Kelompok : II Nama Anggota : 1. Anisa Agustina (PO.62.20.1.18.002) 2. Goodtheprint (PO.62.20.1.18.012) 3. Jainab (PO.62.20.1.18.016) 4. Putri Kezia K. (PO.62.20.1.18.028) 5. Rama Rangga P.P. (PO.62.20.1.18.029) 6. Roma Pristiana (PO.62.20.1.18.031) 7. Silva Agatha (PO.62.20.1.18.034) 8. Suwai Batul Aslamiyah (PO.62.20.1.18.035) 9. Tobias Valentino F. (PO.62.20.1.18.037) 10. Yulfira Asinata (PO.62.20.1.18.041) Kelas
: Reguler XXI A
Prodi
: DIII Keperawatan
Mata Kuliah
: Etika Keperawatan
Soal! 1. Bagaimana cara menyampaikan kepada keluarga pasien yang tidak mengetahui bahwa ada keluarganya yang meninggal dunia. Kontak Pertama Dengan Keluarga
Kontak pertama dengan keluarga sebaiknya dilakukan secara langsung, namun jika anggota keluarga tidak berada di rumah sakit, kontak dapat dilakukan melalui telepon dengan meminta keluarga datang ke rumah sakit segera. Jika pasien sudah meninggal, hindari menyampaikan kabar tersebut melalui telepon kecuali keluarga pasien tinggal di tempat yang sangat jauh. Jika harus melalui telepon, pastikan ada yang mendampingi penerima kabar ketika kabar buruk disampaikan.
Menerima Keluarga di ICU
Dokter yang menangani pasien dapat didampingi oleh seorang perawat untuk menerima keluarga di ICU. Perkenalkan diri dan kenali keluarga pasien
Ajak keluarga pasien ke ruangan yang lebih tenang, hindari menyampaikan kabar buruk di koridor rumah sakit Kabar buruk lebih baik disampaikan kepada anggota keluarga pasien yang sudah mengetahui riwayat penyakit pasien (jika memungkinkan)
Penyampaian kabar buruk dapat dibedakan sesuai dengan keadaan pasien saat itu,baik dalam kondisi sudah meninggal atau masih hidup dan dalam tahap resusitasi. Pasien Masih Hidup dan Dalam Tahap Resusitasi
Tujuan dari tahap ini adalah mempersiapkan keluarga pasien untuk menghadapi kemungkinan terburuk yakni kematian Ketahui keadaan pasien sebelumnya dan jelaskan kemungkinan yang menyebabkan penurunan keadaan pasien Bangun rapport yang baik dengan keluarga pasien dengan memberikan kesempatan bertanya dan memberikan jawaban yang lengkap Salah satu anggota keluarga yang sudah mengetahui riwayat penyakit pasien dapat diajak untuk melihat tindakan resusitasi. Berikan penjelasan mengenai tindakan resusitasi dan tanda-tanda kehidupan seperti nafas spontan, detak jantung yang terlihat pada monitor, atau pergerakan anggota tubuh. Anggota keluarga yang melihat langsung tindakan resusitasi dapat meyakinkan keluarganya bahwa segala tindakan sudah diupayakan. [4] Setelah itu anggota keluarga tersebut diajak kembali ke ruang diskusi untuk dijelaskan mengenai prognosis dari pasien dan kemungkinan untuk bertahan hidup Kesempatan diberikan kepada pembimbing spiritual dari pasien untuk menyampaikan doa terakhir jika diminta oleh keluarga pasien. Perkembangan dari tindakan resusitasi diberikan secara berkala kepada keluarga pasien.
Menginformasikan Kematian Kepada Keluarga Pasien
Jika tindakan resusitasi tidak berhasil maka sampaikan berita kematian kepada anggota keluarga yang sudah mengetahui riwayat penyakit pasien. Berita kematian disampaikan dengan menyebutkan nama pasien dan menggunakan katakata yang sederhana dan jelas yakni meninggal, hindari penggunaan kata seperti "tidak bersama kita lagi, pergi" Untuk membantu keluarga pasien memahami berita kematian, dapat dikaitkan dengan keadaan pasien sebelum masuk ICU seperti "Aldo mengalami kecelakaan, terluka parah dan tidak sadarkan diri ketika ditemukan di tempat kejadian, terlepas dari usaha yang dilakukan oleh tim dokter, Aldo meninggal dunia"
Memberikan Kesempatan Kepada Keluarga Pasien Untuk Berduka
Memberikan kesempatan kepada keluarga pasien untuk menyalurkan reaksi terhadap berita kematian Jika keluarga pasien terbuka untuk berbicara tentang penyakit pasien, jelaskan usaha yang sudah dilakukan untuk menyelamatkan pasien Berdiam sejenak bersama keluarga pasien dan melakukan gestur yang menunjukkan empati
Memberikan apresiasi terhadap usaha keluarga pasien dalam mencari pengobatan dapat meringankan keluarga pasien yang mungkin merasa bersalah Dalam kasus pasien yang meninggal setelah mengalami koma, dapat dijelaskan bahwa pasien meninggal dalam keadaan damai dan tidak merasakan sakit Jika keluarga pasien adalah keluarga yang religius maka dapat disampaikan bahwa seluruh tim dokter telah berusaha maksimal namun Tuhan yang menentukan Jika keluarga pasien belum bisa menerima dan menyalahkan pihak rumah sakit, tetap tenang dan tidak langsung merespon karena pada umumnya keluarga pasien akan meminta maaf ketika mereka sudah bisa mengendalikan emosi
Mempersiapkan Pihak Keluarga untuk Melihat Tubuh Pasien yang Sudah Meninggal
Sebelum pihak keluarga melihat tubuh pasien yang sudah meninggal, pastikan pasien terlihat rapi Bersihkan wajah dan tubuh pasien dari darah atau cairan tubuh lainnya Lepaskan alat bantu kehidupan seperti endotracheal tube, ventilator, cardiac monitor. Sebaiknya keluarga pasien yang masih sangat emosional tidak diperkenankan melihat tubuh pasien langsung di ICU karena resiko keluarga pasien akan pingsan di ICU atau mengganggu ketenangan pasien lainnya.
