Etika Bisnis.docx

  • Uploaded by: Arif Alghifari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Etika Bisnis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,063
  • Pages: 11
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Pada tahun 1998 perekonomian Indonesia memasuki masa yang sangat sulit. Perekonomian yang saat ini terpusat pada usaha-usaha besar. Dalam membangun perekonomian Indonesia saat itu, ada jutaan orang yang menggeluti usaha mikro, kecil dan menengah. Namun, krisis ekonomi justru menyadarkan mereka akan pentingnya semua itu. (Dede Jajang Suyaman. 2015 : hal. 1-2) Ada jutaan orang yang memilih tidak bekerja pada orang lain dan membuka usha sendiri. Namun mereka belum layak disebut entrepreneur. Kalau mereka hanya sekedar membuka warung, berusaha seadanya, sekedar untuk hidup maka mereka hanyalah pedagang biasa. Seorang pengusaha atau pembisnis adalah orang yang usahanya terus-menerus tumbuh dari waktu ke waktu dengan kegigihaannya dan kejujuran yang dimilikinya. (Dede Jajang Suyaman. 2015 : hal. 2-3) Seiring perkembangan zaman, banyak orang yang membangun bisnis.

Persaingan

antar

perusahaan

menyebabkan

terjadinya

penyimpangan atau pelanggaran dalam berbisnis. Padahal, etika dalam berbisnis sangat penting. Dengan adanya etika yang baik, maka akan membuat nama perusahaan atau bisnis kita menjadi lebih maju dan terus berkembang. Kepercayaan perusahaan lain atau konsumen adalah kunci utama dalam berbisnis. Namun, banyak pembisnis yang mengambil jalan pintas untuk mendapatkan hasil yang lebih menguntungkan dengan cara yang cepat. Banyak orang tertipu, tertejebak, terhipnotis akan cara instan dalam berbisnis yang dampaknya akan merugikan diri sendiri dan oranglain.

1

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari etika berbisnis tersebut? 2. Bagaimana pemahaman etika dalam berbisnis? 3. Apa pengertian dari tanggungjawab sosial dalam berbisnis? 4. bagaimana penerapan tanggungjawab social dalam berbisnis?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian etika bisnis. 2. Mengetahui pemahaman etika dalam berbisnis. 3. Mengetahui pengertian dari tanggungjawab sosial dalam berbisnis 4. Mengetahui penerapan tanggungjawab sosial dalam berbisnis.

2

BAB II PEMBAHASAN

A. ETIKA BERBISNIS

Salah satu aspek yang sangat popular dan mendapat perhatian dalam dunia bisnis sekarang ini adalah perlunya etika dan moral. Etika bisnis selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, ia juga sangat menentukan maju mundur nya suatu perusahaan. (Riane Johaly Pio. 2018 : hal 5)

Menurut Zioumeteretika bisinis adalah suatu kode etika perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma dalam membantu mengambil keputusan dan memecahkan permasalahan yang telah dihadapi. (Riane Johaly Pio. 2018 : hal 5)

Etika juga adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak benar, oleh karena itu perilaku etika berperan dalam melakukan apa yang benar dan baik untuk menentang apa yang salah dan apa yang buruk. Etika memiliki beragam makna yang berbeda, tetapi secara garis besar terdapat dua makna etika yaitu prinsip tingkah laku yang mengatur individu dan kelompok, dan kajian moralitas untuk bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai. (Riane Johaly Pio. 2018 : hal 5). Beberapa sumber menyebut etika sebagai suatu pedoman untuk mendapatkan hidup yang bernilai atau bermartabat. Untuk itulah, etika memberikan petunjuk tindakan-tindakan apa yang benar dan apa yang salah. Etika mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang benar dan salah dengan menggunakan metode “reasoning”, bukan benar salah menurut kepercayaan atau tradisi. Oleh karena itu selalu ada “reason” (alasan)

3

mengapa kita harus memegang teguh etika. (Dede Jajang Suyaman. 2015 : hal. 74) Etika memberikan paduan bagi manuisa unuk bertingah laku sesuai dengan nilai-nilai moralitas seperti benar dan salah atau baik dan jahat yang berhubungan dengan filsafat. Moral atau etika normative sebagai penyelidikan normatid dan buku sebagai ilmu murni yang deskripsi, dimana ia tidak memberikan pilihan-pilihan yang netral daripraktek moral yang ada , tetapi mengatur pokok persoaalan yang tegas. Tujuannya adalah memahami perilaku baik moral atau immoral dengan tujuan membuat pertimbangan yang cukup beralasan dan akhirnya proses rekomondasi yang memadai. . (Riane Johaly Pio. 2018 : hal 5)

