WORK PLAN KEPERAWATAN JIWA KASUS B
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Dyah Warih Rus W. Ana Trisnawati W. Sri Lestari Sanika Sihite Chonix Vilanty K. Eki Rahmawati Lintang Prabaningrum
Disusun oleh Kelompok 4 14578 15094 15095 15097 15101 15102 15104
8. 9. 10. 11. 12. 13.
Yulita Putria Dewi Dionita Rani Karyono Pandini Purbasari Lia Noviana Sari Stephanie Debora H. G. Yopi Darmawan
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016
15119 15125 15129 15132 15141 15147
WORKPLAN KEPERAWATAN JIWA SKENARIO CCNS KASUS B SKENARIO KLINIK: Tn B. usia 35 tahun datang ke rumah sakit dibawa oleh anggota keluarganya karena mengamuk di rumah. Klien hampir melukai orangtuanya dan tetangga yang mencoba menenangkan. Riwayat penyakit sekarang : Keluarga menyatakan klien sudah 1 bulan putus obat. Pada saat tiba di rumah sakit, klien berteriak-teriak, mengepalkan tangan, mondar-mandir, muka terlihat merah dan berusaha menyerang perawat. Mata klien merah dan melotot. Klien tidak bisa mengikuti instruksi perawat untuk tenang bahkan menantang. Riwayat penyakit dahulu: Dari rekam medis didapatkan bahwa dokter mendiagnosa pasien tersebut dengan diagnosa Schizophrenia tak terinci. Klien sudah masuk RSJ di berbagai kota di Jawa sebanyak 5x. Terapi yang didapat: Lodomer 3x1 ampul; THP 3x1; CPZ 3x1. 1.
Format Analisa Data Tanggal April 2016
Data
Masalah Keperawatan
DS: Mengamuk, menyeringai, tertawa sendiri,
1. Mengamuk
berbicara sendiri, keluyuran, menarik diri
2. Keluyuran
Riwayat Penyakit: Skizofrenia non terinci
3. Menarik diri 4. Gangguan Persepsi
2.
Format Rencana Asuhan Keperawatan Jiwa No Diagnosa Keperawatan (PES) Tujuan dan Kriteria Hasil Konfusi akut : Awitan mendadak 1. 1. Distorted Thought Self Control
Intervensi 1. Manajemen halusinasi : Meningkatkan
gangguan kesadaran, perhatian,
Definisi : Menahan diri dari
keamanan, kenyamanan, dan orientasi nyata
kognisi, dan persepsi yang refersibel
gangguan persepsi, proses berpikir,
pasa pasien yang mengalami halusinasi
dan terjadi dalam periode waktu
dan isi pikir.
Aktivitas : 1. Membangun hubungan saling
singkat.
Kriteria Hasil :
percaya kepada pasien; 2. Memonitor
B.K : Halusinasi, Salah persepsi,
1. Dalam 1x24 jam pasien dapat
perilaku
Tidak mampu memulai perilaku
mengenali halusinasi ketika
halusinasi;
berorientasi tujuan.
halusinasi itu terjadi.
melakukan komunikasi secara terbuka; 4.
F.B : Gangguan siklus tidur
2. Dalam 7x24 jam pasien dapat
Mendiskusikan halusinasi kepada pasien; 5.
melaporkan penurunan halusinasi
Monitor halusinasi pasien terutama jika
3. Dalam 2x24 jam pasien bertanya
terjadi
untuk memvalidasi kenyataan
membahayakan diri sendiri; 6. Mendorong
4. Dalam 2x24 jam pasien dapat
pasieb untuk meningkatkan kontrol perilaku
berinteraksi dengan orang lain
berlebihan;
5. Dalam 7x24 jam pasien dapat
mendiskusikan perasaan dan keinginan,
berpikir sesuai kenyataan.
terutama untuk perilaku tersebut; 8. Hindari
6. Dalam 2x24 jam pasien dapat
argumen dengan pasien
mendeskripsikan isi halusinasi 7. Dalam 4x24 jam pasien dapat memonitor frekuensi halusinasi
pasien
yang
3.
