Faktor Predisposisi
Pengkajian Holistik Nama : Resti Indri Safitri A. Faktor Biologi
Latar Belakang
: Tidak ada keluarga dengan riwayat gangguan
jiwa.
Status Gizi
: Berdasarkan keterangan dari Ibu saya, ketika
beliau mengandung saya, kebutuhan nutrisi dan gizi selalu terpenuhi.
Kepekaan Biologis
: Ibu saya memiliki alergi udang dan mie
instan, sedangkan Ayah saya tidak memiliki riwayat alergi. Ketika SD, saya pernah memiliki riwayat alergi telur dan mie instan, tetapi alergi tersebut
hanya
berlangsung
sekitar
1
bulan.
Hal
ini
dimungkinkan karena saya mendapat warisan gen dari Ibu saya yang mempunyai alergi, sehingga saya mempunyai resiko terkena alergi. Namun kemungkinan saya mempunyai sistem kekebalan tubuh yang baik
dikarenakan
nutrisi
saya
selalu
terpenuhi
dari
mulai
dalam
kandungan.
Kesehatan Umum
: Ibu dan keluarga saya tidak memiliki riwayat
penyakit berbahaya.
Pajanan terhadap racun
: Ayah saya merupakan seorang perokok. Sejak
kecil saya dikategorikan sebagai perokok pasif. Saya sering terpapar asap rokok dan ketika kecil sebelum mengenal bahaya rokok, saya sempat menyukai bau dari asap rokok. Tetapi sampai sekarang saya belum merasakan dampak asap rokok tersebut bagi tubuh maupun pernafasan saya. Kemungkinan hal tersebut dikarenakan saya memiliki kekebalan tubuh yang baik. Walaupun seperti itu, setelah saya mengetahui berbagai dampak buruk dari rokok saya mulai menghindari menghirup asap rokok.
B. Faktor Psikologis
Kecerdasan
: Ibu saya merupakan lulusan SLTA atau SMA
sedangkan ayah saya adalah seorang lulusan S2. Ayah saya benar-benar mengetahui tentang ruang lingkup pendidikan dan pastinya sangat bertolak belakang dengan Ibu saya. Namun Ibu saya tergolong orang yang cukup cerdas dalam mengatur keuangan dan masalah sosial. Akan tetapi beliau sangat lemah dalam hal mempelajari teknologi. Waktu kecil saya tidak mempunyai teman sebaya, sehingga saya hanya bergaul dengan anak yang usianya dua tahun lebih tua dari saya. Ketika teman saya mulai masuk usia sekolah, saya mulai kesepian karena tidak ada teman main. Pada akhirnya saya mulai ikut bersekolah dengan teman saya tersebut. Walaupun usia saya lebih muda 2 tahun disbanding teman-teman lainnya, saya tergolong seorang anak yang mampu dan memenuhi syarat kelulusan untuk naik kelas. Namun, guru saya tidak memperbolehkan saya untuk naik kelas terlebih dahulu karena usia saya masih terlalu muda untuk masuk TK. Pada akhirnya saya mengulang lagi, namun usia saya masih satu tahun lebih muda dibanding teman lainnya, tetapi kali ini guru saya tidak menunda kelulusan saya sehingga sampai sekarang saya lebih muda satu tahun dari teman lainnya. Kecerdasan saya secara kognisi sebenarnya tergolong lumayan untuk pelajaran tertentu khususnya menghafal atau berhubungan dengan teori logika. Namun saya sangat lemah dalam mempelajari matematika, fisika, dan kimia yaitu kategori pelajaran hitungan.
Keterampilan Verbal
: Ayah saya merupakan seorang guru bahasa
jawa pada awalnya. Namun ketika di rumah bahasa yang digunakan keluarga saya hanya bahasa jawa ngoko bukan bahasa jawa karma, sehingga ketrampilan saya dalam berbahasa dengan bahasa jawa secara halus sangat kurang. Sementara itu, sejak kecil saya sangat suka melihat TV acara sinetron yang menggunakan bahasa Indonesia. Sehingga pada akhirnya kemampuan bahasa Indonesia saya tergolong bagus dan aksen bahasa Indonesia saya juga menjadi lebih baik. Ketika ujian nasional SD saya bahkan mendapat nilai 100 untuk pelajaran bahasa Indonesia. Untuk kemampuan berkomunikasi saya merupakan orang yang suka berkomunikasi dengan teman sebaya disbanding dengan orang yang usianya jauh lebih tua atau lebih muda dari saya. Dulu saya merupakan orang yang cuek dan terkadang malas bicara panjang lebar.