Ketika minat berwirausaha tumbuh subur di Indonesia, timbul anggapan bahwa kewirausahaan adalah alat yang paling tangguh untuk mengejar kekayaan. Kewirausahaan diartikan sebagai usaha untuk mencari uang dan cara cepat menjadi kaya. ( Dede Jajang Suyaman. 2015 : hal. 71) Sebagian orang memilih bekerja keras dan membangun usaha dengan keringat dan air mata. Namun, sebagian orang mengambil jalan pintas. Mereka yang mengambil jalan pintas ini menerima order dan mengambil uang, tapi tidak pernah menyerahkan hasil pekerjaan yang berkualitas. Mereka membuka usaha money games, pinjaman berantai, inventasi palsu, atau segala sesuatu yang menggiurkan, tapi merugikan banyak orang. Mereka membuat armada penerbangan dengan tarip murah, tapi mengorbankan keselamat penumpang. Mereka menjual saham dengan harga tinggi, tapi laporan keuangannya tidak jujur. (Dede Jajang Suyaman. 2015 : hal. 71) Segala tindakan yang melawan hukum alam biasanya dengan pelanggaran etika. Ketika proses dipotong, cara instan ditempuh, persoalan-persoalan etika layak dipertanyakan. Tentu saja setiap orang berhak untuk menjadi kaya. Namun, dengan cara instan atau dengan kaya otomatis dapat menjadi wirausaha yang bergelimbang harta? Tentu saja

4

tidak, karena seseorang berwirausaha bukan hanya untuk sehari atau dua hari, setahun atau dua tahun. (Dede Jajang Suyaman. 2015 : hal. 72) Kewirausahaan adalah sebuah pilihan hidup, yang melekat di sepanjang hidup seseorang. Jika kita terlalu emosi, serakah, ingin serba instan, bisa jadi bukan keberhasilan atau kesejahteraan yang diraih. Melainkan kebencian, cacian, peristiwa hukum, dan penjara yang menanti. Lebih baik tumbuh bertahap, tapi langgeng daripada dalam sekejap lalu hancur dan merugikan. (Dede Jajang Suyaman. 2015 : hal. 72-73) Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar berbisnis dapat dilakukan dengan etis adalah; 1. Berprilaku jujur dalam menjalankan aktivitas bisnis. Ini meliputi seluruh aspek dalam menjalankan usaha. Misalnya dalam aspek produksi, berprilaku jujur berarti kita menghasilkan produk sesuai dengan standar kualitas, aman di konsumsi orang lain, dan memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan oleh hukum maupun pembeli. Jujur juga berarti terbuka, menyebutkan segala kekurangan dan bahaya yang timbul dari produk tersebut. Jujur dalam berproduksi memasarkan dan membayar pajak. 2. Mentaati tata nilai. Dalam melakukan aktifitas bisnis, ada tata nilai yang tidak tertulis yang berlaku universal dan harus kita jalankan. Misalnya nilai sama-sama untung (win-win), saling menghormati, memberi tahu, mencegah kerugian pihak lain, keterbukaan, adil, santun, melayani dan seterusnya. 3. “Walk The Talk” bermakna konsisten antara apa yang dilakukan dengan apa yang di ucapkan. Hal ini berarti sebagai seorang wirausaha, perlu berkerja keras untuk menjadi contoh dan menjalankan hal-hal yang positif yang kita ucapkan. Dalam menjalankan aktifitas usaha, hal tersebut akan menjadi patokan dalam tindakan keseharian maupun keputusankeputusahan yang dibuatnya. (Dede Jajang Suyaman. 2015 : hal. 73)