Ajarkan
resiko
perilaku
7.
mengindikasikan pasien
untuk
kekerasan
Mendorong
dan
pasien
8. Dalam 10x24 jam klien dapat menahan diri untuk merespon halusinasi yang dialami. 2.
Hambatan
Interaksi
Sosial: Keterampilan Interaksi Sosial
Kekurangan atau kelebihan kuantitas Definisi atau
ketidakefektifan
karakteristik:
Perilaku
kualitas mempromosikan
pertukaran sosial Batasan
:
1. Behavior modification social skill :
sosial
yang
Membantu pasien untuk mengidentifikasi
hubungan
yang
masalah interpersonalnya dari kekurangan
efektif disfungsi Aktivitas :
kemampuan sosial Aktivitas
:
1.
Membantu
pasien
untuk
interaksi dengan orang lain; laporan 1. Dalam 3x24 jam pasien dapat
mengidentifikasi tahapan perilaku untuk
keluarga tentang perubahan interaksi
kooperatif dengan perawat atau
target kemampuan sosial; 2. Membantu
(menarik diri); Kerusakan fungsi
orang lain
pasien untuk melakukan roleplay dari
sosial. Faktor yang berhubungan: Gangguan proses pikir; isolasi terapeutik.
2. Dalam 3x24 jam pasien terlihat lebih rileks
tahapan perilaku; 3. Memberikan feedback kepada
pasien
mengenai
target
3. Dalam 1x24 jam pasien dapat
pencapaiannya; 4. Mengedukasi pasien dan
menjalin hubungan saling percaya
orang terdekat menganai tujuan dan proses
dengan peraw
pelatihan sosial skill; 5. Mendorong pasien dan orang terdekatnya untuk melakukan evaluasi
terhadap
kriteria
sebelumnya telah ditetapkan.
hasil
yang
2. Socialization
Enhancement
:
Memfasilitasi seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Aktivitas : 1. Mendorong pasien untuk melakukan aktivitas sosial dan komunitas; 2. Mengajak pasien untuk melakukan roleplay untuk praktik mengembangkan teknik komunikasi; 3. Berikan timbal balik yang positiv kepada pasien ketika pasien berkomunikasi dengan orang lain.
3.
directed
Agression self restrain : Tindakan
1. Anger
violence: Beresiko melakukan
personal untuk mengeliminasi atau
pasien
perilaku
mengurangi pikiran bermusuhan,
kemarahan saat keadaan adaptif, dan
perasaan dan kebiasaan.
kebiasaan
secara fisik, emosional dan
Kriteria Hasil :
kekerasan
atau seksual
1. Dalam 2x24 jam pasien dapat
Risk
for
other
yang
membahayakan
orang
dapat lain
Faktor resiko : Kerusakan
mengidentifikasi
fungsi kognitif, menyalakan
dari marah.
api, bahasa tubuh yang negatif
gejala
awal
2. Dalam 2x24 jam pasien dapat
control untuk
saat
assistance:
Fasilitasi
mengungkapkan
tidak
berperilaku
Aktivitas : 1. Membatasi akses pasien terhadap situasi yang dapat membuat frustasi; 2. Monitor
pencegahan
bahaya
yang
dapat
menimpa orang lain dan diri pasien ketika
(hiperaktif), impulsif.
mengidentifikasi situasi yang
pasien sedang marah (ex: restrain); 3. Tidak
dapat membuat marah.
menganjurkan
3. Dalam 7x24 jam pasien dapat menggunakan penyelesaian
kemampuan masalah
yang
efektif.
menggunakan
strategi
mengontrol marah.
untuk
untuk
melakukan
aktivitas yang intens; 4. Mendorong pasien untuk
berkolaborasi
dalam
penyelesaian
masalahnya; 5. Menggunakan kontrol eksternal (ex:
4. Dalam 7x24 jam pasien dapat
pasien
restrain
fisik
atau
manual
sesuai
kebutuhan untuk menenangkan pasien); 6. Memberikan feedback pada perilaku yang dapat menolong pasien dalam identifikasi kemarahan. 2. Manajemen Lingkungan : Pencegahan kekerasan Definisi
:
Monitor
dan
memanipulasi
lingkungan fisik untuk menurunkan potensi dari perilaku kekerasan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Aktivitas : 1. Menyingkirkan senjata berbahaya dari
pasien;
2.