Kemungkinan hal ini dikarenakan ayah, ibu, dan kakak saya merupakan orang yang lumayan cuek, suka sedikit berbicara atau berbicara hanya seperlunya saja, dan kurang komunikatif satu sama lain.
Moral
: Ayah saya merupakan orang yang cukup
disegani di lingkungan tempat tinggal saya. Jadi saya dan kakak saya di didik untuk bisa menjadi pribadi yang sopan dan santun. Namun menurut saya, didikan orang tua saya terlalu keras dan terlalu banyak larangan, sehingga saya sering merasa kurang bebas dan ketika masa-masa kecil yang seharusnya digunakan untuk mempelajari hal-hal yang baru diketahui, saya hanya bisa main seadanya dan harus terus menaati aturan mereka.
Kepribadian
: Dulu saya merupakan sesorang yang pemalu
dan tidak terlalu terbuka. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena saya sering merasa tertekan ketika di rumah, karena orang tua saya selalu memarahi saya ketika saya berbuat salah ataupun melanggar aturan yang mereka buat. Saya jadi merasa tidak bisa mengungkapkan pendapat saya kepada mereka dengan baik, dan saya tidak merasa nyaman untuk mengungkapkan permasalahan yang biasanya saya alami kepada mereka. Saya juga merupakan seorang introvert. Saya bukan merupakan orang yang bisa dengan mudah mengungkapkan dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama, karena saya sering merasa jika masalah diselesaikan bersama-sama maka masalah itu tidak akan cepat selesai. Namun ketika saya kuliah, saya baru menyadari bahwa kerja tim sangat diperlukan dan sangat membantu selesainya suatu masalah ataupun pekerjaan apapun.
Pengalaman Masa lalu
: Saya sering mengalami sesuatu yang berat.
Dimulai dari masa TK dan SD yang sering terjadi pembulian, sampai pada masa SMP, SMA, dan kuliah saat ini yang mengharuskan saya untuk berfikir mandiri. Mulai dari SMP, ketika saya menginginkan sesuatu maka saya harus menyusun
berbagai
rencana
dan
berjuang
dengan
keras
untuk
mendapatkannya.
Konsep diri dan Motivasi
: Saya merupakan orang yang selalu ingin tahu
dan selalu ingin mencoba tantangan baru. Namun saya merupakan orang yang moody, orang tua dan kakak saya juga memiliki sifat ini. Jadi saya sering mengalami fase dimana saya sangat energik dan rajin untuk mengerjakan segala sesuatu dengan ceria dan senang, namun ada saat dimana saya merasa
malas sekali, selalu cemberut, dan mudah marah. Saya merupakan orang yang mudah menerima informasi baru, nasehat, dan saran.
Psikologis Pertahanan
: Sejak kecil saya selalu diajarkan untuk
mandiri, karena masa lalu orang tua saya yang lumayan berat. Ketika sebelum menikah, Ayah harus berjuang untuk bisa kuliah S1 sambil berdagang asongan, berdagang ice cream, dan pekerjaan serabutan lainnya karena orang tua Ayah merupakan orang tidak mampu. Sementara Ibu berasal dari keluarga yang tergolong lebih mampu dari keluarga Ayah, namun persepsi orang pada zaman dahulu yang mengharuskan seorang wanita tidak perlu sekolah terlalu tinggi membuat Ibu tidak berjuang segigih Ayah untuk bisa sekolah tinggi. Masa lalu mereka yang lumayan keras membuat pola didikan mereka kepada saya dan kakak saya tergolong keras. Dulu saya mengalami mental yang cukup kuat, namun sekarang saya mulai sering merasa down dan bahkan sering merasa depresi. Saya mulai merasa beban hidup saya semakin berat, namun saya merasa support system dari orang tua dan keluarga masih tergolong kurang. Saya mulai menyadari bahwa orang tua saya sampai sekarang belum pernah memberikan suatu penghargaan kecil untuk saya ketika mungkin saya mencapai suatu penghargaan atau bisa memenuhi keinginan kereka. Saya sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, tetapi mereka juga jarang sekali memberi semangat untuk saya. Saya jadi merasa harus terus berjuang sendiri dan tidak ada tempat untuk sekedar curhat mengenai berbagai masalah yang saya alami. Saya bukan orang yang mudah terbuka bahkan dengan teman. Jadi saya sanagt jarang mengungkapkan semua masalah saya kepada teman dan saya mulai merasa support dari temanteman saya pasti akan sangat berbeda pengaruhnya dibanding support dari orang yang sangat dekat dengan kita dari kecil.
C. Faktor Sosiokultural
Usia
:
Jenis kelamin
:
Agama
:
Pendidikan
:
Pekerjaan
:
Keadaan sosial
:
Latar Belakang Budaya
: