MAKALAH TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI CYCADOPHYTA (Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi)
Dosen Pengampu : HELVIANA ROZA CHANDAU, M.Si
DISUSUN OLEH :
1. BETTI WIDIA SARI
(1711060155)
2. NUSA INTAN ASY SYIFA
(1711060083)
3. TRI OKTA VIANUR
(1711060117)
4. YASINTA TRIYAS PRATIWI
(1711060125)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan berkat rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini adalah “DIVISI CYCADOPHYTA”. Makalah ini menyajikan materi yang mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca. Makalah ini juga menjadi bahan ajar bagi dosen dan mahasiswa dan untuk menggali ilmu secara mandiri, mencari untuk menemukan aspirasi, motivasi dan dapat berkarya sehingga bermamfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga penyajian makalah selanjutnya dapat kami tingkatkan. Semoga makalah ini dapat membantu mengantarkan pembaca untuk mencapai sukses dalam pendidikan, kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Bandar Lampung, 14 Maret 2019
Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR…………………………………………………….........ii DAFTAR ISI…………………………………………………………………...iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang…………………………………………………………1 1.2. Rumusan Masalah………………………………………………….......2 1.3. Tujuan……………………………………………………………….….2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dari Tumbuhan………………………………………………3 2.2 Ciri – Ciri Tumbuhan Umum dan Khusus……………………………....3 2.3 Klasifikasi………………………………………………………….…….5 2.4 Cara Hidup dan Habitat………………………………………………….6 2.5 Cara Reproduksi dan Perkembangannya…………………………….......6 2.6 Peranan dan Manfaatnya………………………………………………...11 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..…12 3.2 Saran…………………………………………………………………….12 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Di dunia ini terdapat lebih dari 280.000 spesies tumbuhan, belum termasuk sekitar 100.000 spesies jamur, yang kesemuanya telah diidentifikasidan telah diberi nama sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ada pendapatyang mengelompokan kedalam tumbuhan karena kemiripannya dan ada juga yang mengelompokkan nya tersendiri karena jamur tidak berklorofil. Dari keseluruhan tumbuhan yang tersebar dimuka bumi, sekitar 10% diantaranya berada di Indonesia. Tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih tinggi, yaitu tumbuhan tingkat tinggi (Phanerogamae), dimasukkan dalam satu divisio, spermatophyta yang terbagi atas Gymnospermae dan Angiospermae. Angiospermae terbagi lagi atas Monocotyledonea dan Dicotyledone. Manusia telah memanfaatkan tumbuhan sebagai tanaman sumber
bahan
makanan (tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman sayuran, dantanaman buah-buahan", sumber bahan obat, sumber bahan rempah bumbu,sumber tanaman hias, sumber bahan kerajinan industri, sumber bahan sandang, dan sumber bahan papan. Agar spesies tumbuhan tersebut dapat dikenali karena kaitannya dengan peranannya dalam bidang produksi tanaman se!ara efektif dan produktif, maka perlu dikaji pengetahuan tentang klasifikasitumbuhan, sehingga semua tumbuhan dapat dikelompokkan se!arataksonomis berdasarkan ciri-ciri yang spesifik.
B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud Divisi Cycadophyta? 2. Apa saja ciri umum dan ciri khusus dari tumbuhan Divisi Cycadophyta? 3. Apa sajakah klasifikasi dari Divisi Cycadophyta ? 4. Bagaimana reproduksi dan perkembangan Divisi Cycadophyta?
5. Apa saja peranan dan manfaat dari Divisi Cycadophyta?
C. Tujuan 1. Agar dapat mengetahui Pengertian Divisi Cycadophyta. 2. Agar dapat mengetahui ciri umum dan ciri khusus dari Divisi Cycadophyta. 3. Agar dapat mengetahui klasifikasi dari spesies Cycas rumphii. 4.
Agar dapat mengetahui proses reproduksi dan perkembangan Divisi Cycadophyta.