Mengistruksikan
kepada
pengunjung dan caregiver pasien mengenai issue keamanan pasien; 3. Menempatkan pasien pada kamar yang berisikan hanya satu
orang; 4. Mengunci ruang perkakas dan penyimpanan.
3. Rencana Pertemuan dengan Klien No 1
Tahap Pre Interaksi
-
-
-
Tindakan
Operasional
Mengumpulkan data tentang
“Saya telah membaca rekam medis dari pasien dan pasien perlu
pasien
dilakukan manajemen halusinasi”
Mengeksplorasi perasaan,
“Saya telah mengeksplorasi perasaan, fantasi serta ketakutan diri
fantasi serta ketakutan diri
saya sehingga saya siap bertemu dengan pasien.”
Membuat rencana pertemuan
“Sebelumnya saya telah membuat janji dengan pasien.”
dengan klien 2
Orientasi
-
Mengucapkan
dan “Selamat Siang Pak. Dengan Bapak siapa? Bapak lebih suka
salam
bersalaman dengan klien -
Memperkenalkan
dipanggil dengan panggilan apa ya Pak?”
nama “Bapak masih ingat dengan saya? Saya perawat A”
perawat
“Bagaimana perasaan bapak saat ini?”
-
Melakukan validasi
“Nah bapak, nanti kita akan mengobrol terkait apa yang bapak
-
Menjelaskan tanggungjawab rasakan saat ini. Tujuannya nanti untuk membantu mencari solusi perawat dan klien
-
-
terkait dengan masalah yang bapak hadapi
Menjelaskan tindakan yang Bagaimana?Apakah bapak bersedia?” akan dilakukan
“Nanti waktunya kurang lebih sekitar 15 menit ya pak”
Menjelaskan tujuan
“Bapak tidak perlu khawatir, segala sesuatu yang bapak ceritakan
3
Kerja
-
Menjelaskan kontrak waktu
kepada saya akan saya jaga kerahasiaannya, kecuali untuk keperluan
-
Menjamin kerahasiaan
medis ya pak”
-
Memberikan kesempatan
“Sebelumnya apakah ada yang ingin bapak ditanyakan?”
klien untuk bertanya
“Kalau tidak ada bisa kita mulai ya pak”
Menanyakan keluhan yang
“apa yang bapak rasakan saat ini?
dirasakan klien
Tadi kan bapak bilang bahwa bapak mengalami …. (halusinasi)
Memulai kegiatan dengan
Itu biasanya dalam sehari datang berapa kali ya pak? Pak saat ....
cara yang baik
datang, bapak disuruh apa? Itu datangnya kira-kira pada saat pagi,
Melakukan kegiatang sesuai
siang atau malam hari ya pak? Apa yang bapak lakukan ketika …
rencana
datang? Apakah mau mengikuti atau menolak?
a. Mendiskusikan mengenai
Bapak saya percaya apa yang bapak lihat, rasakan, dan dengar. Dan
-
-
-
halusinasi yang dialami
itu namanya halusinasi.
klien (jenis, tingkat, isi,
Sejauh ini apakah bapak mengetahui cara mengontol halusinasi?
frekuensi, kapan datang,
Bapak bersedia tidak, saya kasih tahu caranya.