5

B. PEMAHAMAN MENGENAI ETIKA BERBISNIS Dalam berwirausaha, apapun juga bisnis yang ditekuni, ingatlah, bahwa usaha yang langgeng adalah usaha yang dijunjung oleh nilai-nilai etika. Berbagai studi menemukan, perusahan-perusahan yang tumbuh menjadi besar bukanlah perusahaan yang diawali oleh manager-manager hebat yang di gaji mahal. Demikian juga bukan modal kuat atau kecerdasaan para pendirinya. (Dede Jajang Suyaman. 2015 : hal. 74) Perusahaan yang tumbuh menjadi besar justru diawali dari orangorang biasa yang sedari awal memegang teguh nilai-nilai moral dan etika. Mereka menjaga kepercayaan dan tidak sembarangan dalam berkata, ataupun dalam bertindak. Mereka berkerja dengan tata nilai dan merekrut orang dengan melihat nilai-nilai yang di anutnya. Mereka menanamkan nilai-nilai yang sehat sedari awal. (Dede Jajang Suyaman. 2015 : hal. 74) Selalu ada alasan mengapa seseorang mengambil tindakan A, dan bukan B. Peter Koestenbaum (2002) memberikan formula untuk memahami etika sebagai “melayani sesama”. Karena keberadaan kita ditentukan oleh adanya orang lain, maka janganlah melakukan sesuatu pada orang lain atas apa yang kita sendiri tidak senang menerimanya. Melayani sesame juga berarti anda mau melihat dari kacamata orang lain. (Dede Jajang Suyaman. 2015 : hal. 76) Terkadang, orang tidak menyadari bahwa perbuatannya akan mencelakakan orang lain sebelum waktunya tiba. Dalam konteks yang lebih luas, “melayani sesama” juga berarti anda menjadi seorang yang lebih dari orang yang mengembangkan orang lain. Yang berarti bahwa, kita dapat menjadi mentor atau guru yang membantu orang lain (karyawan). Bekerja lah dengan tata nilai. Bangunlah nilai-nilai dan terapkan dalam hidup kita, dalam usaha yang kita bangun. Janganlah melakukan sesuatu pada orang lain yang kita semdiri tidak ingin mengalaminya. (Dede Jajang Suyaman. 2015 : hal. 76)

6

C. TANGGUNGJAWAB SOSIAL DALAM BERBINIS Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu kewajiban perseroan di Indonesia dalam mewujudkan transpirasi pembangunan. Pengungkapan tanggung jawab sosial dianggap sebagai media untuk membutikan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat. Apabila perusahaan mempunyai ikatan dengan perusahaan asing maka akan mendapatkan dukungan dalam mengungkapkan tanggung jawab sosial. (Niwayan Oktariri,dkk. 2014 : hal 406) Pada dasarnya tanggung jawab sosial pada prinsip-prinsip tata kelola yang baik yaitu prinsip akuntabilitas, transparansi, taat hukum dan partisipasi masyarakat. (Godwin limberg. 2009 : hal 8) Satu hal yang menarik adalah bahwa seringkali kepatuhan pada hukum dicantumkan sebagai salah satu prinsip tanggung jawab sosial. Kenyataan bahwa diperlukan penegasan seperti menunjukan bahwa banyak pihak belum bertanggung jawab, oleh karena itu sebaiknya semua pihak harus mematuhi peraturan yang berlaku. (Godwin limberg. 2009 : hal 8) Berdasarkan acuan ini dan pengamatan di lapangan diidentifikasi prinsip-prinsip berikut yang penting dalam mengembangkan tanggung jawab sosial: a. Mematuhi peraturan yang ada b. Akuntabilitas c. Transparansi d. Berprilaku etis e. Mengikuti norma dan konvensi internasional. f. Menghargai hak asasi manusia. g. Menghargai dan mementingkan pihal lain.

7

h. Inklusif, melibatkan pihak-pihak dalam pelaksanaan tanggungjawab sosial. i. Adaptif, menyesuaikan pelaksanaan tanggung jawab sosial dengan kondisi. j. Profesional dalam melakukan tanggung jawab sosial. Hutang, profitabilitas tanggung jawab lingkungan berpengaruh signifikan

pada penggungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Perusahaan harus lebih proaktif dalam melaksanakan program tanggung jawab sosial sehingga perusahaan dapat terealisasi dengan baik. (Niwayan Oktarini. 2014 : hal 413-414) Faktor yang mempengaruhi pengungkapan tangung jawab sosial dalam perusahaan yaitu sebagai berikut : 1.

Ukuran perusahaan dan komite audit memiliki pengaruh yang positif dalam mengungkapkan tanggung jawab sosial

2.

