermacam-macam, maka gejala stroke juga timbul tergantung pada daerah mana otak yang terganggu. Penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah secara mendadak dapat menimbulkan gejala dan tanda-tanda neurologik yang memiliki sifat, mendadak, tidak ada gejala-gejala dini atau gejala peningkatan dan timbulnya iskemi atau kerusakan otak,gejala neurologik yang timbul selalau terjadi pada satu sisi badan, gejala-gejala klinik yang timbul mencapai maksimum beberapa jam setelah serangan . Umumnya kurang dari 24 jam, jadi misalnya pagi hari serangan stroke timbul berupa kelemahan pada badan sebelah kanan kemudian berangsur-angsur menjadi lumpuh sama sekali. Perdarahan pada stroke hemoragik biasanya terjadi pada intraserebral dan subarachnoid. Perdarahan intraserebral biasanya timbul karena pecahnya mikroaneurisma (Berry aneurysm) akibat hipertensi maligna. Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi ini mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan jaringan otak dan menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intra cerebral sering dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal,

nukleus

mengakibatkan

kaudatus,

perubahan

pon, struktur

dan

cerebellum.

dinding

Hipertensi

permbuluh

darah

kronis berupa

lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid. Perdarahan subarachnoid (PSA) terjadi akibat pembuluh darah disekitar permukaan otak pecah, sehingga terjadi ekstravasasi darah ke ruang subarachnoid. Perdarahan subarachnoid umumnya disebabkan oleh rupturnya aneurisma sakular atau perdarahan dari arteriovenous malformation (AVM).

7

Pathway Stroke hemoragik: Peningkatan tekanan sistemik

Aneurisma / APM Perdarahan Arakhnoid/ventrik el otak

Gangguan perfusi jaringan serebral Vasospasme Arteri serebral Iskemik/infark Deficit neurologi

Hematoma serebral Peningkatan TIK/herniasis serebral

Hemisfer Kanan

Hemisfer Kiri

Hemiparase/plegi kiri

Hemiparase/plegi kanan

Penurunan Kesadaran Penekanan saluran pernafasan Bersihan jalan nafas tidak efektif Area Gocca Kerusakan fungsi N VII dan N XII Hambatan komunikasi verbal

Risiko jatuh

Deficit perawatan diri

Hambatan Mobilitas fisik

Risiko gangguan integritas kulit

Risiko ketidakseimbanga n nutrisi

Kerusakan kontrol syaraf motorik Kontrol spingter ani menhilang Inkontinensia urine/retensi urine Gangguan Eliminasi Urine 8

2.5 Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain: 1. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan otak, sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan, tindakan awal difokuskan untuk menyelematkan sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa dan aliran darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia (irama dan frekuensi) serta tekanan darah. 2. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan, pemberian dexamethason. 3. Pengobatan a. Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan perdarahan pada fase akut. b. Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa trombolitik/emobolik. c. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral 4. Penatalaksanaan Pembedahan Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darahotak. Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat dipertahankan.

2.6 Komplikasi Komplikasi stroke hemoragik meliputi ( Smeltzer & Bare,2001) : 1. Hipoksia Serebral. 2. Penurunan Darah Serebral. 3. Luasnya Area Cedera. 4.

9

2.7 Pemeriksaan Penunjang 1. Angiografi cerebral Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism atau malformasi vaskular. 2. Lumbal pungsi Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan adanya hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial. 3. CT scan Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti. 4. MRI (Magnetic Imaging Resonance) Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik. 5. EEG Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infrak sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.

2.8 Asuhan Keperawatan Pada Stroke Hemoragic

10

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran

11

DAFTAR PUSTAKA Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika

12

Related Documents


More Documents from "yoyok"