5. Agar dapat mengetahui peranan dan manfaat dari Divisi Cycadophyta.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dari Tumbuhan Cycadinae hanya terdiri atas satu bangsa yaitu Cycadales dengan satu suku Cycadaceae. Rupanya kelompok tumbuhan ini telah muncul diatas bumi kita menjelang akhir zaman paleozoikum. Habitatusnya merupai palma, berkayu, tidak atau sedikit sekali bercabang, teras besar, korteks tebal. Penebalan sekunder kadangkadang disebabkan oleh beberapa cambium yang berbentuk lingkaran. Daun tersusun dalam rozet batang, berbagi menyirip atau menyirip, yang masih muda tergulung seperti daun paku. Sporofil tersusun dalam strobilus yang berumah dua. Strobilus selalu terminal, tanpa bagian-bagian yang merupai daun pada pangkalnya. Sporofil berbentuk sisik dengan banyak mikrosporongium. Pada Cycas makrosporofil berbagai menyirip dengan 2-5 bakal biji. Bakal biji hanya mempunyai satu integument yang tebal. Dalam nuselus dibawah mikrofil terdapat sebuah ruang, ruang serbuk sari. Makroprotalium besar, pada bagian yang menghadap mikrofil terdapat ruang arkegonium dengan beberapa arkegonium dibawahnya yang mempunyai sel telur yang besar, inti saluran perut yang segera lenyap dan dua sel dinding leher. 1
2.2 Ciri Ciri Umum Cycadophyta Cycadophyta terdiri dari sekitar 185 spesies. Batang pada Cycadophyta tidak bercabang, daun-daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucuk batang yang memanjang. Habitus (perawakan) Cycadophyta menyerupai pohon palem. Beberapa jenis Cycadophyta memiliki pohon amat pendek, jenis yang lain dapat mencapai tinggi 9 meter, tetapi kebanyakan tingginya sekitar 2 meter. Semua anggota 1
Neil A. Campbell. “Biologi Jilid Kedua” (Jakarta : Erlangga. 2008: hal 187)
Cycadophyta berumah dua. Strobilus yang di hasilkan berukuran besar namun ratarata reproduksinya rendah. Penyerbukan sering dibantu oleh serangga yang tertarik dengan aroma yang dihasilkan strobilus jantan dan betina. Tumbuhan Cycadophyta ini merupakan tumbuhan biji yang primitif. Daunnya tersusun dalam roset batang , menyirip atau berbagi menyirip. Strobilus jantan dan betina terdapat di ujung batang pada pohon yang berbeda (berumah dua). Contoh dari divisi Cycadophyta yaitu pakis haji.2 Adapun ciri-ciri dari pakis haji adalah : 1. Beberapa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon. 2. Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda. 3. Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung. 4. Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak. 5. Strobilus terminalis, uniseksualitas, dioecious. 6. Strobilus jantan megandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan mikrosporangia pada permukaan bawah. 7. Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan 8. Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil. 9. Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan kompak.
Deden Mudiana. “Cycas rumphii Miq. Disepanjang sungai Maningo, taman wisata
2
alam cani sirenreng”. Jurnal bumi lestari. Vol.9, No.2. 2009. hal. 21.
2.3 Klasifikasi Pakis Haji Kingdom : Plantae Divisi
: Cycadophyta
Ordo
: Cycadales
Famili
: Cycadaceae
Genus
: Cycas
Spesies
: Cycas rumphii
Pakis haji berbentuk seperti kelapa sawit dan sering di gunakan untuk tanaman hias. Pakis haji atau populer juga dengan nama sikas adalah sekelompok tumbuhan berbiji terbuka yang tergabung dalam marga pakis haji atau cycas dan juga merupakan satu-satunya genus dalam suku Cycadaceae. Pakis haji berhabitus mirip palem, namun sebenarnya sangat jauh kekerabatannya. Kemiripan ini berasal dari susunan anak daun nya yang tersusun berpasangan. Semua pakis haji berumah dua (dioecious) sehingga terdapat tumbuhan jantan dan betina. Serbuk sari dihasilkan oleh tumbuhan jantan dari runjung besar yang tumbuh dari ujung batang. Alat betina mirip daun dengan biji-biji tumbuhndi samping. Alat betina tumbuh dari sela-selaketiak daun. Akar beberapa jenis pakis haji dapat diinfeksi oleh sejenis Cyanobacteria, Anabaena cycadeae, yang pada gilirannya menguntungkan kedua pihak (simbiosis mutualisme). Akar yang terinfeksi akan membentuk semacam bintil-bintil yang berisi
jasad renik tersebut. Beberapa pakis haji yang besar dapat di makan bagian teras batangnya, karena mengandung pati.3
2.4 Cara Hidup Dan Habitat Cycadophyta (Sikas) Tumbuhan ini merupakan tumbuhan biji yang primitif. Golongan sikas di temukan di daerah tropis hingga sub-tropis. Di Indonesia di kenal pakis haji (cycas rumphii), merupakan tanaman hias, akarnya bersimbiosis dengan ganggang biru (Anabaena) yang dapat mengikat nitrogen.
2.5 Reproduksi Dan Perkembangan Cycadophyta Reproduksi pada divisio cycadophyta dibantu oleh serangga. Strobilus jantan yang menghasilkan serbuk sari berupa mikrospora akan terbawa oleh serangga yang hinggap pada strobilus tersebut. Kemudian serangga akan hinggap pada strobolus betina sehingga terjadi polinasi. Contoh spesies dari divisio ini adalah pakis haji (Cycas rumphii).4
Deden Mudiana. “Cycas rumphii Miq. Disepanjang sungai Maningo, taman wisata alam cani sirenreng”. Jurnal bumi lestari. Vol.9, No.2. 2009. hal. 21. 4 Gembong Tjitrosoepomo, “Taksonomi tumbuhan (spermatophyte)”. (Yogyakarta: 3
gadjah mada university pres. 2013. Hal 13)
Menjelang waktu persarian atau penyerbukan, bakal biji mengeluarkan tetes penyerbukan untuk menangkap serbuk sari yang ketika jatuh disitu telah membentuk suatu sel protalium dengan sel generatif. Jika tetes penyerbukan jadi kering, serbuk sari itu lalu seakan-akan diisap ke dalam dan masuk ke dalam ruang serbuk sari yang telah berhasil menangkap serbuk sari lalu menutup. Tetapi ke arah dalam ruang serbuk ini membuat hubungan dengan ruang arkegonium dengan melarut sel-sel nuselus. Eksin serbuk sari lalu pecah dan serbuk sari berkecambah menjadi bulu serbuk sari yang lalu masuk dengan mendesak jaringan nuselus. Bulu setbuk sari atau (mikroprotalium) ini fungsinya belum seperti pada angiospermae (membawa inti generative ke sel telur), melainkan hanya untuk kekuatan dan makanan kepada gametofit kelamin jantan dalam ruang serbuk sari. Bersamaan dengan pembentukan bulu serbuk sari itu sel generative lalu membelah menjadi sel tangkai dan sel spermatogen. Sel spermatogen ini seterusnya membelah lagi menjadi dua sel sperma, yang masing-masing lalu menjelma menjadi spermatozoid yang dapat bergerak dengan bebas. Kedua spermatozoid itu akhirnya di desak keluar dari buluh serbuk sari. Spermatozoid itu tergolong sel yang besar, dan diameter sampai 0,3mm, bentuknya seperti siput dengan buluh-buluh cambuk yang melingkar seperti spiral yang dapat berenang menuju ke arkegonium melalui cairan yang rupa-rupanya dikeluarkan oleh buluh serbuk sari ke dalam ruang arkegonium. Salah satu dari
spermatozoid itu setelah melepaskan kulit beserta buluh-buluh cambuknya, lalu masuk ke dalam sel telur, dan intinya bersatu dengan sel telur, dari penyerbukan sampai terjadinya pembuahan di perlukan waktu sampai beberapa bulan. 5
Perkembangan pakis haji. Semua gymnospermae adalah heterostrop, artinya mempunyai dua macam spora, yaitu mikrospora dan megaspore. Mikrospora atau polen menghasilkan gametofit betina, dan pada gametofit ini terbentuk arkegonia. Kedua macam spora yang dihasilkan di dalam sporangia yang terdapat pada sporofil yang tersusun spiral pada aksis strobilus.6 Tumbuhan berbiji membentuk struktur megasporongia dan mikrosporongia yang berkumpul pada suatu sumbuh pendek. Misalnya struktur seperti konus atau strobilus pada conifer dan bunga pada tumbuhan berbunga. Seperti halnya pada 5
Gembong Tjitrosoepomo, “Taksonomi tumbuhan (spermatophyte)”. (Yogyakarta:
gadjah mada university pres. 2013. Hal 14)
6
Gembong Tjitrosoepomo, “Taksonomi tumbuhan (spermatophyte)”. (Yogyakarta:
gadjah mada university pres. 2013. Hal 16)
tumbuhan lain, spora pada tumbuhan berbiji dihasilkan melalui meiosis di dalam sporangia. Akan tetapi, pada tumbuhan berbiji, megaspora tidak dilepaskan melainkan dipertahankan. Megaspore mendukung perkembangan gametofit betina dan menyediakan makanan serta air. Gametofit betina akan tetap berada dalam sporangium, menjadi matang dan memelihara generasi sporofit berikutnya setelah terjadi pembuahan. Pada mikrosporangium, produk meiosis berupa mikrospora. Mikrospora yang mencapai sporofit akan berkecambah membentuk serbuk sari yang tumbuh menuju ke arah bakal biji untuk membuahi gametofit betina. Pada tumbuhan berbiji, istilah mikrospora merupakan serbuk sari, mikrosporangium merupakan kantung serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan benang sari. Istilah megaspora merupakannbakal biji, dan megasporofil merupakan daun buah (karpela). Sporofit yang menghasilkan mikrosporofil dengan mikrosporongia disebut mikrosporongiat
atau
strobilus
jantan
(staminate
cones),
sedangkan
yang
menghasilakan megasporofil dengan ovulum (bersama megasprongia) disebut megasporongiat atau storobili betina (pistillate cones). Mokrospora dan megaspore bersifat haploid, dan berkembang sebagai hasil pembelahan meiosis sel induk sopra. Ukuran dan letak strobili pada tanaman bervariasi.7 Strobilus jantan susun atas mikrosporofil. Setiap mikrosporofil mengadung dua mikrospora yang masing-masing akan menghasilkan 4 mikrospora haploid (n). mikrospora ini akan menjadi setelah menjantan atau serbuk sari pollen. Strobilus betina tersusun atas daun buah (makrosporofil). Setiap makrosporofil tersebut berbentuk sisik dan mengandung dua ovulum. Makrosporofil tersebut dilindungi oleh makrosporangium yang didalamnya mengandung sel induk makrospora. Sel induk membela secara meiosis menghasilkan empat makrospora. Tiga makrospora akan tereduksi. Akibatnya, hanya satu makrospora yang akan berkembang menjadi sel telur. John W. Kimball. “Biologi jilid 2”. (Jakarta : Erlangga. 1992. hal. 338.