Semakin besar sumber daya yang dimiliki oleh perusahan semakin besar

pula

usaha

untuk

memperoleh

legitimasi

melalui

pengungkapan dan tanggung jawab sosial 3.

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak kegiatan operasional

perusahaan

yang

ditimbulkan

tidak

langsung

mengubah sudut pandang perusahaan. ( Aditya Darmawan Krisna, dkk. 2016 : hal125-126) 4.

Leverage merupakan perbandingan antara hutang dan aktiva. Dengan memperoleh dana melalui hutang para pembisnis dapat mempertahankan kendali mereka akan perusahaan dan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan.

5.

Variable likuiditas memberikan pengaruh terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Didasarkan oleh kuatnya uang suatu perusahaan. Didasarkan oleh kuatnya uang suatu perusahaan. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang rendah akan lebih focus terhadap perbaikan kinerja ekonomi perusahaan.

8

6.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dan investor jangka panjang akan sangat memperhatikan tingkat profitabilitas perusahaan karena dapat memprediksi tingkat keuntungan yang diperoleh.(Agustya Kurratul Aini. 2015 : hal 6-7)

D. PENERAPAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB SOSIAL Perhatian terhadap tanggung jawab sosial dan etika bisnis makin besar dan mulai banyak wirausaha sadar bahwa keberhasilan harus dibangun dari penghargaan dan kepercayaan masyarakat. Melalui penerapan tanggung jawab sosial diharapkan agar ketiga segi ini seperti, manusia atau faktor sosial, keuntungan atau faktor ekonomi, dan bumi atau faktor lingkungan, tetap dalam keadaan seimbang. Keadaan ide yang di harapkan mendukung pembangunan berkelanjutan. Karena itu pemahaman tanggung jawab sosial meliputi ketiga faktor dan pada dasarnya di maksudkan untuk, sebagai berikut: a. Mengutamakan atau melindungi kepentingan umum b. Menganut kebijakan tidak merugikan pihak lain c. Melakukan kegiatan secara bertanggung jawab Penerapan secara konsisten diharapkan akan menciptakan keadaan yang ideal. Dialam nyata keadaan tidak selalu ideal seringkali prinsipprinsip sukar diterapkan. Setiap prinsip dijabarkan dari segi definisi dan konsep, kesulitan yang diamati dalam penerapan masing-masing prinsip serta beberapa prinsip

yang muncul akibat

tidak atau kurang

diperhatikannya prinsip ini. (Godwin Limberg. 2009 : hal 8)

9

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Etika memiliki beragam makna yang berbeda, tetapi secara garis besar terdapat dua makna etika yaitu prinsip tingkah laku yang mengatur individu dan kelompok, dan kajian moralitas untuk bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai. Etika memberikan paduan bagi manuisa unuk bertingah laku sesuai dengan nilai-nilai moralitas seperti benar dan salah atau baik dan jahat yang berhubungan dengan filsafat. Beberapa sumber menyebut etika sebagai suatu pedoman untuk mendapatkan hidup yang bernilai atau bermartabat 2. Pemahaman etikadalam bisnis atau suatu perusahaan yang tumbuh menjadi besar justru diawali dari orang-orang biasa yang sedari awal memegang teguh nilai-nilai moral dan etika. Mereka menjaga kepercayaan dan tidak sembarangan dalam berkata, ataupun dalam bertindak. 3. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu kewajiban perseroan di Indonesia dalam mewujudkan transpirasi pembangunan. Pengungkapan tanggung jawab sosial dianggap sebagai media untuk membutikan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat. 4. Pemahaman tanggung jawab sosial meliputi ketiga faktor dan pada dasarnya

di

maksudkan

untuk

mengutamakan

atau

melindungi

kepentingan umum, menganut kebijakan tidak merugikan pihak lain, melakukan kegiatan secara bertanggung jawab. Penerapan secara konsisten diharapkan akan menciptakan keadaan yang ideal.

10

3.2 SARAN Semoga makalah ini dapat berguna untuk kita semua. Mohon maaf atas segala kesalahan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena kami sebagai manusia sadar akan banyaknya kesalahan dari materi yang kami ambil sebagai bahan makalah kami. Kami mengucapkan banyak terima kasih.

11

Related Documents

Etika
October 2019 60
Etika
June 2020 42
Etika
May 2020 37
Etika
June 2020 44
Etika
May 2020 44
Etika
June 2020 28

More Documents from ""