respon klien terhadap
Disini saya akan jelaskan cara mengontrol halusinasi ada 6 cara
halusinasi)
yaitu:
b. Identifikasi isi halusinasi
-
yang membahayakan (mencederai diri sendiri
harus dilakukan di tempat yang sepi) -
atau orang lain) c. Berikan pengetahuan
Menghardik (jadi bapak bisa menyuruh itu untuk pergi, dan
Mengabaikan ( tetap fokus pada aktivitas yang sedang bapak lakukan)
-
Berbicara dengan orang lain (untuk mengecek dan distraksi
kepada klien/keluarga
halusinasi) (jadi ini bisa dilakukan dengan cara bertanya
tentang halusinasi
kepada orang yang di samping bapak. Apakah juga
d. Menanyakan kepada klien keinginan untuk
mengalami hal yang sama dengan bapak) -
menghilangkan atau mengontrol halusinasi
diri
dengan
kegiatan/aktivitas
(bapak
bisa
melakukan hobi sesuai dengan yang bapak sukai) -
e. Menanyakan kepada klien mengenai
Sibukkan
Minum obat secara teratur (bapak minum obat yang sudah diberikan oleh dokter)
-
Ikut kegiatan terapi aktivitas kelompok (jadi bapak bisa ikut
pengetahuan klien
sharing atau diskusi bersama dengan komunitas yang
tentang cara mengontrol
mengalami hal yang sama seperti bapak)
halusinasi f. Menjelaskan cara mengontrol halusinasi -
Menghardik
-
Mengabaikan
-
Bicara dengan orang lain
-
Sibukkan diri dengan kegiatan/aktivitas
-
Minum obat teratur
-
Ikut kegiatan terapi aktivitas kelompok
4
Terminasi
-
Menyimpulkan hasil kegiatan
“Baik pak ini ngobrol kita hari ini sudah cukup.“
-
Reinforcement positif
Bagaimana perasaan bapak sekarang? Apa sudah nyaman?
-
Kontrak waktu dan tindak Apakah bapak sudah mengerti terkait apa yang kita diskusikan tadi? lanjut klien
Coba bapak ulangi kembali cara untuk mengontrol halusinasi tadi Dari yang telah kita diskusikan, kira-kira bapak lebih memilih cara yang mana? “Bagus sekali bapak sudah kooperatif untuk menceritakan apa yang bapak alami.” “Nanti dua jam lagi saya akan datang untuk memberikan makan siang kepada bapak di tempat ini. Sekarang bapak bisa beristirahat terlebih dahulu Selamat siang.”
5
Dokumentasi
-
Melaporkan hasil pengkajian
“saya telah melakukan manajemen halusinasi kepada Tn A dan saya
nama, usia, status pernikahan,
telah mengajarkan beberapa cara untuk mengontrol halusinasi.
pekerjaan, keluarga/
Pasien mengerti mengenai apa yang saya jelaskan dan kooperatif.
genogram, alasan masuk,
Saya telah kontak waktu dua jam lagi bertemu dengan klien di
diantar dengan siapa, riwayat
tempat yang sama untuk memberikan makan siang“. Tanda tangan,
penyakit pasien, riwayat
nama terang.
pengobatan dan penggunaan obat-obatan, alasan marah,sumber penyebab
marah,hal yang membuat marah, tanda-tanda akan marah,yang dilakukan saat marah, perasaan setelah marah dan cara meredam marah, -
Respon pasien setelah pengkajian
6
Respon pasien
-
Berhadapan
-
Mempertahankan kontak mata
-
Tersenyum pada saat yang tepat
-
Membungkuk ke arah pasien pada saat yang tepat
-
Mempertahankan sikap terbuka
Tanggal April 2016
Diagnosa Konfusi akut
Implementasi
Evaluasi
Manajemen halusinasi
S: pasien menyatakan tidak ada
a) Mendiskusikan mengenai halusinasi lagi halusinasinya yang dialami klien (jenis, isi, tingkat, O: -TTV normal frekuensi, kapan datang, respon klien
-Pasien tenang
terhadap halusinasi).
