Kisah Golgota adalah kisah tragis 2000-an tahun lalu. Tragedi Golgota adalah sebuah sejarah yang layak disimak. Sebuah kisah yang patut ditulis ulang. Adalah suatu kebenaran yang tak dapat disangkal, yakni peristiwa wafatnya Yesus Kristus merupakan pengalaman yang paling tragis dalam hidupNya. Peristiwa yang tidak kita alami secara langsung ini, sangat menyentil perasaan manusiawi kita. Sambil menatap bayangan Zaitun dan kenangan Golgota, yang telah menyulam wajah Kristus, yang carut – marut, berlumuran darah, marilah kita menatap dosa – dosa kita. Karena dosa kitalah, Dia datang. Karena kesalahan kitalah, Ia wafat.... Mari menapak Jalan salib Tuhan yang adalah tanda solidaritas Allah akan penderitaan manusia... Ingatan adalah yang tak pernah pergi. Seperti gambar-gambar tua yang tertutup debu-debu riuh, kembali kala angin meniup pergi suara-suara ramai, menyisakan hening. Gambar-gambar bergerak menawarkan cerita. Banyak cerita. Juga tentang Dia yang menyerahkan diri di Getsemani pada kehendak Bapa.
Perhentian I : YESUS DIHUKUM MATI P : Kami memuji Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu U : Sebab dengan salib suciMu Engkau telah menebus dunia (Lagu/Koor Narator TERLAMPIR)
: Aduh Bukit Zaitun (Atau lagu yang sesuai) :
BALADA
GETZEMANI
(Diiringi
Musik
Instrumental,
Pilatus : Pagi ini ada keributan apa lagi? (menatap Yesus) . Apakah yang Dia perbuat sehingga kalian membawa-Nya kepadaku? Imam 1
: Orang ini telah menghasut rakyat supaya jangan membayar pajak kepada kaisar!
Imam 2 : Ia menghujat Allah dan menyebut dirinya sebagai putra Allah. Dia berkata bahwa Ia akan merobohkan Bait Allah dan membangun-Nya kembali dalam waktu 3 hari. (Pilatus menenangkan mereka dengan mengangkat kedua tangannya. Setelahnya, imam 2 memberi hormat untuk meminta izin berpendapat dan Pilatus menunjuk menunjuknya untuk memberi penjelasan.) Imam 3 : (Memberi isyarat agar kerumunan berhenti berteriak) Pilatus, Sahabat Kaisar yang terhormat. (menepuk bahu Yesus) Orang ini menyebut dirinya Raja. Ajaran-ajarannya telah membuat banyak orang berbalik melawan Kaisar. Dia menghasut rakyat dengan mengaku sebagai Anak Allah. Dia menyebut dirinya Mesias. (Disambung dengan teriakan kerumunan). Massa 1
: Dia menyebarkan ajaran sesat! Dia menghujat Allah!
Pilatus : (Kepada Yesus) Tidakkah Engaku mendengarnya? Betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap-Mu ? (Jeda ) Benarkah Engkau ini raja ? Yesus : Apakah Engkau mengatakan hal itu dari hatimu sendiri, (Jeda ) ataukah ada orang lain yang mengatakan kepadamu tentang Aku ? Pilatus : (Tersinggung. Marah) Kamu kira aku ini seorang Yahudi ? Bangsamu sendiri dan Imam-imam kepalamulah yang telah menyerahkan Engkau kepadaku. Apa yang telah Engkau perbuat? Yesus : Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini, jika kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hambahambaku telah melawan supaya aku jangan diserahkan kepada orang-orang Yahudi. Akan tetapi kerajaanku bukan dari sini.
Yesus : Engkau sendirilah yang mengatakan bahwa Aku adalah Raja. Pilatus
: Jadi, Engkau adalah Raja?
Yesus : Engkau sendiri mengatakannya. Aku lahir dan datang ke dalam dunia ini untuk memberi kesaksian tentang kebenaran. Setiap orang yang berasal dari kebenaran, mendengarkan suara-Ku Pilatus
: Apa itu kebenaran?