Pasien Sudah Meninggal sebelum Pihak Keluarga Tiba di ICU
Dokter yang menangani pasien dapat didampingi oleh seorang perawat untuk menerima keluarga di ICU. Perkenalkan diri dan kenali keluarga pasien Ajak keluarga pasien ke ruangan yang lebih tenang, hindari menyampaikan kabar kematian di koridor rumah sakit Kabar kematian lebih baik disampaikan kepada anggota keluarga pasien yang sudah mengetahui riwayat penyakit pasien (jika memungkinkan) Kabar kematian disampaikan dengan menyebutkan nama pasien dan menggunakan katakata yang sederhana dan jelas yakni meninggal, hindari penggunaan kata seperti "tidak bersama kita lagi, pergi" Memberikan kesempatan kepada pihak keluarga untuk menyalurkan reaksi terhadap berita kematian seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya Mempersiapkan dan memberikan kesempatan kepada pihak keluarga untuk melihat tubuh pasien yang sudah meninggal
Membantu Pihak Keluarga untuk Mengurus Prosedur Formal
Staff dari rumah sakit dapat membantu pihak keluarga mengurus prosedur untuk mendapatkan sertifikat kematian Jika harus dilakukan autopsi, dokter bertanggung jawab untuk menjelaskan prosedur kepada pihak keluarga Memastikan prosedur yang tanpa hambatan ketika menyerahkan tubuh pasien yang sudah meninggal dan barang pribadi pasien kepada pihak keluarga
Kesimpulan Menyampaikan kabar buruk kepada keluarga pasien harus dilakukan secara lugas namun disertai dengan empati. Menunjukkan empati kepada keluarga pasien di saat mereka membutuhkan dapat mempererat hubungan dokter-pasien dan juga melindungi pihak dokter dan rumah sakit dari konflik yang mungkin tercipta karena kematian pasien tersebut. Terkadang dokter merasa terbeban untuk menyampaikan kabar buruk kepada keluarga pasien namun dokter bukanlah penyebab duka yang dialami keluarga pasien. Sebaliknya, dokter berperan besar untuk membuat kondisi duka tersebut menjadi sedikit lebih baik melalui empati dan cara penyampaian kabar buruk yang baik
Contoh Percakapan anatara perawat dan keluarga Pasien Pada pukul 21.00 WIB, pasien atas nama Budi usia 20 tahun yang dibawa di Rumah Sakit Doris Silvanus Palangka Raya Ruang IGD, telah mengalami cidera parah dan akhirnya mengalami kematian sehingga meninggal dunia. Perawat
: Selamat Malam,kami dari pihak Rumah Sakit Doris Silvanus Palangka Raya. Apakah benar ini keluarga pasien atas nama Budi usia 20 tahun?
Keluarga Pasien : Iya benar, ada apa ya? Perawat
: Apakah bapak/keluarga bisa datang sekarang ke Rumah Sakit Doris Silvanus Palangka Raya?
Keluarga Pasien : Iya saya akan segera kesana. Perawat
: Baik. Terimakasih pak selamat malam.
Percakapan 2, keluarga pasien sudah di rumah sakit. Keluarga Pasien : Permisi sus, kami tadi dihubungi dari pihak rumah sakit bahwa anak kami bernama Budi dibawa ke rumah sakit doris, dan sekarang ada di ruang mana sus? Perawat
: Baik bu, sebelum ibu menemui pasien bisakah ibu ikut kami ke ruang perawat sebentar ada yang ingin kami sampaikan.
Keluarga Pasien: Baik sus.
Percakapan 3, Perawat dan keluarga pasien menuju ruangan, dan perawat menjelaskan semua yang terjadi pada anak mereka. Perawat
: Jadi begini, kami dari pihak Rumah Sakit sudah berusaha semaksimal mungkin terhadap anak bapak ibu, tetapi kami memohon maaf sebesarbesarnya nyawa anak bapak ibu tidak tertolong karena mengalami cidera parah pada bagian kepala belakang.
Keluarga Pasien
: (Keluarga pasien terkejut, dan terdiam sembari meneteskan air mata) Sekarang anak kami dimana sus?
Perawat
: Anak bapak ibu ada ruang jenazah, mari saya antar.
Keluarga Pasien
: Baik sus.
(Perawat dan keluarga pasien menuju kamar jenazah) Seleasaii….