-Pasien kooperatif
b) Mengidentifikasi isi halusinasi yang membahayakan
(menciderai
diri
sendiri atau orang lain) c) Memberikan
-Orientasi kognitif, afektif, dan psikomotor pasien baik -Pasien selalu melaporkan
pengetahuan
kepada
klien atau keluarga tentang halusinasi
keadaan nya kepada care giver yang mengampu
d) Menanyakan kepada klien keinginan untuk menghilangkan atau mengontrol A: frekuensi halusinasi menurun halusinasi e) Menanyakan kepada klien mengenai P: akan di lakukan pertemuan pengetahuan
klien
tentang
cara ulang sekitar 2 hari setelah
mengontrol halusinasi f) Menjelaskan halusinasi
cara :
intervensi untuk memantau mengontrol keadaan klien dan melanjutkan
Menghardik
apabila manajemen halusinasi yaitu
pasien sedang sendiri atau tidak terapi kelompok sedang berada di tempat keramaian;
Mengabaikan halusinasi yang muncul; berbicara
dengan
orang
lain;
menyibukkan diri dengan aktivitas lain;
menyibukkan
diri
dengan
aktivitas lain; minum obat teratur; mengikuti terapi aktivitas atau terapi kelompok. g) Menanyakan
kepada
klien
cara
mengontrol halusinasi yang dipilih oleh klien.
April 2016
Hambatan interaksi sosial
Melakukan diskusi dan komunikasi terapeutik
S : pasien mengatakan dapat
dengan klien.
berkomunikasi dengan orang lain O : pasien tampak tenang, dapat kooperatif dan tidak menarik diri dari lingkungan A : pasien dapat melakukan interaksi dengan orang lain ditandai dengan pasien mampu melakukan kontak mata dengan
orang lain dan dapat menjawab pertanyaan P : melanjutkan intervensi dan meningkatkan aktivitas pasien yang melibatkan interaksi dengan orang lain April 2016
Risiko mencederai orang lain
Melakukan restrain fisik kepada pasien saat
S : pasien terlihat sudah tenang
menunjukkan sikap amuk
O : pasien tidak menyeringai, pasien tidak berbicara sendiri dan pasien tidak menunjukkan sikap ingin menyerang A : sikap amuk pasien mereda P : melepaskan restrain setelah pasien benar-benar dapat bersikap adaptif
Situasi 2 Saat anda akan berkomunikasi dengan klien, tiba –tiba klien menunjukkan perilaku mengepalkan tangan, menantang perawat, mata melotot, muka memerah, dan berusaha menyerang perawat. 1.
Yang harus dilakukan perawat: a. Melakukan pengkajian kepada klien. b. Menentukan problem. c. Menentukan Intervensi.
2.
Hal yang perlu dikaji perawat: a. Penyebab pasien melakukan perilaku tersebut (berbicara sendiri, berkeringat, tremor). b. Isi halusinasi, frekuensi halusinasi, kapan halusinasi datang, apa yang dilakukan jika halusinasi datang, pada situasi apa halusinasi datang.
Situasi 3 Setelah dilakukan pengkajian, didapatkan data bahwa klien tidak tahu cara mengendalikan emosi/rasa marahnya. No 1.
Diagnosa Keperawatan (PES) 1. Defisiensi Pengetahuan : Keadaan 1. atau defisiensi informasi kognitif yang
berkaitan
dengan
topik Definisi mana
B.K : Kurang pengetahuan; perilaku tepat
(ex:
Definisi : menyiapkan klien agar mengetahui dan
Pengobatan
tertentu
tidak
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Pengetahuan : Prosedur 1. Mengajari : Prosedur/Treatmen
:
Menyampaikan sejauh pemahaman
mengenai
sebuah prosedur yang dilakukan
histeria,
sebagai
bermusuhan, agitasi, apatis)
bagian
dari
regimen
pengobatan
mengetahui
pengetahuan
yang
prosedur
akan
treatment
dilakukan;
2.
Mengetahui tujuan dari prosedur
a. Menginfromasikan kepada klien mengenai kapan dan dimana prosedur treatmen harus
b. Menginformasikan kepada klien berapa lama treatmen harus dilakukan dan kapan akan berakhir. c. Menjelaskan
prosedur
atau
treatmen
treatment yang akan dilakukan; 3.
(mengajarkan pada klien untuk memajemen
Mengetahui
halusinasinya yang dapat klien lakukan
langkah-langkah
prosedur dalam treatment 2.
atau treatmen.
dilakukan.
F.B : Gangguan fungsi kognitif, Kriteria hasil : 1. Klien dapat kurang informasi, kurang sumber
siap secara mental dalam melakukan prosedur
Pengetahuan
:
sendiri. Regimen
mengenai
langkah-langkah
dan
tujuan, cara
melakukan manajemen halusinasi).
Pengobatan Definisi :Mengetahui sejauh mana pemahaman
manfaat,
Menjelaskan
mengenai
suatu
d. Memberikan informasi terkait dengan apa yang akan pasien rasakan ketika melakukan
regimen treatment yang spesifik. Kriteria hasil : 1. Klien dapat memahami manfaat dari treatmen yang dilakukan; 2. Klien dapat melakukan sesuai
regimen
resep;
3.
medikasi Memahami
manfaat dari pengelolaan penyakit yang dialami.
treatmen. e. Mendiskusikan
treatmen
alternatif
yang
sesuai. f. Menyediakan wkatu untuk klien bertanya halhal yang kurang dipahami. g. Memberikan informasi terkait obat-obatan yang akan dikonsumsi klien. h. Melibatkan keluarga di dalam setiap treatmen.
SATUAN ACARA PENDIDIKAN Pokok Bahasan: edukasi keluarga tentang perawatan pasien schizoprenia di rumah Sub Pokok Bahasan : 1. Gambaran umum pasien schizoprenia (pengertian, jenis, tanda gejala, proses terjadi) 2. Cara pengendalian schizoprenia 3. Cara merawat pasien schizoprenia Sasaran : keluarga Target : Penderita Waktu : 13.00 – 14.00 WIB Tempat : Skills Lab PSIK FK UGM Tujuan Instruksional Umum Setelah mendapatkan pengetahuan mengenai pentingnya kontrol dan perawatan pada penderita schizoprenia, keluarga mampu mengaplikasikan di rumah secara optimal.
Tujuan Instruksional Khusus Setelah mendapatkan pengetahuan dari perawat, keluarga mampu: 1. Mengetahui secara pasti tentang schizoprenia 2. Mengenali masalah pasien yang memicu timbulnya schizoprenia 3. Mengetahui cara untuk mengendalikan dan mencegah schizoprenia 4. Mengetahui cara merawat pasien dengan schizoprenia 5. Mendapatkan cara untuk mencari pertolongan dan pengobatan Kegiatan 1. Penjelasan secara langsung 2. Pemberian informasi melalui poster dan leaflet Metode Sharing dan tanya jawab, praktek secara langsung. Tindakan keperawatan untuk keluarga 1. Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat penderita, pada diskusi ini, dimulai dengan subjek yang paling tidak mengancam secara emosi. 2. Mengedukasi pendidikan kesehatan mengenai pengertian halusisnasi maupun kekerasan yang meliputi tanda dan gejala. 3. Mengeduaksi cara merawat pasirn fengan schizophrenia. 4. Melatih keluarga untuk merawat pasien secara langsung dihadapan pasien. 5. Mendiskusian dengan keluaga tentang cara yang efektif untuk menunjukkan perasaan marah. 6. Membantu keluarga untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien secara realistis. 7. Mengajarkan keluarga untuk dapat membuat pasien mengungkapkan marah secara verbal. 8. Mencegah bahaya fisik dengan cara menyingkirikan benda-benda yang potensial menjadi senjata.
9. Sediakan jalan keluar secara fisik untuk mengungkapkan marah, misalnya memukul bantal atau karung pasir. 10. Mendukung keluarga untuk menganjurkan terangga untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam memberi keamanan pada penderita. 11. Memberikan sumber dukungan spiritual untuk keluarga. 12. Discharge planning, membantu merencakan perawatan pasien dirumah, misalnya meningatkan jadwal minum obat, membantu mengatur jadwal aktivitas/kegiatan.