7
Zigot lalu tumbuh menjadi proembrio. Hanya ujung bawahnya saja yang bersel banyak dan hanya bagian bawah sel-sel itu yang merupakan embrio yang sesungguhnya. Bagian atasnya dinamakan pendukung embrio atau suspensor, yang lalu memanjang dan mendesak embrio ke dalam protalium. Protalium mempunyai fungsi seperti endosperm pada angiospermae. 8
8
John W. Kimball. “Biologi jilid 2”. (Jakarta : Erlangga. 1992. hal. 339.
2.6 Peranan Dan Manfaat Bijinya dapat dimakan, diolah menjadi tepung. Daun yang paling muda dimakan sebagai sayur. Batangnya dapat menghasilkan semacam sagu. Tapal dari biji dan pepagan dipakai untuk menyembuhkan pegal-pegal dan gangguan kulit. Jenis ini juga penting sebagai tanaman hias. Getah Cycas rumphii berkhasiat sebagai obat disentri, rambut batangnya untuk mengobati luka baru dan daunnya untuk pembersih darah sehabis melahirkan. Cycas rumphii sebagai tanaman hias, sebagian akarnya merupakan yang dinamakan akar bunga karang yang didalamnya terdapat ganggang biru Anabaena, yang dapat mengikat N udara.9
Sunarti, Siti. dkk. “Keanekaragaman jenis gymnospermae di pulau wawoni,
9
Sulawesi tenggara”. Jurnal biologi Indonesia. Vol.9,no.1.2013
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 1. Cycadophyta
adalah divisi dari
anggota gymnospermae (tumbuhan
berbiji
terbuka). Tumbuhan ini merupakan tumbuhan biji yang primitif, hidup di daerah tropis dan subtropis
2. Ciri – ciri tumbuhan divisi cycadophyta Batang pada cycadophyta tidak bercabang, daun-daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucuk batang yang memanjang. Habitus (perawakan) cycadophyta menyerupai pohon palem. 3. Adpun klasifikasi spesies cycas rumphii yaitu Kingdom : Plantae Divisi
: Cycadophyta
Ordo
: Cycadales
Famili
: Cycadaceae
Genus
: Cycas
Spesies
: Cycas rumphii
4. Banyak di temukan di daerah tropis hingga sub-tropis. Di Indonesia di kenal pakis haji (cycas rumphii), merupakan tanaman hias, akarnya bersimbiosis dengan ganggang biru (Anabaena) yang dapat mengikat nitrogen. 5. Peranan dan manfaat dari divisi cycadophyta bijinya dapat dimakan, diolah menjadi tepung. Daun yang paling muda dimakan sebagai sayur. Cycas rumphii sebagai tanaman hias, sebagian akarnya merupakan yang dinamakan akar bunga karang. 6. Reproduksi pada divisi cycadophyta dibantu oleh serangga. Strobilus jantan yang menghasilkan serbuk sari berupa mikrospora akan terbawa oleh serangga yang hinggap pada strobilus tersebut. Kemudian serangga akan hinggap pada strobolus betina sehingga terjadi polinasi.
3.2 SARAN Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam penulisan makalh ini , oleh karena itu, kritik dan saran Dosen Pembimbing Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi yaitu Ibu Helviana Roza Chandau, M,Si serta teman-teman sekalian yang sifatnya membangun sangat kam harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2008. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Kimball, W J. 1987. Biologi Jilid 2. Erlangga: Jakarta
Mudiana, Deden. Cycas Rumphii Miq. Disepanjang Sungai Maningo, Taman Wisata Alam Cani Sirenreng. Jurnal Bumi Lestari. Vol.9, No.2,2009
Sunarti, Siti. Dkk. Keanekaragaman Jenis Gymnospermae Di Pulau Wawoni, Sulawesi Tenggara. Jurnal Biologi Indonesia. Vol.9,No.1.2013
Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta:Gadjah Mada University Pres