Faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas Secara umum AKB disebabkan oleh : 1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 2. Kekurangan oksigen (asfiksia) 3. Fasilitas kesehatan yang tidak memadai Penyebab kematian bayi baru lahir 0-6 hari Menurut hasil Riskesdas 2007, penyebab kematian bayi baru lahir 0-6 hari di Indonesia adalah 1. gangguan pernapasan 36,9% 2. prematuritas 32,4% 3. sepsis 12% 4. hipotermi 6,8% 5. kelainan darah/ikterus 6,6% dan lain-lain Penyebab kematian bayi 7-28 hari adalah 1. sepsis 20,5% 2. kelainan kongenital 18,1% 3. pnumonia 15,4% 4. prematuritasdan BBLR 12,8% 5. RDS 12,8%. Angka kematian ibu adalah bisa digunakan untuk menggambarkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh beberapa keadaan sebagai berikut : Keadaan sosial ekonomi dan kesehatan menjelang kehamilan. Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan proses kelahiran. Tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetrik. Untuk penyebab kematian ibu hamil dalam masa kehamilan dan juga proses persalinan sampai dengan beberapa hari setelah melahirkan disebabkan dua faktor yaitu faktor penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung : 1. Perdarahan Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%-25% kematian ibu sehingga merupakan risiko yang paling serius. Kehilangan darah dapat terjadi selama kehamilan, selama persalinan, atau setelah persalinan (post partum). Perdarahan post partum yang menyebabkan kehilangan darah lebih dari 1.000 mL adalah penyebab utama kematian. Meskipun dapat dicegah, tidak semua kasus perdarahan post partum dapat dihindari. Atonia uterus (uterine atony), yaitu kondisi di mana otot rahim kehilangan kemampuan untuk berkontraksi setelah melahirkan, adalah penyebab utama perdarahan post partum. Penyebab lain yang lebih jarang adalah retensi plasenta (retained placenta), di mana seluruh atau sebagian jaringan plasenta tertinggal di rahim. Penyebab trauma termasuk luka, ruptur uterus, dan inversi uterus. Komplikasi dari perdarahan postpartum termasuk hipotensi ortostatik, anemia, dan kelelahan, yang dapat menyulitkan perawatan pasca melahirkan. Anemia postpartum meningkatkan risiko depresi post-partum.
Perdarahan post partum dapat ditangani dengan pengelolaan yang melibatkan obat-obatan dan perawatan non obat. 2. Hipertensi 3. Eklamsia Eklamsia adalah kondisi yang ditandai dengan gagal ginjal, kejang, dan koma saat kehamilan atau pasca melahirkan, sehingga dapat berujung pada kematian ibu. Eklamsia biasanya terjadi setelah trimester ketiga kehamilan, mayoritas pada saat persalinan (intrapartum) dan 48 jam pertama setelah melahirkan (postpartum). Eklamsia merupakan komplikasi berat dari kondisi yang mendahuluinya, yaitu preeklamsia. Preeklamsia, juga dikenal sebagai toxemia kehamilan, ditandai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi), proteinurea (protein dalam urin), edema (pembengkakan) umum, dan kenaikan berat badan secara tiba-tiba. Preeklamsia dapat diidentifikasi pada masa kehamilan dengan memantau tekanan darah, tes protein urin, dan pemeriksaan fisik. Deteksi dini dan pengelolaan preeklamsia dapat mencegah perkembangannya menjadi eklamsia. 4. Infeksi Infeksi yang paling umum adalah malaria, tuberkulosis, dan hepatitis. Ibu hamil yang terinfeksi penyakit-penyakit tersebut biasanya memiliki gejala yang lebih parah dan memiliki tingkat risiko tinggi keguguran, kematian janin, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, kematian bayi dan/atau ibu.
Malaria merupakan infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk dan menewaskan lebih dari 1 juta orang setiap tahunnya. Penyakit ini lebih umum pada wilayah Indonesia bagian timur. Malaria dapat dicegah dengan obat-obatan yang tepat dan perangkat antinyamuk.
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi yang termasuk dalam target kedaruratan WHO sejak tahun 2005. Sekitar sepertiga dari populasi dunia (diperkirakan sekitar 1,75 miliar) terinfeksi basil tuberculosis. Penyakit ini dapat diperberat oleh kehamilan dan menyebabkan kematian ibu dan/ atau janin. TB dapat disembuhkan dengan obat-obatan seperti Rifampisin, INH dan Etambutol. Hepatitis adalah infeksi virus yang menyerang fungsi hati. Virus hepatitis B (HBV) adalah penyebab paling umum hepatitis pada ibu hamil, namun virus hepatitis E (HEV) adalah yang paling dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian ibu. Hepatitis E akut dapat memberikan gejala tiba-tiba dalam beberapa hari atau minggu sebelum kematian. Hepatitis dapat dicegah dengan kewaspadaan, imunisasi, dan sanitasi yang lebih baik. 5. Abortus 6. Sepsis Sepsis maternal adalah infeksi bakteri yang parah, biasanya pada uterus (rahim), umumnya terjadi beberapa hari setelah melahirkan. Sepsis dapat menyebar dari rahim ke saluran tuba dan ovarium atau ke dalam aliran darah. Infeksi yang terjadi setelah melahirkan ini juga dikenal sebagai sepsis puerperalis. Penyebab utamanya adalah bakteri yang disebut Group A Streptococcus (GAS) yang memasuki tubuh melalui kulit atau jaringan yang rusak saat melahirkan. Sepsis maternal menyebabkan demam dan satu atau lebih gejala berikut:
Menggigil dan perasaan tidak sehat secara umum Nyeri perut bawah Keputihan berbau busuk Perdarahan dari vagina Pusing dan pingsan Sepsis umumnya terjadi karena standar kebersihan yang buruk selama proses persalinan, misalnya persalinan atau aborsi yang dibantu oleh dukun beranak. Sepsis juga dapat disebabkan oleh infeksi menular seksual yang tidak diobati selama kehamilan. Penyakit ini dapat dicegah atau dikelola dengan pemeriksaan lab yang tepat, standar pengendalian infeksi yang tinggi selama persalinan dan pengobatan antibiotik selama dan sesudah persalinan. Penyebab tidak langsung : a. Tekanan, baik psikis maupun fisik, b. Kedudukan dalam perkawinan, c. Pekerjaan, d. Beban anak yang dilahirkan, e. Tempat tinggal dan lingkungan, f. Tingkat pencemaran lingkungan, g. Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit, h. Politik dan bencana alam. i. Kurangnya asupan nutrisi bagi ibu hamil j. Sosial budaya k. Ekonomi rendah l. Pendidikan rendah m. 4 T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, terlalu rapat) Faktor internal berasal dari si ibu itu sendiri. istilah ”empat terlalu” yang dapat mengakibatikan persalinan berisiko tinggi. Diantaranya terlalu muda (usia di bawah 16 tahun), terlalu tua (usia diatas 35 tahun), terlalu sering (eprbedaan usia antar anak sangat dekat) dan terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak). n. Penyakit yang diderita ibu (kanker paru, serviks)