(Yesus tak menjawab. Kerumunan kembali berteriak-teriak, meminta Pilatus menjatuhkan hukuman atas Yesus. Pilatus kebingungan. Mencari jawaban tentang “kebenaran”, sebelum kemudian memberi isyarat agar kerumunan berhenti berteriak) Claudia : (Mendekati Pilatus) Lepaskan tanganmu dari perkara ini. Orang ini, orang benar. Dia bicara tentang kebenaran. Pilatus : (Berbicara lirih) Tetapi apa itu kebenaran? (Claudia menggeleng perlahan. Pilatus menyuruh Prajurit). Bawa kemari Barabas. (Jeda) Siapa yang kamu kehendaki, supaya aku membebaskan bagimu? Barabas atau Yesus? Massa
: Barabas !! Barabas !!! Barabas !!! Bebaskan Barabas bagi kami !!
Pilatus
: Jika demikian, apa yang kuperbuat dengan Yesus yang disebut Kristus ini ?
Massa
: Salibkan Dia !! Salibkan Dia !!!! Lepaskan Barabas bagi kami !!
Pilatus
: Tetapi kejahatan apa yang telah dilakukannya ?
Massa
: Salibkan Dia !! Salibkan Dia !!!! Lepaskan Barabas bagi kami !!
Pilatus Yahudi ?
: Yesus ! Apa yang Kau ajarkan ? Apakah Engkau sunggguh-sungguh Raja Orang
Imam 1
: Tidak !! Tidak !!! Penguasa kami hanyalah Kaisar. Dia ini penghasut, penghujat.
Imam 2 : Dia mengaku dirinya Raja dan mengacaukan rakyat, apakah dia harus dibebaskan ? (Dilanjutkan dengan adegan pembebasan Barabas. Pilatus memberi isyarat kepada Prajurit Kepala untuk membebaskan Barabas dari tahanan.) Barabas : (Berjalan melintasi Pilatus dan Claudia menuju/menghadap Yesus. Berteriak kegirangan sembari mengolok-olok Yesus) Ha ha haaa…. Aku bebass. Aku bebas. Claudia : Jangan engkau mencampur perkara orang benar ini, sebab karena Dia, aku menderita dalam mimpiku malam tadi.
Pilatus : Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini. Aku akan mencambuk dan menyiksa Dia, lalu, akan kubiarkan Dia pergi. (Kepada Prajurit) Prajurit. Ambil dan Siksa Dia! (Yesus dibawa ke panggung penyesahan. JubahNya dibuka. Sebuah kain ungu dikenakan padaNya. Yesus dicambuk, diiring sorak-sorai orang-orang Yahudi. Di tengah adegan penyesahan, suara teriakan orang Yahudi berhenti perlahan. Lalu Yesus dibawa kembali ke Rumah Pilatus.) Pilatus : (Kaget melihat wajah Yesus yang berdarah. Berbicara kepada kerumunan) Aku telah mencambuk dan menyiksa raja kalian. Sekarang saatnya aku akan membebaskan Dia. Imam 1 Anak Allah.
: Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia! Ia harus mati sebab Ia menganggap diriNya
Imam 3 : Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu, Ia harus mati sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah. Jika tuan membebaskan Dia, tuan bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya raja, ia melawan Kaisar. Melihat usahanya sia-sia untuk membebaskan Yesus, Pilatus mencuci kedua tangannya di hadapan banyak orang. Claudia membawakannya handuk putih. Pilatus mengeringkan tangannya sambil berbicara kepada kerumunan orang Yahudi. Pilatus : Aku tidak bersalah atas darah orang ini. Itu urusan kamu sendiri . Adililah Dia menurut hukummu. Ambillah Dia....! Imam 1
: Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan anak-anak kami.
Massa
: (Berteriak) Salibkanlah dia! Salibkan Dia!
(Yesus dibawa ke titik perhentian pertama. Jubah Yesus dipakaikan lagi kepadaNya.)
P
: Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U
: Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian II : YESUS MEMANGGUL SALIBNYA (Masih di tempat yang sama) P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia Serdadu 1 : (Menaruh mahkota duri di atas kepala Yesus dan memberikan pakaian jubah ungu sambil maju dan berkata...) Salam Hai Raja Orang Yahudi....( lalu menampar Yesus ) Serdadu 2 : (Sambil mengejek Yesus) Heeh Messias, ayo sekarang buatlah mukjizat, supaya kami semua percaya bahwa Engkau adalah Anak Allah. (Tertawa congkak) Ayo, bawa salib nya.
Narator 1 : Dengan penuh kerelaan Yesus mengulurkan tanganNya dan menerima salib yang berat itu. Ia hanya berdiam diri tetapi berteguh hati untuk menerima keputusan yang tidak adil itu. Betapa kita kerap kali merasa tidak senang bahkan mengeluh bila suatu saat kita mendapat salib kecil dalam kehidupan kita, semisal penyakit, kegagalan dalam studi, kegagalan dalam pekerjaan, kegagalan dalam bercinta, kesalahpahaman dalam pergaulan serta kemiskinan materi. Bukankah Yesus pernah bersabda, “Barangsiapa ingin menjadi muridKu, ia harus berani menyangkal diri serta memanggul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku” Betapa sering kita melarikan diri dari resiko hidup ini, lebih sering kita mencari sesuatu dalam kenikmatan daging dari pada harus berkeringat dan berjuang dengan tabah hati. Narator 2 : Marilah berdoa : Ya Yesus, jadikanlah kami hamba dan pengikutMu yang setia, terutama tenaga dan pengorbanan kami yang sangat dibutuhkan bagi gereja, keluarga dan masyarakat kami. Kuatkanlah niat dan keberanian kami untuk tidak melarikan diri dari tanggung jawab yang harus kami pikul. (Lagu Oleh Koor : O Sri Yesus / lagu lain yang sesuai) P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.... U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini. ( Selanjutnya Yesus mulai memanggul salib dan berjalan. Penyiksaan pada Yesus terus dilakukan oleh serdadu, diiringi sorak-sorai orang-orang Yahudi. Sampai di titik perhentian, Yesus jatuh. Orang-orang Yahudi tertawa kegirangan.)
Perhentian III : YESUS JATUH DI BAWAH SALIB P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia
Serdadu 1
: (mengangkat lalu membanting Yesus). Dasar Pemalas, ini belum apa-apa!
Imam
: Ha..ha..ha.. Raja Bangsa Yahudi terjatuh… (tertawa)
Serdadu 2
: Bangun ! Lanjutkan perjalananmu!
Serdadu 3
: Ayo jalan (sambil mendorong Yesus)
Serdadu 4
: Hei… Bangun. Pikul salib itu.
Narator 1 : Dengan sesungguhnya kelemahan – kelemahan kitalah yang ditanggungNya dan segala dukacita kitalah yang dipanggulNya. Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati dikayu salib. Itulah sebabnya Allah telah meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, supaya dalam Yesus bertekuk lututlah segala yang ada di langit dan yang ada di bawah bumi. Sesudah jatuh, Yesus segera bangun kembali. Tenaga manusiawiNya sudah sangat lemah. Maka sebenarnya salib tak dapat dipikulNya lagi. Hanya karena kasih dan cinta-Nyalah yang mendorongNya untuk tetap tabah. Jatuh adalah pengalaman yang menyakitkan sekaligus memalukaan. Sekian sering kita juga terus jatuh pada kesalahan dan dosa yang sama. Satu pertanyaan untuk kita renungkan, “ Bersediakah kita bangun lagi dari kesalahan dan kedosaan kita ?” Bumi takkan menangis jika kita terantuk dan jatuh. Namun ia akan meneteskan air mata jika kita tak mau bangun. Narator 2 : Marilah berdoa : Ya Yesus, hampir setiap kesusahan kami rasakan terlalu berat. Namun kami percaya kelemahan itu akan kami atasi dengan kekuatanMu. (Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami.... U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.